Loading...
Logo TinLit
Read Story - LABIL (Plin-plan)
MENU
About Us  

*Flashback.
Seminggu yang lalu....
Hari ini adalah hari kedua, di mana Ghinta mencoba untuk mengikuti kegiatan ekstra kulikuler basket di sekolahnya. Seperti hari biasanya, kegiatan sekolah diadakan saat jam pulang sekolah, sekitar jam 2 siang untuk hari-hari biasa dan jam 8 pagi khusus untuk hari minggu saja.
Terdengar suara gerbang sekolah terbuka, semua anak-anak basket yang ada di lapangan menengok ke arah asal suara gerbang itu. Terlihat seseorang yang baru saja masuk melewati gerbang dengan memakai seragam olahraga dari sekolah lain.
 Mereka pikir bahwa orang itu nyasar datang ke sekolahnya, tetapi tidak. Ia datang dengan senyuman manisnya, seraya melambaikan tangan kanannya, walaupun terlihat agak malu-malu. Lalu dibarengi dengan hempasan angin yang membuat rambut panjangnya berkibar disepanjang ia berjalan.
"Waaah ... Ada sekolah lain nyasar ke sini!" sindir Iqbal.
Gadis itu tersenyum malu dan mulai menyimpan tasnya di pinggir lapangan. Lalu ia masuk ke dalam lapangan bersama dengan yang lain.
"Nggak nyasar sih. Baju olahraga gue belum kering, jadi ini punya kakak gue," jelas Ghinta.
Iqbal tersenyum ke arah Ghinta, dan Ghinta membalas senyumannya.
Semua anggota sedang berbaris saling berhadapan satu sama lain, agar latihan ini langsung kepada teknik dasarnya. Iqbal selagi wakil ketua basket, mulai mengajarkan kepada semua anggotanya tentang teknik-teknik dasar permainan bole basket.
Seperti operan setinggi dada, operan ini dilakukan dengan memegang bola didepan dada, kemudian bola dilempar lurus kedepan. Lalu operan pantul, untuk melakukan operan pantul, bola berawal pada posisi sejajar dengan dada, lalu dioper dengan cara memantulkan bola kearah lantai lapangan. Semua anggota melakukan latihan itu untuk sementara, karena ini adalah awal dari pengenalan, juga pelajaran bagi pemula.
Setiap Iqbal mengoper bola kepada Ghinta, seringkali ia tersenyum dan mencuri-curi pandang kepadanya. Sekilas Ghinta merasa tidak nyaman dengan keadaan itu, karena ia memang sering salah tingkah ketika dirinya merasa kegeeran atau bahkan terlalu percaya diri untuk menilai perasaan seseorang.
Bahkan saat latihan itu berlangsung, seorang kakak kelas yang memperhatikan mereka dan ia merasa panas melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Lalu tiba-tiba ia melempar bola ke sembarang arah dan pergi meninggalkan latihannya.
Sontak anggota yang ada di sana, terhenti sejenak. Ghinta bertanya-tanya, ada apa dengan dia? Pikirnya. Namun tak lama kemudian, latihanpun kembali berjalan. Setelah beberapa jam latihan, mereka mulai beristirahat.
"Hai! Wajah kamu lucu, kayak boneka," kata Ghinta kepada salah satu gadis di sana.
"Ah, masa?" tanyanya malu-malu.
"Beneran lho! Boneka barbie gitu."
Gadis itu tersenyum dan menunduk malu karena Ghinta memujinya terlalu berlebihan.
"Gue Ghinta. Lo siapa?"
"Dela."
"Ok. Salam kenal ya!" Ghinta tersenyum.
Beberapa saat, Iqbal memang sering mencuri-curi pandang untuk melihat Ghinta. Ghinta mulai risih, karena ia menjadi tidak nyaman dengan Iqbal yang selalu memperhatikannya sedari tadi. Diakui memang Ghinta tidak begitu cantik, namun ia sangat menarik dan mempunyai senyuman yang manis dengan ditambah lesungan pipi di kanannya. Mungkin itu yang membuat banyak pria menyukai dirinya.
Saat itu, latihan kembali berjalan, semua anggota saling berhadapan kembali. Lalu Iqbal berjalan-jalan dibelakang mereka dengan berteriak, menjelaskan tentang teknik-teknik bola basket yang lainnya.
Lucunya, disaat Iqbal sedang menjelaskan sesuatu sambil bersenda gurau, tiba-tiba ia bersikap jahil dengan cara melorotkan celana olahraga salah satu juniornya. Sampai membuat anggota juniornya merasa sangat malu dengan hal itu. Iqbal tertawa lepas dan menertawakan yang paling membuat orang merasa terhina itu dengan bangga. Darisanalah Ghinta mulai merasa kurang menyukai sosok Iqbal.
"Sialan! Nggak sopan. Mentang-mentang lo senior gue, lo seenaknya mempermalukan junior lo!" ujarnya dengan rasa amarah.
"Hey! Santai dong! Namanya juga bercanda," sahut Iqbal.
"Bukan masalah bercanda. Ini namanya bukan bercanda, tetapi sudah termasuk merendahkan harga diri seseorang," tukasnya.
"Santai dong! Segitu aja marah."
"Lo nggak ngerasain gimana malunya gue, kalau lo yang ada diposisi gue, mungkin lo juga bakal ngelakuin hal sama." Pria itu langsung pergi tanpa pamit apapun kepada senior-senior yang lain.
"Kok jahat sih?" gumam Ghinta secara perlahan. Insiden itupun kembali terlupakan dengan adanya perintah dari sang ketua tim basket untuk melanjutkan latihannya. Dari sanalah, Ghinta pun menjadi enggan mengikuti latihan basket lagi, karena selain jahilnya keterlaluan, juga ia sangat sombong.
*Flashback End....
Keesokan harinya, di sekolah Ghinta nampak biasa-biasa saja. Namun kakak senior yang waktu hari kemarin meninggalkan latihan begitu saja, sering memasang raut wajah yang masam dan juga cemberut. Seakan ia merasa sangat kesal dan benci terhadap Ghinta. Ia tahu, bahwa senior itu mungkin saja cemburu terhadap dirinya, karena mungkin dia kekasih Iqbal.
"Kenapa sih si senior itu? Kok pandangannya kek psyko gitu," kata Fani kepada Ghinta yang sedang nongkrong di depan kelas.
"Nggak tahu. Mungkin dia kalah menarik sama gue, makanya si Iqbal lebih tertarik sama gue," sahut Ghinta dengan rasa percaya dirinya. Padahal kejadian itu sudah beberapa hari yang lalu, namun tetap saja gosip selalu ada disetiap anggota yang mengikuti ekskul bola basket.
"Wih, gila! Padahal tubuh dia bohay juga lho!"
"Masih bohay badan gue ketimbang dia mah. Lihat dong gue, badan gue ideal. Lha, kalau dia badan pendek, wajah sih emang cantikan dialah. Tapi lebih menarik wajah gue," jelas Ghinta panjang lebar.
Fani yang mendengarkan Ghinta seperti itu, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.
"Iya. Asal lo bahagia aja dengan semua rasa narsis lo!" sahut Fani.
"Hahaha ...." Ghinta hanya tertawa dengan pembahasannya yang terakhir itu.
*****

How do you feel about this chapter?

2 1 0 0 0 2
Submit A Comment
Comments (3)
  • ShiYiCha

    Lucu n seru bangett prolognya🤣. Bikin semangat bacanyaa OMG.

    Comment on chapter PROLOG
  • GNR

    👍👍👍

    Comment on chapter Bab Enam
  • Bulan_Lani

    Semoga merasa terhibur ya! 😊

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Premium
Bertemu Jodoh di Thailand
4659      1668     0     
Romance
Tiba saat nya Handphone Putry berdering alarm adzan dan Putry meminta Phonapong untuk mencari mesjid terdekat karena Putry mau shalat DzuhurMeskipun negara gajah putih ini mayoritas beragama buddha tapi ada sebagian kecil umat muslimnya Sudah yang Sholatnya Sudah selesai yang Sekarang giliran aku yaaku juga mau ibadah ke wiharakamu mau ikut yang Iya yangtapi aku tunggu di luar saja ya Baikl...
KAMUFLASE KAMERA DAN CINTA
644      452     1     
Short Story
lelaki bertubuh besar berjaket hitam menunjukan senyum simpul yang khas .senyum yang membuat jantungku berdegup tak beraturan, dan senyum yang selalu mengingatkanku pada perpisahan di bulan Januari. Konflik antara Mas Pras dan Om Tegar tak kunjung usai ,Kamera lah yang membawa aku dan dia pada satu titik dan kameralah yang membuat kita....
It Takes Two to Tango
460      337     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Hidden Words Between Us
1381      617     8     
Romance
Bagi Elsa, Mike dan Jo adalah dua sahabat yang paling disayanginya nomor 2 setelah orang tuanya. Bagi Mike, Elsa seperti tuan putri cantik yang harus dilindunginya. Senyum dan tawa gadis itu adalah salah satu kebahagiaan Mike. Mike selalu ingin menunjukkan sisi terbaik dari dirinya dan rela melakukan apapun demi Elsa. Bagi Jo, Elsa lebih dari sekadar sahabat. Elsa adalah gadis pertama yang ...
Teilzeit
1005      477     1     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
Supardi dan Supangat
1762      804     1     
Humor
Ini adalah kisah Supardi dan Supangat si Double S yang Bermukim di Kampung Mawar. Keduanya bagaikan GALIH DAN RATNA yang selalu bersama mengukir kenangan (ceuilehh.. apasih) Terlahir dari rahim yang berbeda tetapi takdir mempertemukan mereka dengan segala ke-iba-an yang melanda
Asa
4609      1369     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
Dibawah Langit Senja
1573      927     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
My World
710      479     1     
Fantasy
Yang Luna ketahui adalah dirinya merupakan manusia biasa, tidak memiliki keistimewaan yang sangat woah. Hidup normal menyelimutinya hingga dirinya berusia 20 tahun. Sepucuk surat tergeletak di meja belajarnya, ia menemukannya setelah menyadari bahwa langit menampilkan matahari dan bulan berdiri berdampingan, pula langit yang setengah siang dan setengah malam. Tentu saja hal ini aneh baginya. I...
Ketika Kita Berdua
36761      5338     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...