KHAYALAN TERLARANG
Gyahhhhhh...
Hyaaaaaa...
"Kak... Hati-hati dengan tombakmu, pisaunya hampir mengenaiku" tubuh Lowin kaku tak bergerak ketika senjata sang kakak hampir mengenainya.
Tak seperti adiknya, setiap sore kakaknya selalu berlatih dihalaman samping rumahnya. Lowin sangat senang ketika melihat kakaknya berlatih dan lihai memegang senjata. Mourine sangat mahir bela diri dengan menggunakan senjata tombak yang terbuat dari tongkat dan pisau diujungnya. Tombak kakaknya berbeda dari yang lainnya karena senjata itu buatan asli dari tangan Mourine yang telah dirubah, sama tapi tak serupa dan tak ada yang tahu tentang hal itu, termasuk sang Ibu yang takut jika melihat anak gadisnya bermain senjata tajam. Oleh karena itu Mourine hanya latihan dasar jika sang Ibu ada di rumah, tapi tidak hari lIbur karena Ibu yang harus berjualan dipasar membuat Mourine bisa leluasa bermain dirumah seperti tak ada harapan jika ada musuh yang berani melawan kakaknya.
Lowin hanya bisa melihat Mourine berlatih karena umurnya yang masih empat belas tahun tidak diperbolehkan menggunakan senjata tajam. Jika diperbolehkan untuk berlatih haruslah ia menggunakan senjata yang terbuat dari kayu atau benda yang tidak berbahaya. Lowin lebih senang melihat kakaknya berlatih apalagi jika sang Ibu tidak ada dirumah gerakannya sangat hebat dan keren, yang lebih penting lagi Lowin merasakan kepuasan ketika melihat gerakan sang kakak. Ia seperti sedang mengikuti pertarungan yang sesungguhnya.
Sssett... Sssettt...
Plkkkk... Plakkk...
Gerakan tombaknya terkadang membuat Lowin gemetar dan takut.
"Lebih baik kau temani kakak bertarung" ujar sang kakak.
"Bolehkah aku ikut berlatih bersama kakak" sahut Lowin sumeringah.
Didalam hatinya Lowin sangat ingin seperti kakaknya, ahli dalam bela diri dan menggunakan senjata. Tapi rasa takutnya kepada peraturan membuatnya takut untuk berkata dan bertindak. Peraturan di botimalos sangatlah ketat, tak ada yang boleh dilanggar tanpa terkecuali, entah itu muda atau tua, orang yang melanggar mestilah tetap dihukum. Oleh karena itu, Lowin senang karena kakaknya mengajak untuk berlatih bersama.
"Gunakan ini..." Mourine melemparkan pedang kayu yang dIbuatnya untuk adiknya.
"Terima kasih kak"
"Kau lihat itu" sang kakak menunjuk ke tembok yang terbuat dari kayu yang ada di halaman rumahnya yang sudah di tandai seperti papan lempar.
"Ya... Aku melihatnya" angguk Lowin.
"Lihatnya..."
Pppssssshhhhh... Dakkk.
"Waawwwww..." Lowin berteriak kencang terkesima melihat aksi kakaknya.
Mourine ternyata tak hanya pandai memainkan tombak tetapi pedang jarum yang sebelumnya tak pernah Lowin lihat.
"Senjata apa itu kak" tanya Lowin.
"Ini Moul, pedang kecil menyerupai jarum, ini senjata khusus buatan kakak jadi hanya kau yang tahu dan kau jangan bilang pada Ibu. Oke, aku akan tinggalkan beberapa untukmu"
Lowin hanya mengangguk tak bisa berkata apa-apa karena senang sekali akan melihat senjata pemberian kakaknya.
"O ya, jangan lupa bawa senjata kayu itu kemanapun kau berada, karena itu tak berbahaya dan mungkin itu bisa membantumu"
Lowin hanya tersenyum dan terus mengangguk-angguk.
"Berhenti!"
Anggukan kepala Lowin langsung berhenti.
Lowin memang sangat dekat dengan kakaknya daripada Ibunya sendiri, Lowin tak mengenal ayahnya karena ia ditinggal oleh ayahnya ketika ia berumur satu tahun dan Mourine 7 tahun. Ia tak kenal ayahnya baik wajah ataupun baunya. Ibunya sIbuk berjualan obat-obatan di pasar, karena itu ia hanya ditemani sang kakak, karena hal itu juga kakaknya tak melarangnya untuk pulang sore karena sang adik datang tak lama setelah Ibunya.
ooo L U L L A B Y ooo
"Bagaimana ini, pasukan irgot yang dikirim kerajaan ryekal sudah disebarkan kemana-mana, pasukan itu bisa berjumlah lebih dari seratus dalam kelompoknya" garsna takut jika anak buahnya tak bisa menangani pasukan buatan raja Xyor.
Garsna adalah komandan perang tertinggi, ia memegang kendali penuh atas keamanan di kerajaan botimalos. Garsna memiliki tubuh besar, gempal dan wajah yang seram. Ia merupakan komandan perang yang sangat kuat, pedang yang dipegangnya saja bisa berkali-kali lipat beratnya dari pedang biasa, hanya dengan sekali ayunan banyak pasukan yang rubuh ataupun bangunan yang runtuh.
Garsna memiliki beberapa kapten untuk memimpin pasukannya masing-masing. Kerajaan kecil yang paling jauh ini sedang gusar karena pasukan irgot mulai menyerang, entah tahu apa yang sedang mereka cari, yang mereka tahu semua pasukannya disebar merata. Botimalos bukanlah kerajaan yang besar untuk melampaui pasukan raja Xyor. Sang raja menjadi kesulitan jika mereka datang ke kerajaannya.
Kerajaan menjadi gusar dan tak terkendali. Para obis yang merupakan petinggi kerajaan mulai sIbuk mencari cara untuk menyelamatkan rakyat dan kerajaannya.
"Apa yang sebenarnya raja Xyor cari, setelah lama ia diam mengapa ia sekarang mulai menghancurkan apapun!" Tanya raja Tobi heran.
"Kita tak tahu apa yang sedang ia cari, kita mungkin akan mengetahuinya jika menunggu sampai sisa dari famin itu datang kemari" jawab garsna.
Garsna dan yang lainnya sedang menunggu jawaban dari pertanyaan yang ada di benak mereka. Mereka semua sedang menunggu 4 famin dari ke tujuh famin. Mereka juga merasa khawatir Dengan penantiannya, bagaimana tidak salah satu famin sudah terkena serangan mahluk yang mereka juga tidak mengetahuinya, 2 famin sudah berada di botimalos dan mereka hanya tinggal menunggu ke 4 famin Yang mereka juga tidak mengetahui keadaan mereka yang sesungguhnya.
ooo L U L L A B Y ooo
Hiaattt... Hiatttt...
"Kakak, kau bisa juga menggunakan panah?" Tanya Lowin.
Mourine mengeleng-gelengkan kepala. Lowin yang melihatnya bingung melihat kepala kakaknya.
"Apa maksudnya kak?"
"KakaK tak bisa bermain panah, tapi melempar... kakak ahlinya!" Mourine membanggakan dirinya.
"Owh gitu..." Jawah Lowin datar.
Mourine dan Lowin lalu melanjutkan kembali latihan mereka, Lowin sudah mulai terbiasa menggunakan dan mengayunkan pedang kayunya. Lowin berlatih dan belajar dengan senang dan riang, tak seperti Lowin ketika ia disekolah atau diluar rumah. Tak ada yang bisa mengenal atau menyatu dengannya.
Lowin sangat senang sekali bisa berlatih pedang dengan kakaknya, senyumnya terus terlukis di wajahnya. Namun Pandangan sang kakak tak pernah lepas dari adiknya, meskipun ia sedang mencoba menangkis serangan dari Lowin tapi tatapan terus melihat Lowin, ia seperti merasakan sesuatu pada adiknya, Mourine merasa takut karena sepertinya akan terjadi pada sesuatu padanya. Yang menjadi pertanyaan untuk Mourine, sebenarnya Lowin tahu atau tidak tentang gambarnya.
"Mourine..." Panggil seorang lelaki dari luar pagar halaman.
Mourine dan Lowin kompak melihat kearah suara itu yang menghentikan latihannya.
"Ito Sheki!" Desah Lowin melihat kedatangan gurunya.
"Kau berlatih sendiri dulu, kakak akan kembali" titah Mourine.
Mourine menghampiri Sheki yang sepertinya serius sekali. "Ada apa?" Tanya Mourine heran.
"Aku akan mengajakmu ke kerajaan botimalos, menurut ito Lestiw kau anak yang berbakat" ucap Sheki.
"Benarkah itu? Kapan?" tanya Mourine antusias.
"Besok, ketika kau akan sekolah. Kau akan diajak oleh Lestiw, hanya tujuh orang yang terpilih yang akan dilatih secara diam-diam termasuk kau. Kau harus rahasiakan ini"
Lowin yang melihat kakaknya sangat sumeringah sekali berbicara bersama ito Sheki, Lowin merasa penasaran dan ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Terlihat serius dan menyenangkan.
Ito Sheki langsung pergi setelah menyampaikan pesannya.
ooo L U L L A B Y ooo
Obis ivimo dan garsna langsung menyiapkan untuk penyelamatan kerajaan dan masyarakat desa. Obis ivimo adalah obis yang menangani masalah pertahanan dan keamanan dalam pembuatan senjata, pasukan ataupun keamanan diperbatasan.
Mereka hanya bersiap-siap jika suatu ketika ada perlawanan dari Raja Xyor kerajaan Xyurmaf. Tak hanya mereka yang takut bila berurusan dengan raja Xyor hampir seluruh kerajaan rela bersekutu dengannya demi menyelamatkan kerajaan dan masyarakat, tapi Xyor tetaplah Xyor jika ada kesalahan kecil, raja Xyor tak tanggung untuk memusnahkan mereka. Kekuatan, kekuasaan dan kepuasaan itulah yang dimiliki oleh raja Xyor, raja kegelapan terkuat didunia ini, termasuk kerajaan ryekal yang rajanya tak ada kabar sama sekali karena telah diganti oleh seorang penyihir.
Raja tobi terus melakukan pertahanan sekuat mungkin, karena tidak ada yang tahu sama sekali jika akan terjadi sesuatu yang mungkin bisa membuat mereka hancur. Tak hanya itu raja tobi juga terus menyembunyikan masalah ini agar tidak tercium oleh masyarakat yang akan membuat kepanikan, kesedihan atau keputusasaan. Mereka akan terus berusaha dengan salah satunya membuat pasukan baru pasukan Famin junior yang akan menggantikan famin senior, Famin muda akan bertugas seperti famin pada umumnya, hanya famin ini bisa dikatakan masih terlalu muda karena tak ada lagi famin yang sudah matang dan mencapai umur mereka. sang raja juga tak ingin menggunakan anak-anak yang masih terlalu muda,namun hal itu terpaksa dilakukan karena sudah tak ada lagi famin yang mencapai umur dan berbakat, selain itu juga tak mudah mendapatkan seorang famin yang mempunyai kemampuan khusus.
ooo L U L L A B Y ooo
"Kak untuk apa ito Sheki datang kemari?" tanya Lowin penasaran dengan kedatangan gurunya.
"Kau bisa menebaknya?" sahut Mourine menambah rasa penasaran adiknya.
Lowin menggeleng-gelengkan kepala, "Aku tidak tahu sama sekali, yang aku tahu kau sangat gembira ketika mendengar hal itu?"
"Kau benar sekali, besok aku akan pergi kedalam kerajaan" Mourine sangat senang sekali.
"O... ya! Tapi mengapa wajahmu tak menunjukan hal itu?" tanya Lowin ketika melihat raut wajah sang kakak.
Pletakkkk... jitak Mourine.
"Kau ini tahu apa, jelas aku sangat senang?"
Mourine jelas sangat senang karena bisa berkunjung dan masuk ke dalam kerajaan yang berada diatas desanya dan sudah sering ia lihat dari kecil. Ini merupakan kesempatan yang langka kaena tak banyak orang bisa dengan mudah masuk ke dalam kerajaan yang menurut kabar sangat megah, ketat dan menakjubkan. Mourine tak sabar ingin sekali bertemu dengan para ksatria dan garsna yang katanya paling kuat, kejam dan menyeramkan. Jantung Mourine ini semakin berdebar sudah tak sabar dan ingin tahu seperti apa bentuk kerajaan itu jika diihat dari dalam dan dekat.
Masuk ke dalam sebuah kerajaan memang impian Mourine sejak dari kecil, tapi jauh didalam lubuk hatinya ia merasa sedih, karena hal yang selama ini ia inginkan bisa tercapai olehnya namun itu bertentangan dengan peraturan Ibunya yang melarangnya keras untuk tidak sedikitpun berhubungan dengan kerajaan. Oleh karena itu Mourine bersikap seperti orang bodoh ketika sedang bersama Ibunya, tak mengerti apapun tentang kerajaan, tak bisa menggunakan senjata dan tak bisa melakukan beladiri, sangat berbanding terbalik dengan yang dilihat oleh Lowin. Bahkan Lowin yang tak mengerti apapun tentang senjata, ia mengetahui jika sang kakak memiliki senjata pribadi, senjata tombak yang sama persis namun terdapat perbedaan yang jelas bahkan ketika pertama kali menyentuhnya. Tak hanya membuat senjata yang berbeda sang kakak juga ternyata membuat senjata baru yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Lowin.
Bibirnya selalu menunjukan senyum yang sangat sumeringah meskipun tidak dengan hatinya, tapi ia melakukan hal itu agar Lowin dan Ibunya tidak khawatir dengan keadaan dirinya. Awalnya mungkin memang hanyalah sebuah impian tapi tidak ketika ia melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat. Ia sangat penasaran dan ingin mengetahui apa sebenarnya itu. Tak hanya larangan Ibunya yang ia ketahui tapi untuk menjadi seorang famin itu justru lebih berbahaya dengan usia yang masih muda. Mourine harus siap meninggalkan semua yang ada dibotimalos dalam jangka waktu yang lama dan harus mencari informasi didunia yang belum ia ketahui sama sekali.
ooo L U L L A B Y ooo
Jendela kamar Lowin sengaja dIbuat sangat besar agar ia bisa melakukan kebiasaannya yang sering sekali melihat langit dijadikan hobi olehnya. Jika siang hari ia melihatnya langsung di dermaga sedangkan malam hari ia akan melihatnya langsung di jendela kamarnya yang berada di lantai dua. Ketika itu juga ia mulai melakukan hal yang sering ia lakukan yaitu menggambar.
Bintang dilangit tak seperti biasa, Lowin hanya melihat beberapa bintang dilangit, ia pun merasa tak begitu senang, karena bulan hanya ditemani beberapa bintang saja. Tapi tetap pemandangan langit tetaplah indah, baik siang ataupun malam hari.
"Apa lagi yang kau gambar" tanya Mourine yang tiba-tiba ada disebelah Lowin.
"Seperti biasa kak hanya menggambar" ucap Lowin. "Hah..." Lowin kaget.
"Kenapa denganmu?" Mourine bingung melihat Lowin yang terkejut.
"Bagaimana kakak bisa masuk ke kamarku?" Tanya Lowin.
"Memangnya kenapa?" Mourine hanya bersikap biasa biasa saja.
Lowin merasa aneh melihat kakaknya, seingat Lowin ia telah mengunci kamarnya, Lowin bingung melihat kakaknya bisa keluar masuk semaunya ke dalam kamarnya.
"Kalau kau memang ada sesuatu ceritakan sekarang kepada kakak, mungkin kakak bisa membantumu?" Tanya Mourine yang melihat ke arah langit.
Lowin menatap wajah sang kakak dari samping, rambut panjangnya terhembus oleh angin dijendela, matanya begitu berbinar seperti bulan, wajahnya sangat bersinar seperti seperti cahaya bintang tapi Lowin merasakan sesuatu yang beda darinya.
"Apa maksud kakak?" Tanya Lowin.
"Kakak ingin kau berteman dengan yang lainnya, kau selalu saja membuat dirimu sendiri! Cobalah untuk berteman?" Mourine tersenyum pada Lowin.
"Apa yang sebenarnya ingin kakak bicarakan? Aku berteman dengan yang lainnnya. Ya... Walaupun cuma sesekali" ujar Lowin.
"Kakak serius, bagaimana jika tidak ada kakak. Kau akan mengandalkan siapa. Kau kan tahu sendiri Ibu selalu sIbuk setiap harinya?"
"Kakak ini bicara apa? Aku lebih senang bersama kakak daripada dengan yang lain?" ucap Lowin yang merasa ketakutan dengan perkataan kakaknya.
ooo L U L L A B Y ooo
Hari yang dinantikan sudah datang. Semua orang yang berada dikelas Rannaura akhirnya bisa berkunjung ke sebuah kerajaan. Semua orang terlihat senang dan tak sabar untuk pergi ke kerajaan. Tak hanya dari kelas rannaura, kelas bolwakar pun ingin sekali pergi kekerajaan itu, tapi mereka tak bisa pergi kesana karena mereka belum diizinkan untuk masuk kesana.
Keadaan kelas rannaura sangat gaduh sekali, semua orang sudah bersiap-siap untuk pergi kesana tapi tidak dengan Mourine yang masih saja berlatih dengan tombak yang sudah disediakan oleh kelas. Ia berlatih seorang diri dengan serius, entah apa yang ada dipikirannya, latihannya seperti tak berirama dan tak memperhatikan sekitar.
Plakkk... Tombak Mourine langsung dihentikan oleh pedang yang dipegang oleh Runag ruwanai.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Mourine yang merasa tergangu oleh ulah runag.
"Kau tidak bersiap-siap untuk pergi kesana" tanya runag yang menjadi lawan main Mourine.
Kedatangan runag menjadi bertambah seru pertarungan mereka dan menjadi bahan tontonan semua murid dikelas rannaura dan bolwakar. Mereka bersorak sorai menyerukan nama mereka masing-masing. Begitupun dengan Lowin yang menyerukan nama kakaknya, tak ingin kalah dengan Lowin, Runos ruwanai juga ikut menyerukan nama kakaknya.
Runos ruwanai merupakan adik dari Runag ruwanai. Runag ruwanai adalah orang yang paling unggul dikelasnya, runag juga sangat lihai dalam bermain senjata pedang. ia juga mempunyai gerakan yang sulit dibaca jika sedang bertarung. Runag mempunyai sifat yang angkuh, sombong dan tak mau kalah, karena ia memang merupakan petarung yang sangat sulit untuk dikalahkan. Sama seperti dengan adiknya, Runos ruwanai ia juga merupakan anak yang unggul dikelas bolwakar bahkan hanya dia satu-satunya anak yang diperbolehkan untuk memegang senjata nyata.
Runos ruwanai lebih sombong dari kakaknya, ia suka sangat menindas orang yang lebih lemah darinya. ia juga membentuk kelompoknya sendiri dan menggunakan kemampuannya atau ketenaran kakaknya untuk menindas orang-orang. Runag dan runos adalah anak dari Rumis ruwanai seorang kapten pemimpin sebuah pasukan yang ada dibawah kepemimpinan garsna. Jadi tak aneh mereka berdua memiliki kemampuan yang dibilang hebat dari anak seumuran mereka. Runos memiliki sifat yang lebih kejam dari Miroka, jika dibanding dengan runos, Miroka memang tak ada apa-apanya. Meskipun Miroka suka menindas orang tapi Miroka tak sekejam runos.
"Ternyata benar yang dikatakan banyak orang. Kau memang orang yang hebat" Kata Mourine seraya menghadang pedang runag.
"Kau juga lumayan dalam bertarung untuk seukuran wanita sepertimu, meskipun tak lebih hebat dariku" sahut runag yang terus menyerang Mourine.
"Oh... ya!" Mourine mengangkat alisnya dengan senyum ejek sepertinya Mourine mempunyai balasan yang akan mengejutkan runag.
Tengggg....
Benar saja yang dilakukan Mourine membuat semua orang tercengang meskipun tidak dengan Lowin. Pedang yang digunakan oleh runag tertancap kokoh ditanah, runag kehilangan pedang dan kini ia tidak bisa menyelamatkan lehernya dari pedang yang tertancap di tombak Mourine.
"Wahhhh... Kakak memang hebat sekali" teriak Lowin menghampiri kakaknya.
Mourine mengelus-ngelus rambut sang adik.
Runos melakukan hal yang sama dengan Lowin menghampiri kakak lelakinya.
"Kau boleh menang karena kakakku mengalah kepada kakakmu" Ujar runos kepada Lowin.
Tapi sang kakak runag justru meninggalkan runos dan mengabaikannya.
"Hey... Kalian semua cepat berkumpul" teriak Ito Lestiw yang akan bersiap-siap pergi kekerajaan.
ooo L U L L A B Y ooo
"Wah... Aku tak menyangka selain cantik kakakmu ternyata hebat?" puji Miroka yang menghampiri Lowin
"Terima kasih" Ucap Lowin tersenyum.
Lowin, Dellio dan Miroka berjalan bersama menuju ke kelas mereka untuk belajar dan berlatih kembali bersama ito Sheki dan menantikan hadiah yang akan diberikan oleh ito Sheki. Meskipun terasa sulit dan bertentangn dengan hatinya, Lowin mencoba mengikuti perkataan kakaknya untuk berbaur dengan teman-temannya, ia merasakan canggung untuk dekat-dekat dengan Miroka dan Dellio.
Buggghhhh... Pukulan runos melayang tepat kepipi Deki llihomni.
"Apa yang dia lakukan?" Tanya Lowin.
"Kau seperti tidak tahu saja, deki adalah anak dari tukang kayu yang terkenal didesa ini, tak aneh jika pengetahuannya yang bagus melekat pada karyanya" jawab Dellio.
"Jadi, maksdumu runos ingin mengambil rakit buatan deki? sahut Miroka.
"Itu sudah pasti, tapi tak hanya itu, Dia masih kesal karena kakaknya dikalahkan oleh kakakmu dan dia lampiaskan pada deki" ujar Dellio.
Lowin menghampiri deki yang sedang disiksa oleh runos dan teman-temannya. Pipinya lebam dan kebiruan akibat pukulan dai runos. Lowin tak menyangka dan tak mengetahui soal seperti ini ada didalam kelas, karena sifat lowin langsung pergi eetelah pelajaran usai dan datang setiap ada ito yang sudah hadir didalan kelas. Deki merasakan kesakitan yang terdengar dari rintihannya. Anak itu terlalu baik untuk dijadikan bahan siksaan oleh runos, tapi runos merupakan anak yang tidak ingin kalah dari siapapun dan ia tidak peduli jika harus ada yang terluka akibat ulahnya. Ia harus mendapatkan nilai tertinggi dan terbaik dikelasnya.
"Owhh... Baru menang sekali saja dari kakakku kau sudah sombong!'" angguk runos mengejek Lowin.
"Setidaknya, aku tidak diabaikan berkali-kali oleh kakakku" Ujar louin yang membuat runos marah.
"Kau tahu apa tentang diriku!" tendang runos yang membuat Lowin terjatuh.
"Aku tak mau tahu apapun tentang dirimu?"
Kini didalam kelas bolwakar mulai memanas karena pertengkaran runos dan Lowin yang membuat seisi kelas menjadi gaduh. Runos tak terima dengan perkataan Lowin yang tidak tahu apa-apa tentangnya. Bukan tanap alasan Lowin mengatakan hal seperti itu karena ia sering melihat runos yang diabaikan oleh runag.
"Ito Sheki datang" Teriak salah seorang murid yang melihat kedatangan ito Sheki dan semua murid duduk dengan tenang.
"Bagaimana ini?" Deki bersedih karena rakit buatannya diambil oleh runos. "Ayahku sudah yakin sekali jika rakit buatanku pasti akan menang dan aku sudah menunggu hari ini. aku takut ayahku akan marah" Deki sangat bersedih.
"Ambillah ini' meskipun punyaku tak terlalu bagus seperti punyamu, Setidaknya kau tak dimarahi oleh ayahmu" Lowin menawarkan rakit buatannya untuk deki.
"Tapi..."
"Sudahlah kau terima saja!" ujar Dellio.
"Maafkan aku dan terima kasih. aku takkan melupakan kebaikanmu" Deki menerima rakit buatan Lowin.
Lowin sangat mengerti sekali jika deki menginginkan rakitannya dan memenangkan, ia pasti tak ingin membuat malu sang ayah yang sudah membantu dan menyemangati. Selain itu juga deki merupakan anak dari tukang kayu yang bsia membuat apa saja dan terkenal sekali didesa, sangat wajar jika tak ingin membuat malu ayahnya. Lowin senang telah membantu deki tapi ia juga harus siap untuk dimarahi ito karena tak melakukan tugas dengan baik.
"Bagaimana anak-anak dengan tugas kalian" tanya ito Sheki setibanya di dalam kelas.
Murid-murid sangat senang dan tak sabar menunggu hadiah yang akan di berikan oleh ito Sheki.
"Sekarang kalian kumpulkan tugas kalian" Sheki meminta anan-anak untuk kedepan menyerahkan tugasnya.
Lowin terus hanya duduk terdiam karena tak ada hasil dari tugas yang harus dia kumpulkan. Runos yang terus tertawa dengan bangga dengan hasil rakitannya yang dia ambil dari deki, deki juga mengumpulkan tugas pemberian dari Lowin, ia merasa tak enak terhadap Lowin tapi ia terpaksa melakukan hal itu demi nama baik ayahnya.
Semua anak sedang menunggu detik detik pengumuman pemenang yang akan diumumkan oleh Sheki, semua berdebar tak sabar menunggu hasilnya karena ito Sheki terus mengulur waktu dan bercanda dengan mereka. Ito Sheki terus melihat-lihat semua rakit buatan anak didiknya.
"Aku tak melihat nama rakit buatan Lowin" ujar ito.
"Maaf ito, aku lupa membuat rakit itu?" Jawab Lowin.
"Bagaimana bisa! Selama ini kau selalu mengerjakan tugas dengan baik" tanya ito Sheki.
Lowin hanya terdian tak menjawab apapun. Miroka dan Dellio teman yang mulai dekat dengannya ikut terdiam karena ia tahu yang sesungguhnya. Sedangkan deki tertunduk sedih mendengar perkataan iro terhadap Lowin.
"Baik, Kali ini ito maafkan, tapi kau jangan terlalu sIbuknya" ujar ito dengan bijak.
"SIbuk, memangnya dia sIbuk apa?" Tanya Miroka berbisik pada Dellio.
Dellio hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.
"Oke, ito akan memberikan siapa pemenangnya"
Anak-anak semakin tak sabar mendengarkan pengumuman ito.
"Pemenangnya adalah... Deki lihomni"
Semua anak bersedih karena bukan mereka yang menjadi pemenangnya, namun mereka juga bersorak sorai dengan kemenangan deki yang tak aneh jika deki menjadi pemenangnya karena latar belakang keluarganya. Sedangakn runos mengepalkan tangan menggebrak meja pelan tak terina dengan putusan ito Sheki.
"Hah... Bagaimana bisa, kau lihat itukan del? Benar apa yang ku katakan, meskipun dia tak serius tapi dia selalu mendapatkan nilai yang bagus bahkan mengalahakan buatan deki yang diambil oleh runos" bisik kembali Miroka yang kesal kepada Dellio.
"Kau ini bisa diam tidak!" Kesal Dellio karena suara Miroka terus terngiang ditelinga Dellio.
Runos kesal karena bukan dia pemenangnya, dia melihat ke arah Lowin dan Lowin membalas dengan senyum ejekan, kalau dia memang seorang pemenang. Tangan runos mengepal marah karena tak terima dengan perbuatan Lowin.
Setelah usai pelajaran seperti biasa Lowin kembali ke dermaga setelah kemarin tak kesana. Ditengah perjalanan ia dicegat oleh deki yang sudah membawa hadiah perlengkapan tulis menulis dan sebuah piala yang telah dimenangkannya dari ito Sheki.
"Ada apa?" Tanya Lowin.
"Seharusnya bukan aku yang mendapatkan semua ini" deki merasa bersalah.
"Sudahlah kau tak usah begitu?" jawab Lowin yang tak sedikitpun merasa dirugikan.
"Mungkin aku akan mengambil piala ini untuk ku tunjukan pada ayahku, tapi aku berharap kau menerima hadiah ini" deki memohon kepada Lowin untuk menerima hadiah kedua.
"Baiklah jika itu maumu" Lowin menerima hadiah itu.
Deki mengucapkan terima kasih kepada Lowin dan berlari tak sabar untuk menunjukan piala itu kepada ayahnya. Setelah bertemu dengan deki, Lowin kembali berjalan ke tujuannya tapi ia kembali dihadang oleh Miroka dan Dellio.
"Ada apa?" Tanya Lowin
"Bolehkan aku ikut bersamamu" tanya Dellio.
"Kau mau ikut denganku, tapi...." Lowin melihat ke arah Miroka yang selalu saja tak senang dengannya.
"Ya aku terpaksa ikut jika Dellio ikut" Miroka mengatakan dengan malu-malu tak melihat wajah Lowin sedikitpun.
Lowin hanya tertawa melihat tingkah Miroka. Mungkin ini maksud yang dikatakan oleh kakaknya untuk mencoba berbaur dengan teman, ternyata tidak terlalu sulit dan rasanya juga menyenangkan bisa becanda bersama. Setelah deki dan kedua orang yang kini menjadi temannya, Lowin kembali dihadang oleh runos yang masih kesal karena kejadian tadi dikelas.
"Ada apa lagi?" Tanya Lowin untuk ketiga kalinya.
"Kau sepertinya sudah berani padaku, baru begitu saja kau sudah seperti berada diatas angin" runos memuntahkan kekesalannya.
"Lalu... Apa yang kau mau?" Sahut Lowin.
"Sekarang kau boleh bernafas lega, tapi tidak untuk lain kali" runos beserta teman-temannya langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Sudahlah kau jangan terlalu menganggapnya" Dellio mencoba menenangkan Lowin.
"Tidak... Tidak..." Mimik wajah Miroka tiba-tiba berubah.
"Kenapa?" Tanya Lowin.
"Sepertinya dia merencanakan sesuatu? Meskipun aku tak sejahat dia tapi merencanakan taktik adalah salah satu cara balas dendam" Kata Miroka.
"Darimana kau tahu itu?" Tanya Lowin.
"Karena dia adalah orang seperti itu" ujar Dellio.
"Tatapan matanya" ucap Miroka yang sama nakalnya.
"Sudahlah ayo kita pergi" ajak Lowin yang tidak memperdulikan masalah runos.
QARINA R
JAKARTA, 02 DESEMBER 2015
LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )