Loading...
Logo TinLit
Read Story - The More Cherlones Mysteries (Story Behind)
MENU
About Us  

the next day...

chapter 9: The Team of Hans Windsor (part 1)


"Di tempat ini, semua orang diperlakukan secara manusiawi tanpa terkecuali, bahkan penjahat paling keji sedunia sekalipun." 


     Begitulah ucapan Agen Audrey Jonas mengenalkan ruang utama penyelidikan ERBI kepada sepasang tamunya. Siapa lagi kalau bukan Chester Cherlone dan Cheryl Cherlone. Sedangkan si Agen AJ—panggilan akrabnya—merupakan agen senior ERBI rekanan Agen Hans Windsor.


     Sosok AJ bukanlah sosok tangguh, keras, dan tegas layaknya Fletcher yang jelas tomboi. Dia kombinasi dari anggun, feminin, cerdas, hangat, ramah, supel, dan mendalam, dengan kata-kata yang pada saat tertentu dapat mematikan. Bentuk tubuh serta aura yang terpancar dari dirinya mampu memesona laki-laki mana pun yang berhadapan dengannya.


     Saat hadir dan diperkenalkan oleh Hans, Chester merasakan sekian banyaknya energi alam semesta tanpa batas yang berada di sekitarnya, menghunjam masuk ke dalam seluruh indranya. Bahkan—sebagai sesama perempuan, Cheryl dipenuhi rasa kagum yang luar biasa. 


     Saat ini, bersama dengan AJ dan juga beberapa agen ERBI di pos kerja mereka masing-masing, keduanya berada di dalam sebuah ruangan hiper-modern yang luas. Semacam aula yang dilapisi dinding hologram. Di balik semua dinding itu, terdapat ruangan-ruangan lebih kecil yang sejenis, yang dapat dilihat dari ruang utama ini.


     Pada sebagian besar bagian dinding yang tidak terhubung dengan ruangan lain, terhampar layar-layar kerja tim ERBI ini. Suasana modern yang terasa jauh lebih canggih dari kantor SARBI di region Asia Selatan.


     Tangan AJ menunjuk ke sebaran ruangan kecil yang lebih sempit, yang kesannya mengelilingi bagian luar dinding hologram. Semua orang rekanannya di situ tampak fokus pada pekerjaan masing-masing—seolah mengacuhkan siapa pun yang masuk dan berada di situ. Mereka terbagi menjadi tim-tim yang lebih kecil.


     "Kalian lihat semua ruangan itu? Apa yang kalian pikirkan serta rasakan dengan jenis fasilitas kami yang satu ini?"


     "Kau ingin kami menyebut 'kantor'?" Chester tentu bisa mengetahui arah pembicaraan yang diinginkan AJ.


     "Semua itu memang 'kantor' kalian," ujar Cheryl seakan menjawab pertanyaan kedua lawan bicaranya, "tapi dirancang sedemikian rupa, sehingga membuang jauh-jauh kesan formalitas pekerjaan pihak kepolisian."


     "Tepat sekali!" dengan bersemangat, AJ membenarkan perkataan Cheryl dengan jentikan jarinya. "Hal ini sebenarnya telah diterapkan menjelang akhir kedua dasawarsa awal di abad dua puluh satu yang lalu. Yah, sekitar 2016 hingga 2019, generasi milenial—sebutan kaum muda saat itu—merombak suasana formal menjadi lebih santai dan menyenangkan. Kantor-kantor media sosial macam Facebook bahkan membuat ruang rehat untuk beristirahat, olahraga, dan banyak permainan di dalamnya.


     "Sekarang saksikan dengan mata kepala kalian sendiri, apakah orang-orang yang menjadi target kami itu merasa dirinya diinterogasi?"


     "Rasanya aku jadi ingin melakukan kejahatan sekarang," canda Chester, "Ada sofa yang empuk, perpustakaan, dan mesin cemilan yang menggiurkan."


     AJ tertawa menanggapinya, "Kau punya selera humor yang bagus, Chester. Kau memang pantas menjadi penyelidik."


     "Terima kasih," balas Chester dengan senyuman kecil di bibirnya. "Lalu, bagaimana kita menemukan para saksi yang kalian dapatkan untuk kasus pembunuhan Daxton?"


     "Ayo, ikuti aku," dengan gerakan tangannya, AJ mengajak menghampiri salah satu layar yang terletak di cekungan dinding arah barat laut dari pusat ruangan, jika kau lihat dari atas. 


     Bentuk ruangan utama penyelidikan ERBI ini sesungguhnya menyerupai kubah, sehingga dindingnya tidaklah rata. Kita memasuki ruangan hiper-teknologi dari titik pusat ruangan—lantainya dibuat naik turun, memakai sistem lift.


     Pada layar yang sudah dikerumuni empat orang agen lainnya sebelum mereka bertiga datang menghampiri tersebut, terdapat tampilan rinci sebuah kasus pembunuhan. Ternyata kasus pembunuhan Daxton Phelps. Nama-nama dan biodata personal yang terkait—sang korban, para pelaku, serta para agen yang menangani.


     Sudah tentu, nama lengkap, foto profil dan gambar tayangan kondisi terakhir Daxton tampil di situ. Kemudian nama-nama Landon Simmons, Allison, dan semua karyawan Cheap And Smart Fashion Area London. Dan untuk yang terakhir—para agen ERBI—AJ langsung mengenalkan sosok-sosoknya yang tengah berkumpul.


     Mereka adalah Samuel Richard, Eugina Natasha, Triva Mando dan Harris Prasetyo. Bersama AJ dan Hans, menjadi satu tim yang terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan—separuhnya mempunyai garis keturunan dari Indonesia.


     Rupanya ada salah seorang dari antara mereka yang punya bakat indigo membaca pikiran. 


     Chester langsung tahu ketika berkenalan dengannya saat itu juga—Gina menyadari hal yang sama. Keduanya bungkam seribu bahasa agar mereka dapat merahasiakannya dari orang-orang di sekitar.


     Tentu Chester tidak dapat menyembunyikan sedikit gejolak dalam dirinya dari bayang intuisi Cheryl sebagai saudari kembar. Perempuan ini lantas tahu bagaimana caranya bersikap profesional dalam segala situasi. Dia juga tidak ingin mengorek keterangan apa pun dari kembarannya, selama misteri yang tersimpan tidak seputar hubungan antara mereka berdua.


     AJ yang memulai pembahasan kasus, "Pihak Fletcher sudah menemukan Jarred Stamos dan Netmos Tright pukul satu siang tadi."


     "Kini, mereka tengah berada masing-masing di kedua ruangan itu," lanjutnya sambil menunjuk tempat yang dimaksud di balik dinding seberang sana. 


     Ruang pertama ibarat studio mini yang dapat memutar film, mengambang tiga meter dari lantai yang mereka injak. Di dalamnya memang terdapat Netmos tengah asyik mengobrol dengan sepasang agen junior ERBI.


     Ruang kedua ibarat ruang olahraga dengan dua fasilitas—treadmill dan satu set lengkap barbel, dua meter di samping agak bawah. Di dalamnya sepasang agen junior ERBI berbicara santai dengan Jarred.


     "Dan kalian tentu bertanya-tanya tentang di mana kami menempatkan Landon Simmons—," ujar AJ menyambung, "—di sebelah sana."


     Ruangan yang tak jauh dari posisi tim Hans-AJ ini, tiga meter tampaknya dari atas kepala mereka. Memang Landon tampak asyik sendiri dengan majalah elektronik pada kedua tangannya. Dinding di sekitarnya merupakan sebuah perpustakaan dengan sederet media elektronik dalam bentuk gawai.


     "Prinsip ERBI adalah target tidak menyadari bahwa dirinya sedang dalam pusat perhatian pengawasan," kata AJ menjelaskan betapa sosok-sosok kriminal itu sengaja mereka manjakan dengan kenyamanan fasilitas yang diinginkan.


     "Jika kau berada dalam posisi mereka, dan menyadari bahwa dirimu tengah ditanyai serta dipantau, apakah kau dengan nyamannya membuka rahasia—bahkan privasi?" komentar berupa pertanyaan dari Samuel memberi pencerahan.


     "Sebuah pendekatan yang sungguh jenius, dan tentu lebih manusiawi," spontan Chester memuji.


     "Lalu, apa yang akan kalian perbuat di sini untuk membantu kami?" tanya Triva yang terlihat sudah tidak sabaran.


     "Apakah Landon sudah ditanyai?" tanya Chester spontan.


     "Melihat gelagat serta gerak-geriknya, kami mempertimbangkan untuk menunda dahulu, apalagi belakangan Fletcher berhasil menangkap dua sosok laki-laki rekan kejahatannya," jawab AJ berterus terang.


     Sambil melirik pada bagian waktu ruangan, Chester menyimpulkan, "Berarti sudah hampir dua puluh empat jam sejak dirinya diringkus, kalian belum membuat kemajuan untuk seorang kriminal Landon Simmons."

 

bersambung ke part 2

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • AstardiSkai

    @yurriansan saya luruskan ya.. judul sebelumnya, The Cherlones Mysteries. Kalo seri, saya baru masukin Duo Future Detective Series yang cerita pertamanya ya dwilogi The Cherlone Mysteries dan The More Cherlone Mysteries ini.
    Oh ya, kalo mao nulis cermis ya harus baca jenis cerita ini terlebih dulu. Dwilogi ini lahir setelah saya getol baca serinya Sherlock Holmes dan punya si ratu cermis Agatha Christie

    Comment on chapter #3 part 2
  • AstardiSkai

    @yurriansan oke, terima kasih ya udah mau mampir dan juga kasih komentar positifnya di sini

    Comment on chapter #3 part 2
  • yurriansan

    kalau berkenan, mampir juga ya keceritaku. tapi, nggak "semenantang" ceritamu. :)

    Comment on chapter #1 part 1
  • yurriansan

    aku belum baca seri sebelumnya, tapi udah tergoda sama yg ini. yah, meskipun aku hobi nnton drama detektif atau versi film, aku sulit untuk menuliskan cerita misteri. apalagi yang konfkiknya rumit begini. salut buat author :D

    Comment on chapter #1 part 1
Similar Tags
Something about Destiny
145      125     1     
Romance
Devan Julio Widarta yang selalu dikenal Sherin sebagai suami yang dingin dan kurang berperasaan itu tiba-tiba berubah menjadi begitu perhatian dan bahkan mempersiapkan kencan untuk mereka berdua. Sherin Adinta Dikara, seorang wanita muda yang melepas status lajangnya pada umur 25 tahun itu pun merasa sangat heran. Tapi disisi lain, begitu senang. Dia merasa mungkin akhirnya tiba saat dia bisa mer...
CAMERA : Captured in A Photo
1146      553     1     
Mystery
Aria, anak tak bergender yang berstatus 'wanted' di dalam negara. Dianne, wanita penculik yang dikejar-kejar aparat penegak hukum dari luar negara. Dean, pak tua penjaga toko manisan kuno di desa sebelah. Rei, murid biasa yang bersekolah di sudut Kota Tua. Empat insan yang tidak pernah melihat satu sama lainnya ini mendapati benang takdir mereka dikusutkan sang fotografer misteri. ...
A Perfect Clues
5805      1599     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
The Triple A (Remake)
4057      1393     5     
Mystery
Tim SMART telah kembali. Dengan misteri dan kasus yang baru. Lebih menantang! Lebih menegangkan! Bersiaplah untuk misteri yang akan menggugah pikiranmu!
MISUSER
684      430     2     
Short Story
Tujuh belas kilometer dari tempatku saat ini, aku dan Mei dihadapkan pada kejadian yang jika kami mengetahui sebelumnya, kurasa kami mungkin akan menghabiskan waktu di rumah masing-masing.
Vandersil : Pembalasan Yang Tertunda
372      271     1     
Short Story
Ketika cinta telah membutakan seseorang hingga hatinya telah tertutup oleh kegelapan dan kebencian. Hanya karena ia tidak bisa mengikhlaskan seseorang yang amat ia sayangi, tetapi orang itu tidak membalas seperti yang diharapkannya, dan menganggapnya sebatas sahabat. Kehadiran orang baru di pertemanan mereka membuat dirinya berubah. Hingga mautlah yang memutuskan, akan seperti apa akhirnya. Ap...
Operasi ARAK
323      230     0     
Short Story
Berlatar di zaman orde baru, ini adalah kisah Jaka dan teman-temannya yang mencoba mengungkap misteri bunker dan tragedi jum'at kelabu. Apakah mereka berhasil memecahkan misteri itu?
Bells Flower
383      257     2     
Short Story
Bella mendekati ibunya. Dia mencoba untuk melepaskan ikatan namun tak bisa. Mata sang ibu melotot dengan mulut terbuka, menatap tajam ke arah Bella. Mulut terbuka itu menyemburkan kunyahan kelopak bells flower ke wajah Bella. Bau menyengat dan busuk jadi satu. Seketika Bella bangun dari mimpinya.
My Dangerious Darling
3671      1434     3     
Mystery
Vicky, mahasiswa jurusan Tata Rias yang cantik hingga sering dirumorkan sebagai lelaki gay bertemu dengan Reval, cowok sadis dan misterius yang tengah membantai korbannya! Hal itu membuat Vicky ingin kabur daripada jadi sasaran selanjutnya. Sialnya, Ariel, temannya saat OSPEK malah memperkenalkannya pada cowok itu dan membuat grup chat "Jomblo Mania" dengan mereka bertiga sebagai anggotanya. Vick...
Jikan no Masuku: Hogosha
3721      1326     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...