Upacara baru berjalan sekitar lima belas menit dan Queenie sudah ditegur dua kali oleh guru yang berdiri di belakang karena tidak bisa diam, sementara Sagara berdiri dengan malas di sebelah Queenie.
"Sumpah, panas banget," keluh Queenie sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Matahari emang gak pernah memihak ke manusia, giliran upacara aja dia terik. Emang kampret," sahut Sagara.
"Lama banget lagi," oceh Queenie tanpa menoleh pada Sagara yang berdiri di sebelah kanannya.
Bu Ina berdiri di antara Sagara dan Queenie sambil menjewer kuping keduanya. "Kalian ya, di kelas, di sini, kerjaannya ngobrol."
"Ih, si ibu. Galak deh," ucap Sagara sambil memegangi telinganya yang masih dijewer.
Queenie mengaduh, lalu setelah itu Bu Ina melepas tangannya dari kuping Sagara dan Queenie.
"Rambut warna-warni, kamu mau konser?" tegur Bu Ina pada Queenie lalu menoleh pada Sagara. "Dasi mana? Rambut kamu mau saya gunting? Sepatu harus warna hitam!"
"Gunting aja, bu. Botakin sekalian," unar Queenie memanas-manasi.
"Kalian berdua ke belakang sana!" perintah Bu Ina membuat Sagara dan Queenie sontak menoleh ke belakang. Ternyata ada sekitar sepuluh orang yang sudah berdiri di belakang karena melanggar peraturan.
"Rambut saya emang warna cokelat dari sananya, bu," protes Queenie.
"Terang kayak gini? Kamu pikir saya akan percaya?" tanya Bu Ina heran.
"Nggak," jawab Queenie sambil cengengesan.
"Sana ke belakang."
Sagara dan Queenie berjalan ke belakang, lalu berdiri sambil bersandar di tembok lapangan semi indoor sekolahnya. Queenie berdiri dalam diam, atau lebih tepatnya melamun.
"Bu, saya baru potong rambut loh," protes Athena yang memecah lamunan Queenie.
Queenie menoleh dan melihat Bu Alra yang sedang menarik lengan seragam Athena. Sementara Athena berjalan mengikuti Bu Alra dengan terpaksa.
"Ini masih cokelat begini," balas Bu Alra berhenti menarik Athena tidak jauh dari tempat Queenie berdiri.
"Ya elah, bu. Ini sisa tiga senti doang," bukuk Athena.
"Kenapa gak sekalian dipotong?" tanya Bu Alra gemas.
"Terlalu pendek, bu," jawab Athena sambil menampilkan cengirannya.
"Udah sini berdiri, jangan coba kabur ya!" ancam Bu Alra lalu berjalan menjauh, sementara Athena menggerutu.
Athena menoleh dan matanya bertemu dengan mata Queenie. "Hai!" sapa Athena berjalan mendekat ke Queenie sambil melambaikan tangan kanannya yang hanya Queenie balas dengan senyum kaku. "Hari ini pengumuman anggota OSIS kan? Tenang aja, Archer udah gue ancem, jadi lo pasti masuk," lanjut Athena.
"Dih, nepotisme. Taruhannya batal," celetuk Sagara yang berdiri di sebelah Queenie dengan mata terarah ke depan, memperhatikan ketua OSIS yang sedang memberikan pidato sebelum mengumumkan siapa saja yang terpilih sebagai anggota OSIS.
Queenie sontak menatap Sagara tajam. "Gak bisa gitu. Kalo gue masuk, lo tetep harus kerjain tugas gue selama satu bukan."
"Lah, si agar-agar!" ujar Athena saat dia melihat Sagara.
Sagara menoleh, orang yang memanggilnya agar-agar hanya satu, tersangkanya hanya satu. "Eh, dewi jadi-jadian!"
"Kemana aja lo, tong!" ujar Athena sambil bergerak memukul punggung Sagara kencang sampai laki-laki itu meringis.
Sagara menoyor kepala Athena, tanpa memperdulikan Queenie yang bingung.
"Tiga tahun tiap kali ngumpul barenga kagak ikut, dasar bocah!" ujar Athena sambil melepas rangkulannya.
"Cih. Gak usah sok kenal," sahut Sagara sinis.
"Kan lo sepupu gue satu-satunya," protes Athena yang membuat Queenie sedikit mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
Sagara tersenyum mengejek. "Tapi lo bukan sepupu gue satu-satunya."
Persetan dengan Athena dan Sagara yang sedang reuni, Queenie menajamkan telinganya agar bisa mendengar nama yang sedang disebutkan ketua OSIS. Dari yang Queenie dengar, hanya ada sepuluh yang diterima menjadi anggota OSIS dan dari tadi sudah tujuh nama disebutkan.
"Seki—" Ucapan Ari selaku ketua OSIS yang sudah akan menyudahi pengumumannya terpotong saat Archer yang tadinya berdiri di belakangnya memaksanya untuk bergeser dari depan mikrofon.
"Karena yang berminat daftar buat jadi anggota OSIS lumayan banyak, ada perubahan dari sepuluh jadi sebelas yang diterima. Satu lagi, Melody Queenie," ucap Archer sambil mencari-cari letak perempuan yang tempo hari memarahinya karena buku tugas. "Buat anggota OSIS baru, pelajaran terakhir ke ruang OSIS ya," tambahnya.
Queenie terdiam sebelum akhirnya memukul-mukul lengan Sagara. "Tugas gue selama satu bulan," ujarnya tertawa kencang.
Setelah itu Queenie berjalan ke depan untuk berbaris seperti sepuluh orang lainnya yang diterima tanpa memperdulikan tatapan penasaran siswi yang satu angkatan, maupun yang berbeda angkatan dengannya.
wow queenie galak dan mau bunuh diri, hmhh apa sebabnya ya?
Comment on chapter 02seru nih ceritanya.gayamu menceritakan juga asyik. tapi, sebagai pembaca, aku merasa tiap chapternya spti tanggung. padahal udah bagus dri atas. kurang klimaks aja. tapi mungin, kalau aku selesaiin bacanya, bakalan 'ngeh ni critanya.
mampir2 juga ya ke Three boys and a man punya ku, :D