Jarum jam di tangan kiriku sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Suasana di kampus masih sepi, ini karena hari minggu, waktu dimana mahasiswa lain istirahat dirumah, atau refresing sejenak dari tugas kampus yang semakin hari tidak berkurang
Ada beberapa mahasiswa, satu atau tiga .. masih berkutat dengan laptop dan buku bukunya. Itupun mereka mahasiswa sejenis temanku azhar, pecinta soal dan tugas.
"Sarah.."
Suara lembut itu menyadarkanku yang hanyut akan pemandangan kampus.
Kak rendra sudah duduk di sampingku, memakai setelan kaos coklat dengan jaket hitam. Aku masih mencium sedikit aroma khas yang sepertinya mulai pudar,aroma rempah.
"Oh kak rendra.."
"Sory telat.. lama ya nunggunya?" Dia menatapku.
"Engg.. enggak kok" aku melambaikan tangan.
Suasana lalu hening sejanak. Kak rendra memutar-mutar gantungan kunci motornya, begitu juga aku. Aku masih merasa kikuk harus memulai pembicaraan.
"Aku boleh tanya sesuatu nggak sama kamu?"
"Iya.. boleh. Tanya apa kak?"
"Apa kamu pernah ke majapahit sebelumnya? Maksudku kamu yakin sekali kalau aku adalah rendra atau baginda rajasa yang kamu kenal itu"
"Iya.. percaya atau enggak, dua tahun lalu,. Saat studi wisata di trowulan, aku melewati gapura wringin lawang. Disana aku bertemu dengan hayam wuruk yang sebenarnya adalah rendra pratama. Dia berasal dari masa depan yang menggantikan hayam wuruk asli yang mangkat"
Kak rendra terus menatapku.
"Oh.. apa dia sama persis denganku?"
"Semuaya, kak.. wajah, tubuh dan parfumnya juga"
Kak rendra tersenyum.
"Parfum? Oh.. maksudmu parfum rempah yang kau maksud?"
"Aku tidak tau kenapa selera kalian sama. Dan aku ngrasa kalau kak rendra adalah kak rendra yang kukenal yang kembali ke masa depan"
Kak rendra mengalihkan pandanganya. Dia lalu membolak-balik kunci sepeda motor sambil memikirkan sesuatu. Mungkin dia mengira aku adalah orang aneh. Tapi memang seperti itu adanya.
"Kak..."
"Oh maaf,hehehe... gara-gara ceritamu, aku jadi memikirkan sesuatu. Yuk berangkat."
Kak rendra lalu beranjak, memberiku slayer bermotif batik.
"Pakai ini sar,.. biar wajahmu nggak kena debu. Emm,biar aku yang memasangkanya"
Aku mengiyakan,lalu dia memasangkanya ke hidungku, dan menyimpulnya. Setelah itu, dia juga meraih helmku dan memasukkanya di kepalaku. Lalu dia menatapku.
"Kebetulan hari ini aku ingin pergi ke trowulan,ini tentang penelitianku. Jadi,aku ingin sekalian mengajakmu"
"Oh.."
Aku mengerti, karena dia adalah juga seorang mahasiswa fakultas ilmu budaya,jadi tidak heran kalau dia sering mengunjungi situs-situs sejarah.
Satu jam lebih tiga puluh menit sudah perjalanan kami. Berbeda saat aku berasa di majapahit, perjalanan surabaya-majapahit bisa ditempuh perjalanan setengah hari, itu pun dengan menggunakan kereta kuda.
Aroma kak rendra masih terasa di hidungku, itu karena slayer kak rendra yang aku pakai.
Kak rendra memarkir kendaraanya tak jauh dari rumah museum trowulan. Aku berdiri di samping kak rendra yang membuka jok motornya.
"Kak rendra kuliah dimana?"
"Oh.. aku kuliah di universitas airlangga sar, ini aku sedang mengambil program pascasarjana."
"Mm.." aku mengangguk
"Yuk.." ajaknya
Kami memasuki rumah museum. Tak banyak pengunjung yang ada. Kak rendra mengamati satu persatu peninggalan dibalik lemari kaca.
"Rendra.."
Seorang pria tua bekemeja lengan pendek kuning emas bermotif garis menghampiri kami.
"Pak darsim,."
Kak rendra menundukkan kepala, lalu mencium tangan pak darsim. Lalu aku juga mencium tangan pak darsim. Kebiasaan itu mengingatkanku saat berada di majapahit, mencium tangan orang tua ketika akan pergi maupun pada saat bertemu.
"Wah.. Dateng sama pacarmu ya.. cantik sekali dia." pak darsim menepuk bahu kak rendra.
"Ah.. engg.. dia bukan pacar saya pak. Teman.. namanya sarah" kak rendra terbata-bata.
"Yaa, semacam PDKT gitu kan klo anak muda jaman now,hahahaha" goda pak darsim.
Kak rendra tersipu malu, menundukkan pandanganya lalu tersenyum.
"Nak sarah.. rendra ini peneliti terbaik di trowulan. Kamu lihat peninggalan-peninggalan di dalam lemari kaca itu.. kebanyakan nak rendra yang menemukanya" pak darsim merentangkan tanganya
"Keren.." kataku
"Pak darsim, tentang candi kedaton. Rekonstruksinya akan selesai minggu depan pak. Itu sudah dalam bentuk gambaran 3D di komputer"
Pak darsim lalu terperanga, membuka lebar mulutya, menggelengkan kepala sambil bertepuk tangan.
"Waaahh... luar biasa!! Nak rendra benar-benar calon arkeolog besar di indonesia"
Kak rendra menunduk, tertawa kecil
"Hehehe.. tidak juga pak"
"Di saat semua arkeolog meneliti berbulan-bulan. Kamu hanya perlu waktu tiga minggu saja rendra. Dan itu sudah dalam bentuk tiga dimensi" pak darsim memuji kak rendra kembali
"Hmm.. baiklah.. silahkan jalan-jalan sama pacarmu, eh maksudku teman.. pak darsim mau cek situs lainya juga"
"Iya pak.. trimakasih"
Pak darsim lalu pergi meninggalkan kami. Kami lalu melanjutkan langkah kami melihat-lihat situs lainya
Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D
Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !