Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Growing With Pain
MENU
About Us  

Apakah ini yang disebut jatuh cinta? Perasaan yang membuatmu mensyukuri setiap kesedihan dalam hidupmu. Aku ingin selalu bersama seseorang yang aku cintai, mendapatkan perhatian darinya meskipun itu harus melalui waktu-waktu yang tersulit sekalipun. Namun tidak ada hal yang lebih buruk dari mencintai saudara tirimu. Kau seperti berjalan di atas sebuah benang yang membujur di antara tebing curam, dimana akhir dari benang itu hanyalah kemungkinan untuk jatuh. Aku setidaknya melupakan semua kemungkinan itu untuk beberapa saat. Membunuh diriku dengan perasaan yang akan menjerumuskanku ke tebing itu suatu hari nanti.

“Apakah sekarang kita masih sepasang saudara tiri?” aku memancing ekspresi Arza dengan pertanyaan itu. Tapi aku lihat air mukanya tidak berubah sedikitpun, dia hanya mengalihkan pandangannya pada tanah putih di ujung sneakernya.

Setelah sarapan pagi itu, kami menghabiskan minggu pagi dengan berkeliling kota Bandung sebelum akhirnya sampai di kawah putih Ciwidey. Sebuah tempat yang tak dapat ku jelaskan apakah indah atau justru menyeramkan. Sebelum menjadi tempat wisata, kawasan itu dulunya adalah kawasan angker dimana setiap burung yang lewat mati karena bau belerang. Aku tidak tahu mengapa akhirnya tempat itu menjadi popular, mungkin karena suasananya yang membuat hati menangis.

“Saudara tiri tidak akan saling berciuman satu sama lain sebagai laki-laki dan perempuan!”

Dia kembali mengingatkanku pada malam itu, malam dimana dia merengut ciuman pertamaku. Aku bisa melihat pantulan wajahku yang memerah karena perkataannya. Tempat itu terlalu sunyi, sepanjang daratannya adalah pasir putih dengan primadona sebuah danau berwarna putih kehijauan. Namun sayangnya bau belerang yang menyengat sangat mengganggu keindahaan itu bagiku. Bauh busuk diantara keindahan, bukankan itu seperti kehidupan kami.

“Jangan coba memancingku dengan hal-hal yang akan menjatuhkanmu sendiri!” peringatannya. Aku berjalan mengikuti langkah laki-laki itu. Dia mempuanyai Langkah kaki yang panjang sehingga membuatku sulit untuk berjalan disampingnya. Aku pun terus mengekor sepanjang jalan. Banyak ranting-ranting pohon yang kering dan menghitam di sekitar danau, mungkin karena bau belerang mematikan daya hidupnya. Setidaknya bau busuk mungkin membuat kehidupan kita terasa lebih tak bernyawa.

“Apa kau tahu? Tempat seindah ini muncul setelah sebuah bencana besar terjadi? Sebuah letusan dari gunung Patuha yang cukup dasyat.”

Aku tidak tahu kemana arah pembicaraan Arza, dia mendadak terdengar begitu melakonis di mataku. Mungkin menyinggung kondisi ibunya yang begitu buruk setelah perceraian itu terjadi. Ibunya memang masih sehat tetapi jiwanya justru bertolak belakang. Pagi itu saja Arza harus berusaha keras untuk membujuk ibunya untuk beranjak dari teras belakang. Meski kuku tangan dan kakinya membiru dan bahkan seluruh kulit tubuhnya mengigil karena udara di luar rumah yang dingin, wanita itu tetap tak ingin beranjak.

Wanita yang sering dipanggil ibuku dengan sebutan “Teteh Winda” itu tampak mati rasa, dia seolah tak peduli dengan dirinya sendiri. Dan saat Arza membujuknya untuk makan, perempuan itu juga hampir mengamuk dan tak mengenali Arza. Aku tidak menduga jika Arza bisa sekuat yang aku lihat dengan semua beban hidup itu.

“Lalu?” sahutku asal.

Dia menoleh sejenak ke belakang, menatapku yang berdiri tak jauh dari tubuhnya. “Sebuah harapan Freya! Tempat ini mengajarkan kita sebuah harapan dimana dari sebuah kehancuran pun dapat terbentuk suatu keindahan. Kau dan aku harus melihat tempat ini agar terus mempunyai harapan bahwa suatu hari nanti kehidupan kita yang hancur ini akan menjadi sebuah keindahan.”

Aku tertegun. Sedikitpun aku tak pernah berpikir bahwa Arza dapat mempunyai pemikiran seperti itu. Semua hal yang ia perlihatkan padaku, semua itu mempunyai makna yang berguna bagi hudupku. Aku hanya baru menyadari hal itu. Arza memutar tubuhnya dan berjalan beberapa langkah ke hadapanku. Anak-anak rambutnya terbawa oleh belaian angin yang tak terlalu kencang. Sementara background tebing dengan danau berwarna hijau di belakangnya semakin menambah degadrasi kesempurnaan dari raut wajahnya. Arza memang menawan seperti kata-katanya.

“Apa kau mempunyai harapan?” tanyanya padaku. Aku mengalihkan pandanganku dari matanya. “Entahlah…” jawabku seadanya, aku berusaha menetralisir perasaanku.

“Aku punya…” sahutnya sembari mengambil posisi di sampingku. Dia membuatku tertarik mengikuti arah pandangannya. Ada sebuah awan berbentuk gumpalan kecil yang melayang di atas tebing, terus bergerak terbawa angin.

 “Aku ingin pergi dari negara ini dan membawa ibu bersamaku, lalu memulai kehidupan yang baru dan melupakan segalanya.” Ujarnya sembari menerawang ke depan. Aku merasa perkataan itu tak asing, sama seperti perkataan yang pernah aku ucapkan pada diriku sendiri. Mungkin disitulah letak kesamaan kami. Aku tidak percaya jika Arza juga memiliki keinginan yang sama.

“Kau ingin melarikan diri?”                                              

“Bukankah kau juga seperti itu?” tanyanya balik seolah dapat membaca pikiranku. Aku pun tak membantahnya, “kita memiliki harapan yang sama bukan?” kami berhenti sejenak dengan pikiran kami masing-masing lalu aku kembali memulai pembicaraan.

“Kemana kau akan lari?” tanyaku, dia berpikir lagi.

“Entahlah, mungkin Norweg!” jawabnya,

“Norweg? Kenapa negara itu?” aku sedikit kecewa karena ia memilih negara yang sangat jauh. Aku mungkin tidak bisa mengejarnya ke negara itu.

Arza membalas tatapanku dengan santai, “Norweg itu dekat dengan kutub utara, mempunyai banyak pegunungan salju pula. Ibuku sangat suka salju dan udara segar. Aku pikir aku bisa seharian bermain sky disana lalu mengajak ibu jalan-jalan setiap waktu. Ada sebuah desa tempat bermukim orang Asia disana. Dan mungkin tempat itu adalah tempat yang baik untuk memulai kehidupan yang baru.”

“Oh… Begitu!” sahutku lagi seadanya sedikit kecewa pada awalnya. Pikiranku menerawang bahwa Arza memiliki rencana itu sejak lama dan mungkin memang bermaksud untuk meninggalkanku. Lalu bagaimana jika aku sudah terbiasa dengannya, bagaimana aku bisa melepaskannya.

“Kalau kau? Ingin lari kemana?” Arza kembali bertanya padaku.

Aku mendadak berpikir kembali tentang pertanyaan itu. Aku hanya ingin lari tapi tidak tahu ke negara mana. “Aku belum memikirkannya. Aku hanya ingin pergi saja dan jauh dari kehidupan ibu,”

“Tempat dimana tak ada satu pun orang yang mengenalmu?” dia menimpali,

“Benar!”

“Haruskah kita pergi bersama? Ke Norweg?” aku kembali tertegun untuk beberapa saat. Apakah Arza bersungguh-sungguh pada perkataannya? Aku menaruh harapan yang tinggi padanya meskipun tahu bahwa Arza tidak benar-benar serius dengan tawarannya.

*****

Kami kembali ke Jakarta malam itu setelah matahari tenggelam. Arza melihat ibunya sebentar sebelum pulang. Dia sepertinya hendak mengujungi ibunya kembali setiap akhir pekan. Tak heran jika dahulu dia sering menghilang di hari sabtu-minggu. Aku masih belum mengantuk ketika sampai di pintu keluar tol tepat pukul 12 malam. Ada sebuah jalan yang ternyata sengaja di tutup untuk sebuah balapan sehingga kami harus putar balik. Mereka anak-anak orang berduit jadi bisa memblokade jalan manapun untuk kepentingan mereka meskipun itu melanggar hukum.

“Pasti balapan!” ujar Arza ketika melihat gerombolan orang dengan mobil-mobil mewahnya.

“Siapa?” sahutku mengikuti arah pandanganya. Aku berada di luar mobil di samping Arza yang berusaha membujuk dua orang penjaga itu. Namun mereka tetap tidak mengijinkan Arza melewati jalan itu.

“Anak-anak dari komunitas pencinta mobil sport, mereka balapan setiap minggu malam!”

“Kau pernah ikut?”

“Hanya pernah sekali! Tapi aku tidak terlalu mengenal mereka.”

“Sudahlah! Lebih baik kita putar balik!” saranku kembali masuk ke dalam mobil.

“Tunggu!” Arza mendekati gerombolan anak yang sedang memamerkan mobil mewah mereka. Dia tertegun ketika melihat seseorang yang dikenalinya berada disana. “Dani!” panggilnya membuat bocah berambut ikal itu menoleh.

“Kakak!” dia tampak terkejut namun bukannya menghampiri Arza, Dani justru tergesa-gesa masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancap gas. Dia memakai Koenigsegg CCXR Trevita milik Arza tanpa sepengetahuan pemiliknya.

 “Dani tunggu!”

Arza bergegas memasuki mobilnya dan mengejar mobil itu. Aku hanya terkejut karena melihat air muka Arza yang begitu berubah. Dia melajukan mobilnya cukup kencang seolah tidak mempedulikanku yang berada disampingnya. Mobil yang dikemudikan Arza bukanlah mobil sport yang mempunyai kecepatan tinggi, itu hanya sebuah audy dengan empat pintu yang kecepatannya rata-rata sehingga tak dapat mengejar Koenigsegg CCXR Trevita Dani.  

Namun Arza tampaknya tak peduli, ia mengemudikan mobil itu dengan kecepatan di atas rata-rata. Arza sempat kehilangan jejak Dani sebelum akhirnya kembali menemukannya di dekat perempatan. Mobil itu tiba-tiba berhenti dengan tubuh Dani yang berdiri kaku di sampingnya. Aku dan Arza bergegas turun. Arza langsung menghampiri Dani dan meminta penjelasannya. Namun pandanganku justru tertuju pada seorang yang mengerang kesakitan di sisi jalan. Seorang laki-laki dengan helm hitam dan motor yang hampir remuk. Tubuhnya tampak penuh luka dan darah yang memenuhi aspal. Dani menabrak seseorang, tetapi dia tampaknya tidak tahu harus berbuat.

“Dani! Apa yang kau lakukan?” Arza menggerang keras. Dia memeriksa laki-laki itu dan menemukan denyut nadinya yang masih ada. “Apa yang kau lakukan cepat bawa dia ke dalam mobil!” Perintahnya. Dani pun bergegas membantu Arza menggotong laki-laki itu.

“Aku akan membawa orang ini ke rumah sakit! Aku akan berbicara denganmu lagi di rumah,”

“Tapi kak! Aku tidak mau Dad tahu. Aku mohon jangan katakan apapun pada Dad!” rengek Dani.

“Akan ku urus nanti! Tapi bagaimana pun kau tidak bisa lari dari kesalahanmu!”

Aku hanya membeku, mengikuti Arza memasuki mobi. Laki-laki itu ia tempatkan di kursi belakang sehingga aku dapat melihatnya dari kaca spion dia mengerang kesakitan, masih bernyawa.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
WulanaVSurya
462      325     1     
Romance
Terimakasih, kamu hadir kembali dalam diri manusia lain. Kamu, wanita satu-satunya yang berhasil meruntuhkan kokohnya benteng hatiku. Aku berjanji, tidak akan menyia-nyiakan waktu agar aku tidak kecewa seperti sedia kala, disaat aku selalu melewatkanmu.
Mapel di Musim Gugur
463      331     0     
Short Story
Tidak ada yang berbeda dari musim gugur tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman terindah. Sebuah senyuman yang tidak mampu lagi kuraih.
My Universe 1
4291      1375     3     
Romance
Ini adalah kisah tentang dua sejoli Bintang dan Senja versiku.... Bintang, gadis polos yang hadir dalam kehidupan Senja, lelaki yang trauma akan sebuah hubungan dan menutup hatinya. Senja juga bermasalah dengan Embun, adik tiri yang begitu mencintainya.. Happy Reading :)
Lorong Unggulan
9      9     0     
Romance
SMA Garuda memiliki beberapa siswa istimewa. Pertama, Ziva Kania yang berhasil menjadi juara umum Olimpiade Sains Nasional bidang Biologi pertama di sekolahnya. Kedua, ada Salsa Safira, anak tunggal dari keluarga dokter "pure blood" yang selalu meraih peringkat pertama sejak sekolah dasar hingga saat ini. Ketiga, Anya Lestari, siswi yang mudah insecure dan berasal dari SMP yang sama dengan Ziv...
Kamu
301      247     0     
Short Story
Untuk kalian semua yang mempunyai seorang kamu.
SILENT
5562      1668     3     
Romance
Tidak semua kata di dunia perlu diucapkan. Pun tidak semua makna di dalamnya perlu tersampaikan. Maka, aku memilih diam dalam semua keramaian ini. Bagiku, diamku, menyelamatkan hatiku, menyelamatkan jiwaku, menyelamatkan persahabatanku dan menyelamatkan aku dari semua hal yang tidak mungkin bisa aku hadapi sendirian, tanpa mereka. Namun satu hal, aku tidak bisa menyelamatkan rasa ini... M...
Mr. Kutub Utara
352      271     2     
Romance
Hanya sebuah kisah yang terdengar cukup klasik dan umum dirasakan oleh semua orang. Sebut saja dia Fenna, gadis buruk rupa yang berharap sebuah cinta datang dari pangeran berwajah tampan namun sangat dingin seperti es yang membeku di Kutub utara.
Apartemen No 22
489      339     5     
Short Story
Takdir. Tak ada yang tahu kemana takdir akan menuntun kita. Kita sebagai manusia, hanya bisa berjalan mengikuti arus takdir yang sudah ditentukan.
Jangan Datang Untuk Menyimpan Kenangan
528      377     0     
Short Story
Kesedihan ini adalah cerita lama yang terus aku ceritakan. Adakalanya datang sekilat cahaya terang, menyuruhku berhenti bermimpi dan mencoba bertahan. Katakan pada dunia, hadapi hari dengan berani tanpa pernah melirik kembali masa kelam.
Iblis Merah
9808      2614     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...