Loading...
Logo TinLit
Read Story - ORIGAMI MIMPI
MENU
About Us  

Kota paris menyambut Keysa dengan panoramanya yang sangat memukau, betapa beruntungnya Keysa yang kini harus menghabiskan hari-harinya di kota paling romantis di dunia ini. Keberuntungan yang dirasakan oleh Keysa tidak berhenti begitu saja, Perusahaan menempatkannya pada apartemen yang jaraknya sangat dekat dengan Menara Eiffel, sebuah menara bersejarah yang banyak dikenal dan dikagumi para insan di dunia ini. Keysa berjalan kaki menuju Autevil-mozart, sebuah apartemen yang telah disewa oleh perusahaan untuk Keysa bersinggah dalam beberapa bulan ke depan. Apartemen yang terletak di perumahan yang sangat populer di daerah tenang di kota Paris, membuat Keysa nyaman walau harus berjalan kaki untuk sampai ke apartemen.

Setibanya di apartemen Keysa sejenak merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sudah dibalut rapi nan indah oleh seprai bercorak bunga yang senantiasa membuat kamar ini nampak begitu menyegarkan. Saking lelahnya, Keysa tidak menyadari bahwa hari sudah sore, ia bangkit dari ranjang lalu membersihkan dirinya. Sekarang di Paris tengah mengalami musim dingin, jaket tebal dikenakan oleh Keysa untuk mendapatkan kehangatan di luar sana.

Udara luar menyergap tubuh Keysa dengan kedinginannya, Key melangkah menuju tempat terindah di dunia ini untuk menyaksikan indahnya menara Eiffel yang menjulang tinggi menantang sang langit. Sungguh indah, indah sekali. Tiada kata yang bisa diungkapkan untuk mendeskripsikan betapa indahnya Menara Eiffel dari jarak yang paling dekat. Sejenak Keysa mengambil foto tuk dijadikan kenangan saat kelak dirinya kembali ke Indonesia. Sesaat kemudian seorang gadis cilik seperti keturunan Turki mendekati Key.

"Excuse me, this is for you, from someone," ucapnya sambil menyodorkan bunga lili yang semerbak wanginya.

"Thank you, what is your name?"tanya Keysa lebih dekat.

"I"m Nadine."

Gadis cilik itupun pergi meninggalkan Keysa. Bingung, bimbang, itu yang dirasakan Keysa saat ini. Celingak-celinguk mencari seseorang yang telah memberinya bunga.

"Masa iya ada secret admirer, aku kan masih beberapa jam berada disini."

Keysa mengangkat bahunya dan masa bodoh dengan orang misterius yang telah memberinya bunga itu. Ia masih ingin menatap kegagahan menara Eiffel di depan matanya kini. Sesaat sebuah tangan telah meraih pundak Keysa, segera Keysa membalikkan badannya terkejut.

"Excuse me."

"Dery....Kamu kok bisa disini?" ucapnya tidak percaya.

Ya, Dery ada di depan mata Keysa dengan sambutan senyum manisnya. Keysa merasa tidak percaya atas kedatangan Dery tiba-tiba sudah ada di tanah Paris.

"Jangan-jangan kamu yang ngasih aku bunga tadi ya ?"

Dery mengangguk dan tersenyum.

"Jahat, suka banget sih ngusilin aku. Oh iya, kenapa kamu bisa sampai disini dengan cepat? Bukannya take-off dari bandara Halim perdanakusuma menuju paris masih nanti malam?"

"Oke-oke, aku akan cerita."

Dery mengajak Keysa untuk duduk di rumput hijau bak karpet yang tidak jauh dari menara Eiffel.

"Sebenarnya itu ikut penerbangan kamu, saat kamu udah naik pesawat, dengan segera aku berlari dan aku duduk di bangku paling belakang. Aku sengaja melakukan ini, sebagai surprise untuk kamu."

"Dasar nakal, tapi sungguh aku sangat terkejut sekali. Awalnya aku pikir kalau aku udah punya secret admirer di kota ini, eh nyatanya kamu yang kerjain aku."

Dery tertawa lepas diikuti oleh Keysa. Tiba-tiba Keysa merintih sakit, sejak keberangkatannya, Keysa belum makan. Dery pun mengajak Keysa untuk mencari tempat makan. Mereka berjalan dan berhenti pada cafe Carlu yang berada di seberang jalan menara Eiffel. Keysa bergegas memesan makanan pada salah seorang pelayan cafe.

Seusai makan Keysa dan Dery berjalan-jalan di sekitar menara Eiffel sasmbil menikmati malam yang begitu indah dengan hawa dinginnya.

"Oh ya sayang, kamu tinggal dimana?"

"Iya-ya, kenapa aku lupa soal itu. Aku kesini belum menyewa apartement, mau ke hotel kejauhan."

"Terus gimana?"

Dery diam sejenak membolak-balikkan ide yang ada di otaknya.

"Gimana kalau aku nginap di apartemen kamu, semalam deh." tawar Dery.

"Kita kan bukan muhrim sayang, kalau terjadi apa-apa gimana?"

"Hei, kamu liat mata aku! Aku mencintai kamu, kamu adalah wanita terindah dalam hidupku. Aku tidak akan pernah merenggut keindahanmu sedikit pun, sebelum kita benar-benar mengikat janji suci di pelaminan kelak."

Keysa dan Dery pun berjalan menuju apartement. Setibanya di Apartemen, Dery langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa dan perlahan mulai memejamkan matanya. Dalam sekejab Dery nampak sangat pulas dengan tidurnya. Keysa mendekati Dery dan menutupi tubuh Dery dengan selimut tebal.

"Mimpi indah ya sayang," ucapnya sambil mencium kening Dery.

Tiba-tiba Dery meraih tangan Key yang hendak pergi sambil membuka matanya.

"Kamu takut aku bakal ngapa-ngapain kamu, tapi nyatanya kamu ngapa-ngapain aku." goda Dery.

"Dery...kamu kok nggak capek sih ngerjain aku mulu,"

Keysa beranjak dan naik ke atas ranjangnya lalu menutupi tubuhnya dengan selimut tebal.

"Udah tidur sana, udah malam."

"Ya udah aku tidur dulu and have a nice dream."

Keysa dan Dery saling memejamkan matanya. Udara dingin semakin mencekat, kota paris masih terlihat keindahannya di bawah naungan para bidadari bintang dan raja bulan. Keindahan terasa begitu lengkap malam ini.

Mentari sudah menyematkan sinarnya dari ujung timur yang sekejab ingin langsung membakar dunia ini dalam api kehangatannya. Keysa yang sudah bangun sejak tadi kini tengah memasak mie instan yang baru dibelinya tadi pagi di minimarket terdekat. Sementara Dery masih nampak sangat menikmati tidurnya di sofa. Udara dingin masih mencekat walau panas mentari sudah bersinar. Keysa merebus air untuk membuat teh hangat. Sesaat terasa sebuah benda keras menubruk dirinya dari belakang. Perlahan sebuah tangan merengkuhnya dengan erat. Keysa menyadari bahwa seseorang itu Dery. Keysa membalikkan badannya lalu memegang wajah Dery.

"Cepat mandi, bau nih!"

Dery tersenyum dan enggan melepas pelukannya kepada Key.

"Aku bahagia, karena pertama kali mata ini terbuka, kamulah orang pertama yang kupandang."

"Udah gombalnya nanti aja, aku mau buat teh hangat untuk kita." ucapnya hendak melepas pelukan Dery.

Namun Dery semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku nggak butuh teh hangat, ada di pelukanmu udah buat aku hangat pagi ini."

Lagi-lagi Dery mengungkapkan kegombalannya. Namun Keysa tidak putus asa sampai disitu, ia berusaha lepas dari pelukan Dery, hingga akhirnya Dery menyerah.

"Oke, aku akan mandi."ucapnya.

Sekarang adalah hari minggu, Keysa masih akan memulai kerjanya esok hari. Ia ingin sekali mengajak Dery berjalan-jalan menghabiskan waktu luang ini. Seusai Dery mandi dan berganti baju, Keysa menyodorkan semangkuk mie instan ditemani dengan teh hangat. Mereka berdua pun sarapan bersama.

"Kamu kapan cari tempat tinggal?"

"Kenapa? Kamu mau nemenin aku?"

Keysa mengangguk, dan mereka pun melanjutkan makan nya. Makan telah usai, Keysa dan Dery bergegas mengunci kamar apartement dan mereka berjalan menuju menara Eiffel.

"Aku pengen deh naik ke atas Menara," ucap Key sambil mendongakkan kepala menatap bangunan besi yang bersejarah itu.

Dery menarik tangan Keysa dan mengajaknya untuk naik ke atas menara. Menara ini terdiri dari beberapa tingkat yang terdapat jumlah anak tangga pada setiap dindingnya. Setelah cukup keras mereka berjuang hingga sampailah mereka di platform pengamatan. Kota Paris terlihat jelas dipandang bak sebuah miniatur yang tersusun rapi menurut tempatnya. Kekaguman dan rasa tidak percaya tertampak jelas di wajah Keysa. Berkali-kali ia membidik gambar seolah tak ingin meninggalkan sedetik pun untuk mengalihkan perhatiannya pada keindahan ini. Sesaat Keysa merogoh sesuatu di dalam tas kecilnya. Diambilnya sebuah kertas dan bolpoin.

"Ayo, kita tulis mimpi kita di kertas ini!”

Perlahan Keysa dan Dery berlomba menulis impian mereka di sebuah lembaran kertas putih itu. Lalu jari-jemari Keysa mulai membentuk kertas itu menjadi sebuah Origami.

"Ternyata Key masih ingat dengan Arga." ungkap Dery dalam hati.

Namun tidak seperti sebelumnya, Dery membiarkan Keysa melakukan apa yang ingin dilakukannya walau hal tersebut menyangkut Arga. Dery hanya tidak ingin merusak suasana hatinya dan Keysa disaat peristiwa indah seperti ini. Keysa bergegas menggantungkan Origami milik Keysa dan Dery pada bagian menara Eiffel. Sejenak Keysa memandang Dery yang tertegun diam sejak tadi.

"Kamu marah ya?"

"Kenapa aku harus marah?"

"Aku nggak bermaksud mengingat Arga lagi dengan Origami mimpi ini, tapi kita butuh mimpi dan harapan. Bukan berarti dengan aku membenci Arga, aku harus membenci Origami mimpi ini juga. Apa kamu tau mimpi apa yang aku tulis? Aku cuma ingin satu, yaitu bisa bersama terus dengan kamu."

Dery merengkuh Keysa dan suasana mendadak hening untuk sejenak.

"Aku nggak akan pernah bisa marah lagi kepada kamu, aku percaya kok kalau saat ini hanya nama aku yang ada di hati kamu."

Keysa tersenyum lega dengan pengakuan dari Dery.

"Kamu nggak perlu lagi cemas soal itu. Kamu boleh saja menghapus nama Arga dihati kamu, tapi kamu nggak akan pernah bisa lari dari kenangan yang pernah kamu lalui bersama Arga." tambahnya.

"Kita turun yuk, aku lapar!"

Rasa lelah menyelimuti keduanya, namun kelelahan tersebut terbayarkan sudah oleh keindahan menara Eiffel yang gagah perkasa. Keduanya berjalan beberapa langkah lalu memasuki kafe Constant. Keistimewaan dari kafe ini yaitu kemampuannya dalam menghidangkan masakan tradisional perancis. Keysa dan Dery memasuki kafe dan mereka duduk di sudut belakang, nampak Keysa yang tengah membolak-balik menu makanan yang hendak dipilihnya.

"Aku pilih Mousseline the patates douces.”

"Aku sama dengan kamu deh."

Key memanggil seorang pelayan dan memesan makanan yang telah dipilihnya.

*****

Sungai Seine nampak begitu menakjubkan dengan airnya yang jernih. Satu bulan sudah Keysa memijakkan kaki di tanah Paris. Hari-harinya terasa lebih indah saat Dery memutuskan untuk ikut tinggal disini. Sore itu, Keysa dan Dery berjalan dan duduk di pinggir sungai Seine. Angin yang menyergap membangkitkan asmara diantara Keysa dan Dery. Suasana hening beberapa menit, keduanya diam tanpa kata menatap arus air yang berjalan tenang. Perlahan Dery meraih tangan Keysa, sebuah kotak perhiasan dikeluarkannya dari saku celananya. Dibukanya kotak itu. Sebuah cincin berlian yang sangat anggun.

"Maukah kamu mengarungi kehidupan ini bersamaku, Keysa?"

Keysa diam sejenak, Dery telah melamar Keysa di pinggur sungai Seine yang disaksikan oleh ketenangan aliran air yang mengalir. Jantung Dery berubah deg-degan, keningnya perlahan mengeluarkan keringat dingin, dan tangannya mulai bergemetaran saat memegang kotak tersebut. Keysa tersenyum dan menjawabnya hanya dengan satu kata "iya". Bukan main senangnya Dery saat mendengar jawaban dari Keysa yang telah menerima lamarannya. Dery bergegas memasangkan cincin itu pada jari manis Keysa.

"Aku tidak akan membiarkan cincin ini terlepas walau hanya sedetik dari jari manismu," ungkap Dery lalu mencium tangan Keysa.

Keysa sangat bahagia sekali dengan keromantisan yang di dapatnya dari Dery. Di tepi sungai Seine, di dekat menara Eiffel, di tengah hingar-bingar di kota Paris, dengan penuh kelembutan Dery melamar Keysa. Cinta perlahan telah menyatukan dua hati yang sempat berjauhan.

How do you feel about this chapter?

3 2 29 4 3 1
Submit A Comment
Comments (40)
  • EsterGrisham

    Dapat rekom cerita ini dari teman, dari awal udah bikin baper. Author suka banget ngelelehin hati adek hihihi. Tapi pusing juga kalau baca dari hp. Semoga kedepannya bisa baca versi cetaknya ya.

    Comment on chapter PROLOG
  • ParkSihyun

    Sukak sama alur ceritanya 😊

    Comment on chapter #1 Arga Dinata
  • ParkSihyun

    Mantul, bikin baper 😍😍

    Comment on chapter PROLOG
  • Agus5

    Mantap, ditunggu versi cetaknya

    Comment on chapter #6 Goodbye, Kelly
  • Septia98

    Bapernya kena. Apalagi si Arga ituuuu

    Comment on chapter EPILOG
  • Septia98

    Kerenn

    Comment on chapter EPILOG
  • logophile13

    Bapering endinggggggggggggggggggg

    Comment on chapter EPILOG
  • seniman1212

    Sumpah, part2 akhir bikin emosi terkuras. Baperrrrrrrrrr

    Comment on chapter #13 Memory of Arga
  • seniman1212

    gemes sama si Arga, kaku banget orangnya. But i like him

    Comment on chapter #2 Look At You
  • Miraesti

    Suka sama karakternya Dery

    Comment on chapter EPILOG
Similar Tags
Bifurkasi Rasa
152      130     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Teman
1475      682     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
Chrisola
1125      652     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Bukan Bidadari Impian
145      116     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhanaβ€”putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
GADIS MISTERIUS milik CEO DINGIN
46      45     0     
Action
Pertemuan dengan seorang pemuda yang bersifat anti terhadap para wanita. Justru membuat dia merasa bahwa, Ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis dengan kehidupan yang di alami gadis tersebut, hampir sama dengan dirinya. Nasib keduanya sama-sama tidak memiliki seorang bidadari tanpa sayap. Kehilangan sosok terbaik yang menemani mereka selama ini. Sehingga kedua manusia...
Contract Lover
12691      2695     56     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...
She Is Mine
392      265     0     
Romance
"Dengerin ya, lo bukan pacar gue tapi lo milik gue Shalsa Senja Arunika." Tatapan Feren makin membuat Shalsa takut. "Feren please...," pinta Shalsa. "Apa sayang?" suara Feren menurun, tapi malah membuat Shalsa bergidik ketakutan. "Jauhin wajah kamu," ucapnya. Shalsa menutup kedua matanya, takut harus menatap mata tajam milik Feren. "Lo pe...
Aldi. Tujuh Belas. Sasha.
515      298     1     
Short Story
Cinta tak mengenal ruang dan waktu. Itulah yang terjadi kepada Aldi dan Sasha. Mereka yang berbeda alam terikat cinta hingga membuatnya tak ingin saling melepaskan.
Little Spoiler
1098      663     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
1030      566     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...