Loading...
Logo TinLit
Read Story - Army of Angels: The Dark Side
MENU
About Us  

keputusasaan...

Hanya rasa itu yang dapat kurasakan ketika aku melihat wanita itu benar-benar menusukkan pedangnya membunuh Luxia. 

Perlahan, rasa putus asa itu berubah menjadi suatu perasaan aneh yang mengoyak dagingku.

Perasaan ini mirip seperti...Kebencian .

Rasa itu benar-benar memenuhi mataku ketika aku melihat wanita itu. 

Aku benar-benar ingin membunuh wanita yang dengan kejam telah membunuh bawahan dan kekasihku itu! Aku ingin menusukan oedangku itu mengoyal tubuhnya.

Kebencian mulai mengalir disetiap nadiku. 

Menyadari keadaanku saat ini, bukan hanya kebencian yang kurasakan namun juga keinginan untuk mendapat Kekuatan.

Sebuah kekuatan yang dapat kugunakan untuk membalas semua perbuatanya itu.

Entah apa yang sudah terjadi, namun tiba-tiba tubuhku diselimuti cahaya putih.

Seolah doaku terkabul, Kekuatanku kembali pulih, akupun bangkit. 

Dari punggungku meregang sayap yang terbuat dari cahaya.

Kekuatan ini..

Tapi, tetap saja.. Lagi.. 

Beri aku kekuatan Lagi!! 

Perlahan, sayap yang berada dipunggungku mulai berubah warna menjadi hitam pekat dimulai dari ujung atas mengalir perlahan ke bawah. 

Namun, hal itu tidaklah kupedulikan karena Kebencian semakin meluap didalam diriku. 

Akupun menerjang ke arah wanita yang masih berada di dekat Luxia itu dan memukulnya. Sayangnya wanita itu berhasil menangkis pukulanku dengan cara menyilangkan kedua tangannya, namun hasilnya dia terpental cukup jauh.

Tanpa berkata apa-apa aku mengambil pedangku yang berada didekat Luxia.

"Apa-apan kekuatan ini? Siapa kau sebenarnya? APA!"

Bagaikan sebuah kilat aku mencoba menebas dari kiri. Clang.

Sial. Jadi dia tetap bisa menangkisnya. 

Rupanya dia masih punya kekuatan huh.

Akupun mundur dan menjaga jarak darinya. 

Aku mengambil nafas panjang sebentar lalu berlari menyerangnya lagi dan lagi. 

Aku mencoba menebas dari kiri kanan maupun atas dengan terarah dan secepat mungkin berharap dapat membelah tubuhnya. Namun, hanya luka-luka kecil yang didapatkannya.

Sebenarnya seberapa ahli wanita bangsat ini? 

Mengetahui seranganku telah gagal berkali-kali, akupun mundur menjaga jarak. Melihatku menjaga jarak, rupanya wanita itu mencoba memulihkan tenaganya dan mencoba mengatur nafasnya yang telah ngos-ngosan. 

Aku tahu bahwa dia telah melemah hingga batas dimana dia bahkan tidak dapat mengeluarkan sihirnya lagi. Tapi kenapa? Kenapa seranganku hanya dapat mengores dan tidak meninggalkan luka yang fatal?

Apakah perbedaan skill berpedang kami memang sebesar ini? Apakah aku dapat mengalahkannya?

"Cih, apa yang kupikirkan! Aku harus dan harus membunuhnya disini! Kemenangnanku adalah mutlak! Huahhh"

Aku kembali menyerang Wanita bangsat ini. Jika aku hanya bisa mengoresnya, maka aku hanya harus menyerangnya berkali-kali dan luka itu akan semakin besar, bukan!

Ya, dengan satu kesalahan kecil saja bisa dipastikan aku adalah pemenangnya.

Kini, Perbedaan stamina kami sangatlah besar. Harusnya dia sudah kelelahan setelah bertarung tanpa henti selama ini. Dilain sisi staminaku sudah terisi bahkan meluap-luap saat ini.

Yang kuperlukan hanyalah kekuatan. 

[ Apakah kau perlu kekuatan? Kalau begitu akan kubiarkan kekuatan meluap dalam dirimu. Terimalah sedikit kekuatanku.]

Tiba-tiba Sebuah suara lembut wanita menggila dalam kepalaku.

Bertepatan dengan itu pula aku merasakan tubuhku dialiri energi yang tidak dapat kubilang bahwa itu energi yang hebat... Atau lebih tepatnya memuakan.

Memang benar energi itu terasa sangat kuat sehingga aku bahkan bisa mementalkan pedang yang berusaha menahan seranganku, namun disatu sisi energi itu membuat perutku mual. 

Rasanya benar-benar menjijikan. Seolah energi itu berusaha mengontrol seluruh tubuhku. Perlahan aku merasakan nyeri dan pusing dikepalaku. Akupun mundur dan menjaga jarak untuk berkosentrasi dengan apa yang terjadi dengan tubhku saat ini.

Kurasa sekarang aku mengerti..

Kau pikir dapat menguasaiku hah?

[Nah.. Nah.. Kau lumayan hebat juga. Kau menolak kendali ilusiku kah?]

Bangsat! Siapa kau? Kau pikir aku perlu bantuanmu hah!

[Sombongnya.. Kau lumayan menghiburku tahu.! Baiklah. Sepertinya memang tidak bisa ya? Ras yang cukup menyebalkan]

Brengsek. Jadi kau menganggap ini hanya permainan? Keluarlah dari pikiranku!

[Hahaha Menarik.. kau memang lelaki yang menarik, kesombonganmu benar-benar mengagumkan. Karna kau lumayan menghiburku maka akan kuberi hadiah padamu.]

Huh? Kau pikir aku membutuhkannya! Huh apa?

Tiba-tiba aliran energi yang kurasakan tadi sudah berasa tidaklah seburuk sesaat tadi. Walaupun masih terasa sedikit mual diperutku, tetapi rasanya sudah sedikit mereda. Bahkan rasa sakit dikepalaku perlahan mulai mereda dan menghilang.

Apa yang terjadi?

[ Itu adalah hadiahmu! Bertarunglah dengan kekuatanmu yang telah kulepas itu. Hanya saja, kini terserah padamu. Apakah kau akan menerimanya atau tidak. Selamat tinggal]

Apa maksutmu? Hey? Sial dia beneran dah ngak menjawab. Yah, bodo amatlah, sekarang aku harus fokus ke dia.

Kini, kondisiku sudah mulai stabil. Dilain sisi, sepertinya dia juga sudah bisa menstabilkan nafasnya.

Kuarahkan pedangku kehadapannya. Kami kini terpisah pada jarak sekitar 20 kaki. Sepertinya dia hendak membaca mantra yang pernah pertama dia panjatkan.

Cih, rupanya kau masih punya kekuatan.. kau pikir aku akan membiarkannya.

Aku berlari dengan sekencang mungkin menghapus jarak diantara kita. Ku ayunkan pedangku dari arah kanan berusaha memotongnya menjadi dua. Clang.

"Rupanya aku sedikit telat huh."

Dibisa menahan seranganku dengan pedang berselimut airnya. Kini, pedang kami saling bergesekan. 

Tidak mau kalah aku mencoba mengalirkan kekuatan energiku ke pedangku. Hasilnya? Kini pedangku diselimuti petir berwarna hitam pekat. Namun, sepertinya dia tetap bersikeras menahan huh. 

Aku mencoba menyerangnya secara beruntun dari kiri, kanan, atas serta tusukan dari depan. Semua itu aku lakukan secara membabi buta namun dengan tempo yang semakin intens.

Menangapi itu tentu saja dia dengan mudah dapat membacanya, namun kurasakan pertahanannya kian melemah. Dukk..

Tubuh berbalut armor itu terpetal ke belakang akibat tendangan yang tepat mengenai perutnya.

Tubuhnya terjatuh dengan posisi menghadap langit. Dengan kesakitan, perlahan dia mulai berusaha bangkit.

"Ada apa? Apakah kau mulai kelelahan? Kalau begitu segeralah menyerah dan mati. Tenang, nanti aku pastikan anak buahmu akan menyusulmu kok. Tapi yah.. mungkin mereka akan sedikit telat karna kuajak main dulu." Aku mencoba menprovokasinya.

"Ghh.. kau bajingan! Atas nama Dewi Aristia. Kau pikir aku akan membiarkannya."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • Lana_Eka

    Gimana dengan chap terbaru ini(31)? Terlalu menyeramkan? Terlalu intens atau malah kurang intens😅? Untuk scene pertempuran memang saya buat se-nyata mungkin sehingga banyak unsur pembunuhan. Kan ngk lucu kalo pertempuran cuma babak belur dan pingsan😅 . Jangan lupa kasih 👍 dan komennya ya😉. Terima kasih🙏

    Comment on chapter Amukan Orxsia
  • Lana_Eka

    @fitfitfit Oke & thanks dah baca 👍

    Comment on chapter Prolog
  • fitfitfit

    Jangan lupa mampir ke ceritaku ya

    Comment on chapter Prolog
  • fitfitfit

    Bagus ceritanya. Lucu

    Comment on chapter Prolog
  • Lana_Eka

    @Sarwendah makasih sarannya. Kedepannya akan saya perbaiki.

    Comment on chapter Prolog
  • Sarwendah

    Ceritanya udah bagus. Tapi lebih diperhatikan lagi PUBI nya ya. Biar makin keren.

    Comment on chapter Prolog
  • yurriansan

    Udah serius bca prolog, eeeh cma mimpi. :D. Kocak. Diksinya bgus. Seru.
    Bru bca prlog. Next aku lnjutin

    Kmu jga boleh krtik & saran ke ceritaku.

    Comment on chapter Prolog
  • AdRoffie

    Nice

    Comment on chapter Prolog
  • Lana_Eka

    @shanntr Thanks review-nya🙏. Dengan senang hati akan saya kunjungi..😊

    Comment on chapter Chapter 2 part 3
  • shanntr

    ceritanya seru,lanjutakann
    semangat ya?:))
    kunjungi story ku juga kalo sempet.. hehe;)

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Novel Andre Jatmiko
9506      2080     3     
Romance
Nita Anggraini seorang siswi XII ingin menjadi seorang penulis terkenal. Suatu hari dia menulis novel tentang masa lalu yang menceritakan kisahnya dengan Andre Jatmiko. Saat dia sedang asik menulis, seorang pembaca online bernama Miko1998, mereka berbalas pesan yang berakhir dengan sebuah tantangan ala Loro Jonggrang dari Nita untuk Miko, tantangan yang berakhir dengan kekalahan Nita. Sesudah ...
The Red Haired Beauty
470      324     1     
Short Story
Nate Nilton a normal senior highschool boy but when he saw a certain red haired teenager his life changed
Dialektika Sungguh Aku Tidak Butuh Reseptor Cahaya
484      346     4     
Short Story
Romantika kisah putih abu tidak umum namun sarat akan banyak pesan moral, semoga bermanfaat
SENJA
562      435     0     
Short Story
Cerita tentang cinta dan persahabatan ,yang berawal dari senja dan berakhir saat senja...
Desire Of The Star
1372      885     4     
Romance
Seorang pria bernama Mahesa Bintang yang hidup dalam keluarga supportif dan harmonis, pendidikan yang baik serta hubungan pertemanan yang baik. Kehidupan Mahesa sibuk dengan perkuliahannya di bidang seni dimana menjadi seniman adalah cita-citanya sejak kecil. Keinginannya cukup sederhana, dari dulu ia ingin sekali mempunyai galeri seni sendiri dan mengadakan pameran seni. Kehidupan Mahesa yang si...
ALIF
1511      708     1     
Romance
Yang paling pertama menegakkan diri diatas ketidakadilan
Untuk Reina
25543      3902     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Sadness of the Harmony:Gloomy memories of Lolip
648      362     10     
Science Fiction
mengisahkan tentang kehidupan bangsa lolip yang berubah drastis.. setelah kedatangan bangsa lain yang mencampuri kehidupan mereka..
ALL MY LOVE
554      380     7     
Short Story
can a person just love, too much?
Diskusi Rasa
1127      664     3     
Short Story
Setiap orang berhak merindu. Tetapi jangan sampai kau merindu pada orang yang salah.