Terlihat Ghinta sedang berjalan dari koridor sekolah menuju kelasnya, ia berjalan dengan amat malas. Ia berjalan melewati berbagai kelas dan melihat siswa-siswi lainnya dari balik jendela sampai ia mendekati kelasnya. Terdengar suara bising dari anak-anak di kelasnya, membuat Ghinta merasa murka dan ingin meluapkan semua emosi yang tengah ditahannya sedari tadi. Ia mendorong meja belajarnya ke depan dengan sekuat tenaga, lalu ia berdiri dan lekas berjalan mengambil sebuah sapu yang letaknya di ujung kelas.
Ia berbalik dan menatap semua teman-teman di kelasnya dengan tatapan tajam dan raut wajah yang sangar. Ia menaikan bibir atasnya, lalu tersenyum jahat kepada mereka. Kemudian ia kembali berjalan dan ia berhenti di tengah-tengah kelas, lalu ia berteriak dengan lantang.
"DIIIAAAAAMM ...!"
Ghinta memukul meja dengan sapu yang tengah ia bawa tadi sebanyak tiga kali. Membuat semua orang di kelasnya menoleh, juga menatap heran ke arah Ghinta. Lalu Ghinta cengengesan di depan kelas.
"Hehehe ... Kepala gue pusing. Lagi PMS. Jadi jangan berisik, ok!" ujar Ginta tersenyum paksa. Lalu ia melemparkan sapu tersebut ke sudut kelas, dan ia kembali duduk di kursinya, juga merapikan kembali meja yang sudah di dorongnya tadi.
"Apaan sih si Ghinta?"
"Kumat lagi penyakit dia."
Kalimat itu terdengar ditelinganya, Ghinta memang seorang gadis yang aneh. Namun bukan aneh seperti kebanyakan anak-anak autis diluar sana, Ghinta lebih memiliki sifat yang suka teriak-teriak di kelas, ia juga sangat mudah bergaul. Bahkan ia gadis yang aktif di sekolahnya dengan mengikuti Organisasi PKS (Patroli Keamanan Sekolah) dan ia juga bendahara OSIS di sekolahnya.
*Skip.
Teman-teman sekelasnya tidak mendengarkan apa yang sudah dikatakan oleh Ghinta barusan. Mereka tetap kembali ngobrol dan membahas tentang apa yang sedang mereka bahas. Ghinta menarik napas panjang, lalu membuangnya dengan sembarang. Mencoba untuk lebih bersabar lagi menghadapi cobaan yang sedang ia hadapi di kelas.
Karena ia tidak ingin kebisingan itu terdengar lagi di telinga kecilnya, maka ia terpaksa mengeluarkan sebuah senjata yang akan membuat mereka bungkam. Yaitu headseat. Tidak. Itu tidak akan cukup untuk membuat mereka bungkam, namun itu cukup untuk membuat Ghinta tak mendengar kebisingan dari mereka.
Ia pun memakaikannya dan mulai mendengarkan sebuah lagu metal dari band Avenged Sevenfold. Band favorit yang sering ia dengarkan disetiap harinya. Ia mengatur volume musik dengan full. Tak lama setelah itu, ketika ia sedang mengangguk-anggukkan kepalanya, menikmati alunan musik yang sedang ia dengarkan, tiba-tiba seseorang datang dan duduk di sampingnya. Lalu ia merebut sebelah headseat yang sedang menempel ditelinga kanannya.
"Dengerin apa sih?" tanya seseorang itu seraya memasangkan headseat sebelah kanan ke telinganya.
Ghinta menoleh, "ngapain sih lo? Tiba-tiba datang langsung ngambil barang orang," cetus Ghinta.
"Cuma sebelah doang. Bukan berarti direbut ya!" tukas Adit.
"SAMA AJA!" teriak Ghinta ke arah telinganya.
"Berisik tahu, nggak?" tanya Adit sambil mengelus-elus telinganya.
"Kenapa sih? Tadi lo paling berisik, sekarang jadi fanatik. Gara-gara si bu Dina ya?" tanya Adit menebak-nebak.
Ghinta memutar bolanya.
"Ok, fix. Bu Dina yang udah bikin lo kerasukan setan," sahut Adit.
"Sinting!" sahut Ghinta, lalu ia mengganti lagu dari ponselnya, dan ia kini mendengarkan sebuah lagu ghotic. Salah satu lagu kesukaannya pula.
"Suka lagu ginian juga, ya?" tanya Adit yang mulai menikmati alunan musik yang diputar oleh Ghinta.
"Suka. Emang kenapa? Lo tuh jangan banyak tanya deh! Kalau mau dengerin lagu bareng gue, dengerin aja! Gak usah banyak tanya ini dan itu. Kek wartawan tahu, nggak? Introgasi anak orang nggak jelas," geruru Ghinta panjang lebar. Rupanya Ghinta mulai kesal dengan Adit, namun Adit tidak peduli dengan perkataan Ghinta yang cukup pedas seperti itu.
"Gue suka lagu ini. Apalagi dibagian reffnya. Beeeeuuhh ... enak banget," oceh Adit yang berusaha mengajak ngobrol kepada Ghinta.
"Lebih enak lagi lo diem dan jangan banyak biacara," cetus Ghinta.
"Saking enaknya, mending kita pacaran aja," usul Adit.
Mendengar kalimat itu, Ghinta spontan menengok ke arahnya. Ia sejenak terdiam dan melihat dalam mata Adit, suasana hatinya berubah menjadi tegang. Adit pun heran dengan Ghinta yang terus menatapnya, ia pun bertanya.
"Ada apa? Lo setuju?"
"Gembel!" cacinya, "lo jangan asal bicara deh," tambahnya.
Adit tertawa lepas dengan hal itu, menurutnya sangat lucu ketika ia membuat Ghinta tiba-tiba tegang seperti itu. Lalu Ghinta memutar bole matanya dan mengganti lagu yang belum sepenuhnya ia dengarkan.
Tak lama kemudian, seorang guru pun datang ke dalam kelas mereka, semua murid di sana, kembali duduk ke tempat duduknya masing-masing.
"Sekarang kita akan bahas tentang sejarah, lalu setelah itu langsung ulangan," ucap bu Dina.
"Yah, bu! Kita jangan mengulang sejarah. Karena kita itu hidup dimasa depan, bukan dimasa lalu," sahut Ghinta dan mengeluh.
"Woooo ...," sorak semua teman-teman yang ada di kelasnya.
"Untuk apa kita harus mengulang sejarah dan membahasnya, karena masa lalu itu sebagai cerminan, bukan diulang."
"Karena itu, kau harus belajar dari masa lalu, agar kamu bisa paham dengan kehidupan dimasa depan," sahut bu Dina kepada Ghinta.
"Suasana semakin panas!" sindir Adit.
"Yaelah, ibu nih. Masa lalu dan masa depan itu berbeda, bu." Ghinta tak mau kalah dengan perdebatan tentang hal itu, gara-gara ia tidak ingin melakukan latihan ulangan, pembahasan jadi kemana-mana.
"Akan sama jika kamu terus membantah. Lakukan saja perintah ibu, atau kamu akan kena azab," ancam bu Dina.
"Astagfirullah, bu. Istigfar."
"Makanya turuti apa kata ibu. Ayo keluarkan buku paket kalian, ibu akan memulainya."
Ghinta menyerah dengan ancaman dari bu Dina, memang ancaman seperti itu, sangat mengerikan untuk dibayangkan. Sebagian teman sekelasnya, tertawa dengan hal itu, namun Ghinta hanya tersenyum seakan ia tidak melakukan sebuah kesalahan apapun.
*****
Pantang Menyerah
201
174
0
Short Story
Rena hanya ingin mengikuti lomba menulis cerpen tetapi banyak sekali tantangannya, untuk itu dia tidak akan menyerah, ia pasti akan berhasil melewati semua tantangan itu dengan kegigihan yang kuat dan pantang menyerah
Palette
3591
1507
6
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya.
Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
Yu & Way
825
424
28
Romance
Dalam perjalanan malamnya hendak mencari kesenangan, tiba-tiba saja seorang pemuda bernama Alvin mendapatkan layangan selembaran brosur yang sama sekali tak ia ketahui akan asalnya. Saat itu, tanpa berpikir panjang, Alvin pun memutuskan untuk lekas membacanya dengan seksama.
Setelah membaca selembaran brosur itu secara keseluruhan, Alvin merasa, bahwa sebuah tempat yang tengah dipromosikan di da...
Antara Depok dan Jatinangor
274
173
2
Romance
"Kan waktu SMP aku pernah cerita kalau aku mau jadi PNS," katanya memulai.
"Iya. Terus?" tanya Maria.
Kevin menyodorkan iphone-nya ke arah Maria. "Nih baca," katanya.
Kementrian Dalam Negeri
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Maria terperangah beberapa detik. Sejak kapan Kevin mendaftar ke IPDN?
PrajaIPDN!Kevin × MahasiswiUI!Maria
Pangeran Benawa
35277
5794
5
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya.
Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus.
Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...
REMEMBER
3838
1187
3
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa.
Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
It Takes Two to Tango
409
299
1
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda.
Zura tidak merasa sese...
Gagal Menikah
4124
1341
4
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka.
Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal.
Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
REGAN
6519
2347
4
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya."
Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.
Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Lucu n seru bangett prolognya🤣. Bikin semangat bacanyaa OMG.
Comment on chapter PROLOG