Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Growing With Pain
MENU
About Us  

“Kita menghakimi seseorang dengan ketakutan yang kita miliki.”

~Freya

                    

Aku bersama Arza hingga semalaman penuh. Kami menunggu para dokter yang menangani laki-laki itu di ruang IGD. Arza tidak lari. Dia bahkan berusaha bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan adiknya. Namun hal itu justru membuat kesalapaman yang lebih besar. Dani tidak mengakui pada ayahnya jika ia yang membawa Koenigsegg CCXR Trevita malam itu. Sementara kasus kecelakaan tersebut telah diproses hukum setelah salah satu pihak keluarga korban melaporkannya. Tak perlu banyak waktu, bahkan sebelum sempat Arza mengantisipasinya, berita tentang kecelakaan yang disebabkan Koenigsegg CCXR Trevita- Arza itu telah sampai di telinga ayahnya.

Tuan Wiliam menampar Arza ketika ia baru masuk ke rumahnya. Aku yang berada di belakang Arza pun terkejut dengan kemarahan tuan William yang tiba-tiba itu. Selama ini aku tidak pernah melihatnya marah kepada anak-anaknya. Dia juga tampak ramah dan begitu penyayang terutama pada ke-empat anaknya. Namun entah mengapa malam ia bersikap lebih keras. Mungkin karena berita di televisi akhir-akhir ini yang juga menyebarkan rumor bahwa perusahan milik pria Belgia itu mengalami kegagalan produksi yang cukup besar.

“Daddy kecewa padamu!” ucap pria itu dengan logat bicara yang sedikit bule. Dia mengangkat salah satu tangannya yang memegang kertas berwarna putih berisi surat panggilan kepolisian di hadapan Arza. “Kenapa kau bisa se-ceroboh ini?” ujarnya lagi setengah membentak.

Arza masih diam. Dia rupanya tak tahu harus menjelaskan kepada ayahnya. Sementara Dani yang merupakan pelaku sebenarnya justru membisu di sudut ruangan bersama Miko. Ibu dan Sam juga berada disana menyaksikan kemarahan tuan William tanpa berani menenangkannya. Masalah itu tampaknya sudah tak menjadi rahasia antara kami bertiga saja.

“Kau anak tertua di keluarga ini, tidak seharusnya kau bertidak ceroboh seperti ini! Apa kau tahu? Daddy sudah pusing mengatasi masalah perusahaan kita, kenapa kau membawa masalah yang lain?” laki-laki itu melempar surat panggilan kepolisian itu tepat di samping tubuh Arza hingga berserakan di lantai. Aku tak sengaja memandang punggung Arza yang sedikit menegang.

Tuan William kemudian mengusap wajanya kasar. Tanpa menunggu penjelasan Arza, dia mengelurkan sebuah ponsel dari dalam sakunya dan menelepon seseorang. “Halo… aku ingin disambungkan dengan pengacaraku. Aku membantah keras bahwa putraku terlibat. Bagaimanapun caranya kalian harus bisa membersihkan namaku jika putraku memang tidak terlibat.”

Tidak terdengar suara dari lawan bicaranya, tetapi nampaknya itu berbincangan yang panjang.

 “…”

“Aku tidak peduli! Kalian juga harus memikirkan jika aku bisa menuntut balik atas pencemaran nama baik. Lagipula putraku bukan satu-satunya pemilik Koenigsegg CCXR Trevita di negara ini.”

“…”

“Apa kau bilang? Media?”

“Bagaimana kau bisa percaya dengan media murahan begitu saja? Pasti ada yang berusaha menjatuhkan nama baikku. Pokoknya aku tidak akan membiarkan putraku diperiksa walaupun sebagai saksi sekalipun, sebelum kalian menemukan bukti bahwa putraku adalah pelakunya.” Arogansi tuan William.

“…”

“Aku tidak peduli dan jangan main-main denganku!” Ucapan tuan William di telepon yang terdengar begitu keras. Dia tampak begitu gusar. Sorot matanya penuh dengan urat berwarna merah, dia lelah karena bisnis-nya yang tidak sedang baik, ditambah masalah yang muncul karena putranya. Pria itu pun kemudian membanting tubuhnya sendiri di atas sofa ruangan tengah. Dia memijat pelipisnya dan seolah tak mempedulikan beberapa pasang mata yang memperhatikannya dengan takut.

“Jangan katakan apapun. Aku akan mengusahakan kau bebas dari kasus ini!”

“Dad!” Arza menyahuti. Itu membuat mataku refleks menatapnya. Dia tampak menunduk sebentar untuk menyusun kata-kata. Kulihat juga jari-jari tangannya mengepal. Jangan bilang dia akan mengatakan sesuatu yang tidak ingin didengar oleh orang lain. “Aku memang yang melakukannya, aku menabrak seseorang malam itu…” akuhnya. Dadaku cukup berdegup, seperti ketika seseorang memukulnya dari belakang. Aku tidak habis pikir dengan Arza yang tiba-tiba mengakui sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Aku beralih menatap Dani yang berdiri disudut ruangan dengan menyembunyikan wajahnya. Helaian nafas tuan William terdengar cukup keras. “Siapa yang memintamu mengakuinya?” Sahut pria itu.

Ibu beralih untuk menggambil tempat duduk di samping pria itu. Dia menggenggam dada laki-laki itu agar dapat menahan diri. Pengakuan Arza pasti seperti bensin yang ditumpahkan ke dalam kobaran api. Bagaimanapun Arza telah memutuskan untuk melawan zona amannya.

“Maafkan aku!” Arza menuduk penuh penyesalan. Perubahan wajahnya membuat hatiku merasakan ngilu. Aku tidak tega melihatnya dengan tatapan memelas seperti itu. Setidaknya seseorang yang selalu terlihat sempurna tidak seharusnya merendahkan dirinya seperti itu. Dia akan kehilangan karismanya. Aku bahkan lebih suka melihatnya dingin dan jahat dibandingkan Arza yang seperti itu. “Aku akan berusaha bertanggung jawab sebisa mungkin?”

“Kau ingin dipenjara?” laki-laki itu kembali bangkit dan menatap Arza.  Ibu juga ikut berdiri, namun ia tak bisa lagi menenangkan hati pria itu. “Untuk apa kau mengorbankan masa depan cerahmu hanya untuk seseorang yang tidak berharga. Orang itu juga tidak mati bukan?”

“Tapi dia koma!” tiga kata itu meluncur begitu saja dari mulutku dan memotong perkataan tuan William. Seluruh orang di ruangan itu pun mulai menjadikanku obyek tatapan mereka. Aku cukup sadar jika posisiku di rumah itu bukanlah siapa-siapa, aku hanya anak dari wanita tuan William jadi tidak ada hak bagiku untuk menujukan diriku di hadapan mereka. “Dia seorang tulang punggung di keluarganya jadi dia juga berharga di mata keluarganya.”

Raut wajah ibu berubah gusar ketika melihatku menujukan diriku di keluarga itu untuk pertama kalinya. Aku tak tahu dari mana keberanianku. Hanya saja aku teringat denga seorang lelaki yang meninggalkan keluarganya karena tabrak lari dan laki-laki itu adalah ayahku. Tidak akan ada yang pernah membayangkan bagaimana rasanya jika seorang istri atau seorang anak kehilangan sosok ayahnya.

Tuan William terpaku. Bukan karena kagum atas keberanianku tetapi lebih merasa harga dirinya terinjak oleh seorang bocah sepertiku. Dia tidak melihatku sebagai anak tirinya selama ini, hanya sekedar anak yatim yang mengikuti kehidupan ibunya hingga tinggal di rumah itu. Dan apa haknya berbicara sesuatu yang bertentangan dengan dirinya.

“Freya!” ibu berusaha mengusirku dari ruangan itu dengan isyarat tangannya. Tapi aku lihat tatapan Arza justru begitu dalam padaku, seolah dia sama sekali tak keberatan dengan ucapanku. Dan aku juga ingin memberi pelajaran pada Dani bahwa dia juga harus merasakan penderitaan yang aku rasakan walau hanya sekali.

“Dibandingkan dengan menjadi seorang pengecut, Arza lebih memilih bertanggung jawab pada perbuatannya. Dia tidak seperti seseorang di rumah ini yang lari dan melimpahkan perbuatan buruknya pada orang lain. Betapa dia sangat pengecut telah membuat orang yang menyayanginya menderita!”

Dani hendak berbalik pergi ketika aku menekankan kata pengecut itu sembari meliriknya dari jauh, namun langkahnya tiba-tiba tertahan. “Freya! Sam! Kalian harus pergi!” bujuk ibu yang mulai frustasi karena aku tak menghiraukan isyaratnya. Aku juga tidak peduli. Kupikir aku tidak peduli lagi dengan reputasi ibu. Jika tuan William ingin menendangku keluar, aku juga tidak peduli.

“Soraya! Ikut aku ke kamar!” perintah tuan William pada ibu. Itu terdengar sebuah perintah dari pada sebuah ajakan karena nada bicara pria itu terdengar cukup kasar. Ibu pun tampak menggigit bibirnya mendengar ucapan itu. Dia menatapku dengan emosi yang tertahan.

Aku mendengarkan percakapan mereka malam itu. Diam-diam dari balik pintu kamar. Suara benda yang berhantaman juga terdengar cukup jelas. Pasti laki-laki itu juga sempat memukul ibu. Aku tidak pernah mengerti mengapa ibu bertahan dengan laki-laki yang tidak pernah memandang kesetaraan seperti tuan William. Baginya perempuan mungkin hanya seorang yang diciptakan untuk melayaninya dan bukannya menjadi teman hidupnya. Aku juga jelas paham jika di dalam hati tuan William masih tersimpan rasa cinta pada istri pertamanya, namun mengapa ia memilih ibuku dibandingkan bertahan dengan istrinya.

“Apa kau tidak bisa mengajari anakmu sopan santun?” bentak laki-laki itu dari dalam kamar. Aku meneguk ludahku yang terasa pahit karena sadar jika pria itu tidak hanya marah karena masalah Arza. Namun juga karena aku yang berusaha melawan perkataannya. Dia memang tidak bisa marah secara langsung padaku sehingga melimpahkannya pada ibu. “Maafkan aku! Dia hanya anak remaja yang masih begejolak, dia tidak mengerti apapun!” suara ibu yang terdengar membelaku. Dia terbata-bata karena menangis.

Ibu bisa menangis? Pertanyaan dalam hatiku.

“Aku yang menyekolahkannya dan memberinya beasiswa atas keinginanmu! Kenapa dia tidak berterima kasih padaku dan malah melawan padaku seperti pemberontak? Aku seperti dikhianati karena dia mempermalukanku di depan putra-putraku!”

“Perkataannya tidak berarti apa-apa. Dia hanya asal bicara, dia tidak melawanmu…”

“Diam kau! Aku bukan seseorang yang bisa kau bodohi begitu saja. Perempuan Jalang!” Hal yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya adalah ibu yang berada di setiap lini kehidupanku bahkan itu tentang beasiswa yang aku pikir ku dapatkan murni dari sekolah. Ternyata itu usaha ibu secara diam-diam. Dan untuk pertengkaran malam itu, ternyata mereka bukan suami-istri yang sesungguhnya. Mereka hanya dua orang yang saling membutuhkan satu sama lain, semacam simbiosis mutualisme.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret World
3381      1171     6     
Romance
Rain's Town Academy. Sebuah sekolah di kawasan Rain's Town kota yang tak begitu dikenal. Hanya beberapa penduduk lokal, dan sedikit pindahan dari luar kota yang mau bersekolah disana. Membosankan. Tidak menarik. Dan beberapa pembullyan muncul disekolah yang tak begitu digemari. Hanya ada hela nafas, dan kehidupan monoton para siswa kota hujan. Namun bagaimana jika keadaan itu berputar denga...
Konstelasi
842      432     1     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
Tak Segalanya Indah
685      463     0     
Short Story
Cinta tak pernah meminta syarat apapun
1000 Origami Bangau
370      253     3     
Short Story
Origami bangau melambangkan cinta dan kesetiaan, karna bangau hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Tapi, jika semua itu hanyalah angan-angan belaka, aku harus bagaimana ??
Cinta (tak) Harus Memiliki
5285      1344     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Pertama(tentative)
911      487     1     
Romance
pertama kali adalah momen yang akan selalu diingat oleh siapapun. momen pertama kali jatuh cinta misalnya, atau momen pertama kali patah hati pun akan sangat berkesan bagi setiap orang. mari kita menyelami kisah Hana dan Halfa, mengikuti cerita pertama mereka.
Shut Up, I'm a Princess
819      521     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
MANTRA KACA SENIN PAGI
3523      1285     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Secret Melody
2162      760     3     
Romance
Adrian, sangat penasaran dengan Melody. Ia rela menjadi penguntit demi gadis itu. Dan Adrian rela melakukan apapun hanya untuk dekat dengan Melody. Create: 25 January 2019
Last Hour of Spring
1485      782     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.