Loading...
Logo TinLit
Read Story - LEAD TO YOU
MENU
About Us  

LEAD TO YOU – PART 11

*****

Aku berusaha melepaskan diri dari pelukan Alghaz, ia menatapku dengan dahi berkerut, “Kamu daritadi menghindari tatapanku Dis? Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal padaku?” tanyanya. “Kamu marah dengan kedatangan Amber ke kantor tadi ya?”

Aku menghela napas sembari menjauh darinya, aku kembali duduk di tepian tempat tidur. “Saya melihatmu bersamanya...” aku menelan ludah, “di dalam kantormu” lanjutku.

Aku mendengar Alghaz bergumam, “Okey” katanya sambil duduk di sebelahku, “apa tepatnya yang kamu lihat?”

“Saya melihat kau dan wanita itu sedang---kamu tahu maksud saya” aku merasa malu untuk meneruskannya.

“Berciuman?” ujarnya tanpa beban, “kamu lihat Amber sedang menciumku?” katanya.

Alghaz  meraih tanganku dan meremasnya pelan, “Gadis, Amber pernah menjadi bagian hidupku. Mungkin bukan dalam hal yang baik, aku tahu itu. Dia datang mencariku dan sangat marah ketika aku bilang aku sudah menikah denganmu. Ia menciumku dengan paksa sehingga aku tidak sempat menghindar. Mungkin saat itulah kamu lihat, tapi apa kamu tahu setelahnya? Aku mengusirnya keluar dari kantorku karena sikapnya itu. Sebelumnya hal itu adalah biasa untukku, Dis. Aku terbiasa berciuman dengan beberapa wanita, sebelum bertemu denganmu. Entah kenapa semua terasa salah setelah aku bertemu denganmu...” tuturnya seraya tangan satunya menyentuh pipiku.

Penuturannya membuatku terdiam, entah aku yang bodoh atau memang ucapannya yang terdengar tulus dan meyakinkan sehingga membuatku menatapnya lekat-lekat sekarang. Aku menyentuh tangannya di pipiku, kemudian menjauhkannya dari pipiku.

Dengan perlahan tanganku menyentuh bagian di bawah daguku dan melepaskan pengait jilbabku, kemudian melepaskannya dari kepalaku. Aku mendengar Alghaz terkesiap melihatnya, aku bisa melihat dari matanya kalau dia menantikan bisa melihatku tanpa penutup kepala. Matanya membesar melihatku tanpa jilbab dengan rambut masih terikat di belakang. Kemudian dengan satu tanganku, aku baru saja akan menarik pengikat rambutku.

“TUNGGU!” ucapnya agak keras sambil berdiri. Aku sedikit kaget dengan reaksinya dan menunda menarik ikat rambutku. “Biar aku saja...” katanya.

Alghaz meraih tanganku dan menuntunku berdiri, kemudian ia mengajakku ke cermin besar di samping lemari dan berdiri di depannya. Sekarang ia ada di belakangku, ia memelukku dan  berbisik, “Kamu tahu betapa aku menantikan saat ini?”

Aku mengangguk dan melihat senyumnya yang menampilkan lesungnya yang dalam dari dalam cermin. Ia mendekatkan wajahnya ke rambutku dan mendaratkan bibirnya di tengkuk leherku, membuatku menggerakkan kepalaku ke belakang dan bersandar di bahunya. Tangan Alghaz perlahan menarik pengikat rambutku dan membuat rambutku tergerai jatuh ke bahunya. Matanya terpejam seolah menikmati sentuhan rambutku pada pipinya.

“Rambutmu harum, sayang”

Sayang?

Apa Alghaz memanggilku sayang, barusan?

Ia memutar tubuhku menghadapnya, menangkup kedua pipiku dan menatapku dengan mata coklatnya yang tajam. Jari-jarinya mnegusap-usap wajahku, “Kamu cantik sekali, Gadis”

“Kamu---juga”

Dan dia terkekeh, “Maksud kamu aku juga cantik?” selorohnya.

Aku ikut tertawa ringan, “Kamu tahu bukan itu maksud saya”

Ia mengangguk, “Aku tahu, tapi aku mau mendengarnya dari mulutmu”

“Kamu pria yang tampan, Alghaz...sangat tampan”

“Oya? Sejak kapan kamu menyadari hal itu?” dia menggodaku, dan aku merasa pipiku memerah sekarang, Mata Alghaz bergerak ke arah pipiku dan mataku, kemudian ke bibirku.

“Sejak  pertama kali melihatmu di rumah ini”

Kedua alis Alghaz meninggi, “Oya?” senyumnya mengembang lebar memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih dan lagi-lagi lesung pipinya menggodaku untuk menyentuhnya.

Aku mengangguk malu-malu. Alghaz menyentuhkan hidungnya pada ujung hidungku, napasnya mengembus di wajahku, kemudian bibirnya perlahan mendekat ke bibirku. Tapi spontan aku menjauh. Jantungku berdebar kencang ketika mengingat peristiwa yang menimpaku beberapa bulan lalu. Alghaz menatapku bingung, aku menunduk takut dan mataku memanas. Aku menatapnya, “Maaf, saya---“ kemudian ia menarikku ke dalam dekapannya. Tangannya mengusap rambutku yang tergerai.

“Aku yang minta maaf, mungkin aku terburu-buru lagi...” ujarnya pengertian.

“Terima kasih, Alghaz”

Setelah itu kami tertidur dengan saling berpelukan saja. Alghaz bukan pria penuntut yang memaksakan haknya padaku, dan aku bersyukur akan hal itu.

..

            Keesokkan paginya, kami dalam perjalanan menuju ke bandara. Aku duduk di belakang bersama dengan Alghaz. Hari ini ia terlihat lebih santai dan kasual, dengan celana jeans biru dongker dan t-shirt putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Ia menatapku intens semenjak berangkat dari rumah tadi.

"Aku benar-benar cemburu pada pintu mobil itu" ujarnya.

Aku menoleh ke arahnya, “Kenapa?” tanyaku pura-pura tidak bersalah.

"Karena kamu lebih dekat ke pintu itu, padahal aku yang menjadi suamimu" jawabnya sambil merengut.

Aku tersenyum dan bergumam, "Maaf..." kemudian bergeser sedikit menjauh dari pintu dan mendekat ke Alghaz, suamiku. Masih aneh rasanya mengakuinya sebagai suamiku, ternyata olok-olok temanku di sekolah menjadi kenyataan.

"Lebih dekat lagi ke sini" perintah Alghaz, aku menatap matanya dan lagi-lagi jantungku berdetak dengan sangat cepat. Dengan perlahan aku menggeser bokongku ke arahnya lagi.

"Lagi!" perintahnya lagi, dan aku baru saja hendak protes, tapi urung ketika mata coklat milik Alghaz menatapku dan tiba-tiba ia merangkulku, “kamu kan sudah tidur dalam pelukanku semalam, kenapa masih kaku begini sih?” katanya.

Aku menarik napas dalam, memang tadi malam aku dan Alghaz sudah menjadi lebih dekat, tapi tetap saja sebetulnya jantungku selalu berpacu dengan cepat seiring kedekatanku dengannya. Tangannya merayap lebih jauh ke arah dadaku, dan aku terkesiap kaget tentu saja, “Astagfirullahu Al'adziim" seruku dan membuat Alghaz menarik tangannya. Aku membesarkan mata padanya.

“Kenapa? Aku kan suamimu?” katanya, "kamu harus membiasakan diri berdekatan dengan suamimu kan, Gadis?" ujarnya menyeringai genit.

Aku berdecak menyingkirkan tangannya dari pundakku, "Iya, tapi untuk sekarang biarkan jantung saya beristirahat..." ujarku.

"Tidak bisa," jawabnya, kembali mengalungkan tangannya di pundakku. “Kalau kamu merasa jantungmu berdebar itu tandanya kamu suka dipeluk suamimu!” ujarnya sambil menyeringai senang.

Baiklah aku akan mengalah dan membiarkannya senang, tapi sebaliknya Alghaz malah melepaskan tangannya dan beralih hanya menggenggam tanganku dan meletakkannya di atas pahanya sepanjang perjalanan.

"Aku suka menggenggam tanganmu Gadis, aku akan sering melakukan ini" ujarnya.

Aku juga menyukainya, tangannya hangat dan membuatku merasa aman dan nyaman. Jari-jari Alghaz yang besar dan kokoh terasa pas berada di antara jari-jariku yang mungil. Aku belum pernah merasa senyaman ini sebelumnya, bahkan dalam pelukan ayahku sendiri. Kau di mana Ayah?

"Aku suka melihat pipimu yang merona, terlihat makin cantik..." ujarnya dengan mata tajamnya yang melembut. Aku menatap mata coklatnya dalam-dalam, berusaha menyelaminya. Aku tidak menemukan kebohongan di sana, aku berharap pikiranku tidak salah, bahwa apa yang Alghaz ucapkan padaku adalah kebenaran.

"Terima kasih, kau juga" ujarku pelan. Alghaz mengernyitkan dahinya dan menatapku.

"Apa kau bilang??" tanyanya, “kau juga suka melihatku dengan pipi memerah? Atau aku terlihat cantik juga dengan pipiku yang merah?” godanya.

Aku tertawa ringan mendengar komentarnya, “Iya, kamu cantik juga...” sahutku geli.

Alghaz terkekeh geli, "Aku baru tahu kalau aku ini cantik" ia menyentuh dagunya sendiri, “ini pertama kalinya ada yang bilang begitu...” tambahnya sedikit lebay, namun ia berhasil membuatku menyunggingkan senyum lebar.

"Kamu itu pria paling tampan yang pernah saya lihat, Al” gumamku malu-malu.

“Apa? Coba ulang lagi” katanya dan aku menggeleng sambil menutup wajahku, “walaupun kamu bukan yang pertama kali bilang begitu, tapi karena keluarnya dari bibir seksi dan menggairahkan milik kamu itu, rasanya sangat berbeda, Dis...” katanya dan mataku melebar mendengar mulutnya mengatakan kalau bibirku seksi dan menggairahkan. "Terima kasih Gadis, istriku" ucapnya terdengar gombal.

*****

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • dreamon31

    @yurriansan terima kasih ya, oke aku mampir

    Comment on chapter Lead To You - Part 2
  • yurriansan

    Aku baru baca chapter 1, seru ceritanya. suka juga dengan gayamu bercrta.

    oh ya mmpir jg ya f crtaku. aku tggu kritik dan sarannya.
    judulnya : When He Gone
    trims

    Comment on chapter Lead To You - Part 1
Similar Tags
Gino The Magic Box
4191      1302     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Oh My Heartbeat!
382      268     1     
Romance
Tentang seseorang yang baru saja merasakan cinta di umur 19 tahun.
Give Up? No!
471      321     0     
Short Story
you were given this life because you were strong enough to live it.
When Flowers Learn to Smile Again
836      622     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
Persinggahan Hati
2062      834     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
SarangHaerang
2212      899     9     
Romance
(Sudah Terbit, sebentar lagi ada di toko buku dekat rumahmu) Kecelakaan yang menimpa saudara kembarnya membuat Hae-rang harus menyamar menjadi cewek. Awalnya dia hanya ingin memastikan Sa-rang menerima beasiswanya, akan tetapi buku harian milik Sa-rang serta teror bunga yang terjadi memberikan petunjuk lain kalau apa yang menimpa adiknya bukan kecelakaan. Kecurigaan mengarah pada Da-ra. Berb...
My Rival Was Crazy
134      117     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Transformers
296      248     0     
Romance
Berubah untuk menjadi yang terbaik di mata orang tercinta, atau menjadi yang selamat dari berbagai masalah?
Orange Haze
503      352     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
NI-NA-NO
1484      688     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?