Loading...
Logo TinLit
Read Story - The More Cherlones Mysteries (Story Behind)
MENU
About Us  

chapter 1: A Final Day For A Murderer (part 3)

 

Maka segera Chester dan Cheryl bergegas pamit. Dengan tergesa-gesa mereka meninggalkan ruangan Daxton, ketika kedua matanya sempat melirik bagian waktu pada layar komunikasinya di situ. Pukul enam sore.


     Daxton merasa sangat lelah bekas mengalami guncangan emosi ketika pembicaraan dengan si kembar tadi. Dia memutuskan untuk beristirahat sejenak di bangku kerjanya. Bersandar sambil memejamkan mata. Toh masih cukup banyak bawahannya yang menjaga Cheap And Smart di depan.


     Kegelapan malam dari luar jendela mulai menemani serta membantunya beristirahat. Melenyapkan sesaat beban pikiran dan emosi yang melandanya satu harian ini.


     Menit demi menit merayap dengan pasti dalam kesunyian yang menghangatkan, sampai akhirnya...


     Sesosok manusia berdiri di depan meja kerja Daxton Phelps dalam kegelapan. Beberapa garis lurus cahaya dari lampu depan gedung melalui jendela menyingkapkan keberadaannya yang bagaikan siluet.


     "Aku sudah memutus aliran listrik di ruangan ini," suara dingin separuh laki-laki separuh perempuan memperingatkan Daxton. "Kau bahkan tidak bisa melihat pukul berapa sekarang pada layar komunikasimu."


     Sosok misterius itu tertawa menakutkan.


     "Apa yang Anda ingin lakukan di sini? Dari mana Anda masuk?" Daxton mulai panik.


     Jawaban angkuh tak terduga dari sosok itu diawali dengan tawanya yang kian mengerikan, "Dari mana aku masuk? Kau bertanya dari mana aku masuk, hah? Sungguh bodoh kau ini!


     "Kita melakukannya bersama-sama–hanya, kau tidak bisa melihat permainanku. Kita telah membunuh Brandon Cherlone—dan sore ini, kau sudah bertindak bodoh dengan membocorkannya pada Chester dan Cheryl."


     Orang ini tertawa lagi dengan makin sombong dan kian menakutkan, "Sekarang kau juga kaget kalau aku tahu kejadian di sini satu jam yang lalu? Tak kusangka kau orang yang payah, Daxton!"


     Kemudian muncul satu sosok lagi dekat pintu. Rupanya sedari tadi dia berjongkok dalam suatu sudut ruangan yang tak terlihat.


     Spontan Daxton bertanya dengan nyaring, "Apa yang akan kalian lakukan padaku?"


     "Memberi pelajaran padamu, tolol!" teriak yang berdiri di dekat pintu—spontan disambung dengan omongan si sombong, "Melenyapkanmu dengan sangat terpaksa, The Foolish Phelps! Sebaiknya kau yang lakukan saja, Landon!"


     "Jangan sebut namaku di hadapannya!" yang dekat pintu merasa takut dan separuh panik.


     "Jangan ketularan gobloknya si Phelps ini! Sebentar lagi, teman kita ini bakalan menyusul korban kita yang tadi pagi, Landon Simmons."


     "Sebaiknya kita jangan bunuh dia," Simmons mencoba menawar nyawa sahabatnya. "Kita beri saja dia pelajaran. Buat dia tidak bisa berbicara lagi untuk selamanya."


     "Apa kau mau kariermu sebagai Don Cherlone tamat? 


     "Landon, kau sudah sempurna sebagai Don sejak acara minum wine semalam di sana. Lagi pula, kita sudah bicarakan hal ini dalam rekaman yang kau dengar bersama si Sarron yang pintar-pintar tolol siang tadi.


     "Apa sudah lupa kalau usai raja kita lumat, kita bereskan dan singkirkan Daxton dari semua ini? Apakah nyalimu sudah menciut, Simmons?"


     "Ya, kau benar juga," Simmons mulai melihat rangkaian keseluruhannya, "Aku bakalan berakhir sebagai Don, tapi Farah akan mendapat pelajaran dan ganjarannya berkat peranmu sebagai dirinya selama satu harian ini."


     "Apa yang kalian bicarakan? Apa lagi yang sudah kalian lakukan?" tanya Daxton dalam kepanikan—bergidik  ngeri.


     "Sebuah permainan untuk keluarga Cherlone, sayangku Daxton," sang sosok misterius kembali menebarkan ketakutan dan kengerian lewat tawa jahatnya. Sebelum akhirnya, satu tangannya mengambil sesuatu dari balik pakaian, dan mengarahkan telak pada kepala Daxton.


     "Karena kau sudah membocorkan kepada Chester dan Cheryl identitas Simmons dan hampir separuh diriku, inilah hukuman yang pantas untukmu, Daxton sayang."


     Kalimat super panjang itu berakhir dengan sebuah tembakan tanpa suara yang mengena persis di kepala Daxton. Di dalam kegelapan ruangannya.


     Kemudian terdengar bunyi kepala yang terhempas menghantam meja kerja.


     "Terima kasih telah membantu kami membunuh Brandon Cherlone," kata si pembunuh misterius mengejek, lalu berpaling pada Simmons.


     "Dan kau, cepat kembali ke panggung rumah Cherlone! Sebelum salah satu dari Don asli atau Farah asli sadar, karena bakat membaca pikiran Chester mampu menembus tembok rumah. Jangan mengikuti kegoblokan si Daxton ini,” instruksinya pada rekan kejahatannya itu. 


     Lima menit berlalu, Allison ingin bertemu dengan sang asisten manajer. Akan dibicarakannya perihal bisnis Cheap And Smart yang harus ditangani Daxton secepat mungkin.


     Dia sama sekali tidak curiga mendapati ruang kantor atasannya yang gelap begitu pintu masuk membuka. 


     Sesaat sesudah satu jari tangannya menyentuh tombol lampu, suara teriakan Allison bergema tak kunjung henti memenuhi udara di Cheap And Smart Fashion.


     Daxton Phelps ditemukan terbunuh di ruang kerjanya pada pukul tujuh malam lewat lima belas menit. Saat tokonya sedang dalam keadaan cukup ramai pengunjung.


     Tak seorang pun dapat melihat apa pun atau siapa pun yang patut dicurigai. 


     Kepala laki-laki sangar itu terkulai kaku di atas meja kerjanya bersimbah darah.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • AstardiSkai

    @yurriansan saya luruskan ya.. judul sebelumnya, The Cherlones Mysteries. Kalo seri, saya baru masukin Duo Future Detective Series yang cerita pertamanya ya dwilogi The Cherlone Mysteries dan The More Cherlone Mysteries ini.
    Oh ya, kalo mao nulis cermis ya harus baca jenis cerita ini terlebih dulu. Dwilogi ini lahir setelah saya getol baca serinya Sherlock Holmes dan punya si ratu cermis Agatha Christie

    Comment on chapter #3 part 2
  • AstardiSkai

    @yurriansan oke, terima kasih ya udah mau mampir dan juga kasih komentar positifnya di sini

    Comment on chapter #3 part 2
  • yurriansan

    kalau berkenan, mampir juga ya keceritaku. tapi, nggak "semenantang" ceritamu. :)

    Comment on chapter #1 part 1
  • yurriansan

    aku belum baca seri sebelumnya, tapi udah tergoda sama yg ini. yah, meskipun aku hobi nnton drama detektif atau versi film, aku sulit untuk menuliskan cerita misteri. apalagi yang konfkiknya rumit begini. salut buat author :D

    Comment on chapter #1 part 1
Similar Tags
HAMPA
421      293     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
MISUSER
703      445     2     
Short Story
Tujuh belas kilometer dari tempatku saat ini, aku dan Mei dihadapkan pada kejadian yang jika kami mengetahui sebelumnya, kurasa kami mungkin akan menghabiskan waktu di rumah masing-masing.
The DARK SWEET
721      506     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Nightmare
448      308     2     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.
OF THE STRANGE
1120      611     2     
Science Fiction
ALSO IN WATTPAD @ROSEGOLDFAE with better graphics & aesthetics! Comment if you want this story in Indonesian New York, 1956 A series of mysterious disappearance baffled the nation. From politicians to socialites, all disappeared and came back in three days with no recollection of what happened during their time away. Though, they all swore something attacked them. Something invisible...
Bells Flower
407      278     2     
Short Story
Bella mendekati ibunya. Dia mencoba untuk melepaskan ikatan namun tak bisa. Mata sang ibu melotot dengan mulut terbuka, menatap tajam ke arah Bella. Mulut terbuka itu menyemburkan kunyahan kelopak bells flower ke wajah Bella. Bau menyengat dan busuk jadi satu. Seketika Bella bangun dari mimpinya.
Dominion
247      195     4     
Action
Zayne Arkana—atau yang kerap dipanggil Babi oleh para penyiksanya—telah lama hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Perundungan, hinaan, dan pukulan adalah makanan sehari-hari, mengikis perlahan sisa harapannya. Ia ingin melawan, tapi dunia seolah menertawakan kelemahannya. Hingga malam itu tiba. Seorang preman menghadangnya di jalan pulang, dan dalam kepanikan, Zay merenggut nyawa untuk p...
Ken'ichirou & Sisca
14589      3021     1     
Mystery
Ken'ichirou Aizawa seorang polisi dengan keahlian dan analisanya bertemu dengan Fransisca Maria Stephanie Helena, yang berasal dari Indonesia ketika pertama kali berada di sebuah kafe. Mereka harus bersatu melawan ancaman dari luar. Bersama dengan pihak yang terkait. Mereka memiliki perbedaan kewarganegaraan yang bertemu satu sama lain. Mampukah mereka bertemu kembali ?
THE DAY'S RAPSODY
10969      1440     8     
Mystery
Sebuah pembunuhan terjadi di sebuah tempat yang bisa dibilang tempat teraman di kota ini. Banyak barang bukti ditemukan. Namun, pelaku masih belum tertangkap.
SOLITUDE
1754      691     2     
Mystery
Lelaki tampan, atau gentleman? Cecilia tidak pernah menyangka keduanya menyimpan rahasia dibalik koma lima tahunnya. Siapa yang harus Cecilia percaya?