Read More >>"> I'm Growing With Pain (Saved ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Growing With Pain
MENU
About Us  

Katanya hidup hanya sekali, menjalaninya atau mengakhirinya hari ini. Aku hanya tidak ingin terus terpendam oleh waktu dan terkubur dengan penderitaan di kehidupanku.

~ Freya

 

Melisa dapat dengan mudahnya meloloskan diri dari semua masalah itu. Dia hanya pura-pura terluka parah hingga harus dibawa ke rumah sakit. Sementara aku harus duduk di kursi kesakitan ruangan bu Marini. Aku diadili dan bahkan terancam kehilangan beasiswa yang pernah ditawarkan padaku karena prestasiku dalam kejuaran catur nasional. “Freya Anandita… kenapa kau menjadi seperti ini? Apa kau sadar akan perbuatanmu? Kau seperti bukan Freya yang ibu lihat selama ini.”

Aku mematung, tidak berniat sedikitpun untuk menjawab pertanyaan itu. Barangkali semua remaja memang pernah mengalami hal serupa sepertiku, ingin memberontak dari dirinya sendiri. Namun alasan itu tak dapat aku gunakan untuk menyakinkan bu Marini. “Ibu… tahu, kau mengalami masa-masa sulit di sekolah ini. Bahkan teman-teman sekelasmu, semua berusaha menjauhimu. Tapi itu bukanlah alasan yang tepat hingga kau bisa berbuat seperti itu pada mereka. Kau hampir mencelakai mereka…”

Aku sudah tahu jika wali kelasku pun tidak akan membelaku dalam hal ini. Semua orang di dunia ini pun tak akan pernah ada yang berniat menolongku bahkan jika aku masuk ke dalam kubangan lumpur sekalipun. “Ibu… akan memanggil orang tuamu dan menunggu keputusan kepala sekolah tentang pencabutan status siswamu. Aku tidak bisa banyak membantumu Freya! Karena ibu juga sangat kecewa padamu…” ujar perempuan berambut sebahu itu. Aku ingin menceganya. Aku tidak ingin dia memanggil orang tuaku, terutama ibuku. Dia tidak tahu apapun selain berdandan, dia tidak akan bisa menyelamatkanku dari pencabutan beasiswa itu. Selain itu aku juga malu jika harus membawa ibu ke tempat itu, dia bahkan dalam acara wisudaku di SMP pun tidak menghadirinya apalagi dalam masalah ini.

Bu Marini sedang menandatangani surat panggilan untuk orang tuaku ketika seseorang mengetuk pintu ruangannya. Dia mempersilahkan seseorang itu masuk tanpa berniat mengetahui seseorang di balik pintu itu. “Arza…” suara bu Marini yang seketika itu juga mengejutkanku. Aku langsung memutar kepalaku hingga tampak seorang Arza yang tengah memasuki ruangan itu.

“Ada kepentingan apa hingga kau mendatangi ibu?” suara bu Marni terdengar lebih ramah dibandingkan saat berbicara denganku. Aku pun tak terlalu terkejut lagi.

“Saya datang mewakili orang tua Freya. Dia juga adik saya dan karena itu saya juga bertanggung jawab atasnya.” Ujar laki-laki itu tanpa menatapku. Aku masih bisa bola mata Arza yang memancarkan aura dingin meskipun perkataannya lebih terdengar hangat.

“Freya? Tapi aku tetap harus berbicara dengan orang tua kalian.” Bu Marni tampak terkejut dengan perkataan Arza yang menyebutku ‘adik’ untuk pertama kalinya. Aku juga tak jauh berbeda dengannya karena laki-laki itu tiba-tiba menolongku.

“Orang tua kami sedang berpergian ke luar kota. Aku takut mereka tidak mempunyai waktu untuk memenuhi panggilan dari sekolah.” Wanita itu menghelaikan nafas.

“Baiklah… aku akan mendiskusikan tentang Freya denganmu. Dan kau… Freya! Kau tidak diijinkan mengikuti pelajaran hingga masalah ini selesai. Mungkin dalam 2-3 hari kau harus menjalani masa skorsing.” Perintah wanita itu kini beralih padaku.

Aku terpaksa meninggalkan ruangan itu dan mempercayakan segalanya pada Arza. Menurutku mudah bagi Arza untuk mempengaruhi keputusan sekolah perihal hukumanku mengingat dia dan kelurganya termasuk orang-orang yanga disegani di sekolah. Aku pun juga harus mengandalkannya kali ini. Aku membutuhkan bantuannya meskipun hingga detik itu aku masih tak percaya jika Arza datang untuk membantu masalahku.

*******

Akan tetapi aku tak benar-benar meninggalkan sekolah seperti yang diperintahkan. Aku menunggu Arza keluar dari ruangan itu meskipun hingga berjam-jam. Dia tak hanya berbicara dengan bu Marini tetapi juga dengan kepala sekolah. Aku begitu mengkhawatirkan tentang beasiswa yang hendak mereka cabut karena masalah ini. Karena jika hal itu terjadi maka aku tidak bisa lagi mengandalkannya, aku harus menggunakan uang ibu yang sebenarnya tak pernah ingin aku sentuh.

Hingga pukul empat sore, aku masih menunggu. Arza baru keluar dari ruangan itu dengan selembar kertas di tangannya. Aku bergegas menghampirinya. Dia tidak terlalu terkejut dan hanya menatapku seperti biasa. Arza tahu bahwa aku menunggu keputusan beasiswaku sehingga dia langsung memberikan surat itu padaku.

“Hanya peringatan! Jika kau mendapat masalah lagi maka beasiswa dan status siswamu akan mereka cabut.” Ujarnya dengan wajah datar. Aku meraih kertas itu meskipun tidak tahu untuk apa.

“Apakah beasiswa itu sangat penting bagimu? Bukankah ayahku sudah memberikan ibumu banyak uang?” lanjutnya lagi setengah mencibir. Arza berjalan mendahuluiku melintasi koridor ruangan guru. Dan aku mengikutinya dari belakang hanya untuk berpikir apakah harus berterima kasih padanya atau tidak.

“Uang ayahmu tidak penting di hidupku. Setidaknya hingga aku SMA aku masih bisa membiayai sekolahku sendiri!”

“Lantas kenapa kau membuat masalah yang justru akan menyulitkanmu?” Arza menyahutiku dengan cepat. Kami berbicara sepanjang koridor tanpa menatap satu sama lain. Aku sedikit mengabaikan fakta bahwa dia kakak tiriku, setidaknya dengan begitu aku bisa bebas berkata padanya.

“Kau sendiri yang menyarankanku untuk melawan mereka?” sahutku yang berhasil menghentikan langkah Arza. Dia membalikkan badannya dengan tiba-tiba hingga membuatku sedikit terkejut.

“Sebelum kau berusaha melawan mereka, harusnya kau juga memikirkan resikonya. Kau seorang atlit catur, harusnya kau sedikit cerdas dalam menyusun strategi perlawanan dan bukannya bertindak tanpa perhitungan.” katanya penuh penekanan.

Aku memang menjuarai beberapa kejuaraan catur sejak SD dan hal itu yang membuatku bisa di terima di sekolah bergensi itu. Namun aku tidak pernah berpikir untuk menjalankan strategi catur dalam dunia nyata. Ada beberapa trik khusus, memancing pergerakan lawan dan memasang jebakan. Namun itu terlihat begitu licik dan kotor seperti apa yang dilakukan ibu untuk mendapatkan Tn.William. Sementara aku tak ingin sedikitpun terlihat sepertinya.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Teman Berbagi
2408      986     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Let Me Go
2254      942     3     
Romance
Bagi Brian, Soraya hanyalah sebuah ilusi yang menyiksa pikirannya tiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Soraya hanyalah seseorang yang dapat membuat Brian rela menjadi budak rasa takutnya. Soraya hanyalah bagian dari lembar masa lalunya yang tidak ingin dia kenang. Dua tahun Brian hidup tenang tanpa Soraya menginvasi pikirannya. Sampai hari itu akhirnya tiba, Soraya kem...
Oh, My Psychopaths CEO!
500      363     2     
Romance
Maukah kau bersama seorang pembunuh gila sepertiku?
Crystal Dimension
284      192     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
The First
455      324     0     
Short Story
Aveen, seorang gadis19 tahun yang memiliki penyakit \"The First\". Ia sangatlah minder bertemu dengan orang baru, sangat cuek hingga kadang mati rasa. Banyak orang mengira dirinya aneh karena Aveen tak bisa membangun kesan pertama dengan baik. Aveen memutuskan untuk menceritakan penyakitnya itu kepada Mira, sahabatnya. Mira memberikan saran agar Aveen sering berlatih bertemu orang baru dan mengaj...
Alzaki
1476      668     0     
Romance
Erza Alzaki, pemuda tampan yang harus menerima kenyataan karena telah kejadian yang terduga. Di mana keluarganya yang hari itu dirinya menghadiri acara ulang tahun di kampus. Keluarganya meninggal dan di hari itu pula dirinya diusir oleh tantenya sendiri karena hak sebenarnya ia punya diambil secara paksa dan harus menanggung beban hidup seorang diri. Memutuskan untuk minggat. Di balik itu semua,...
Kuburan Au
736      481     3     
Short Story
Au, perempuan perpaduan unik dan aneh menurut Panji. Panji suka.
Too Late
7088      1819     42     
Romance
"Jika aku datang terlebih dahulu, apakah kau akan menyukaiku sama seperti ketika kau menyukainya?" -James Yang Emily Zhang Xiao adalah seorang gadis berusia 22 tahun yang bekerja sebagai fashionist di Tencent Group. Pertemuannya dengan James Yang Fei bermula ketika pria tersebut membeli saham kecil di bidang entertainment milik Tencent. Dan seketika itu juga, kehidupan Emily yang aw...
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
8572      2413     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
Melepaskan
414      279     1     
Romance
Ajarkan aku membenci tawamu, melupakan candamu. Sebab kala aku merindu, aku tak bisa lagi melihatmu..