Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (musyawarah agung 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

"Selamat datang para rakyran, dharma, dan sarah dalam musyawarah agung. Musyawarah ini aku gelar karena terjadinya perkara akhir-akhir ini. Yaitu karena kedekatanku dengan sarah. Ketahuilah, sarah adalah seorang gadis yang tinggal jauh di majapahit. Dan apa yang kalian dengar adalah aku hanya ingin menceritakan dimana asal mula majapahit berasal."

Hayam wuruk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat senja di telaga segaran. Sesekali dia menatapku, dan mengalihkan pandanganya kembali. Senopati manggala berdiri diatas tempat duduknya, lalu membungkuk kearah sang raja.

"Yang mulia, hamba rasa gadis ini tidak mempunyai unggah-ungguh kepada yang mulia. bagaimana tidak, dia berani berdiri berjalan disamping yang mulia dan tuan putri."

hayam wuruk menjawab,

"para hadirin, ketauhilah.. sarah adalah teman adikku, dyah. bukan hanya tidak mungkin juga aku dekat denganya"

senopati manggala tampaknya tidak puas kepada hayam wuruk atas jawaban yang dilontarkan, lalu senopati mengutaran pendapatnya kembali

"Baginda raja, rumor yang beredar dimasyarakat benar-benar tidak bisa dipungkiri lagi. Sebuah negeri gemah ripah loh jinawi sangat tidak mungkin tidak dikenal oleh siapapun di seluruh negeri lain. Kecuali satu hal baginda, seorang penyusup yang ingin mengetahui kelemahan majapahit"

Pernyataan senopati manggala diamini oleh sebagian besar para hadirin, mereka mengangguk, lalu saling menggumam dan berbisik di sebelahnya. Tapi mendengar hal itu, dyah langsung berdiri, membelaku.

"Senopati manggala, bagaimana bisa senopati manggala menganggap sarah sebagai penyusup, sedangkan dia sudah berperan dalam membasmi masalah pertanian?"

Para hadirin sontak terdiam, tak ada yang salah dari ucapan dyah.

"Bisa jadi itu sebagai tipu muslihat gadis ini. Sudah purnama ketiga dia tinggal disini. Hamba kira sudah cukup dia memahami seluk beluk majapahit" senopati manggala menyahut.

Purnama ketiga? Itu berarti sudah tiga bulan aku terjebak di ruang masa lalu. Entah berapa lama waktu di masa depan.

Dyah tampak geram atas jawaban senopati manggala, ketika dyah hendak memberikan balasan, seorang mpu yang gulungan rambutnya hampir seluruhnya putih berdiri.

"Maaf baginda raja, saya rasa kita semua harus menghilangkan kekhawatiran masyarakat secepatnya"

Hayam wuruk menjawab,

"Katakan mpu nambi, apa pendapat mpu untuk mengatasi ini semua?"

"Kita harus mengembalikan gadis itu ke tempat asalnya, churabhaya" mpu nambi menjawab.

Mendengar hal itu,sontak aku langsung berdiri. Para hadirin seluruhnya melihatku.

"Ampun baginda raja, hamba bukan berasal dari churabhaya. Hamba berasal dari negeri yang jauh bernama surabaya"

Mpu nambi hanya menatapku diam, seorang mpu lain mulai berbicara

"Bukankah churabhaya dan surabaya memiliki kesamaan? Di dekat pangkalan maritim majapahit,terdapat pemukiman penduduk pedagang baginda. Namun hamba belum pernah melihat seorang gadis yang berpenampilan seperti ini"

Mpu tersebut menunjukkan tanganya ke arahku, tepatnya pada baju seragam SMA yang aku pakai.

"Ampun baginda raja. Biarkan hamba tinggal beberapa hari disini. Hamba janji tidak akan keluar rumah. Izinkalah hamba,baginda raja. Hamba hanya butuh beberapa hari saja disini"

Aku langsung berdiri,melangkah di depan hayam wuruk,bersimpuh. Aku benar-benar memohon. Setidaknya untuk beberapa hari saja,aku akan kembali ke masa depan. Jika aku memang benar-benar dikirim ke churabhaya, maka kesempatanku pulang ke masa depan benar-benar hilang.

"Bagaimana bisa kita membiarkanmu tetap tinggal di majapahit!. Kamu sudah menjadi aib bagi kerajaan ini. Dan seorang aib harus pergi dari wilayah majapahit!" Teriak salah seorang rakyran kerajaan.

"Ya benar. Kamu harus pindah ke churabhaya. Jika tidak,warga akan menjadikanmu arak-arakan dan melemparimu batu" jawab senopati manggala.

Para hadirin mengamini ucapan rakyran dan senopati manggala. Seisi pendopo langsung bergemuruh dan memandangku hina. Mataku terbelalak, sekujur tubuhku terasa lemas. Aku benar benar tidak kuat berdiri lagi.

Dyah langsung berdiri berjalan di depan hayam wuruk, bersujud di depan hayan wuruk dan tepat disampingku. sehingga gemuruh olokan itu berubah menjadi sunyi senyap.

"Dyah,apa yang kamu lakukan.." hayam wuruk sontak berdiri dari singgasananya.

Aku hanya melihat kesungguhan dyah memohon kepada kakaknya,membelaku sebagai temanya.

"Yang mulia rajasanagara, atas nama putri majapahit, dan seorang teman.. hamba mohon,berikanlah kesempatan sarah untuk tinggal beberapa hari saja disini."

Dyah menundukkan kepala, hayam wuruk seolah ingin mengangkat tubuh dyah yang bersujud di depan kakaknya sendiri. Tapi beban yang ditanggung sebagai seorang raja membuatnya tetap  diam diatas singgasana, dan seharusnya berperilaku adil di dalam musyawarah agung.

"Bangun, putri dyah nertaja... adikku. bukankah tujuan diadakan musyawarah agung ini untuk menemukan mufakat"

dyah lalu berdiri, lalu berusaha membantuku singgah dari permohonanku kepada sang raja, namun aku mengelak, menempis tangan dyah.

"biar aku tetap disini dyah," bisikku lirih kepada dyah

dyah pun merengkuh bahuku, menemaniku bersimpuh di depan sang raja. seorang hadirin lalu berdiri, menunduk dan memohon kepada hayam wuruk.

"yang mulia, hamba harap yang mulia membuat keputusan yang adil"

"ya, yang mulia.. hamba mohon buat keputusan yang adil"  seru hadirin yang lain.

lalu suasana perlahan berubah menjadi sunyi, dan menjadi hening. hayam wuruk, memejamkan mata, terdiam dalam beberapa menit sehingga harus membuat kami terus menatapnya, dan aku berharap hayam wuruk mengizinkanku tetap berada di majapahit dalam beberapa hari ini. karena aku tidak punya siapa-siapa lagi selain dyah, temanku dan hayam wuruk.

hayam wuruk lalu membuka matanya setelah beberapa menit memejamkan matanya. dia menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkanya secara perlahan.

"baiklah para hadirin,, dalam musyawarah agung ini  aku memutuskan... untuk mengembalikan sarah ke churabhaya"

"rakaaa!!!"  dyah berteriak kepada hayam wuruk.

para hadirin lantas bergemuruh setelah mendengar ucapan hayam wuruk. hayam wuruk lalu pergi meninggalkan pendopo dan perlahan diikuti oleh satu persatu hadirin yang ada di ruangan. meninggalkan aku dan dyah yang masih bersimpuh kaku di atas lantai pendopo.

mereka benar-benar mendapat keputusan yang mereka inginkan. namun tidak untuk kami berdua. dyah memelukku erat dan menangis. namun aku masih tercengang terhadap keputusan yang dibuat oleh hayam wuruk. memang yang aku inginkan adalah pulang ke surabaya. tapi tidak di surabaya 700 tahun yang lalu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3048      1697     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...