"Lah Dara bisa sakit ya? ", tanya Fanya ke teman teman sekelasnya. Tidak biasanya cewek super hiperaktif itu tidak masuk dengan surat keterangan sakit. Teman teman sekelasnya hanya mengangguk.
"Sakit apa Dara? " ,tanya Arsyad yang sepertinya tampak cemas.
"Tau gue aja kaget tuh anak bisa sakit," Fanya mengedikan bahunya.
Kelas nampak sepi tak ada anak yang tertawa paling keras, heboh, dan pecicilan. Arsyad membuka lockscreen ponselnya berniat untuk menghubungi Dara.
DARA
Lo sakit apa Ra?
Arsyad memandang ponselnya menunggu jawaban dari gadis itu.
DARA :
Hmmm demam biasa
Pulang sekolah gue ke rumah lo ya?
Gak usah jangan ke rumah gue, gue gak boleh ada cowok datang ke rumah
Hmm oke cepet sembuh
Arsyad menarik nafas dan membuangnya dengan berat. Kelas jadi sepi ternyata. Gumamnya
*****
Dara mengambil buku novel di atas meja belajarnya melanjutkan halaman terakhir yang sudah Ia baca. Matanya kini fokus membaca sambil berbaring di kasurnya. Sampai seseorang membuka pintu dengan makanan yang di bawanya di sebuah nampan.
"Ini non makan dulu ya", ucap Marni asisten rumah tangga di rumah Dara.
"Iya bi nanti aku makan", jawabnya singkat. Dara melanjutkan membaca novel high school seriesnya, novel yang berisi kisah percintaan anak SMA. Sebab Ia tidak bisa seperti anak remaja SMA kebanyakan, mereka yang sudah memiliki izin untuk memiliki teman spesial, di antar jemput lelaki spesial setiap sekolah, atau mengisi hari libur dengan makan berdua.
Semua itu hanya bisa Dara baca di cerita novel novelnya. Lembaran demi lembaran Ia baca, kadang sesekali tertawa renyah karena buku bacaan itu. Dara memang anak yang hiperaktif, saat sakit pun Ia masih bisa tertawa walau dengan terbatuk batuk.
*****
Semua mata terarah ke gadis cantik itu. Ia masuk ke kelas dengan berjingkrak jingkrak.
Fanya menghadang gadis itu,
"Stop stop! Dar? Lo kemaren sakit atau bolos si? Keliatannya baik baik aja deh malah bisa jingkrak jingkrak kaya sekarang ", tanya Fanya sambil menempelkan telapak tangannya di jidat Dara.
"Yeu ya kan gue cuma abis demam, bukan lumpuh kaleee", jawabnya, dan langsung melanjutkan jalan menuju tempat duduknya.
"Dasar cacing kepanasan, abis sakit aja langsung energic gitu". Fanya menggeleng salut.
Dara duduk menaruh tasnya kemudian berdiri lagi. Bukan Dara namanya kalau bisa duduk anteng di kursi kecuali saat jam belajar.
"Fanya!", teriak Dara memekik.
"Berisik lo petasan banting," Bimo yang sedang bermain game online di ponselnya menggerutu.
Dara melirik Bimo sinis. "Sans kali Bim", cibirnya.
"Fan anter gue ke kantin gue haus beneran tenggorokan gue kering gue dehidrasi ", ucapnya. Fanya hanya mengangguk mengiyakan keinginan sahabatnya itu.
Belum sampai di luar Dara dicegat oleh seseorang yang baru datang.
"Hei Dara, udah sembuh? Bagus deh gak usah lama lama. Tau gak kelas ini sunyi tanpa petasan banting", kata Dera sok dramatis sambil tertawa renyah.
"Bisa aja lo kembang api", jawab Dara yang ikut tertawa. Begitu juga Fanya yang terkekeh melihat keduanya.
Hai! Hai!
Jangan lupa vote dan koment oke. Beri krisar untuk cerita ini.
Awal sengaja di buat singakat yaaa, tunggu update selanjutnya.
-tbc-