Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Teaser Devil Prince
MENU
About Us  

 

 

Entah sudah berapa lama Shevana berkutat dengan berkas-berkas di depan nya. Dia bahkan, menggunakan waktu yang harusnya saat ini dia sedang tidur cantik di ranjang kesayangan harus tertunda karena Dokumentasi yang harus Dia ajukan besok.

 

Astaga.. Shevana ingin berteriak kasar! Sungguh. Bahkan ini sudah larut, tetapi shevana masih harus menyelesaikan laporan sialan ini, malam ini juga! 

 

Devil itu.. Ah sudahlah! Sudah terlalu banyak umpatan yang menambah beban dosa shevana, dia tidak ingin menambah i lagi.

 

"Kau bisa melanjutkan nya lagi, besok. Ini sudah terlalu larut untuk waktu istirahat mu." ucap Leon yang sedikit tidak tega melihat shevana berusaha menahan rasa kantuk nya.

 

"Sebentar lagi, ini sudah hampir selesai. Kau bisa istirahat terlebih dahulu. Nanti, aku akan meminta bibi Mina untuk mengantarku keluar." jawab Shevana yang tidak mengalihkan pandanganya dari layar laptop di depannya.

 

Leon menghela nafas, "Terserah kau saja." balas nya melangkahkan kaki nya meninggalkan Shevana sendirian.

 

Shevana yang melihat kepergian Leon mendesah lelah. 

 

Apa dia tidak mengerti jika tadi, hanyalah jawaban basa-basi nya?

 

"Dasar tidak tahu malu. Ini juga karena_nya, tetapi malah memilih untuk istirahat duluan. Huft.. Ya sudahlah. Dia memang tidak peka!" gerutu Shevana merasa kesal. 

 

Sepeninggal Leon tadi, rasa kantuk kembali menghampiri Shevana.

Dia sangat mengantuk sekarang. dia mengusap wajahnya lelah, Hanya tinggal mengcopy dokumen dan mengirimkan nya ke email lelaki itu, dan Done. Finish!

 

'Come on! Shevana, kau pasti bisa.' ucapnya menyemangati. Lalu kembali berkutat dengan layar di depan nya.

 

Tak lama Leon kembali, dengan membawa dua cangkir kopi di kedua tangan nya.

Leon memandang wajah lelah itu, dengan sedikit merasa bersalah.

 

Tadinya dia hanya ingin memberi umpan untuk Shevana, yang ternyata jauh dari ekspetasi nya. Leon fikir, Shevana akan menolak untuk mengerjakanya saat itu juga. Jadi.. Dia bisa beralasan untuk mengharuskan Shevana untuk ikut dengan_nya mau tidak mau. Tapi..

 

Ya sudahlah. Jika sudah terjadi, mau di bilang apa?!

 

Leon menyelipkan kedua tanganya guna mengangkat tubuh kecil shevana, untuk membaringkan nya di tempat tidurnya.

 

Leon mengelus puncak kepala Shevana, rasa asing yang akhir-akhir ini sering dia rasakan kembali muncul saat melihat wajah polos di hadapanya sekarang.

 

Ada yang berbeda, leon merasa tenang melihat wajah damai itu terlelap di kamarnya. Bukan, Lebih tepatnya di sisi_nya.

 

"Apa yang sudah kau lakukan padaku Ana.." bisiknya pelan sebelum meninggalkan kecupan singkat di kening Shevana.

 

***

 

Suara kasak kusuk terdengar, membuat shevana mengeliat dalam tidurnya. Dia enggan membuka matanya, namun Sinar mentari yang menyelinap masuk dari sela-sela gorden kaca, memaksanya untuk membuka matanya.

Dia mengerjap, menyesuaikan sinar surya yang masuk ke retinanya. Dia menguap sembari mengucek pelan matanya.

 

"Maafkan saya menganggu tidur anda Miss." ucap seorang dengan wajah belasteran berseragam pelayannya.

 

Shevana yang melihat itu mengerutkan alisnya.

 

"Dimana ini.?" matanya menyusuri kamar besar itu.

 

"Penthouse Tuan muda Leon, nona." jelas pelayan itu.

 

Shevana mengerjap. Dia masih tidak mengerti.

 

Apa tadi katanya?

 

 Penthouse Leon?

 

Pelayan yang melihat raut kebingungan di wajah Shevana akhirnya kembali bicara. "Anda sekarang berada di penthouse Tuan muda, tepatnya di paris nona." jelas pelayan tadi.

 

"Paris?!" pekik shevana menatapnya terkejut. Dengan wajah binggung nya, pelayan itu hanya mengganguk kemudian berlalu untuk menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda tadi.

 

Sebelum benar-benar pergi, Shevana terlihat menanyakan keberadaan Leon. 

 

Dan Disinilah Dia sekarang. Berdiri dengan tangan bersedekap, menyorot tajam lelaki yang hanya memandang nya santai.

 

"Bisa kau jelaskan, apa maksudnya ini?" geramnya menahan amarah.

 

Mendongak, Leon menjawab santai. "Membawamu ke paris. Memangnya apa lagi?" Gezz.. Shevana memejamkan matanya. mengeram kesal mendengar jawaban Leon yang seolah menganggap semua ini bukanlah hal besar. 

 

"KAU TAHU AKU TAKUT NAIK PESAWAT! DAN KAU DENGAN SESUKA HATIMU MENCULIKKU KEMARI! SEBENARNYA APA YANG ADA DI KEPALA TAMPANMU ITU LEON! ASTAGA..." teriak shevana terengah meluapkan emosi yang sejak tadi sudah mengepul di kepalanya.

 

Leon meringis, "Bisa kau pelankan suaramu Ana? Teriakan mu bisa membuat pelayan disini berfikir lain tentangmu." shevana melotot. Bukan itu jawaban yang ingin di dengarnya.

 

"Memangnya apa peduliku! Dengan kau membawaku kemari dalam keadaan tertidur saja sudah membuat orang lain berfikir yang tidak-tidak tentangku." jawabnya melotot garang.

 

Leon mengulum senyum mendengar protesan Shevana.

 

"Tidak usah pikirkan mereka jika begitu, sudahlah.. Ayo kita sarapan, sejak semalam, kau belum memakan apapun." ajaknya menghampiri shevana yang masih betah melototinya dengan tatapan garang nya.

 

Shevana melirik sinis, "Apa pedulimu! Tidak usah berpura-pura baik dengan ku. Itu tidak merubah apapun."

 

Leon menghela nafas, "Ya sudah jika tidak mau." mendengar itu membuat Shevana kembali maradang.

 

"That Devil! benar-benar!!.." batinya kesal.

 

Shevana menghentakkan kakinya kesal, berjalan mengerutu kembali ke arah kamar yang sempat di tempati nya tadi.

 

Bukan membujuk nya Leon malah dengan santainya meninggal kan shevana yang tengah meradang di belakang sana.

 

Ahh.. Sialan!

 

Terdengar bunyi ketukan membuat shevana yang sedang memainkan ponselnya di kasur King bed nya bergerak turun.

 

Alisnya mengernyit melihat pelayan tadi, membawakan nampan berisi makanan ke kamarnya.

 

"Saya membawakan sarapan untuk Anda Nona.." ucap pelayan itu meletakkan nampan yang di bawanya di atas nakas.

 

"Aku tidak lapar. Kau bisa membawanya kembali." balas shevana yang masih kesal. Dia sedang tidak ingin makan apapun.

 

"Maaf nona, tolong jangan mempersulit saya. Tuan akan memecat saya jika tidak memastikan nona memakan sarapannya." jelas pelayan tadi menatapnya memohon.

 

Shevana mendesah lelah. Lagi-lagi lelaki itu berlaku sesukanya.

 

Mengalah, shevana bergerak mengambil nampan itu." Aku akan memakanya, kau bisa melanjut kan pekerjaan mu." ucap Shevana terpaksa. Mendengar jawaban shevana membuat pelayan tadi berbinar.

 

"Terimakasih nona." Shevana hanya mengangguk menanggapi itu.

 

Berdiri dengan pandangan menerawang, shevana tidak menyangka jika sekarang Dia sedang ada di Paris. Kota romantis yang ingin di kunjunginya, namun tidak pernah terlaksana karena ketakutanya naik pesawat. 

 

Suasana balkon yang memperlihatkan keindahan Paris ini sedikit membuatnya tenang. Pandangan matanya tertuju pada puncak menara Eiffel yang terlihat indah di hadapanya, Hawa sejuk membuat shevana memejamkan matanya menikmati semilir angin yang membelai wajahnya.

 

Shevana tersentak kaget, saat sepasang lengan kekar melingkari Pinggangnya. Melotot kesal, shevana berusaha melepaskan kukungan Leon di perutnya.

 

"Apa yang kau lakukan Leon? Lepaskan tanganmu dari pinggang ku." desis shevana yang masih kesal dengan aksi penculikan Leon terhadapnya.

 

"Menikmati pemandangan kota Paris. Apa lagi memang nya?" balas Leon meletakkan dagunya di puncak kepala shevana.

 

Mencebik, shevana mendongak. "Lalu mengapa harus seperti ini?"

 

"Seperti ini, bagaimana maksudmu?" ucap leon balas menatap mata indah shevana.

 

Shevana memajukan bibirnya kesal, "Mengapa harus memelukku, seperti ini! "

 

"Lalu, aku harus memelukmu bagaimana? Apa Seperti ini.. " balas Leon mengeratkan pelukannya, menghirup aroma Vanila dari ceruk leher jenjang shevana.

 

"Kau mau membunuhku, huh?" Ucap shevana garang, membalikkan badan menghadap Leon yang sedang terkekeh geli melihat raut kesal nya.

 

"Tidak. Kau masih terikat kontrak denganku, jika kau mati cepat, aku akan rugi." balas Leon yang seperti terlihat berfikir.

 

"Kalau begitu, kau saja yang mati cepat, agar aku bisa terbebas darimu." ucap shevana meliriknya sinis.

 

Mendengar balasan shevana membuat leon terkekeh pelan.

 

"Jika aku mati cepat, aku takut kau akan menangisi ku tujuh hari tujuh malam, jadi.. Aku akan tetap hidup agar kau tidak menangis. So sweet, bukan?" balasnya mengodda.

 

"Dasar sinting! Kau terlalu banyak berhayal Tuan." ketus shevana memberengut kesal.

 

Leon tersenyum tipis melihat wajah polos shevana yang sedang memberengut. Terlihat mengemaskan.

 

'Lihat.. Dia bahkan terlihat sangat imut saat marah.' ucap batinnya senang.

 

***

 

Jadilah Reader yang baik Dan dukung penulis dengan Klik tanda 👍 jika anda menyukai karya saya😊. Terima kasih dan selamat membaca😊..

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    @R_Quellaiya..
    boleh klau mau kritik ceritaku 😊. bisa lihat d profilku, kalau mau baca2

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
  • R_Quella

    @yurriansan Tangkyuuu, saya juga baru belajar nulis sih, gpp kita saling kritik dan saran aja. Makasih ya❣️

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
  • yurriansan

    nice story, semoga bisa menyelesaikan ceritanya ya.
    tadi aku baca masih ada typo, nama orang masih ada yang ditulis huruf kecil. terus dialog tagnya masih ada yang kurang tepat. misal :Jadi kau takut naik pesawat(koma) Ana, ini yang tepat.
    mampir2 juga ya ke ceritaku, saling kasih saran dan jangan kaget kalau aku juga ratu typo :p. sukses terus ya...

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
Similar Tags
#SedikitCemasBanyakRindunya
3317      1218     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
TRIANGLE
342      225     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
Truth Or Dare
9208      1753     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
Perfect Love INTROVERT
10827      2017     2     
Fan Fiction
Telat Peka
1343      618     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Power Of Bias
1094      636     1     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...
Untuk Reina
25829      3963     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Kisah Alya
333      236     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Happiness Is Real
313      265     0     
Short Story
Kumpulan cerita, yang akan memberitahu kalian bahwa kebahagiaan itu nyata.
My Andrean
11152      1961     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...