Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (pulang) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

Astrid memegang bahuku, mencoba menenangkan rasa gundah gulana saat aku meratapi saksi bisu kerajaan Majapahit. Namun Astrid masih terselimuti oleh rasa penasarasn.

"Udah udah... Kamu kok jadi melankolis gini abis dari gapura Wringin Lawang?" tanganya masih menepuk-nepuk bahuku.

"Trid.. Aku mendapatkan pengalaman yang ga kan pernah aku lupakan selamanya." Aku mengusap air mataku.

"Simpan ceritamu Sar.. Ntar aja waktu di bis"

Sirine dari sekolah berbunyi keras menembus setiap sudut bangunan, pertanda semua kelompok sudah melakukan semua kunjunganya. semua kelompok berkumpul di lapangan luas, sang surya sudah mulai turun di atas langit dan bersembunyi di balik gumpalan-gumpalan awan besar. Nampaknya dia sudah meyelesaikan misinya menyeretku dalam dunia masa lalu.

Seorang guru wanta tua berkacamata kini berdiri ditengah-tengah kami sambil memegang mic-nya.

"Bagaimana anak-anaku, kalian sudah mengunjungi beberapa situs kerajaan Majapahit. Ibu harap setiap kelompok mengumpulkan laporan makalahnya minggu depan. Penutup acara akan ibu serahkan ke kepala sekolah,bapak Slamet dipersilahkan." Bu endah menyerahkan mic kepada pak Slamet.

"Selamat sore anak-anakku, hari ini kalian belajar banyak tentang kerajaan Majapahit, bapak harap untuk kedepanya kalian tidak melupakan sejarah. Dengan ini, acara studi wisata bapak tutup. Setelah ini kalian menuju bis-bis dan kita akan berangkat pulang."

"Baik paak!!" para siswa mulai bubar dan menuju bis-bis yang telah disediakan.

Senja mulai datang, barisan bis-bis mulai mengantarkan kami pulang kembali ke sekolah. Selamat tinggal Majapahit, selamat tinggal Hayam Wuruk, dyah. pemandangan candi-candi perlahan mulai menghilang dari kedua bola mataku. Sekarang yang aku lihat hanya pemandangan gedung-gedung dan kendaraan yang ber-lalulalang di jalan raya.

"Jadi gimana, kamu berubah drastis abis aku tinggal beli es bentar. Mulai pake gulung rambut, cincin, tusuk rambut, nangis di depan patung. Bahkan patungnya mirip samaa kamuu.." astrid masih terus menghujaniku dengan rasa penasaran.

"Tunggu tunggu, patungya mirip sama kamu.. jangan bilang kalau kamuuu.. kembali ke masa lalu!" Astrid terbelalak.

Aku lalu menutup mulutnya, dan menempelkan telunjuk ke bibirku, tanda isyarat untuk diam.

"Ssssstttt!!! Jangan rame-rame" aku berbisik di telinga astrid.

"Jadi beneran?" Tanya astrid.

Aku mengangguk.

"Whuaa.. tuh kan bener kataku kemaren, kamu kualat bu endah. Kamu selalu aja pergi ke kantin sewaktu pelajaran sejarah" astrid menyodorkan telunjukku ke arahku.

Aku menepisnya,

"Walah, kamu juga mau aku ajak,dasar"

"Iya itu kan karna aku temanmu sar, lagian aku aslinya anak baik-baik"

"Dasar.."

Aku menyenggolnya,lalu kami tertawa kecil bersama.

Akhirnya bis berhenti di depan pintu sekolah, para siswa serentak turun dari bis dan menuju tempat parkir motor, namun ada beberapa yang menunggu jemputan orang tua mereka.

Aku bersama Astrid menuju tempat parkir sepeda motor, mengambil motor kami dan bergegas untuk pulang,

"Trid, jangan ceritai siapa-siapa ya yang tadi. Oke?" aku menghadang Astrid yang akan mengeluarkan motornya.

"Iya iya.. Eh tapi, beruntung banget kamu dapat kenalan sama Hayam Wuruk, udah raja muda, ganteng pisan.. Hahaha."

"Halah.. Pikiranmu cuman orang ganteng aja, trid. Eh tunggu, aku punya sesuatu buatmu." Aku mengeluarkan satu koin emas yang ada di dalam tas.

"Apa ini?" tanya Astrid yang menyangga motornya dengan tubuhnya.

"Uang Majapahit. Katanya sih koin emas asli." Aku meletakkan koin emas di telapak tangan Astrid.

"Kereen !! ngapain aja kamu sampai dapat koin beginian?"

"Terlalu panjang untuk diceritain. Udah ah, duluan yah."

Aku berpamitan kepada Astrid yang masih terpaku membolak-balik koin emas asli Majapahit. Gemerlap lampu jalanan menemani perjalananku menuju rumah yang menurutku sudah lama tidak kudatangi. Waktu di Majapahit jauh lebih lama daripada di masa depan. Aku menarik nafas panjang, merasakan kesegaran udara di malam hari. Akhirnya aku bisa kembali lagi ke masa depan, bertemu dengan teman-teman dan keluarga.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3063      1709     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...