Aku tidak menyangka bahwa orang tua Woojin begitu baik dan ramah padaku. Hari itu aku diperlakukan seperti anak sendiri oleh mereka. Orang tua Woojin tidak punya anak perempuan,jadi mereka sangat senang aku akan menjadi menantu di keluarga tersebut. Tidak henti-hentinya mamanya Woojin memujiku. Perlakuan mereka sangat berbeda dengan Woojin kepadaku. Bahkan saat mamanya memujiku Woojin malah bilang kalau itu sangat berlebihan sekali. Aku dapat merasakan kalau Woojin sangat membenciku,kalau dia membenciku buat apa dia mau menikah denganku. Betul-betul cowok yang sangat menyebalkan. Aku dapat membayangkan dari sekarang kalau nanti pernikahanku dengannya akan selalu penuh pertengkaran dan aku harus sabar menghadapinya demi orang tuaku. Bahkan mamanya memberiku black card yang katanya boleh aku pakai kapanpun untuk membeli segala kebutuhanku. Saat mamanya memberiku black card tersebut tampak Woojin tidak menyukainya. Pada saat pulang mengantarku dia mengancam kalau sampai aku berani pakai black card tersebut berarti aku cewek murahan dan matre. Ingin rasanya aku menangis saat itu,tetapi aku menahannya. Seumur-umur aku tidak pernah mendegar kata seperti itu. Lagian buat apa aku pake tuh black card,uang dari butikku sudah sangat cukup memenuhi kebutuhanku.
Hari ini aku sangat senang butikku sangat ramai dibandingkan hari-hari sebelumnya. Biasanya aku akan stress,tetapi kali ini tidak,aku malah sangat menikmatinya,karena aku akan tunjukkin sama cowok satu itu Park Woojin kalau aku tidak butuh uangnya,karena aku cewek mandiri yang bisa menghasilkan uang sendiri. Banyak orang yang memesan kebaya baik untuk pernikahan maupun untuk hajatan besar lainnya.
"Mbak Lulu,kira-kira pesenan saya ini bisa beres sebelum acara khan?Soalnya ini buat acara ulang tahun perusahaan",ujar Bu Cristine salah satu langganan butikku yang memesan 50 kebaya
"Saya usahakan bu,apalagi ibu Cristine khan salah satu langganan di butik ini,jadi saya akan beri pelayanan istimewa"
"Itulah yang suka dari mbak Lulu,sudah hasil kerjanya selalu memuaskan selain itu selalu tepat waktu"
"Terima kasih atas pujiannya bu"
"Tapi benar kok mbak,makanya saya tidak pernah berpindah ke lain hati,hehehehehe"
"Sekali lagi terima kasih bu Cristine masih percaya sama saya"
"Ya sudah,saya pulang dulu ya mbak,pembayaran sudah saya lunasi"
"Baik bu Cristine,hati-hati di jalan"
"Mbak Lulu,makasih banyak kebaya anak saya dua-duanya sudah beres aja,saya sampai kaget",ujar Bu Nayla
"Gimana sudah dicoba kebayanya?",tanyaku
"Sudah,anak saya sangat puas"
"Syukurlah"
"Ini saya mau buat lagi kebaya"
"Buat anak ibu?"
"Nggak mbak Lulu,buat saya"
"Kalau gitu,mau diukur lagi atau pakai ukuran yang sudah ada bu?"
"Pakai yang sudah ada aja mbak Lulu,saya malas diukur-ukur lagi"
"Boleh aja bu,desainnya mau dari saya aja?"
"Tentu saja,saya suka desain kebaya mbak Lulu,soalnya selalu beda,jadi saya kalau pake tidak pernah ada yang sama,selain itu harganya juga tidak mahal"
"Terima Kasih bu Nayla"
"Saya yang harusnya berterima kasih mbak Lulu,saya selalu berdoa agar butik mbak Lulu berkembang terus"
"Amin,makasih atas doanya bu Nayla. Mau dibayar lunas sekarang bu kebayanya?"
"Tentu saja mbak Lulu"
"Saya buat kuitansi pelunasannya bu"
"Seep kalau gitu mbak Lulu"
Ketika aku sedang sibuk melayani konsumen tiba-tiba ada yang menarik tanganku kasar dan saat aku menoleh ternyata itu Park Woojin
"Loe?Mau ngapain kesini",ujarku ketus
"Jangan geer,gua kesini disuruh sama bunda buat ajakin loe makan siang"
"Makasih,tapi gua nggak butuh"
"Jangan banyak tingkah!Ayo cepetan!",teriak Woojin yang membuat semua konsumen menoleh ke arah kami berdua dan itu membuatku malu
"Nggak usah teriak-teriak kali"
"Kalau nggak mau gua teriak-teriak,loe harus nurut sama gua"
"Iya,iya,bentar gua mau ambil tas dulu"
"Nggak perlu!Gua yang bayar!",sahutnya sambil tersenyum sinis. Aku betul-betul benci melihatnya,kelihatan sekali kalau dia sangat menghinaku
Kemudian aku menurut saja diajak Woojin untuk makan siang bareng daripada dia buat keributan di butikku. Akhirnya sampai juga kami disebuah restoran mewah yang sengaja dipilih Woojin. Bahkan saat aku melihat harga menu yang tertera betul-betul kaget
"Kok bengong?Kenapa?Kaget liat harganya.Dasar kampungan!",sahut Woojin ketus sambil lagi-lagi tersenyum sinis
"Nggak kok,biasa aja",ujarku berbohong
"Jangan bohong,kelihatan di wajah loe,hahahahaha"
"Bisa nggak loe nggak menghina gua terus"
"Nggak!"
"Kalau gitu gua pergi aja!Gua nggak butuh makan siang ini!",ujarku
"Duduk!Kata gua duduk!",teriaknya
"Nggak usah teriak-teriak!Gua nggak tuli!"
"Kalau nggak mau gua teriak,loe harus duduk dan pesan makanan yang ada di menu ini",ancamnya
"Iya,gua duduk",ujarku mengalah karena aku tidak mau kami diusir dari restoran ini
Ketenangan baru terasa saat kami berdua menikmati makanan yang disuguhkan restoran ini. Aku rasa wajar harga makanan di restoran ini mahal,karena rasanya betul-betul lezat. Selesai makan Woojin mengantarku kembali ke butikku. Didalam mobil kami berdua tidak saling bicara,tetapi itu tidak jadi masalah bagiku,malah aku senang.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam,tetapi aku masih saja di butik,karena aku harus menyelesaikan beberapa desain kebaya terbaru dan mengecek beberapa hasil kebaya buat dikirim besok. Setelah aku anggap semua beres,baru aku pulang dan tanpa terasa perut rasanya lapar. Kemudian aku mampir ke restoran cepat saji untuk membeli makanan. Berhubung aku lapar berat aku pesan paket ayam komplit dan paket burger komplit. Bodo amat nanti berat badanku nambah,yang penting aku kenyang. Saat aku menikmati makananku tiba-tiba ada cowok yang menghampiriku dan saat aku mendongakkan kepalaku. Betapa terkejutnya aku kalau itu adalah Xukun mantan pacarku yang pernah menyakiti hatiku. Xukun tersenyum manis padaku.