Episode 11
Suasana panggung di atrium KLCC siang itu sungguh meriah sekali, ketika acara penyematan topi toga penanda kelulusan wisuda Nouna. Acara foto bersama, dan terakhir adalah acara salam-salaman antar mahasiswa dan para dosen pembimbing.
“Jom, Satria. Kita balik. Lepas nih, kita ke mana dulu?” tanya Nouna ketika selesai acara, dan menemuiku bersama Inspektur Dirga.
“Saye belum talipon rumah kembali, Na. Sebab Lemi tak ada pun, hadir dalam acara nih. Itu yang menjadi kekhawatiranku sekarang.” Aku kemudian mengeluarkan ponsel, dan bermaksud menghubungi rumah kembali.
“Kita tunggu kabar dahulu, Puan Nouna. Sepertinya ada yang tak beres dengan Mamak Tiri Satria. Sebab ia cakap tadi pagi, nak hadir dalam acara nih. Namun sampai acara selesai, ia tak nampak pun.” Inspektur Dirga ikut berkata, menjelaskan apa yang terjadi.
“Halo. Pak Teguh. Cem mana ada kabar tak dari Puan Lemi?” tanyaku begitu telpon dijawab salah satu pembantu rumah.
“Tak ada kabar dari Puan Lemi, Encik Satria. Sampai sekarang pun, ia tak nampak.”
“Kenapa Pak Cik tak talipon saye? Saye nak tunggu kabar Puan Lemi, pun. Apa Pak Sugi juga dah balik?” tanyaku sedikit khawatir.
“Tak, Encik. Pak Sugi belum balik dari [1]membeli belah pun.”
“Baiklah. Saye nak balik ke rumah sekarang.” Aku pun segera menutup telpon, kemudian kembali ke tempat Nouna dan Inspektur Dirga berada.
“Tampaknya ada sebab Lemi tak datang ke sini, Inspektur. Ia belum balik dari latihan paginye,” kataku.
“Baiklah kalau begitu, Satria. Kita balik ke rumah awak, nak tengok apa kes yang menjadi penghalang Lemi tak nampak nih,” saran Inspektur Dirga.
“Jom, Inspektur. Nouna, awak bawa kereta keh? Jika tak, kita bisa balik bersama-sama,” tanyaku sebelum kembali ke mobil milikku di tempat parkir.
“Saye bawa kereta sendiri, Sat. Baiknya saye ikuti awak je, cem mana?” pinta Nouna, seraya membuka topi toganya, dan berkemas dengan segala peralatan biola yang tadi dipakai.
“Baiklah. Jom kita balik.” Aku dan Inspektur Dirga pun kemudian berlalu menuju mobil, sedangkan Nouna mengambil mobil miliknya.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, aku kembali melihat seseorang yang tadi terlihat di bandara. Dialah, Zul. Orang yang sama saat aku dan Inspektur Dirga keluar bersama tadi, dengan mengendarai sebuah motor yang tidak jauh dari mobil milikku dan Nouna. Bermacam-macam pertanyaan kembali menyelimuti benakku. Sedang apa Zul di Malaysia? Bukankah ia sedang persiapan dengan hasil tesisnya, sebelum kami wisuda minggu depan? Sungguh hal itu membuatku kembali bingung.
Aku terus memacu kendaraan dengan kencang menerobos keramaian, kemudian berbelok arah menuju perumahan Damansara yang sangat luas itu. Suasana komplek perumahan siang itu sangat sepi.
Tidak terlihat aktivitas warga, hanya beberapa yang tampak berkumpul di depan sebuah pos jaga di tengah perumahan. Di sana aku melihat salah satu warga, yang tempo hari bertemu saat bersama Panji berjalan sore, yaitu Pak Rahmat seorang dokter yang sama-sama tinggal di parumahan tersebut.
“Selamat siang, Encik Rahmat. Maaf mengganggu masanye. Saye nak tanya kes Puan Lemi ibu tiri saye tuh. Apa Encik tahu ke mana ia pegi? Sebab sejak pagi pegi latihan, ia belum balik pun,” tanyaku.
“Ouh siang, Encik Satria. Tak, saye belum tengok Puan Lemi balik. Tadi pagi saye nak tengok ia berlari kecil ke arah perbukitan dekat pantai, dan saye rasa belum tampak ia balik ke rumah,” balas Pak Rahmat, seraya menunjuk arah perbukitan yang tidak terlalu jauh.
“Baiknye kita langsung balik ke rumah saje, Satria. Siapa tahu sekarang sudah ada kabar dari orang rumah,” saran Inspektur Dirga.
Setelah berpamitan dengan Pak Rahmat serta beberapa warga, aku dan Inspektur Dirga pun kembali menuju mobil dan pulang. Begitu bertemu dengan Pak Teguh, ia mengatakan belum ada kabar tentang keberadaa Lemi.
*****
NB:
Terima kasih bagi yang sudah sudi mampir di episode ini.
Bila berkenan, ditunggu ulasan, saran, masukan, juga kritikannya. Agar cerita ini lebih baik lagi.
Selamat membaca, dan salam sukses selalu. :)
[1] Membeli belah: Belanja.
@Ardhio_Prantoko Wih ... terima kasih, Mas Dhim. Alhamdulillah karya ini sudah terbit, tinggal nunggu lounching saja, nih. Hehehe
Comment on chapter Info Novel IMPIANKU