Kisah cinta memang selalu tak berjalan dengan apa yang kita inginkan. Sepasang hati manusialah yang merencanakan, namun takdir lah yang memutuskan. Sepasang hati itu tak bisa melawang takdir yang telah tersirat diantaranya. Begitu juga dengan sepasang hati milik Azalea dan Yudha.
Azalea dan Yudha adalah sepasang manusia yang saling mengasihi dan saling berbagi kebahagiaan maupun kesedihan, namun takdir mereka tidaklah berjalan lama seperti yang mereka harapkan. Ketika hati sedang merasakan indahnya gejolak asmara, justru takdir yang tak memihak mereka. Dua manusia itu harus terpisahkan oleh takdir. Takdir yang membawa salah satu dari mereka untuk berkorban demi yang lainnya. Takdir itulah yang menyayat hati Azalea hingga meninggalkan luka yang tak pernah bisa hilang.
2 Tahun Kemudian
Di hari sepagi ini, seorang gadis muda sudah sibuk dengan berbotol-botol susu di keranjang depan sepedanya. Tak salah lagi gadis itu adalah Azalea yang kini tampak lebih ceria dibandingkan dengan beberapa waktu lalu setelah kepergian Yudha, sang kekasih hati. Azalea dengan semangat keceriaannya membagikan botol-botol susu yang sudah siap di keranjang sepedanya pada anak-anak di RS. Dengan ramah ia menyapa tiap anak yang ia jumpai di setiap lorong RS.
“Pagi semua….” Sapa Azalea dengan ceria
“Pagi Kak Lea….” Sapa anak-anak
“Gimana kabar kalian ??? Udah minum obat semua ???”
“Sudah Kak. Sekarang mana jatah susu kita, Kak ??”
“Ini… diminum ya ??” jawab Azalea seraya menyerahkan botol susu pada anak-anak yang sedari tadi menunggu kedatangannya.
Setelah membagikan botol susu pada setiap anak di RS, Azalea melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan di ujung lorong lantai 3 RS.
“Selamat Pagiii…..” sapa Azalea pada seseorang yang sedang berdiri membelakanginya
“Pagii, kamu sudah datang ??” sapa laki-laki itu seraya membalikan badan
“Kamu sudah sarapan ???” tanya Azalea
“Hmmm, Belum…”
“Mau sarapan sama aku ???”
“Tentu….” Jawab laki-laki itu seraya melepas jas putihnya
“Kak Lian mau sarapan apa ??”
“Apa aja, asal sama kamu…”
Keduanya berjalan menyusuri tiap lorong RS sambil berpegangan tangan. Keduanya tampak bahagia saat bersama, senyum kebahagiaan selalu terpancar dari wajah keduanya. Sesampainya di luar RS, Azalea bergelayut manja di lengan Lian berupaya membujuk lelaki itu untuk pergi dengan sepedanya.
“Kak, naik sepeda aku aja ya ???” pinta Azalea manja
“Naik mobil aja biar cepet…” jawab Lian
“Ahhh, naik sepeda aja….” Rajuk Azalea
“Yaudah, mana sepeda kamu ??” jawab Lian seraya merangkul bahu Azalea.
Akhirnya keduanya pergi dengan menaiki sepeda Azalea untuk mencari sarapan. Azalea tampak sangat bahagia berada di boncengan Lian, ia melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Lian yang menerima dengan senyum kebahagiaan. Ya, keduanya merupakan pasangan serasi yang selalu menanpakkan kebahagiaannya ketika bersama. Keduanya berhenti di sebuah kedai bubur ayam yang tak jauh dari RS. Mereka menikmati sarapan bersama dengan sesekali melemparkan senyum yang berujung dengan canda tawa keduanya.
“Lea, sepertinya hari ini aku agak sibuk. Soalnya ada pasien dalam kondisi kritis yang harus aku tangani….” Kata Lian seraya memegang tangan Azalea
“Tak apa Kak, lagian hari ini aku juga ada kerjaan kok….”jawab Azalea membalas memegang tangan Lian
“Maksih Lea. Kamu memang selalu ngertiin kerjaanku….” Kata Lian sambil megusap lembut rambut Azalea.
Sudah 3 hari ini sosok Azalea tak tampak di RS, membagikan botol susu ataupun di ruangan Lian. Ternyata 3 hari ini Azalea pergi ke rumah saudaranya. Dan hari ini adalah hari kepulangannya. Ia sengaja tak memberitahukan hal ini pada Lian bermaksud ingin memberikan kejutan, namun tak disangka ia sendiri yang mendapat sebuah kejutan tak terduga dari orang yang telah lama hilang dari hidupnya.
Hari itu ketika melewati sebuah ruangan sebelum memasuki ruangan Lian, ia melihat sosok yang sudah lama hilang dari hidupnya tengah terbaring lemah di ranjang dalam ruangan tersebut. Awalnya ia tak percaya dengan apa yang ia lihat, namun setelah ia melihat sendiri dengan kedua matanya ia tampak yakin dengan sosok yang kini tengah terbaring dihadapannya.
“Ka….Kam…muu.. . ???” kata Azalea terbata-bata ketika melihat wajah lelaki dihadapannya. Tertulis di papan identitas pasien nama “Yudha Pratama”. Orang yang dulu pernah singgah di hati Azalea sebelum Yudha meninggalkannya 2 tahun yang lalu.
Azalea yang masih syok dengan hal ini, ia mendatangi dokter yang menangani Yudha untuk bertanya kondisinya. Tak tahu mengapa, perasaan yang telah lama ia kubur dalam-dalam itu kini bergetar lagi ketika melihat sosok Yudha yang dulu selalu ceria tetapi kini terbaring lemah tanpa daya.
“Dok, saya mau tanya kondidi pasien bernama Yudha Pratama ??” tanya Azalea pada dokter yang menangani Yudha
“Kondisi Yudha. Hanya keajaiban yang bisa menyembuhkannya….” Kata dokter tersebut
“Maksud dokter ???”
“Yudha mengidap penyakit Pembengkakan Pembuluh Darah Di Otak dan sudah setahun ini ia mengalami koma dan tak dapat dipastikan kapan ia akan bangun….” Tutur sang dokter
“Sudah berapa lama ia mengidap penyakit itu, Dok ??”
“Sudah sekitar 5 tahun yang lalu….”
Setelah mendengar penjelasan dari sang dokter, Azalea keluar dengan perasaan tak karuan. Rasa sedih, kecewa, bahagia, bercampur menjadi satu. Ia melangkahkan kakinya menuju ruangan Yudha dirawat. Dilihatnya laki-laki yang dulu sangat dicintainya yang ia kira tega meninggalkannya demi wanita lain ternyata pergi dari dirinya karna tak mau memperlihatkan kondisinya yang sebenarnya. Ditatapnya mata Yudha yang tengah terpejam, diraihnya tangannya yang cukup dingin, digenggam erat tangan Yudha yang tak berinfus. Tak terasa bulir hangat yang sedari tadi ia tahan kini tumpah menjadi satu. Di hadapan lelaki yang sangat ia cintai itu, Azalea mengangis menumpahkan seluruh emosi yang sedari dulu ia tahan.
Berminggu-minggu sudah sejak ia mengetahui kondisi Yudha yang sebenarnya dan sejak saat itu ia putuskan untuk merawat Yudha tanpa sepengetahuan Lian, sang kekasih. Suatu sore ketika ia sedang menemani Yudha, tiba-tiba kedua mata Yudha menampakan reaksi. Segera Azalea memanggil dokter untuk mengecek kondisi Yudha. Setelah dokter memeriksa kondisi Yudha, ternyata kini Yudha sudah bangun dari mimpi panjangnya. Orang pertama yang ia lihat setelah membuka mata adalah sosok wanita yang sangat ia cintai yang sudah ia tinggalkan.
“Kamu sudah sadar ??” tanya Azalea dengan mata berkaca-kaca
“Azalea…..” ucap Yudha lirih
“Aku udah tahu kondisi kamu yang sebenarnya, kamu nggak perlu nyembunyiin semua ini dari ku lagi…” kata Azalea sambil menitikan Kristal hangat dari matanya
“Aku kangen sama kamu….” Kata itu yang terucap dari mulut Yudha
“Aku juga kangen sama kamu, Yud…” jawab Azalea terisak
“Udah jangan nangis, jelek tahu…” kata Yudha sedikit tersenyum
“Kamu yang bikin aku nangis…”
“Azalea…..??”
“Iya…”
“Ada hal yang dari dulu ingin aku sampaikan sama kamu…”
“Besok aja, kondisi kamu baru pulih…”
“Enggak Lea, aku mau bilang sekarang…”
“Apa yang mau kamu sampein ke aku ??”
“Dari dulu hingga sekarang bahkan sampai nanti, perasaan yang kau miliki sama kamu nggak pernah berubah. Aku tetap sayang dan sangat mencintai kamu. Azalea…” kata Yudha dengan tangan memegang kedua pipi Azalea yang basah karna air mata.
“Yudha….”
“Tapi sepertinya takdir tak memilih kita untuk bersama didunia ini. Aku harap kamu nantinya bisa melupakanku dan memulai cintai yang baru dengan orang yang tepat….”
“Yudha, aku juga sayang sama kamu…” jawab Azalea semakin tak bisa menahan isaknya
“Suatu saat kita akan bersama di kehidupan kedua jika takdir mengijinkan. Sekarang aku punya permintaan sama kamu…”
“Apa…”
“Aku mohon kamu mau nemenin aku tidur malam ini. Jangan tinggalin aku sendiri…”
“Aku bakal nemenin kamu, Yud….” Jawab Azalea seraya mencium kening Yudha dengan penuh air mata yang menetes
Malam ini Yudha tidur dengan ditemani Azalea dismpingnya, gadis yang selama ini ia cintai. Yudha tak hanya sekedar tidur untuk sementara, namun ia tidur untuk selamanya di samping Azalea dengan wajah menyunggingkan senyum kebahagiaan.
Kini Yudha sudah tak ada, meninggalkan Azalea dan sejuta kenangan. Azalea tak bisa berlama-lama bersedih, ia harus memulai cinta yang baru dengan Lian, laki-laki yang selama ini dengan tulus mencintainya.
“Kak Lian, aku sangat mencintaimu dan tak mau kehilanganmu! Kak Lian juga kan..??” kata Azalea tiba-tiba seraya memeluk Lian dari belakang
“Lea, kamu ngomong apa sih ?? Aku juga cinta dan nggak mau kehilangan kamu…” jawab Lian seraya membalas pelukan gadisnya itu dan memberikan kecupan singkat di kening Azalea.
“Aku harap enggak ada yang bisa misahin kita ya, Kak…??”
“Hanya takdir dan maut yang bisa memisahkan kita….”
Azalea dan Lian kini menjalani hubungan mereka dengan perasaan yang tulus, tanpa ada yang disembunyikan diantara keduanya.
CERITANYA BAGUS BANGET,
KUNJUNGI CERITAKU YUK https://tinlit.com/read-story/1436/2575, BANTU LIKE DAN CMMENT NYA YAA.. :)