Mata Juli menatap langit malam yang dihiasi bintang-bintang dari balik jendela mobil. Tatapan matanya membulat karena terpukau dengan keindahan langit malam itu, senyum kecil pun terbentuk di bibirnya. Demian menatap Juli sesaat yang sibuk mengagumi langit.
“Sebegitu indahkah langit malam ini?” Tanya Demian menggodanya.
Juli tertawa pelan, “Iya, tapi...sepertinya suasana hatimu tidak seindah langit malam ini. Aku bisa merasakannya”
Demian diam sesaat, ia kembali mengingat permasalahannya dengan Aria.
“Kekasihku baru saja mengakhiri hubungannya denganku” Suara Demian lirih.
Ekspresi Juli ikut bersedih, tangannya mengelus pundak Demian untuk menenangkan suasana hati lelaki itu.
“Bolehkah aku tahu kenapa?”
“Ini karena kesalahanku. Dia butuh kepastian, tetapi aku malah sibuk mengejar mimpiku. Sebenarnya aku pun ragu apa aku akan berhasil atau tidak”
“Apa mimpimu itu?”
Demian tersenyum kecil, agak malu mengatakannya, “Aku ingin menjadi seorang musisi”
Juli menatap Demian penuh kejutan, “Serius?”
Demian hanya mengangguk sambil tersenyum lebar.
“Wow, kamu punya lagu?”
“Ya, aku sudah membuat untuk sebuah album malah”
“Aku ingin mendengarnya!”
Demian tertawa, “CD-nya ada di dalam dashboard di hadapanmu”
Juli membuka penutup dashboard, disana ia menemukan sebuah CD case, ia membuka case itu lalu memutar CD-nya di radio. Jantung Demian berdetak agak cepat karena gugup lagunya akan didengar oleh Juli. Tak tahu kenapa, tapi Juli membuat perasaanya berdebar semenjak mereka bertemu.
Setelah intro beberapa detik, terdengar suara Demian bernyanyi. Mulut Juli terbuka lebar, tertegun karena suara Demian yang merdu di telinganya.
“Setelah lagu ini terjual aku pastikan aku penggemar pertamamu”
Demian tertawa lepas.
“Janji?”
“Janji!”
Demian hanya tersenyum melihat tingkah Juli saat ini, dia terlihat sangat semangat dan lebih senang dibanding saat pertama mereka bertemu.
“Kepalamu sudah tidak sakit?”
“Hmm, anehnya sudah agak hilang” Jawab Juli sambil meraba-raba kepalanya.
“Syukurlah”
“Menurutku kekasihmu harus mendengar lagumu, dia pasti akan kembali di pelukanmu”
Demian tertawa pelan, “Aku tidak yakin, dia tidak terlalu menyukai musik”
“Hmm, sayang sekali”
“Bagaimana denganmu? Apa ceritamu?”
Demian awalnya tidak mau peduli dengan kemisteriusan Juli, tapi sekarang ia penasaran. Setelah ia mengetahui kepribadian Juli yang menurutnya menyenangkan. Dalam hati kecilnya ia berharap mungkin saja hubungannya dengan Juli bisa berlanjut.
“Apa yang ingin kamu tahu?”
“Hm, apa yang kamu lakukan dalam hidupmu sekarang?”
“Aku bekerja untuk Ibuku, dia memiliki toko bunga. Disana selain mengurus keuangan, aku juga membantu merangkai bunga yang dijual”
“Kapan-kapan aku ingin berjunjung ke toko ibumu. Kau mau merangkai bunga untukku?”
“Tentu saja! Dengan senang hati akan kulakukan” Senyum lebar terbentuk di wajah Juli. Tanpa disadari Demian ikut tersenyum juga. Sampai ia tak menghiraukan lampu merah yang sudah berubah hijau.
TIIDD!!
Pengemudi berada di belakang mobil Demian membunyikan klaksonnya penuh nafsu. Demian tersadar dan langsung menancap gas mobilnya. Pengemudi lain yang berada di sebelah mobil Demian berbisik dalam hatinya,
Apakah dia gila? Tapi mengapa dia bisa mengemudi?