Kini aku tengah berada disungai bersiap untuk mencari ikan sebagai bahan masakan nanti malam. Sebelumnya aku telah membuat tombak dengan memanfaatkan kayu yang ku potong runcing dan ku modifikasi sedemikian rupa menjadi tombak berkait. Yah ini adalah salah satu ketrampilan bertahan hidup yang ku dapatkan di militer dahulu.
Aku membuat 2 tombak, satu untukku dan satu lagi untuk Orxsia yang telah kuperintahkan untuk menyusulku. Namun, dia belum kunjung datang juga.
Sembari menunggu aku terus mencoba menangkap ikan-ikan yang berada disungai.
Sungai ini telihat jernih dan lumayan dangkal dengan banyak batu pada bagian pinggirannya. Ikan-ikan yang terdapat di sungai ini juga besar-besaran dan banyak jumlahnya.
Setelah beberapa kali menombak, akhirnya aku berhasil menangkap 2 ikan berukuran lumayan besar. Kalo boleh menerka-nerka, mungkin ikan itu mempunyai berat sekitar 2 kg.
Tidak lama, Orxsia datang bersama Luxia. Aku heran, kenapa dia mengajak Luxia_-?
"Tuan Glen, maafkan keterlambatan saya. Seperti yang Anda perintahkan, saya datang setelah Nona Luxia Tenang."
“Kenapa kau mengajak Luxia?”
Sebelum Orxsia menjawab, Luxia mendahuluinya.
“Memang kenapa kalau aku ikut? Tidak boleh?” Luxia berkata dengan nada ketus.
“Tidak, aku hanya heran saja.”
“Heran? Heran kenapa?”
"Tidak apa. Yang lebih penting, Orxsia! Sekarang ambil tombak itu dan buru ikan yang banyak untuk ku masak nanti! Kau tahu caranya kan?"
“..." Luxia tidak dapat berkata apa-apa setelah mendengar jawabanku.
" Baik Tuan! Anda bisa mempercayakan kepada saya. Saya permisi."
Setelah meminta izin, Orxsia kemudian menjauh dari kami, menyusuri sungai untuk mencari ikan.
" Hei Glen! Aku tetap menanti penjelasanmu kepada yang lain tentang perkataanmu tadi, mengerti? "
" Aku minta maaf. Aku terlalu asik tadi, sampai-sampai berlebihan seperti itu. Tapi kau tahu? Tadi waktunya tidak tepat untukku bilang kalau itu hanya candaan, bisa-bisa aku dibunuh mereka semua."
" Aku tidak butuh permintaan maafmu!! Cukup jelaskan saja kepada mereka yang sebenarnya!!"
"Iya-iya. Nanti waktu makan aku jelaskan yang sebenarnya kepada mereka."
"Bagus. Aku tunggu nanti. Ngomong-ngomong, apakah kau menombak ikan? Sudah dapat berapa? Terus bagaimana caranya?"
"Aku sudah dapat 5. Hei, Kau seperti anak kecil yang baru melihat mainan baru. Apa kau ingin mencobanya? Sini kuajarin caranya."
" Aku juga bisa melakukannya, sini tombaknya..."
Luxia merebut tombak yang berada di tanganku kemudian berusaha menombak ikan di air.
Pyakk...Pyakk...Pyakk...
Dia terus mencoba menombak asal ke air, tapi hasilnya... Nihil.
Sudah kuduga, dia memang tidak tahu caranya.
" Sini aku ajari caranya... "
Karena sebal akan tingkah sok tahunya, aku menghampiri lalu memegang tangannya dari belakang.
" Bo-bodoh.. A-apa yang kau lakukan? Kenapa tiba-tiba memegangku? Apa kau ingin melakukan pelecehan lagi?"
" Hei! kenapa kau bisa berfikir seperti itu? Aku hanya ingin mengajarimu caranya menombak ikan, jangan berfikir yang macam-macam. Selain itu, diamlah atau ikannya tidak mau mendekat. "
Karena dia mengatakan hal itu, aku juga mulai menyadari posisi kita saat ini. Posisi kami sekarang mirip seperti sepasang kekasih yang tengah berpelukan.
Karena memikirkan hal itu, sekarang entah kenapa detak jantungku juga makin meningkat.
Apakah aku mulai gugup?
Kenapa perasaanku jadi seperti ini?
Tenanglah Glen! Kamu hanya mengajarinya menombak, tidak ada maksut lain ...Tenanglah!
Aku terus berusaha menenangkan pikiran ku yang mulai kacau. Kami berdua pun hanya bisa diam mematung.
Dalam keadaan diam ini, kurasa ia juga merasakan hal yang sama denganku, telinga panjangnya perlahan berubah semakin merah.
" Hei Nona... Apa kau mulai gugup? Bisakah kau sedikit lemaskan tanganmu? Lihatlah, ada ikan mulai mendekat. Bersiaplah untuk menombak!"
Aku membisikan kalimat itu secara pelan ketelingannya. Sesaat aku merasa dia bergetar sedikit kemudian berusaha menenangkan diri dan mengangguk tanda dia mengerti. Perlahan aku menggerakkan tombaknya ke arah ikan itu, ketika aku sudah merasa cukup dekat.
" Baiklah.. Sekarang!! '' Aku mengarahkan tombak ke ikan didepan kita dan... Berhasil! Tombak kami berhasil menancap di ikan itu.
" Yee akhirnya aku berhasil.. Ah.. Terima kasih Glen." Dengan riang dia mengangkat tombaknya tinggi-tinggi. Menyadari bahwa aku masih di dekatnya kemudian dia kembali tenang, Mukanya merah.
Ah dia seperti Anak...
"Awas jika kau menganggapku anak kecil lagi!!" Seolah mengetahui apa yang kupikirkan dia mengucapkan itu.
" Hei! Bagaimana kau bisa mengetahui apa yang kupikirkan?"
" Tentu saja. Bukankah kau sekarang berada didekatku? Aku bisa mendengar detak jantungmu berdegup kencang saat ini, Jadi jangan heran jika aku bisa mendengar suara hatimu juga. "
Luxia berbalik kemudian menaruh tangan kirinya di dadaku, senyum merekah di bibirnya.
(Deg)
Senyumnya begitu cantik. Senyum itu membuat jantungku seolah tersetrum sesuatu. Dengan tangan kirinya yang masih di dadaku, tak ayal Luxia mengetahui hal ini.
" Hoho Apa ini? Kenapa detak jantungmu semakin cepat? Apa Kau gugup ? Ataukah kau jatuh cinta denganku?" Dengan tanpa berdosa dia mengatakan hal itu.
"..." Aku yang bingung akan perasaan yang kualami hanya bisa diam mematung.
" Hei-hei kenapa kau diam? Tadi aku hanya bercanda. Pff hahaha kau harus lihat mukamu, Glen. Mukamu terlihat memerah hahaha.Sekarang kita impas atau lebih tepatnya aku menang hahaha " Dengan tertawa terbahak-bahak Luxia terus mengejekku.
Gadis ini!! Rupanya dia mengerjaiku!!
.
.
" Ah, Glen? Apa yang kau lakukan? Apa kau marah? Ma-maafkan aku, jadi bisakah kau melepaskanku?"
Luxia panik karena tiba-tiba aku memeluknya dengan erat.
" Bukankah kau bisa menebak isi hatiku? Begini saja, jika kau bisa menebak 3x apa yang kupikirkan sekarang sekarang. Maka aku akan melepaskanmu. Tapi jika kau salah sebanyak 3 x, maka kau akan mendapatkan hukuman."
" APA? Aku tidak mau. Cepat lepaskan aku!! " Luxia terus meronta-ronta berusaha lepas dari dekapanku. Tapi sayang, kekuatanku jauh lebih besar daripada miliknya sehingga perlawanannya seolah sia-sia.
"Baiklah kita mulai! Silahkan tebak, Nona Luxia yang sok tahu."
Luxia yang sudah pasrah karena tidak bisa lepas segera menjawab.
"Kau membenciku."
"Salah"
" Kau hendak melecehkanku lagi. "
"Mungkin, tapi dihitung salah. "
" Kalau memang salah, kenapa kau berkata mungkin!! "
" Entahlah. Baiklah, tersisa 1 lagi."
" Kau menganggapku cantik?"
" Benar."
"Hah? Apa maksutmu?" Luxia mulai menampakan wajah kebingungan.
"Entah. Silahkan lanjutkan!" Tanpa menghiraukan wajah kebingungannya aku menyuruhnya melanjutkan permainan.
"kau mengangapku menyebalkan? "
"Benar. Baiklah, tersisa 1 jawaban yang menentukan."
Sepertinya Luxia mulai berpikir dengan keras saat ini.
Seolah telah menemukan jawabannya, dia pun menjawab.
"Kau marah karena candaanku barusan?"
" Salah. Baiklah, sekarang tutup matamu."
" A-Apa yang akan kau lakukan?"
"Tentu saja menciummu. Itulah hukumannya."
"A-apa! Tidak mau. Beri aku kesempatan sekali lagi."
" Maaf Nona. Hukuman adalah hukuman. Karna kau telah salah 3 x jadi hukuman harus dilaksanakan. Pejamkan matamu! " Perlahan aku mulai menyentuh dan mengangkat dagunya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku masih memegang tubunya degan erat agar dia tidak lepas.
Dia mulai pasrah dan memejamkan matanya. Ketika bibirku sudah sangat dekat dengan bibirnya, tiba-tiba dia berkata dengan lirih.
" kau mencintaiku..."
Akupun melepas pelukanku dan berjalan menjauhi pinggiran sungai, meninggalkan Luxia dengan muka kebingungan.
" Yah... Tidak masalah. Sekarang coba carilah ikan lagi dan lakukan itu sendiri! Aku akan pergi membuat tombak lagi." Aku berkata sembari terus berjalan menjauh dari Luxia.
"..."
Rasakan dasar cewek menyebalkan! Sekarang kau pasti akan terus memikirkan hal itu hahaha
Dengan wajah sebal dia kembali mencoba menangkap ikan lagi.
.
.
.
Next Chapter : Perjamuan dan pengumuman dari Fenrid sang kepala Desa
Gimana dengan chap terbaru ini(31)? Terlalu menyeramkan? Terlalu intens atau malah kurang intens😅? Untuk scene pertempuran memang saya buat se-nyata mungkin sehingga banyak unsur pembunuhan. Kan ngk lucu kalo pertempuran cuma babak belur dan pingsan😅 . Jangan lupa kasih 👍 dan komennya ya😉. Terima kasih🙏
Comment on chapter Amukan Orxsia