Read More >>"> LEAD TO YOU (Lead To You - Part 27) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LEAD TO YOU
MENU
About Us  

LEAD TO YOU – PART 27

*****

Aku menggunakan lagi hijabku setelah mengikat dan merapikan rambutku yang berantakan. Mataku mengedar melihat dan mengamati sekeliling. Aku tidak boleh putus asa dan harus segera keluar dari sini. Mataku melihat ke arah jendela kecil di atas tempat tidur. Tanpa ragu aku melepas sepatuku dan naik ke atas tempat tidur. Jendela itu berada di atas kepalaku, jadi aku harus berjinjit untuk melihat keadaan di luar kamar. Hanya terlihat seperti sebuah kebun pisang atau semacamnya.

Ukuran jendelanya sangat kecil, kira-kira selebar tubuhku saja. Sepertinya ini bukan jalan keluar yang memungkinkan untukku. Apa lagi letaknya yang tinggi, bagaimana caraku menggapainya tanpa bantuan kursi atau tangga? Ditambah jendela kaca ini harus dipecahkan lebih dulu kalau mau dilewati. Kacanya bertumpuk dan ada rongga di tengahnya, rongga itulah tempat keluar masuknya udara ke dalam kamar. Sangat minim sirkulasi sebenarnya.

Aku menghela napas dan terduduk di tepi tempat tidur dengan lunglai. Tidak mungkin juga melewati pintu itu, karena anak buah Max pasti banyak menunggu di luar sana.

.

.

.

 

Alghaz POV

“Aku yakin sekali ini perbuatan Max, Omar!”

“Tenanglah, kita harus pecaya pada Baldi yang sedang mengusahakan surat panggilan untuk Max. Dari sana nanti kita bisa mengorek keterangan tentang keberadaan Gadis” ujar Omar.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal merasa frustrasi. Aku sangat gelisah membayangkan apa yang dilakukan Max pada Gadisku. Tanganku mengepal kuat, menahan amarah yang memuncak membayangkan hal buruk menimpa Gadis. Omar menghampiriku dan meremas bahuku, ia berusaha menenangkanku.

Ponselku berbunyi, Detektif Baldi, aku menjawabnya pada dering kedua.

“Mr. Devran, saya berhasil mendapatkan surat panggilan untuk Max dan sekarang saya sedang menuju tempat tinggalnya. Saya akan kirimkan alamatnya pada Anda sekarang” ujarnya di seberang sana.

“Thanks Baldi, saya akan ke sana sekarang” jawabku sambil menyambar jaket dan kunci mobil bersamaan dan memberi kode pada Omar untuk mengikutiku.

..

Kami berkumpul di depan sebuah rumah megah, Baldi bersama seorang Polisi berseragam sedang berbicara dengan satpam rumah, ia tidak membiarkan kami masuk awalnya. Tapi Baldi mengancam ala-ala Polisi dan membuat satpam itu ciut dan akhirnya membiarkan mobil kami beriringan masuk ke pekarangan rumah Max tersebut.

Ketika kami turun dari mobil dan menuju ke pintu, ada sebuah mobil masuk dan keluarlah Dinar. Ia menatapku heran, “Tuan Alghaz? Kenapa Anda ada di sini?” tanyanya, kemudian matanya mengarah pada Baldi dan Polisi berseragam di belakangku, “dan kenapa Anda bersama Polisi?” tanyanya lagi.

Aku menghela napas dan memutuskan sudah saatnya Dinar tahu, seperti apa ayahnya sebenarnya. “Kami mau bertemu ayahmu” jawabku.

Dahinya berkerut makin bingung, “Kenapa?” tanyanya lagi.

“Kamu tahu kalau Gadis diculik kan?” tanyaku dan ia mengangguk.

“Ya, saya tahu dan saya benar-benar turut prihatin atas kejadian itu, semoga Gadis segera ditemukan...” ujarnya, “tapi kenapa Anda ada di rumah saya dan mau bertemu ayah saya?”

“Kami berpikir, ayahmu ada hubungannya dengan penculikkan istriku” sahutku langsung pada intinya.

Raut wajahnya berubah syok dan cemas, “Apa? Tidak mungkin! Saya sedang bersama ayah saya saat Gadis menghilang diculik! Jadi tidak mungkin ayah saya ada hubungannya dengan penculikan istri Anda!” belanya.

Tentu saja ia akan membela ayahnya. Karena ia tidak tahu apa yang ayahnya lakukan selama ini. Kemudian Dinar masuk dengan tergesa dan mempersilakan kami duduk di ruang tamu sementara ia memanggil ayahnya. Tapi kami semua tetap berdiri, terlebih aku. Begitu aku melihatnya berjalan menuju ke arah kami, rasanya aku ingin menerjangnya dengan pukulan di wajahnya dan membuat mata satunya buta juga!

“Mr. Devran! Saya tidak menyangka akan kedatangan Anda di rumah saya, sungguh suatu kehormatan” ujarnya berbasa-basi.

“Ayah kenal dengan Tuan Alghaz? Suami Gadis?” suara Dinar berbisik.

“Ya Nak, Ayah mengenalnya, kami sempat menjadi partner bisnis beberapa waktu lalu” jawabnya berbohong. Aku menendangnya keluar dari proyekku! Mana mungkin aku mau bekerja sama dengannya. Max menyodorkan tangannya ingin bersalaman denganku, alih-alih menyambut tangannya bersalaman. Tanganku melayang ke rahangnya dan mendaratkan pukulanku sekuat tenaga, berusaha membuat rahangnya patah saat itu juga. Max terhuyung dan hampir terjatuh ke lantai kalau saja Dinar tidak menahannya. Dinar menjerit melihatku memukul ayahnya.

Pukulanku yang kedua hampir mengenai matanya, kalau saja Omar tidak menahanku, mata itu pasti buta juga sekarang. Dinar memaki marah padaku, “Apa-apaan ini? Anda tidak berhak memukul Ayah saya!” teriak Dinar, dan Max menatapku dengan memicingkan matanya.

“Mr. Devran, biarkan saya bicara” ujar Baldi berdiri di depanku, berusaha menengahi.

“Mr. Andromax Jodys, kami datang bermaksud memberikan surat ini pada Anda” Ia menyerahkan sebuah amplop pada Max.

Max membuka dan membacanya, “Saya tidak tahu kenapa saya mendapatkan kekerasan seperti ini di rumah saya sendiri” ia menggerakan bola matanya membaca surat panggilan Polisi tersebut, “saya juga tidak mengerti kenapa saya disangkut pautkan dengan semua ini. Tapi sebagai warga negara yang baik, saya akan datang” katanya, “di surat ini disebutkan saya bisa datang dalam waktu maximal 2x24 jam. Jadi saya tidak harus ikut Anda sekarang bukan?” ujarnya.

Baldi mengangguk, “Anda benar, Anda punya waktu 2x24jam untuk memenuhi panggilan itu” ujarnya, kemudian ia melihatku dan kembali berpaling pada Max, “kalau begitu kami permisi, Mr. Andro” ujar Baldi sambil memutar tubuhnya dan mendorongku keluar pintu.

Mataku melebar menatapnya tidak percaya. Mana mungkin menunggunya datang untuk mencari keterangan di mana istriku berada? Aku membutuhkan itu sekarang! Aku berbalik menatapnya garang dan akan menerjang lagi kalau saja Omar dan Baldi tidak berhasil menahanku, “KATAKAN DI MANA GADIS, KEPARAT!!” tukasku penuh amarah.

“Aku akan memberitahumu kalau aku bertemu dengannya nanti” ujar Max dengan seringaian menantangku. Aku tahu, aku yakin dia tahu di mana istriku, Gadis!

Omar dan Baldi menyeretku keluar dari rumah itu. “Kita tidak bisa membiarkan dia lolos begitu saja kan?” tukasku.

“Kita sudah melakukan prosedurnya Mr. Devran. Dan dia berjanji akan datang memberi keterangan---“

“Dan kau percaya begitu saja?! BULSHIT! Dia itu pembohong Bal!”

“Alghaz, tenanglah. Max bisa melaporkanmu balik kalau kau seperti ini” ujarnya.

“Persetan!” ujarku sambil melengos dan tergesa berjalan menuju ke mobil dengan Omar di belakangku.

..

Aku memutar balik mobilku dan berhenti tidak jauh dari rumah Max. Aku berniat mengamati gerak-gerik Max dari jauh, mulai sekarang. Omar menatapku dan mengangguk mengerti, “Aku akan mendukungmu, dia pasti akan keluar kan? Dan kau berniat membuntutinya?”

Aku mengangguk, sambil menghela napas.

“Oke, kita akan bertindak sendiri kalau begitu...” gumamnya.

“Tentu saja! Gadis bisa jadi membutuhkanku sekarang, bagaimana mungkin aku menunggu Baldi dan Polisi itu bertindak?”

“Ya ya kau benar, Al”

“Terlalu lama, dan bisa terlambat Omar” gumamku sambil membuka laci di bawah dashboard mobilku dan mengeluarkan sebuah senjata api. Mata Omar melebar menatapku. “What the hell---“

“Kau pikir kita akan menyerang Max dengan tangan kosong?” tukasku sambil memberikan pistol itu pada Omar.

“Ya tentu saja kita membutuhkan ini, tapi aku tidak menyangka kau punya senjata semacam ini, Al” katanya sambil memutar-mutar senjata yang kuberikan.

“Itu Glock 20, senjata itu punya 15 peluru berukuran10mm dengan kecepatan 1600 kaki per detiknya. Senjata yang ringan tapi sangat mematikan” ujarku sambil memberitahu cara menggunakan senjata tersebut.

Kemudian aku merogoh lebih dalam lagi dan mengeluarkan senjata lainnya. Mata Omar makin mendelik melihat senjataku. “Ini 500 Magnum, favoritku. Hanya punya 7 peluru besar-besar dan akurasi kecepatan pelurunya bisa mencapai 2075 kaki per detiknya. Tidak ada yang bisa selamat dari senjata ini” ujarku.

“Wow! Aku baru tahu kau begitu paham tentang senjata, Al”

“Kau pikir selama ini hobi menembakku hanya main-main?” ujarku sambil mengutak-atik pistol yang kupegang. “Aku berniat membalaskan dendam orang tuaku sebelum aku bertemu Gadis, Omar. Tentu saja aku perlu persiapan untuk itu...”

Omar menganggukkan kepalanya mengerti.

*****

 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • dreamon31

    @yurriansan terima kasih ya, oke aku mampir

    Comment on chapter Lead To You - Part 2
  • yurriansan

    Aku baru baca chapter 1, seru ceritanya. suka juga dengan gayamu bercrta.

    oh ya mmpir jg ya f crtaku. aku tggu kritik dan sarannya.
    judulnya : When He Gone
    trims

    Comment on chapter Lead To You - Part 1
Similar Tags
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
520      285     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
My Daily Activities
858      423     1     
Short Story
Aku yakin bahwa setiap orang bisa mendapatkan apa yang ia inginkan asal ia berdo\'a dan berusaha.
When I Found You
2740      925     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Heartbeat
189      148     1     
Romance
Jika kau kembali bertemu dengan seseorang setelah lima tahun berpisah, bukankah itu pertanda? Bagi Jian, perjumpaan dengan Aksa setelah lima tahun adalah sebuah isyarat. Tanda bahwa gadis itu berhak memperjuangkan kembali cintanya. Meyakinkan Aksa sekali lagi, bahwa detakan manis yang selalu ia rasakan adalah benar sebuah rasa yang nyata. Lantas, berhasilkah Jian kali ini? Atau sama seper...
Mencari Virgo
448      312     2     
Short Story
Tentang zodiak, tentang cinta yang hilang, tentang seseorang yang ternyata tidak bisa untuk digapai.
Waktu Awan dan Rembulan
4416      2366     16     
Romance
WADR
Dream of Being a Villainess
1014      580     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
A Perfect Clues
5264      1457     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3044      814     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
Mahar Seribu Nadhom
4515      1506     7     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...