Loading...
Logo TinLit
Read Story - Trust
MENU
About Us  

Motor Rendy sudah terparkir manis di depan rumah Sesil. Cowok itu sekarang sedang duduk dengan kedua tangan asik memainkan HP sambil menunggu Sesil selesai. Selain Rendy, ada juga Papa Sesil tengah menjemur koleksi burung-burungnya setelah dimandikan dengan cara disemprotkan air. Rendy merasa tak enak jika hanya duduk, ia pun mendekati Papa Sesil sekedar menambar keakraban sama calon mertua.

“Sibuk banget, Om,” kata Rendy.

“Udah biasa ini,” jawab Papa Sesil enteng, matanya masih asik memandangi burungnya.

“Burungnya besar, Om,” kata Rendy berpindah pada burung berbulu cokelat.

“Apa kamu tadi bilang?” Merasa sedikit ambigu, Rendy meringis sambil menunjuk burung berbulu cokelat di depannya. Disamping itu, Sesil tertawa melihat ekspresi wajah Rendy.

Rendy masih meringis, menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu memilih langsung berpamitan sebelum akan ada perkataannya yang mabigu mengundang permasalahan antara ia dengan calon mertua.

Seperti biasanya, Sesil melingkarkan tangan di pinggang Rendy dan kepala bersender di bahu Rendy. Hangat apalagi pagi-pagi seperti ini.

“Kamu tadi ngapain sih sama papa aku?” tanya Sesil.

Rendy tak bisa mendengar secara keseluruhan ucapan Sesil tapi ia paham, “Bicarain burung papa kamu.”

Spontan Sesil mengetuk helm Rendy membuat motor yang ditungganginya sedikit oleng. “Dasar mesum.”

“Siapa yang mesum sih. Kamu tuh yang mesum padahal maksudn aku peliharaan burung papa kamu.” Kalau dipikir-pikir memang perkataan Rendy benar hanya saja sedikit ambigu jika orang tak paham maksudnya. Sesil dan Rendy tertawa bersama setelah diam sejenak.

Ternyata waktu 30 menit jarak antara rumah Sesil ke SMA Angkasa tak cukup untuk ngobrol antara Sesil dan Rendy. Tapi mau tak mau Sesil dan Rendy harus berpisah hingga waktu dhuhur tiba.

Sesil langsung menuju kelasnya dan menaruh tas di meja tempatnya kemarin dengan Sela. Temannya itu sangat rajin, datangnya lebih awal darinya. Sela dan Sesil memang tak akrab. Di SMP, Sela tipe anak yang jarang keluar kelas dan jarang berkomunikasi dengan anak beda kelas. Ia selalu di dalam kelas entah membaca buku ataupun makan. Tidak salah jika Sesil dan Sela merasa canggung karena memang jarang berkomunikasi.

Sesil mengambil HP dalam tasnya, dilihatnya Rendy belum mengirimkan pesan kalau cowok itu sudah sampai di sekolah. Rendy sekolah di SMK Pancawarna jurusan teknik mesin. Katanya, Rendy tak mau hanya sekolah lama-lama ia ingin segera bekerja maka dari itu Rendy memilih daftar ke SMK daripada SMA. Meskipun berbeda sekolah, Sesil terkadang merasa khawatir takut-takut akan hubungannya dengan Rendy akan renggang. Walaupun ia tau kalau hampir satu sekolah Rendy isinya cowok semua.

Sesil merilik jam dinding yang menurutnya berputar sangat lambat. Maih butuh waktu sekitar 10 menit untuk berkumpul di lapangan untuk baris-berbaris. Disampingnya, Sela terlihat asik membaca ebook dalam Hpnya dan di depannya terlihat dua orang sedang bercanda seperti mereka satu sekolah, pikir Sesil. Merasa diperhatikan oleh Sesil, kedua cewek itu menoleh dan tersenyum lalu berkenalan dengan Sesil dan Sela. Dan dimulailah pertemanan mereka.

***

Sesil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya pukul 10.00 WIB dimana matahari mulai naik keatas. Mendengus untuk kesekian kalinya meskipun diberi waktu 30 menit dalam keadaan terpanggang seperti ini sangat kurang bagi Sesil. Acara baris-berbaris hari ini banyak menguras tenaganya belum lagi kulit yang langsung gosong.

“Gila sampai kapan kita dipanggang kaya gini?” gerutu Sesil.

“Ya Allah kok kaya gini sih, udah jam 10.15 lagi.” Itu suara Muzza—teman sekelas Sesil—ikut menggerutu.

Disamping kanan Sesil ada Malla yang membuka kancing pergelangan tangannya, apalagi kalau bukan kulitnya yang belang. “Baru berapa jam udah belang abis ini masih ada baris-berbaris lagi.”

Bermacam-macam suara keluar dari murid baru yang merasa diri mereka tersiksa dihari kedua MOS ini. Tiba-tiba terdengar bunyi peluit, semua murid baru spontan bangun dan berlarian untuk membentuk barisan tanpa merasa kepanasan atau lebih tepatnya takut mendapat hukuman tambahan.

Peluit berhenti, begitu juga semua langkah kaki juga ikut berhenti. “Hey kamu.” Suara ketua Osis SMA Angkasa menggema membuat semua isi lapangan mengarahkan pandangan ke arah yang sama dengan sang ketua Osis.

“Buat barisan sendiri didepan,” ucap Ketua Osis tegas.

Kedua cowok itu langsung menurut dengan perintah ketua Osis tanpa ada suara mengeluh. Selain diperintah untuk membuat barisan sendiri, kedua cowok itu juga diperintah untuk push-up 10 set atau setara dengan 100 kali. Awalnya kedua cowok itu kaget namun, tanpa berpikir panjang kedua telapak tangannya langsung mereka jatuhkan dan melakukan perintah. Ini yang Sesil tidak suka dari PBB. Sejak SMP ia ditawarkan untuk mengikuti ekstrakulikuler semacam ini tetapi selalu ia tolak. Ia tidak suka dengan hal-hal berbau pemaksaan dan disuruh.

Akan tetapi, MOS kali ini harus Sesil jalani yang merupakan persyaratan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai.

“Dika.” Sang pemilik nama menoleh. Guru kesiswaan itu melambaikan tangan ke ketua Osis yang tengah memberi hukuman pada kedua cowok didepannya langsung berlari menghadap kesiswaan. Sementara semua murid baru harus rela dijemur lagi. Belum ditambah dengan gerutu mereka yang semakin bertambah. Beberapa anak yang tak kuat memilih duduk secara diam-diam.

Namun, usaha diam-diamnya itu harus berakhir dengan kedatangan Dika yang kembali. “Semuanya saya ambil alih. Siap grak!” Semua murid baru mengikuti setiap ucapan yang keluar dari mulut Dika tapi sepertinya ketua Osis itu mendapat ilham baik mengizinkan semua murid baru untuk kembali ke kelas masing-masing.

Oh Tuhan, ini namanya surga dunia.

Tanpa ba-bi-bu semua murid baru langsung menuju kelas mereka untuk mendinginkan diri. Di kelas Sesil langsung membuat menggelung rambut panjangnya, membiarkan AC di kelasnya membelai lehernya yang berkeringat. Saat asik merapikan rambutnya, tepat di depan Sesil ada seorang cowok lewat. Cowok itu sedang berbincang dengan temannya dan menarik perhatian Sesil sampai tak berkedip.

“Itu siapa sih?” Sela, Muzza, dan Malla membuang pandangan ke arah cowok yang ditunjuk Sesil.

“Itu yang dihukum sama ketua Osis bukan sih?” tebak Sela. Muzza dan Malla mengangguk, sementara Sesil hanya ber-oh dengan pandangan masih pada cowok itu.

Cowok itu bernama Arka. Kulitnya putih dan kurus. Rambutnya ditata rapi mengikuti trend. Arka duduk tak jauh dari tempat Sesil hanya terhalang oleh Sela dan teman Arka. Disamping asiknya mencuri pandangan Arka diam-diam, Sesil merasakan getar dari HP nya. Ada pesan masuk dari Rendy.

Rendy : pulang jam berapa nanti ?

Ah, Rendy mengganggu Sesil kali ini, gerutu Sesil dalam hatinya. Sesil langsung memasukan HP nya dan kembali mencuri pandang Arka lagi namun, pandangan mereka saling bertemu dan tercetak senyum dari keduanya membuat hati Sesil hangat.

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Kartika

    Gantung:(

    Comment on chapter Bagian 3
  • yurriansan

    JUDULmu Trust? Covermu Trush :D.
    kalau dari ceritamu aku masih nunggu lanjutannya.
    untuk tulisan, kamu udah rapi, mungkin perlu diperkaya diksi lagi kali ya.. supaya bacanya lebih mengalir.

    kamu juga boleh kasih saran ke storyku yang judulnya Rahasia (Toni), kritik dan saranmu aku tunggu ya..

    Comment on chapter Bagian 1
Similar Tags
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3268      918     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
Like a Dandelion
2781      983     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Lusi dan Kot Ajaib
7941      1326     7     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...
love like you
436      308     1     
Short Story
The Diary : You Are My Activist
13987      2385     4     
Romance
Kisah tentang kehidupan cintaku bersama seorang aktivis kampus..
About love
1185      554     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
Laci Meja
478      320     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Pantang Menyerah
235      203     0     
Short Story
Rena hanya ingin mengikuti lomba menulis cerpen tetapi banyak sekali tantangannya, untuk itu dia tidak akan menyerah, ia pasti akan berhasil melewati semua tantangan itu dengan kegigihan yang kuat dan pantang menyerah
Daniel : A Ruineed Soul
548      318     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Kepada Jarak, Maaf!
336      197     1     
Short Story
Bagi Rea, cinta itu gelap. Cukup menjadi alasan untuk dirinya selalu memakai emotikon hati berwarna hitam saat menulis chat. Namun Rea tidak cukup mampu memaknai setiap jenis emotikon hati yang dikirimkan Ardan kepadanya. Untuk dua orang yang menjalin hubungan jarak jauh yang sama sekali tidak pernah bertemu, berbagai jenis emotikon hati memiliki maknanya sendiri. Demikian juga untuk Arealisa...