Aku perlahan menuruni tangga gapura, tampak dari kejauhan Astrid sedang membawa dua bungkus es, dan melihatku.
"astriiiidddd!!!" aku berteriak, Aku yang melihatnya dari kejauhan seketika langsung berlari dan memeluknya dengan sangat erat.
"Hei... Kenapa kamu Sar! Abis kesambet ya!"
ekspresinya benar-benar kaget ketika tiba-tiba aku memeluknya. Tanganya tetap memegang dua bungkus es yang perlahan mulai mencair.
"Astrid.. Kangen.. Aku kangen dunia ini. Kangen kamu, kangen teman-teman, kangen ibuk, kangen semuanya!"
"Maksudmu apa, aku baru beli es teh ini 5 menit yang lalu. Tapi kamu seperti pergi selama berbulan-bulan."
"Hah? 5 menit?" aku melepaskan pelukanku.
"Bener 5 menit,trid?" aku tidak percaya
"Ya iyalah.. Bentar aja kok. Tunggu, bajumu kenapa jadi kumel?."Astrid membolak-balik badanku. Melihat penampilanku yang berubah sejak 5 menit yang lalu.
"Ceritanya panjang Trid, ntar aja aku ceritain ke kamu. Tapi tolong, rahasiakan ini dari temen-temen ya."
"Okelah.."
Astrid melihat diatas kepalaku, sepertinya dia melihat sesuatu,
"apa? kenapa rambutku trid?"
"sarah.. sejak kapan kamu menyanggul rambutmu" astrid menunjuk diatas kepalaku.
aku tersentak, aku baru saja ingat, ketika akan berangkat ke majapahit, rambutku disanggul oleh hayam wuruk. lalu aku meraba rambutku, memang benar, tusuk rambut masih menempel di rambutku.
"eh.. kayak ada surat kecil sar?"
Astrid menunjuk kertas kecil yang melilit di ujung tusuk rambut, aku melepasnya, dan membuka perlahan surat kecil yang dilipat dan dililit itu, sebuah kalimat menggunakan huruf alfabet benar - benar tertulis jelas di atas kertas kecil. pesan hayam wuruk yang disematkan di dalam tusuk rambutku. aku dan astrid lalu membacanya,
'jika 700 tahun lagi aku bertemu denganmu, aku masih akan tetap mencintamu, sarah'
aku tertawa kecil, rupanya setelah tiga belas tahun terjebak di masa lalu majapahit, kak rendra masih tetap ingat abjad alfabet. kenangan yang pasti tidak akan pernah kulupakan. aku menjawab dalam diriku surat yang ditulis hayam wuruk
'aku juga pasti akan merindukan kalian, dyah dan hayam wuruk'
"cieeeeeeeee!!!! siapa sar?? kepo kepo dikit laaah.. ayo cerita! pake 700 tahun lagi segala. emangnya jaman purba, hahaha" astrid menghujaniku dengan beberapa pertanyaan.
aku masih hanyut dalam lautan fikiranku, tak mengiraukan kicauan astrid kesana kemari yang ingin mengetahui kenapa teman dekatnya berubah total setelah ditinggal selama lima menit di dunia ini. astrid mengangkat tinggi-tinggi tangan kiriku yang terdapat cincin degan batu opal merah
"whuaaaa.. cantik banget cincinya. kamu itu abis darimana sih sar? setelah tusuk rambut, surat kecil 700 tahun yang lalu.. sekarang cincin"
aku menatap Astrid,
"kamu pasti ngga akan percaya trid"
"iya.. tapi apa? percaya kok.. aku pasti percaya" astrid meyakinkan diriku
Tampak seorang gadis berambut pendek manggilku dari kejauhan,
"Ima.." Gumamku.
"Ayo rek... Tinggal tempat terakhir yang kitakunjungi, rumah museum Trowulan. Abis itu kita pulang" Ima melambaikan tangan,memberi isyarat kepada kami untuk segera menaiki kereta wisata.
"ntar aja trid ceritanya" pintaku pada Astrid
"yaudah.. lagian si Ima juga nungguin kita" jawab astrid
Kami lalu beranjak, menghampiri ima dan teman-teman lain untuk menuju destinasi terakhir kita, rumah museum trowulan.
Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D
Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !