Read More >>"> Gloria (1.1 Alasan Pertunangan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gloria
MENU 0
About Us  

“Fufufu! Sepertinya takdir memberiku keuntungan besar! Pagi ini terlihat sangat indah!” ucap seorang gadis bergaun merah yang setengah berlari ke sebuah kamar di sudut berbeda. Wajahnya yang putih semakin berkilau tatkala diterpa cahaya matahari. Ujung gaunnya terus bergerak seiring langka kaki kecilnya. Berikutnya ketukan kecil dibuat oleh tangan mungilnya. “Tuan Jastin! Tuan tampan! Tuan gagah! Tuan menawan!” serunya seirama dengan ketukan.

“Ada apa?” tanya Jastin yang membuka pintu tiba-tiba, hingga gadis bergaun merah hampir memukul dada Jastin.

“Tuan Jastin sudah siap-siap? Yuk pergi sarapan!” Tanpa menunggu izin dari sang pemilik, gadis bernama Airene itu menggandeng lalu menarik Jastin keluar dari kamarnya.

“Tidak perlu ditarik-tarik!” protes Jastin sambil melepas tangan Airene. Ia menatap tajam gadis itu lalu berjalan mendahului menuju meja makan. “Kenapa dia harus pindah ke rumah ini!” gerutu Jastin sambil melirik gadis yang mengikutinya dari belakang.

“Karena aku adalah tunangan, Tuan Jastin yang Tampan, Gagah, dan Menawan!” seru Airene sambil tersenyum lebar. Ia juga menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga, seolah sedang menggoda laki-laki itu.

Jastin hanya menghembuskan napas kesal. Pagi buruk berikutnya, pikirnya.

Senandung kecil Airene menjadi penghias perjalanan keduanya hingga ruang makan. Bahkan di sela-sela senandung itu terdapat ucapan pujian untuk Jastin yang tidak jauh dari tampan, indah, gagah, menawan, dan hal lainnya. Sungguh, Jastin semakin sakit kepala mendengar semua hal itu.

Nyonya Robustiano sudah menunggu di meja makan. Wajahnya semakin berseri melihat anak dan calon menantunya datang bersamaan. “Kalian sangat mesra pagi ini!” pujinya.

“Tentu saja Ibunda. Aku dan Jastin akan selalu mesra hingga akhir hayat!” Airene duduk tepat di sebelah Jastin.

“Tidak mesra dan belum tentu!” jawab Jastin ketus.

“Jastin! Jaga ucapanmu!” hardik Nyonya Robustiano.

“Bukankah memang seperti itu?” Jastin memutar kepalanya menghadap Airene. “Meski seorang gadis yang memiliki status tertinggi untuk menjadi pasangan bertunangan denganku, tetap saja semua adalah paksaan!” Jastin menyipitkan matanya.

“JASTIN!” Kali ini suara Nyonya Robustiano terdengar menggelegar. Sebagai kepala keluarga bangsawan Robustiano, wanita yang melahirkan Jastin tidak senang. Apalagi ia sudah dengan susah payah mengusahakan pertunangan yang sejujurnya ditentang itu terjadi. Suatu kesempatan yang sangat langka bagi keluarga Robustiano.

Jastin menghela napas. Ia bertekad tidak akan meminta maaf, karena menurutnya tiada yang salah dari sikapnya. Jangan berharap lebih dariku Nona, betapapun agungnya dirimu, batin Jastin sambil memulai sarapan paginya.

“Ibunda minta maaf ya atas perkataan Jastin. Lain waktu, Ibunda akan mengajarkan Jastin untuk lebih sopan,” ujar Nyonya Robustiano.

Airene tertawa. “Tuan Jastin memang suka bercanda. Aku senang mendengarnya. Jangan merasa bersalah Ibunda.”

Jastin berdecak. Ingin rasanya ia membalas ucapan gadis di sebelahnya itu. Ia tidak habis pikir mengapa gadis itu berkata seperti itu. Ah, Jastin melupakan sesuatu. Airene cukup bodoh untuk tetap tersenyum dan tidak sakit hati di saat-saat seperti itu. Akhirnya Jastin memilih diam.

Kebungkaman Jastin berlanjut hingga perjalanan kereta kuda. Bahkan hingga akademi pun Jastin tetap tidak berkata meski Airene sudah berceloteh panjang lebar kepadanya. Jastin juga tidak melirik sedikitpun. Ia malah menatap keluar kereta kuda. Pemandangan terlihat lebih menarik baginya.

Sejujurnya bohong jika Airene tidak mengerti situasi dirinya setelah mendapatkan kode jelas dari Jastin. Mulanya ia berpikir, bahwa dengan memiliki latar belakang keluarga yang kuat, Jastin setidaknya bisa bersikap baik dan menghargainya. Tak mengapa bagi Airene jika Jastin belum membalas perasaannya. Semua adalah setelahnya. Namun ternyata, Jastin jauh lebih ketus sebelum mereka bertunangan. Bohong jika hati Airene tidak mendengar ucapan Jastin. Ia bahkan sering tersenyum paksa, setelah menelan ludah pahit.

Airene mengatupkan bibirnya. Sepertinya sudah cukup ia berceloteh panjang lebar kepada Jastin. Mungkin memandang wajah samping Jastin adalah pilihan terbaik. Berbicara dengan Jastin saat ini seolah Airene bertemu tembok kamarnya.

Airene menelan ludah. Sosok Jastin tampak begitu sempurna. Kulit yang tidak terlalu terang menghiasi sisi dirinya. Rambutnya yang lurus dan tidak terlalu panjang membuat wajahnya tegas. Pahatan hidungnya pas, seolah diciptakan hanya untuknya. Matanya yang tajam namun tenang adalah bagian favorit Airene, terutama warna abu-abu gelap yang menghanyutkannya dalam lautan rasa. Tampannya, puji Airene dalam hati.

Pikiran Airene berkelana ke masa lalu. Tanpa menolehkan kepala sedikitpun dari wajah samping Jastin, Airene mengingat kejadian masa lalu. Pertemuannya yang tergolong biasa namun terasa istimewa bagi Airene. Kala itu Airene kecil berlari menghindari dari kejaran Ibundanya namun terjatuh tatkala bertubrukan dengan anak laki-laki yang tak lain adalah Jastin.

Airene tiba-tiba terkekeh kecil, mengundang pandangan Jastin sebentar. “Tuan tahu, apa yang membuatku jatuh cinta? Adalah wajah sangar Tuan tatkala aku tak sengaja menubruk Tuan.”

“Terserah,” balas Jastin.

Kali ini Airene tertawa. “Bagimu, aku adalah setitik noda dalam ingatan. Namun bagiku, kamu adalah segumpal kenangan pembuat tawaku.” Airene tersenyum tatkala Jastin menatapnya setelah ia mengucapkan kalimat itu. Lalu ia menoleh ke sisi lain, menatap pemandangan di luar kereta, bersamaan dengan senandung kecil.

Jastin mendesah. Ia sangat bertanya-tanya mengapa gadis seperti Airene begitu memujanya. Ia sangat sadar bahwa penampilannya masih jauh kalah dari putra-putra bangsawan lain. Bahkan di sisi Airene sudah ada laki-laki tampan yang bagaikan kesatria bayangan gadis itu. Aneh baginya jika Airene jatuh cinta tatkala laki-laki sempurna berdiri di dekatnya. Bahkan gadis itu mampu menarik semua pelajar laki-laki di akademi tempat mereka menuntut ilmu.

Biasanya gadis sesempurna Airene akan memilih bersama dengan orang yang sesempurna seperti dirinya. Alasannya sederhana, menjaga kesempurnaan di dirinya. Mereka akan melakukan segala cara agar tetap berada di atas atau semakin naik ke atas. Pandangan bahwa sempurna akan menjadi sempurna adalah prinsip untuk menjaga status mereka. Sehingga banyak keluarga kerajaan menikah sesama keluarganya, selain saudara kandungnya demi menjaga status mereka. Lalu kenapa Airene berbelok arah dari kebiasaan itu?

Jastin tak menemukan alasan lain selain karena mencintainya. Alasan yang sangat picik sekaligus tidak masuk akal. “Aku jadi penasaran apa saja isi otakmu, Nona.”

Airene menoleh. Ia memutar bola mata, tampak berpikir keras. “Bagaimana membuatmu jatuh hati, satu, dua kali, hingga berkali-kali.” Airene memutar bola matanya lagi. “Lalu, wajah tampanmu, Tuan.” Ia memutarnya lagi.

“Berhenti berbicara, Nona, atau aku akan berhenti berbicara denganmu,” potong Jastin sebelum Airene mengucapkan sesuatu.

Mulut Airene sudah terbuka lebar, hendak menjawab apa yang ia pikirkan. Karena mendengar ancaman Jastin, ia merapatkan bibirnya cepat hingga menimbulkan suara. Kamu, kamu, dan kamu, ucapnya dalam hati. Perjalanan menuju akademi kembali hening. Sayup-sayup terdengar deru napas yang saling bersahutan, tapak kuda yang beradu dengan tanah, derikan kereta kayu dan suara-suara lainnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • yurriansan

    Mksh

    Comment on chapter Pendahuluan
  • FadilaCia

    @yurriansan makasih, nanti aku mampir kakak

    Comment on chapter Pendahuluan
  • FadilaCia

    @yurriansan makasih, nanti aku mampir kakak

    Comment on chapter Pendahuluan
  • yurriansan

    @FadilaCia iya sama2....
    jatuh cinta juga loh dengan prologmu, :D.

    mampir ke cerita terbaruku juga ya, mkasihh

    Comment on chapter Pendahuluan
  • FadilaCia

    @yurriansan makasih ^^

    Comment on chapter Pendahuluan
  • yurriansan

    langsung tertarik pas liat dari covernya :D

    Comment on chapter Pendahuluan
Similar Tags
High Quality Jomblo
41734      5984     53     
Romance
"Karena jomblo adalah cara gue untuk mencintai Lo." --- Masih tentang Ayunda yang mengagumi Laut. Gadis SMK yang diam-diam jatuh cinta pada guru killernya sendiri. Diam, namun dituliskan dalam ceritanya? Apakah itu masih bisa disebut cinta dalam diam? Nyatanya Ayunda terang-terangan menyatakan pada dunia. Bahwa dia menyukai Laut. "Hallo, Pak Laut. Aku tahu, mungki...
RINAI : Cinta Pertama Terkubur Renjana
270      212     0     
Romance
Dia, hidup lagi? Mana mungkin manusia yang telah dijatuhi hukuman mati oleh dunia fana ini, kembali hidup? Bukan, dia bukan Renjana. Memang raga mereka sama, tapi jelas jiwa mereka berbeda. Dia Rembulan, sosok lelaki yang menghayutkan dunia dengan musik dan indah suaranya. Jadi, dia bukan Renjana Kenanga Matahari Senja yang Rinai kenal, seorang lelaki senja pecinta kanvas dengan sejuta war...
Sebuah Kisah Tentang Dirinya
948      543     0     
Romance
Setiap orang pernah jatuh cinta dan mempunya ekspetasi tinggi akan kisah percintaannya. Namun, ini adalah kehidupan, tak selalu berjalan terus seperti yang di mau
Teman Khayalan
1586      681     4     
Science Fiction
Tak ada yang salah dengan takdir dan waktu, namun seringkali manusia tidak menerima. Meski telah paham akan konsekuensinya, Ferd tetap bersikukuh menelusuri jalan untuk bernostalgia dengan cara yang tidak biasa. Kemudian, bahagiakah dia nantinya?
Gunay and His Broken Life
6369      2163     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Puisi, Untuk...
19199      3086     10     
Romance
Ini untuk siapa saja yang merasakan hal serupa. Merasakan hal yang tidak bisa diucapkan hanya bisa ditulis.
Aku Benci Hujan
5665      1609     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Di Hari Itu
442      312     0     
Short Story
Mengenang kisah di hari itu.
Penantian
2762      1285     16     
Romance
Asa. Jika hanya sekali saja, maka...
Kala Senja
32784      4714     8     
Romance
Tasya menyukai Davi, tapi ia selalu memendam semua rasanya sendirian. Banyak alasan yang membuatnya urung untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. Sehingga, senja ingin mengatur setiap pertemuan Tasya dengan Davi meski hanya sesaat. "Kamu itu ajaib, selalu muncul ketika senja tiba. Kok bisa ya?" "Kamu itu cuma sesaat, tapi selalu buat aku merindu selamanya. Kok bisa ya...