Loading...
Logo TinLit
Read Story - Satu Nama untuk Ayahku
MENU
About Us  

 

Raden menolak dengan menunjukkan telapak tangan kanannya pada bartender tersebut. Lalu netranya berkeliaran mencari sosok yang harusnya ada di sana. Raden masih sangat merasa berdosa jika belum mengetahui dengan pasti jawaban itu.

"Maaf.. Saya sedang mencari seorang perempuan bernama Diah, apa kau tahu?"

Bartender yang sedang duduk sembari menikmati alunan musik keras itu menaikkan alisnya tanda kurang paham. Bukannya kurang paham, hanya saja suara musik di tempat itu lebih dominan dibandingkan suara Raden.

"Apa?"

"Kau mengenal Diah? Namanya Diah, salah satu pekerja di sini."

Pekerja? Apakah Raden sudah benar mengucapkan kalimatnya? Ah, itu tidak penting saat ini. Karena baginya Diah tidak bisa disamakan dengan perempuan-perempuan lainnya. Diah adalah satu nama yang melukiskan tentang cinta yang sesungguhnya dari seorang Raden Kalingga.

Bartender itu tampak sedang memikirkan nama yang disebutkan Raden. Kemudian setelah beberapa detik bahunya terangkat.

"Tidak ada nama itu di sini. Adanya Dina, orangnya cantik dan..... hmm lumayan. Cari yang ada sajalah."

Spontan dengusan kecil keluar berbarengan dengan tawa ringan dari mulut Raden. Bartender itu pikir pasti Raden datang mencari kesenangan. Padahal sudah jelas dengan menolak meminum sesuatu berarti maksud Raden lain.

Karena tidak mau berlama-lama di tempat maksiat itu, Raden keluar menghampiri mobilnya yang terparkir asal di depan club tersebut.

Drrt...drrt...
Dering ponselnya menginterupsi pria yang wajahnya dipenuhi beberapa kerutan itu untuk melajukan mesin mobilnya.

"Iya Ma," sapa Raden pertama kali.

"Di mana kamu? Sejak awal sudah Mama peringatkan untuk datang menemui Kayla. Kenapa malah keluar malam-malam begini?"

Raden memijat pelipisnya dengan berdecak lelah. Kenapa ibunya selalu memaksa ini-itu kepadanya. Tidak cukupkah semua kekayaan mereka kini? Harus seberapa banyak lagi hingga Raden bisa bebas.

"Inilah alasan kenapa Kak Bayu memilih kabur dari rumah. Mama hanya memikirkan kesenangan Mama semata tanpa mendengar penjelasan anaknya terlebih dahulu—"

"Stop membicarakan Bayu anak pembangkang itu. Tidak bisa melirik Safira kakak kamu? Dia hidup bahagia dengan aturan Mama!"

"Aku sudah menikah dan punya istri, Ma." lirih Raden menghabiskan semua stok kesabaran yang dimilikinya.

"Istrimu sudah mati. Nawang sudah tidak bernyawa lagi. Kamu butuh pendamping baru!"

"Dan itu adalah perempuan pilihan Mama lagi? Cukup Ma, aku sudah lelah."

Raden sudah akan menekan tombol merah di ponsel yang masih menampilkan caller ID dengan nama 'Mama' di sana tapi kembali dibuat marah dan kecewa dengan kalimat ibunya.

"Seenaknya kamu bilang lelah. Tidak sadar siapa yang membuatnu sukses seperti saat ini? Ingat Raden! Mama tidak suka dibantah. Temui Kayla dan susun acara pernikahan kalian!"

Raden sangat berharap Tuhan mendengar doanya untuk dipertemukan dengan Diah. Meskipun ia harus menikah lagi, itu harus dengan Diah. Perempuan yang bisa saja hidup dengan buah hatinya. Buah cinta mereka malam tiga belas tahun silam.

 

***

 

"Jadi Marisha masih akan menggantung Kashaf sampai bisa mempertemukan Yasa dengan orangtuanya, begitu Nak?"

Marisha merasakan lidahnya kelu dan kaku. Sementara di sebelahnya Kashaf terus memberinya tatapan tajam seolah pertengkaran mereka kemarin masih diperpanjang hingga saat ini.

"Kalian sudah dewasa. Lebih baik segera melangsungkan pernikahan. Toh, setelah kalian menjadi suami-istri pun Abi tidak akan sendirian, kan?" nasihat yang Oma Kirana berikan memang seratus persen benar adanya. Kenapa Marisha sangat takut mendengar pernikahan?

Sungguh Kashaf merasa sangat gerah saat ini. Tapi ia akan menahan kekesalannya jangan sampai keluar di depan ibunya tercintah. Dengan tangan mengepal ia menumpuhkan segala kekesalannya di sana.

Dan makan siang bersama ibu Kashaf berakhir dengan keheningan. Setelah menghabiskan waktu berbincang sebentar Marisha izin pamit pulang. Dengan setianya Kashaf mengantar sampai rumah.

Puncak dari perdebatan kembali dimulai. Pasalnya sudah dua hari ini mereka perang argumen. Marisha yang tidak bisa dibantah dan Kashaf yang terus berusaha meyakinkannya.

"Marisha." Kashaf menahan lengan Marisha yang sudah akan masuk ke dalam rumahnya.

"Apa lagi? Kamu juga akan mengatakan hal yang sama seperti ibumu?"

"Dengar Mar, kita sudah lebih dari cukup menahan ini semua. Abi juga prioritasku, bukan hanya kamu. Aku akan membantunya bertemu dengan kedua orangtuanya. Tapi tolong jangan jadikan ini sebagai alasan dirimu mengulur-ulur pernikahan kita."

"Kashaf, kamu tidak pernah mengerti diriku—"

Lagi-lagi Kashaf memotong ucapan Marisha. "Tidak ada pria yang lebih mengerti kamu daripada aku di dunia ini. Mar, aku mohon buka pikiranmu. Abi itu keponakanmu."

Marisha mengusap kasar wajahnya.
"Iya, Abi adalah keponakanku. Dia bukan anakku, bukan darah dagingku, tapi dia sudah terlanjur menganggap aku sebagai bundanya. Tugasku adalah membantu Mbak Diah menuntaskan dendamnya pada pria monster itu. Pada Raden Kalingga, Kashaf."

"Lalu hubungannya dengan pernikahan kita apa?" tantang Kashaf.

Marisha yang siap akan kembali membantah Kashaf kemudian berhenti seketika. "Abi?" ujarnya. 

Marisha melebarkan matanya saat netranya melihat Abi tengah menuntun sepedanya di halaman rumah mereka, tepat di sebelah mobil milik Kashaf.

"Apa ini Bunda?" tanya Abi.

"Oh, Abi sudah pulang?"

Abi menstandar sepedanya, lalu berjalan mendekati Marisha dan Kashaf yang membeku di tempat.

"Apa Bunda membohongi Abi selama ini?"

"Abi, bukan begitu maksud—"

"Bunda, katakan yang sebenarnya? Abi ini anak siapa, Bunda?" raut wajah Abi berubah merah. Anak itu tengah marah dan tangisan langsung meluap di sana.

"Abi dengar semuanya?" tanya Kashaf memastikan.

"Abi bahkan tahu apa alasan Bunda menggantung Om Kashaf."

Embusan napas berat mengalir dari dada Kashaf. Ia tidak pernah bermaksud membuat rahasia Marisha terbongkar. Sungguh ia tidak tahu pembicaraan mereka diketahui oleh Abi.

"Jika Abi bukan anak Bunda, siapa ibu kandung Abi? Apa Abi anak yang terbuang, Bunda?"

"Abi bukan begitu... Abi!"

Abi tidak kuat melihat bundanya menangis. Ia sungguh tidak tega. Dengan ditemani tetes hujan yang masih samar, Abi berlarian keluar rumah sambil menghapus jalan mana yang bisa membawanya kepada orang yang tepat.

 

***

 

Raden benar-benar pusing menghadapi sikap ibunya. Berulang kali ia meminta untuk membatalkan soal pernikahannya dengan Kayla. Tapi wanita yang berjasa dalam hidupnya itu malah mengatakan pernikahan akan berlangsung kurang lebih dua minggu dari sekarang. Raden jadi berpikir akan memeriksakan kesehatan telinga ibunya ke rumah sakit.

Dan saat ini gadis muda yang masih berumur 27 tahun itu tengah duduk manis di ruangannya dengan menyibukkan pandangan pada ponsel.

Raden mendengus geli, apa yang diinginkan Kayla sampai sabar menunggunya dari selesai meeting.

"Aku memang sedikit kasar, ah mungkin bukan hanya sedikit. Aku memang kasar. Langsung saja kutanya, apa sebenarnya tujuanmu menerima pernikahan dengan seorang duda tua berumur 40 tahun?"

Kayla mengangkat tubuh jenjangnya dan berdiri mendekati Raden dengan senyum mungil menghiasi bibir merahnya.

"Hanya selisih 13 tahun saja tidak masalah. Aku suka seorang pria yang matang, apalagi mapan dan tampan sepertimu."

Jawaban macam apa itu? Dunia sudah benar-benar terbalik, jika semua gadis muda seperti Kayla menyukai duda tua sepertinya maka populasi para jejaka muda pasti akan menurun.

"Jika aku mengatakan kalau aku bukan pria baik, apa keputusanmu akan berubah?"

"Mas Raden, lihat dirimu lebih jauh. Seorang pewaris dari 60 persen kekayaan yang dimiliki oleh Bunda Sari yang dermawan dan murah senyum, Raden Kalingga," ujar Kayla meniru headline dari majalah yang beberapa waktu lalu sempat berkunjung di meja kerjanya.

"Tidak semua tahu tentang seorang Raden Kalingga. Pergilah... Aku harus pergi ke Bandung hari ini jadi tidak bisa meladeni omonganmu."

"Kau mengacuhkan seorang dokter spesialis kanker sepertiku? Hinalah dirimu itu, Mas."

Raden merapikan map-map dari atas mejanya dan berjalan mencapai pintu meninggalkan Kayla sendirian. Tapi ia salah, Raden pikir Kayla akan menyerah tapi gadis itu terus mengekor di belakangnya.

Raden menoleh sekilas setelah keluar dari lift. "Kupikir pekerjaan seorang dokter itu banyak. Khususnya untuk dokter spesialis kanker seperti dirimu." Ada penekanan di setiap kata yang terlontar dari mulut Raden.

"Aku memang sibuk, tapi untuk calon suami ideal sepertimu semua waktu bisa ditunda. Meskipun sedikit egois, aku lebih memilih menolak pasien kanker paru-paru hari ini demi mendatangimu. Aku rendahan? Murah? Begitukan yang ada di dalam hatimu?"

"Kau lebih dari itu. Tapi kau gigih."

"Katakan saja kau menerima lamaranku, Mas."

Kayla dan Raden saling pandang begitu berada di pelataran depan kantor Raden. Tiba-tiba hujan turun dengan deras tanpa diprediksi. Mau tidak mau Raden melambai ke arah supir pribadinya untuk membawakan payung.

"Antarkan aku ke rumah sakit, Mas."

"Aku sibuk, Kayla."

Kayla memutar bola matanya asal. Gadis itu menghentakkan kaki jenjangnya ke tanah dengan melipat lengan di depan dadanya.

"AYAH!!"

Raden dan Kayla menoleh bersamaan.  Beberapa meter di depan mereka kini ada seorang anak memakai seragam putih-biru yang menandakan usia anak SMP berdiri membiarkan tubuhnya basah oleh hujan.

Terdapat isakan kecil mengiringi kedua bahunya yang naik turun tidak beraturan. Anak itu menangis tapi air matanya tersamarkan oleh air hujan. Sehingga siapapun tidak menyadari luka hati seperti apa yang sedang melandanya.

Raden menoleh ke sekitarnya mencari sosok yang anak itu panggil ayah. Tapi, di sana hanya ada dirinya dan Kayla. Tidak mungkin kan jika anak itu bermaksud memanggil dirinya?

"Kau punya anak?" pertanyaan itu terlontar dari bibir Kayla.

Raden menatap sinis Kayla dengan kerutan di dahinya yang menandakan kebingungan.

Anak itu melangkah hingga berdiri satu langkah dari tempat Raden saat ini. Tangannya terangkat menarik lengan Raden tapi pria itu menepisnya dengan kasar.

"Ayah... Ini Abi anak ayah."

"Anak...ku?"

Abi menangis kencang setelah Raden berkata begitu. Ia seperti seorang anak yang tidak diinginkan kelahirannya. Terlantar tanpa diketahui siapa orangtua kandung yang sebenarnya. Abi terus berpikir kenapa ia dilahirkan jika harus dibuang seperti ini.

"Akh... Siapa Abi? Kenapa tidak ada yang mengenal Abi, ya Allah... Kenapa Abi harus hidup jika orangtua saja tidak mengharapkan Abi!" teriakan Abi membuat sebagian hati Raden tergores. Mungkinkah? Mungkinkah anak ini?

"Apa anda yang bernama Raden Kalingga? Anda pria yang Bunda sebut sebagai pria monster itu? Kenapa anda membuat Abi terlahir?? KENAPA??!!"

Suara gemuruh yang berasal dari langit tidak lagi menakutkan. Tapi suara Abi yang terus menjerit sambil menangis sangat memekakkan telinga Raden hingga mengalir sampai ke hatinya. Sakit, siapa anak ini pun Raden tidak tahu tapi ia merasakan kesakitan melihatnya menangis.

"Diah adalah ibumu?"

Kayla spontan menoleh karena Raden menggumamkan sebuah nama. Kemungkinan benar atau tidaknya perkataan Abi akan Kayla terima setelah Raden mengetahuinya.

"Kenapa bertanya pada Abi? Tanyakan pada diri anda sendiri!" bentak Abi dengan suara paraunya. Akibat teriak-teriak karena bertengkar dengan Marisha pita suara Abi jadi lelah.

"Mas Raden katakan sesuatu? Kau mengenal anak ini?"

Raden tidak menjawab tapi tatapannya memerah dan itu cukup memberikan jawaban untuk Kayla.

"Jadi ini rahasia seorang Raden Kalingga? Sangat mengejutkan," ketus Kayla lalu pergi menuju mobilnya meninggalkan Raden yang masih terpaku dengan kenyataan.

"Kau anak...ku?"

Abi mengusap pipinya kasar. Tetes air yang berasal dari ujung rambutnya mengenai telapak tangannya yang menengadah. Telapak tangan yang selama ini ia harapkan dapat merasakan sentuhan hangat seorang ayah. Abi sangat mengharapkan itu, sambil menangis kencang Abi mengulurkan kedua telapak tangannya ke arah Raden.

Diah... Apa kau bermaksud memberiku kejutan?

"Kata Bunda, Anda adalah ayah Abi. Tapi jikapun Anda bukan ayah Abi, maukah Anda memegang telapak tangan Abi? Abi kedinginan... Abi butuh kehangatan—"

Raden langsung merengkuh tubuh Abi dalam dekapannya tanpa menunggu kalimat anak itu selesai. Memberikan kehangatan seperti yang sudah lama Abi rindukan.

"Apa Anda benar ayah kandung Abi?"

Tangan Raden mendarat di puncak kepala Abi, mengusapnya penuh kasih sayang. Mendengar penuturan polos dari lelaki kecil ini membuatnya merasa sangat bersalah.

Tanpa mereka berdua ketahui, di seberang jalan di depan Raden kini ada sesosok perempuan yang juga ikut menangis seperti mereka.

"Diah...!!"

Perempuan itu tersenyum dalam tangis dan ambruk setelah panggilan Raden bertalu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Chloe & Chelsea
8631      1861     1     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.
Arloji Antik
405      265     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.
Isi Hati
501      356     4     
Short Story
Berawal dari sebuah mimpi, hingga proses berubahnya dua orang yang ingin menjadi lebih baik. Akankah mereka bertemu?
Love Warning
1346      626     3     
Romance
Pacar1/pa·car/ n teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih. Meskipun tercantum dalam KBBI, nyatanya kata itu tidak pernah tertulis di Kamus Besar Bahasa Tasha. Dia tidak tahu kenapa hal itu seperti wajib dimiliki oleh para remaja. But, the more she looks at him, the more she's annoyed every time. Untungnya, dia bukan tipe cewek yang mudah baper alias...
Edelweiss: The One That Stays
2345      940     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
AMBUN
466      332     1     
Romance
Pindahnya keluarga Malik ke Padang membuat Ambun menjadi tidak karuan. Tidak ada yang salah dengan Padang. Salahkan saja Heru, laki-laki yang telah mencuri hatinya tanpa pernah tahu rasanya yang begitu menyakitkan. Terlebih dengan adanya ancaman Brayendra yang akan menikahkan Ambun di usia muda jika ketahuan berpacaran selama masa kuliah. Patah hati karena mengetahui bahwa perasaannya ditiku...
Toget(her)
1524      721     4     
Romance
Cinta memang "segalanya" dan segalanya adalah tentang cinta. Khanza yang ceria menjadi murung karena cinta. Namun terus berusaha memperbaiki diri dengan cinta untuk menemukan cinta baru yang benar-benar cinta dan memeluknya dengan penuh cinta. Karena cinta pula, kisah-kisah cinta Khanza terus mengalir dengan cinta-cinta. Selamat menyelami CINTA
Tok! Tok! Magazine!
104      92     1     
Fantasy
"Let the magic flow into your veins." ••• Marie tidak pernah menyangka ia akan bisa menjadi siswa sekolah sihir di usianya yang ke-8. Bermodal rasa senang dan penasaran, Marie mulai menjalani harinya sebagai siswa di dua dimensi berbeda. Seiring bertambah usia, Marie mulai menguasai banyak pengetahuan khususnya tentang ramuan sihir. Ia juga mampu melakukan telepati dengan benda mat...
NADA DAN NYAWA
15651      2941     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Alzaki
2201      905     0     
Romance
Erza Alzaki, pemuda tampan yang harus menerima kenyataan karena telah kejadian yang terduga. Di mana keluarganya yang hari itu dirinya menghadiri acara ulang tahun di kampus. Keluarganya meninggal dan di hari itu pula dirinya diusir oleh tantenya sendiri karena hak sebenarnya ia punya diambil secara paksa dan harus menanggung beban hidup seorang diri. Memutuskan untuk minggat. Di balik itu semua,...