di dalam rumah atau bisa disebut kamar, dyah menutup pintu erat-erat, menutupnya dengan batang kayu panjang, lalu menutup jendela rapat-rapat, aku hanya mengamati tingkahnya kesana kemari menutup setiap lubang di seluruh kamarku. lalu diambilnya dua batu dan digeseknya hingga mengeluarkan api, dan menyalakan lampu minyak. lalu ditaruhlah diatas meja. dyah lantas duduk disampingku dan memegang kedua tanganku.
"sarah.. dengar.. situasi di kerajaan juga sedang kacau. para mpu dan para petuah satu persatu berdatangan di kerajaan. bertanya kepada raka tentangmu sarah, dan hubungan kita"
"Apa baginda raja memberitahu mereka yang sebenarnya,dyah?" Aku terbelalak, bisa gawat jadinya jika seantero majapahit mengetahui asalku.
Dyah menggelengkan kepala,
"Tidak.. maka dari itu, raka mencari seribu alasan untuk menutupi kebenaranya"
"Aku merasa bersalah kepada baginda raja,dyah. Dan juga kepadamu. Maaf,maafkan aku. Sejak kedatanganku disini,majapahit menjadi seperti ini."
Dyah memegang bahuku dengan kedua tanganya, menatapku dengan sungguh-sungguh.
"Jangan berkata seperti itu sarah. Aku sangat bersyukur,karena sang hyang widi mengirimkan teman yang baik untukku,yang membuatku merasa bebas"
Lalu dyah mengalihkan tanganya, dan berdiri sembari menyangga dagunya, bak seorang detektif yang memikirkan sebuah kasus sulit.
"Tapi bukan itu masalah utamanya,sarah.."
"Lalu? Apa ada lagi dyah? Entahlah,aku tidak bisa berfikir lagi.."
"Yang aku fikirkan, kenapa petuah dan para mpu datang bersamaan hari ini. Dan kebiasaan kami ketika ada masalah pelik seperti ini, kami akan mengadakan musyawarah agung"
"Musyawarah agung?" Aku bertanya kepada dyah
"Itu musyawarah yang hanya dihadiri raja,para petuah dan orang yang berkaitan dalam masalah itu sarah,yang nantinya kamu juga akan hadir disana. Tapi,aku dan raka tidak akan bisa menebak apa yang terjadi nanti. Tapi percayalah sarah, kami akan membantumu kembali ke masa depan ketika matahari tepat berada di atas gapura wringin lawang"
Dyah meyakinkanku, namun aku hanya terdiam. Kenapa terjadi masalah seperti ini ketika beberapa hari lagi aku akan kembali ke masa depan. Setidaknya, aku ingin kembali dengan tenang, tanpa ada masalah sedikitpun. Tapi kejadian ini benar-benar diluar dugaanku.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti,tapi aku harus bersiap-siap pada kemungkinan terburuk. Tapi setidaknya, aku harus bertahan sampai saat itu tiba,saat matahari berada tepat di atas gapura wringin lawang. Ketika aku bisa kembali ke masa depan.
"Dyah.. boleh aku meminta sesuatu kepadamu"
"Iya sarah.. aku akan membantumu semampuku"
"Tolong.. jangan katakan yang sebenarnya dimana aku berasal atau apapun tentang aku. Bahkan saat terdesak pun. Tolong sampaikan kepada baginda raja juga,dyah."
"Kamu yakin itu,sarah.. baiklah. Akan kusampaikan kepada raka" dyah menatapku cemas.
"Musyawarah akan diadakan besok tepat saat matahari naik di sepertiga langit. Para pengawal akan menjemputmu. Bersiaplah untuk besok." Lanjut dyah.
"Iya.." aku mengangguk
Dyah memasangkan topi segitiga di atas kepalanya. Lalu dimiringkanya kedepan topi itu. Dyah memang tidak membawa kuda hari ini. Semua itu dilakukan agar tidak kentara anggota kerajaan sedang menemuiku di saat terjadi masalah pelik seperti ini.
Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D
Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !