"Siapa dia Lu? Hei loe,atas dasar apa bicara seperti itu,asal loe tau ya Lulu bukan tipe cewek seperti itu!",ujar Xukun dengan nada keras di depan wajah Woojin membelaku. Betapa terkejutnya aku tiba-tiba Xukun sudah berada di depan butikku
"Hahahahaha,hei cowok aneh,jangan sok ikut campur! Ini masalah gua sama nih cewek! Loe sendiri siapa?!",teriak Woojin nggak mau kalah
"Justru gua harus ikut campur! Gua nggak suka loe jelek-jelekkin Lulu!"
"Wow,ceritanya ada yang mau jadi pahlawan disini,mau berantem? Gua ladenin loe!",teriak Woojin sambil pasang posisi ngajak berkelahi
"Ayo,siapa takut!",sahut Xukun tidak mau kalah
"Plak!",reflek tanganku menampar pipi Woojin. Aku malu mereka berantem di depan butikku,apalagi sudah banyak orang yang menonton kami termasuk konsumen dan pegawaiku
"Loe! Berani nampar gua Lu!",teriak Woojin padaku
"Loe emang pantas ditampar sama Lulu",sahut Xukun dengan ketus
"Kalian semua diam!",teriakku dan itu membuat Woojin dan Xukun kaget
"Lu?"
"Tuan Woojin yang terhormat gua selama ini sudah sabar menghadapi tingkah laku loe. Gua tau loe tunangan gua,tapi kalau loe nggak suka atau benci,loe bisa menolak pertunangan itu,soal hutang orang tua gua,nanti gua akan bicara dengan orang tua loe secara pribadi,apakah gua boleh menyicilnya atau tidak. Ohya soal kunci mobil,black card atau apapunlah yang orang tua loe berikan pada gua,bawa aja,terserah loe mau bilang gua cewek apa,yang jelas gua masih mampu cari uang sendiri. Sekarang tolong tinggalin butik gua",sahutku panjang lebar. Itu adalah perasaanku yang terpendam selama ini. Kemudian Woojin pun tanpa bicara apapun lagi pergi meninggalkanku dan Xukun. Aku masih terdiam dan tidak percaya dengan apa yang aku katakan tadi sama Woojin.
"Lu,loe udah baikan?",tanya Xukun melihatku yang masih terdiam
"Lumayan,loe pulang aja Kun,gua mau lanjut kerja. Bukan maksud gua buat ngusir loe ya"
"Iya,gua ngerti. Ya udah gua pergi ya,kalau ada apa-apa kabarin aja"
"Iya"
Sepeninggal Xukun aku kembali bekerja. Aku tau kalau semua pegawaiku penasaran dengan apa yang terjadi tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berani bertanya dan hanya sesekali melihat wajahku.
"Gimana,semua pesenan sudah pada beres?",tanyaku dengan wajah serius
"Ada yang sudah beres dan siap kirim,tetapi ada beberapa yang masih perlu perbaikan bu",jawab Angela dengan hati-hati
"Owkay,sebelum dikirim bawa ke saya semua dulu,karena saya mau cek,karena kamu tau khan Angel kalau saya orangnya perfect dan tidak mau mengecewakan konsumen apalagi kalau itu pelanggan lama kita"
"Baik bu. Ada lagi bu?"
"Nggak ada Angel,kembali bekerja saja"
"Iya bu"
Untungnya hari ini kesibukanku sangat padat di butik sehingga tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat. Kalau Angel tidak mengingatkanku untuk makan siang mungkin tadi aku tidak makan sama sekali.
"Bu,udah saatnya pulang",ujar Angel mengingatkanku karena dilihatnya aku masih sibuk dengan pekerjaanku
"Pulang aja duluan Angel,saya masih harus menghitung pemasukan dan pengeluaran butik dulu"
"Baik bu,kalau begitu saya pulang duluan"
"Hati-hati di jalan"
"Iya bu"
Sepeninggal Angela dan pegawai-pegawaiku,aku kembali sibuk menghitung semua pemasukan dan pengeluaran butik,walaupun bulan ini belum saatnya aku melakukan kalkulasi,tetapi ini kulakukan karena aku ingin membayar hutang orang tuaku. Jujur aku capek,lelah dan sakit hati Woojin menghinaku terus,walaupun orang tuanya sangat baik terutama ibunya yang sangat menyayangiku. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam 9 malam dan aku memutuskan untuk pulang dengan memesan taksi online.
Akhirnya sampai juga aku di apartemenku. Rasanya badan ini capek sekali dan perut sudah berbunyi untuk minta makan. Beres mandi aku menuju ke dapur untuk masak bahan-bahan yang ada di kulkas walaupun aku tau kalau isi kulkasnya hanya ada mie,telur,sosis,nugget,tidak ada lagi yang lain. Ketika aku sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk buat nasi goreng nugget,bel apartemenku berbunyi.
"Woojin",ujarku kaget begitu membuka pintu apartemenku kalau cowok yang tadi pagi kutampar berdiri di depanku
"Hai,boleh masuk?",tanyanya hati-hati
"Oh,masuk aja"
"Lagi apa?Udah makan?",tanyanya sambil membawa plastik yang dari baunya aku tau kalau itu adalah makanan
"Hmm,ini lagi mau masak",jawabku sekedarnya sambil menuju ke dapur. Sebelum sempat kulangkahkan kakiku ke dapur dia memegang tanganku.
"Nggak usah masak,ini gua bawa makanan buat kita makan berdua",ujarnya
"Oh,nggak usah,makasih. Ada angin apa loe kemari",sahutku
"Kita makan dulu yuk,tadi gua mampir ke restoran dan gua tau loe pasti belum makan",sahutnya dengan nada perhatian. Ada apa gerangan dengan cowok ini,kenapa dia jadi berubah,berbeda dengan tadi pagi saat dia menghina dan membentakku.
"Serius gua boleh ikut makan?"
"Iya serius,makanan ini gua beli emang buat kita makan berdua"
"Okelah kalau gitu,gua ambil piring dan minumannya dulu"
"Gua aja yang ambil Lu,loe duduk aja dan tunjukkin dimana tempatnya"
"Janganlah,loe khan tamu. Gua aja yang ambil"
Kemudian kami makan berdua dan selama makan kami tidak saling bicara tetapi menikmati makanan yang menurutku sangat enak ini. Emang beda makanan dari restoran mewah dengan makanan dari restoran yang berada dekat kantorku.
"Lu,ada yang mau gua omongin",ujar Woojin begitu beres makan
"Emang ada apa?"
"Lu,maukah loe menikah dengan gua?",tanya Woojin sambil duduk bersimpuh dihadapanku. Betapa terkejutnya aku dengan kelakuan Woojin,apalagi dengan perkataannya yang mengajakku menikah. Aku hanya diam membisu dan tidak tau harus menjawab apa.