Loading...
Logo TinLit
Read Story - Army of Angels: The Dark Side
MENU
About Us  

Pada hari ke delapan ini aku terbangun lumayan siang. Yah sebenarnya aku sering terbangun siang akhir-akhir ini. Alasannya cukup sederhana, tiap malam aku selalu menghabiskan waktuku untuk mempelajari berbagai buku milik Kepala Desa. Huruf dan tulisan yang berada disini sangat berbeda daripada tulisan yang ada di duniaku. karena itulah, Setiap malam aku meminta Orxsia untuk mengajariku membaca.

Terlihat aneh ketika kita meminta seorang monster untuk mengajari membaca? 
Tapi kenyataannya, mengabaikan Ras milik Orxsia yang tergolong monster, dia benar-benar fasih membaca. 

Dari yang kupelajari bersama Orxsia,  sebenarnya buku-buku itu kebanyakan hanya berisi mengenai kisah-kisah para pahlawan dan bagaimana mereka mengalahkan musuhnya.

Buku yang kurang menarik, tapi tetap saja kubaca karna aku butuh pengetahuan mengenai dunia ini. Karena di dunia ini terdapat sihir, aku ingin belajar mengenai sihir. Tapi  hanya sebagian kecil saja buku-buku yang membahas hal itu. Aku sedikit kecewa sih. Tapi ya mau gimana lagi.

Aku Pernah bertanya tentang keberadaan buku-buku yang memuat sihir. Dia bilang  buku-buku seperti itu sepertinya ada, terutama di sekolah sihir negara yang terletak di Ibukota kerajaan. Jadi kalau aku ingin belajar sihir lebih lanjut harus ke kota kerajaan kah? Mungkin aku aka berkunjung ke ibukota jika punya kesempatan.

Kembali ke saat ini, aku tidak melihat  Luxia maupun Orxsia. Apakah mereka keluar untuk membantu warga? Kenapa suasananya hening  sekali?

 "Tidaakkkkkk."

Aku mendengar teriakan seorang gadis, Bukankah itu suara Luxia ? Apa yang terjadi?

Aku segera bergegas berpakaian dan mengambil senjataku.
.
.
.
" Haha bagus-bagus, berteriak lebih keras lagi Nona Cantik… Perlahan-lahan akan kurobek bajumu dan akan kucicipi tubuhmu yang cantik ini didepan banyak orang... Jangan salah paham, ini hanya hukuman atas tindakan kurang ajarmu barusan..."

Terlihat, ada orang yang memiliki badan besar dan memakai pakaian serba hitam mengucapkan perkataan itu sembari dengan kejam menjambak rambut putih Luxiria. Bukan cuma sampai disitu, kini pria itu bahkan berusaha merobek pakaian yang dikenakannya.

" Nona Luxia! Jangan berani-berani kau sentuh kekasih Tuanku itu!!" Orxsia yang melihat Luxiria  dilecehkan berusaha menghampiri dengan cara merangkak mengeliat menggunakan sisa tenaganya. Dia tidak dapat berjalan karena kedua tangannya tengah diikat ke belakang dan kedua kakinya telah dipotong dengan kejam oleh mereka.

" Hahaha kau bodoh! Lihat kondisimu saat ini! Kaki saja kau tidak punya, bagaimana kau akan menolong si jalang itu? Apakah perlu kukembalikan kau kekenyataan dengan memotong kedua  telingamu itu? Dasar orc bodoh. "

Seorang pria yang juga berpakaian hitam menginjak punggung Orxsia dan mengatakan perkataan kejam itu. Kelihatannya dia tidaklah main-main, terbukti setelah dia mengucapkan hal itu dia mulai memotong telinga kiri Orxsia dengan pedang yang dimiikinya.

"ARRRGGGG"  Orxsia yang kupingnya dipotong hanya bisa menjerit kesakitan sembari mengeliat meronta dibawah injakan orang itu. Darah berwarna ungu bercucuran dibawahnya.

" Bagus-bagus, teruslah berteriak!! Oh sungguh suara yang indah. Teruslah berteriak sembari aku memotong telingamu yang satu lagi! Bukankah kau adalah ras orc?  Organ tubuhmu dapat  beregenerasi lagi bukan? Jadi tidak masalah jika kita terus bermain. "

Dengan kejam dan menganggap bahwa semua ini adalah permainan, orang berpakaian hitam itu kembali berusaha memotong telinga kanan Orxsia. Sepertinya orang itu benar-benar menikmati penderitaan yang dirasakan oleh Orxsia saat ini. 

" Buakakaka Kau lihat itu Nona Elf? Temanmu sedang diajak bermain oleh temanku, sebaiknya kita segera bermain juga. "

Luxiria yang lemas hanya dapat meneteskan air mata. Air mata itu membasahi  pipinya yang terlihat terdapat memar dan ada bekas tangan disana.

Para penduduk yang juga terikat, hanya bisa melihat dengan pasrah akan nasib yang dialami oleh Luxiria. Mereka dikelilingi oleh 20 orang memakai zirah hitam dan berpakaian serba hitam pula. 

Pada pagi tadi, saat orang-orang masih sibuk mengerjakan tugas masing-masing, tiba-tiba  ada sebuah penyergapan dan pengepungan yang dilakukan orang-orang berpakaian hitam ini. 

Sudah banyak Orang yang melakukan perlawanan tadi dan hanya kematianlah yang mereka terima. Orxsia dan Luxia termasuk orang orang yang melakukan perlawanan itu. Mereka berdua berhasil membunuh 4 orang anggota penjahat itu, tapi langkah mereka terhenti saat ada salah satu dari orang-orang itu yang menggunakan sihir kepada mereka berdua. 

Karena tidak menyangka akan ada penyihir diantara para penjahat itu, mereka lengah dan tertangkap, hingga akhirnya mendapatkan perlakuan kejam ini. Sementara Orang-orang yang menyerah dan tidak melakukan perlawanan segera digiring ke tengah desa dan diikat. Orang-orang ini sudah tidak memiliki pilihan lain selain pasrah dan berharap dewa akan memberi pertolongan kepada mereka.


" To... Tolong aku Glen..." Luxiria berusaha berteriak meminta pertolongan sembari bercucuran air mata. Dia  berusaha melindungi pakaiannya yang tersisa dan berteriak, tapi suaranya lebih lemah dari yang dia perkirakan. 

Orang yang menjambak Luxiria itu telah berhasil merobek baju milik Luxiria dan berusaha melepas celana yang telah compang-camping milik Luxiria. 

" Bakakaka Kau meminta pertolongan kepada siapa? Tidak aka ada yang menolongmu, jadi berhentilah melaw.. ARGGG" Saat pria berpakaian hitam itu hendak menarik pakaian terakhir yang dikenakan Luxiria, tiba tiba sebuah kilatan cahaya putih mengampirinya dan itu tepat melintas diatas tangan kanannya yang hendak melepas celana Luxiria. Sebuah benda terjatuh ditanah dan darah segar mengucur mengikutinya.

Reflek, orang berpakaian hitam itupun melepaskan tangan satunya yang tengah menjambak Luxiria guna memegangi tangannya yang telah dipotong. Luxiria yang tidak memiliki tenaga, jatuh bebas ke tanah. Tetapi, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mendekapnya dan tidak membiarkan dia terjatuh.

" ARRRRRGG TANGANKUU KURANG AJ... "

Tanpa bisa meneruskan kata-katanya, tiba-tiba pandangan dari orang itu berputar-putar. Bahkan kini dia bisa melihat tubuhnya sendiri yang tengah berdiri.

" Berisik! Berani-beraninya kau menyentuh Wanitaku dengan tangan kotormu itu!! Kepalamu saja tidaklah cukup untuk membayar semua itu!!" Dengan dingin dan penuh dengan kemarahan suara pria ini membuat semua orang terkejut.

" Kurasa keadaanmu begitu buruk Luxi, cobalah pakai ini. Aku terburu-buru tadi, jadi tidak sempat mengambil pakaian. Beristirahatlah disini, biar aku yang membereskan para cecunguk ini!"
 
Glen menggendong Luxiria yang  lemas dengan kedua tangannya, kemudian menaruh Luxiria dalam posisi duduk bersender di dinding rumah salah seorang warga. Dia melepaskan baju yang dipakainya dan menyerahkannya kepada Luxiria yang sekarang tidak mengenakan baju. Luxiria pun segera memakainya.

" Glen... Sini ! " Seolah ingin membisikan sesuatu kepada Glen, Luxiria menyuruh Glen untuk mendekat kepadanya.
 
Mendengar permintaan Luxiria, Glen pun mendekat karena dia mengira mungkin Luxiria akan memberitahukan informasi yang penting mengenai Para penjahat ini.

"Apa... Em.. o_o" kata-kata Glen terhenti ketika tiba-tiba Luxiria merangkulnya dan menciumnya.

Kedua bibir mereka menyatu. Seolah mengabaikan suasana tegang dan tatapan membunuh yang ditujukan kepada mereka oleh orang-orang berpakaian hitam.

Tak beberapa lama, Luxiria melepas Glen dan mengucapkan,

" Terima kasih."   Luxiria mengucapkan perkataan itu dengan tersenyum, kemudian dia pingsan.

" Hah ap-apa? Dia menciumku? Ke-Kenapa kau menciumku.. Hoy bangun!! Hah dia pingsan." Glen berusaha mengoyangkan Luxiria, tetapi sepertinya itu percuma.

" Asem, dia tidak mau bangun. Yasudahlah mungkin nanti aku tanyakan setelah dia bangun saja... Baiklah sekarang. Bagaimana aku harus mengurus kalian?"

Glen yang telah menyerah membangunkan Luxiria, bangkit  menatap orang-orang  berbaju hitam. Glen juga menyapukan pandangannya ke seliling. Terlihat disekitar banyak mayat warga bergelimpangan dengan genangan darah dibawahnya. Melihat hal itu, Kebencian menyelimuti dirinya, terutama kepada orang yang sedang menginjak dan memotong telinga milik anak buahnya. 

Dengan santai dia mengambil senjata pedang yang berbentuk seperti golok dari  pinggang orang yang telah dia penggal sebelumnya dan memegangnya dengan tangan kirinya. Glen kemudian berjalan ke arah mereka.

Mengetahui orang yang telah membunuh teman mereka saat ini berjalan ke arah mereka, orang-orang berbaju hitam itu segera mengepung mengelilingi Glen.


Saat ini Glen tengah dikepung oleh 14 orang berbaju hitam. Sepertinya mereka tidak akan melepaskan Glen. Tapi, seolah bertolak belakang dengan situasi yang terlihat, dengan santainya Glen malah memancarkan senyum.

" Sudah lama aku tidak membunuh manusia. Yah... Untuk yang pertama.." 
Dengan senyum mengembang dipipinya, dia kemudian melemparkan pedang petir yang berada ditangan kanannya.

 Wuss... Wuss... Jlebb..

Pedang itu tepat menancap dikepala seseorang yang memakai tudung hitam yang berada dibelakang orang yang mengepung Glen. Menerima serangan yang begitu mendadak, tanpa sempat bereaksi, orang itu hanya dapat terjatuh ke belakang dengan kepala tertancap pedang. Tubuhnya mengejang beberapa saat dan mati. 

Melihat anggota penyihir mereka mendapatkan serangan dadakan, mereka semua mendadak terkejut. Kini, mereka semua menjadi waspada terhadap orang yang tengah mereka kepung.

" Wah ternyata latihanku selama ini tidaklah sia-sia... Baiklah. Sekarang tidak akan ada lagi yang menggangu kita. Jangan kalian pikir aku akan melepaskan kalian begitu saja! Terutama kau! Akan kubuat kau memilih kematian dari pada sebuah kehidupan..."

Glen mengucapkan kalimat ancaman sembari menunjuk orang yang menginjak Orxsia menggunakan pedang milik orang berbaju hitam yang telah dipenggalnya. 

Orang berbaju hitam yang ditunjuk itu adalah  orang yang telah mempermainkan Orxsia tadi.

" Hei Orxsia!! Cepat Kau bangun Dasar  TIDAK BERGUNA!!" Glen berteriak kepada Orxsia yang masih berada ditanah.


Orxsia yang mendengar perintah Tuannya  merasakanan ada sesuatu didalam dirinya…

Dia tidak ingin megecewakan lagi Tuannya. Dia merasa telah gagal melindungi kekasih Tuannya, Dia sebenarnya menerima kematian sebagai hukuman kegagalannya lagi. Tapi ada yang aneh saat ini.

Dia kini merasakan sebuah kekuatan kebencian Tuannya mengalir kepada dirinya.

Kebencian itu seolah mengalir di setiap pembuluh darahnya.

Tiba-tiba kekuatan regenerasinya meningkat 2x lipat. Seolah menjawab perintah dan kebencian yang diberikan Glen, Tubuh Orxsia mulai berubah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • Lana_Eka

    Gimana dengan chap terbaru ini(31)? Terlalu menyeramkan? Terlalu intens atau malah kurang intens😅? Untuk scene pertempuran memang saya buat se-nyata mungkin sehingga banyak unsur pembunuhan. Kan ngk lucu kalo pertempuran cuma babak belur dan pingsan😅 . Jangan lupa kasih 👍 dan komennya ya😉. Terima kasih🙏

    Comment on chapter Amukan Orxsia
  • Lana_Eka

    @fitfitfit Oke & thanks dah baca 👍

    Comment on chapter Prolog
  • fitfitfit

    Jangan lupa mampir ke ceritaku ya

    Comment on chapter Prolog
  • fitfitfit

    Bagus ceritanya. Lucu

    Comment on chapter Prolog
  • Lana_Eka

    @Sarwendah makasih sarannya. Kedepannya akan saya perbaiki.

    Comment on chapter Prolog
  • Sarwendah

    Ceritanya udah bagus. Tapi lebih diperhatikan lagi PUBI nya ya. Biar makin keren.

    Comment on chapter Prolog
  • yurriansan

    Udah serius bca prolog, eeeh cma mimpi. :D. Kocak. Diksinya bgus. Seru.
    Bru bca prlog. Next aku lnjutin

    Kmu jga boleh krtik & saran ke ceritaku.

    Comment on chapter Prolog
  • AdRoffie

    Nice

    Comment on chapter Prolog
  • Lana_Eka

    @shanntr Thanks review-nya🙏. Dengan senang hati akan saya kunjungi..😊

    Comment on chapter Chapter 2 part 3
  • shanntr

    ceritanya seru,lanjutakann
    semangat ya?:))
    kunjungi story ku juga kalo sempet.. hehe;)

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
L for Libra [ON GOING]
7633      1723     8     
Fantasy
Jika kamu diberi pilihan untuk mengetahui sebuah kenyataan atau tidak. Mana yang kamu pilih? Sayangnya hal ini tidak berlaku pada Claire. Dirinya menghadapi sebuah kenyataan yang mengubah hidupnya. Dan setelahnya, dia menyesal telah mendengar hal itu.
Behind The Scene
1340      595     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
My Brother Falling in Love
37576      3753     8     
Fan Fiction
Pernah terlintas berjuang untuk pura-pura tidak mengenal orang yang kita suka? Drama. Sis Kae berani ambil peran demi menyenangkan orang yang disukainya. Menjadi pihak yang selalu mengalah dalam diam dan tak berani mengungkapkan. Gadis yang selalu ceria mendadak merubah banyak warna dihidupnya setelah pindah ke Seoul dan bertemu kembali dengan Xiumin, penuh dengan kasus teror disekolah dan te...
April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas
1486      628     0     
Romance
Artha baru saja pulih dari luka masa lalunya karena hati yang pecah berserakan tak beraturan setelah ia berpisah dengan orang yang paling ia sayangi. Perlu waktu satu tahun untuk pulih dan kembali baik-baik saja. Ia harus memungut serpihan hatinya yang pecah dan menjadikannya kembali utuh dan bersiap kembali untuk jatuh hati. Dalam masa pemulihan hatinya, ia bertemu dengan seorang perempuan ya...
Just a Cosmological Things
938      527     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Wedding Dash [Ep. 2 up!]
2934      1109     8     
Romance
Arviello Surya Zanuar. 26 tahun. Dokter. Tampan, mapan, kaya, dan semua kesempurnaan ada padanya. Hanya satu hal yang selalu gagal dimilikinya sejak dulu. Cinta. Hari-harinya semakin menyebalkan saat rekan kerjanya Mario Fabrian selalu mengoceh panjang lebar tentang putri kecilnya yang baru lahir. Juga kembarannya Arnaferro Angkasa yang selalu menularkan virus happy family yang ti...
Tak Segalanya Indah
700      472     0     
Short Story
Cinta tak pernah meminta syarat apapun
Veintiséis (Dua Puluh Enam)
813      449     0     
Romance
Sebuah angka dan guratan takdir mempertemukan Catur dan Allea. Meski dalam keadaan yang tidak terlalu baik, ternyata keduanya pernah memiliki ikrar janji yang sama sama dilupakan.
Varian Lara Gretha
5472      1687     12     
Romance
Gretha harus mempertahankan persahabatannya dengan Noel. Gretha harus berusaha tidak mengacuUhkan ayahnya yang berselingkuh di belakang ibunya. Gretha harus membantu ibunya di bakery untuk menambah biaya hidup. Semua harus dilakukan oleh Gretha, cewek SMA yang jarang sekali berekspresi, tidak memiliki banyak teman, dan selalu mengubah moodnya tanpa disangka-sangka. Yang memberinya semangat setiap...
Ballistical World
9942      1950     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.