Aku, cewe cupu berkulit putih berperawakan lumayan tinggi, yang sekarang masih belajar buat lupain cowo itu, cowo berkulit sawo matang berkaca mata yang sempat ngisi hatiku cukup lama, Chiko itulah namanya.
“OMG, betapa modusnya dia sama cewe-cewe itu, ngga tau malu banget sih!!!” bentakku di hadapan sahabatku.
“Udah lah Ta, ngapain juga lo mikirin dia, diakan masa lalu lo, ngapain juga lo ikut campur masalah dia” nasehat Fita selaku sahabat Tata.
Sahabatku yang selalu nasehati aku tentang cowo itu, nasehatnya memintaku untuk melupakan cowo itu, hanyan itu, itu , dan itu. Ya, karna itu masalah yang aku hadapin sekarang, ngelupain cowo yang pernah ngisi hatiku 2 tahun lamanya. Aku baru saja pisah sama dia satu minggu yang lalu, hubungan 2 tahun harus ngelupain hanya dalam waktu satu minggu?? Cewe mana yang bisa lupain orang yang dia sayang dalam waktu yang sesingkat itu, mungkin hanyalah cewe gila yang bisa ngelakuin itu.
“Tapi Fita, lo kan tau kalo gue masih sayang sama dia, dan gue juga berharap kalo gue bakal balikan sama dia” kata aku yang terlalu tinggi berkhayal.
“Hellow Tata,lo berharap bakal balikan sama dia??, dia!!!, cowo yang udah nyakitin hati lo salama ini, gue heran deh sama lo dulu ajah pas lo masih sama dia, lo curhat ke gue kalo elo sering di sakitinlah, di selingkuhilah sama cowo lo itu tapi lo masih tetep pertahanin hubungan lo itu, trus kali ini giliran lo udah putus sama dia lo pengen balikan sama dia, lo gimana sih ta harusnya lo itu bahagia,karna lo udah bebas dari cowo lo yang suka nyakitin lo” nasehat Fita.
Nasehatnya selalu ia berikan kepadaku, walaupun aku tak pernah mendengarkannya. Tapi entahlah apa yang kini membuatku jadi termenung karna nasehatnya, nasehatnya kali ini mengingatkan kisahku dulu bersama Chiko, betapa sakitnya hati ini karna permainan dia dan nasehatnya kali ini membuat jatuh air mataku.
“ Lo bener Fit, gue harus lupain dia, dia udah permainin gue kaya boneka dan sekarang seharusnya gue bahagia, bahagia banget karna gue udah terbebas dari dia, dan sekarang gue bahagia fit, bahagia, bahagia banget!!!!!!” jawabku sambil terus mengucurkan air mata.
“Tata, ma...maafin gue yaa, mungkin omongan gue terlalu kasar, terlalu nyakitin lo, tapii ini yang terbaik buat lo Ta” kata Fita sambil merangkul tata.
Keesokan harinya, pagi-pagi buta aku sudah siap berangkat sekolah dengan semangat yang sangat membara, di sekolah aku menyapa semua orang, tak seperti biasanya kelasku masih sangat sepii, apakah aku yang berangkat terlalu pagi atau teman-temanku yang kesiangan, hhhmmm emtahlah kata orang-orang kini aku mulai berubah, dari kebiasaanku yang sangat buruk menjadi kebiasaan yang sangan baik.
“Hay Ta, tumben banget lo pagi-pagi udah dateng, kesambet setan apaan lo??” canda Fita.
“Ahh elo bisa aja fit, gue kaya gini kan berkat nasehat dari lo kemarin” balas Tata dengan tawa.
“Hahaha, bisa aja lo bikin gue geer yuklah ke kelas” ajak Fita.
“Hehehe, ayuu” jawab Tata.
Kini Perjalanan ku menuju kelas, mengantarkan langkahku menuju cowo itu, eemh sebenernya sih masih belum bisa buat ketemu dia namun di depan ruang perpustakaan mengantarkan langkahku bertemu dengannya, seperti biasanya dia selalu di kerumuni banyak cewe dan semua itu kini sudah tidak menjadi masalah bagiku.
“Hay semuanyaaa, hay juga Chiko” sapaku dengan kebahagiaan dan senyum lebar.
“ Tata, lo ngga sakit kan???” tanya Fita yang keanehan melihat tingkah Tata.
“Engga ko, gue baik-baik aja Fita” jawabnya dengan senyum manis.
“hmmm sepertinya kini nasehatku memang di dengar dan di lakukannya, bagus lahh dan hari ini menjadi awal yang baik bagi tata buaat move on dari Chiko, aku sangat bersyukur sekali karna kini dia sudah mendengarkan nasehatku, aku juga bersyukur punya sahabat kaya Tata meskipun kadang nyebelin”. kata fita dalam hati.
Dan pada akhirnya akupun bisa menyelesaikan permainan cintaku ini, permainan yang aku buat sendiri tetapi sangatlah susah untuk diselesaikan.
selesai