Kita tidak pernah tau alasan mengapa kita dilahirkan di dunia ini. Yang perlu kita tau mengapa kita harus berbuat baik kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Berbicara tentang alasan kita dilahirkan di dunia ini. Sampai umurku menginjak 24 tahun tepatnya setahun yang lalu aku belum pernah begitu serius berpikir atau bertanya kepada kedua orangtuaku tentang bagaimana dulu ia bertemu, bagaimana dulu aku dalam kandungan sampai lahir dan tumbuh hingga saat ini. Sampai akhirnya di umurku yang sekarang aku mengetahuinya sendiri.
Sekarang umurku sudah seperempat abad, kalian tau kan jika seperempat abad itu 25 tahun? Aku bukanlah mahasiswa atau anak sekolah. Bukan jamannya lagi pacaran sembunyi-sembunyi, ngambek Online atau tergiur janji nikah muda. Bisa dibilang levelku jauh diatas itu tapi dalam masalah menjaga diri, aku masih hebat dari beberapa remaja bucin di negeri ini.
Namaku Alma. Bukan singkatan dari Almarhum atau Almarhumah. Arti namaku lebih keren dari penampilanku. Lengkapnya sih, Al-maratus Sholihah. Kalau diartikan yaitu Wanita atau Istri yang solehah (Beruntungnya engkau wahai pria yang bisa mendapatkanku.) Aku adalah seorang wanita muda yang beranjak tua dan masih berstatus single (perlu kalian ingat, jangan pernah gunakan kata jomblo untuk seseorang berusia seperempat abad!) Saat ini aku kerja di sebuah kantor perusahaan swasta, posisi sebagai apa nanti kita bahas lebih lanjut.
Aku anak pertama dari tiga bersaudara dan aku adalah anak yang dulunya tidak pernah diinginkan oleh kedua orangtuaku. Kalian pasti akan bertanya kenapa aku tau? Kenapa aku berpikir seperti itu? Sudah ku jelaskan dari awal jika kita tidak pernah tau alasan mengapa kita dilahirkan di dunia ini. Aku pun demikian tak pernah tau alasan aku lahir namun yang pasti aku mengetahui jika kedua orangtuaku menikah dalam keadaan Accident In Love. Sampai saat ini mereka belum pernah berkata yang sejujurnya kepadaku tentang cerita masa lalu mereka.
Aku paham dan mengerti bagaimana perasaan mereka jika harus mengatakan kejadian itu padaku. Aku yakin mereka merahasiakannya dengan alasan menjaga perasaanku. Belum mendengar pengakuan dari mereka saja sudah membuat hatiku tercabik-cabik dan membuat mataku mengeluarkan air mata.
Darimana aku mengetahui semuanya? Itu berawal dari foto pernikahan kedua orangtuaku yang ku temukan di dalam lemari yang berisi tumpukan barang yang tak terpakai seperti piring, teko dll. Foto itu tidak begitu asing bagiku sebab sedari dulu, sejak aku kecil aku sering melihatnya bahkan album foto itu dulunya terletak di meja yang ada di ruang keluarga.
Awalnya aku membuka lembaran demi lembaran. Aku merasa terharu dan bahagia ketika melihat foto Ibu yang kala itu begitu cantik dan tiba-tiba saja dalam hatiku menyanyikan lagu 'Bunda' yang liriknya begini "Kataa mereka diriku slalu ditimaang...Oohh Bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatikuu" Namun kesedihan itu berubah menjadi kesedihan yang begitu pilu dan semakin membuatku menangis ketika aku melihat tanggal pernikahan mereka. Seketika aku panik dan takut dengan apa yang aku pikirkan. Kenyataan berkata jika di foto itu, tepatnta di sudut kanan bawah tertulis tanggal dan tahun yang tidak terlalu jauh dari bulan kelahiran ku.
Saat itu aku menenangkan diri sambil berulang kali menghitung kembali jarak bulan kelahiran ku dengan bulan pernikahan mereka. Tetap saja aku tak bisa mengalahkan kenyataan bahwa hanya berjarak 5 bulan setelah mereka menikah aku dilahirkan ke dunia ini. Hal itu semakin membuatku tak bisa mengetahui alasan mengapa aku harus dilahirkan di dunia ini!? Sedih? Iya sangat sedih, rasanya lebih sakit jika dibandingkan dengan melihat pasangan kita bermesraan dengan sahabat kita sendiri. Lebih sakit dari perkataan pacar kita yang selalu membandingkan berat badan kita dari mantannya! Hatiku sangat terluka saat itu...
Berhari-hari hingga berbulan-bulan lamanya aku merasa patah hati. Aku berusaha menyemangati diriku dengan mengingat kembali keceriaan dan kemesraan kedua orangtuaku dan diriku. Aku berusaha berdamai dengan hatiku yang sangat sulit menerima kenyataan. Aku takut, aku sedih, aku panik, akuu stress... Kata 'Anak haram, Anak tak diinginkan, Anak tanpa status' selalu menghantui pikiranku.
Hingga saat ini aku masih mengumpulkan niat untuk bisa menceritakan ini kepada kedua orangtuaku dan saat ini aku masih dalam keadaan terkontrol. Belum ada pikirkan untuk mengakhiri hidup atau melakukan tindakan merusak diri dengan barang haram ataupun melakukan dosa yang lainnya. Saat ini aku hanya bisa menjalani hari dengan banyak kepalsuan termasuk kegembiraan dan keceriaan. But it's ok, aku berjanji akan tetap hidup dan sehat serta menjauhi dosa hingga aku bisa mendengar dan berbicara langsung kepada kedua orangtuaku tentang hal ini dan ini juga alasan mengapa aku harus tetap hidup dan harus tetap sehat!
Namanya sama Kak kayak temenku. Maratus sholihah. Hehe.
Comment on chapter 1 | Al-maratus Sholihah - Dibalik Sebuah Alasan!