07. ?
Setelah kejadian Alyea empat hari lalu membuat Wilma benar-benar jengkel karena kelakuan Alyea yang tidak memberikan petunjuk apapun. Wilma yakin bukan tanpa alasan Alyea diberikan sebuah penglihatan yang menurutnya pasti diberikan sebuah petunjuk untuk Alyea temukan jawabannya. Wilma kesal pasti ada sesuatu yang ada dalam diri Alyea yang membuat para MEREKA itu terus mengikutinya dan melindunginya. Tapi anehnya setiap kali ditanya Alyea tidak merasakan apapun itu. Wilma menjadi naik pitam setiap Alyea mengatakan tidak tahu. Wilma yakin pasti ada sesuatu ataupun tanda yang ditujukan untuk Alyea. Hanya saja Alyea tidak pernah menyadari hal itu.
Melihat semua kejadian selama ini yang terjadi pada Alyea dan mendengar penjelasan Wilma. Tamipun merasakan keyakinannya mulai luntur dan rasanya sulit untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh Alyea dan Wilma. Tami sudah berteman dengan Wilma cukup lama tapi baru kali ini Tami tidak percaya kepada Wilma. Semenjak kedatangan Alyea semua terasa semakin aneh. Entah itu pada lingkungan sekitar, Wilma dan pemikirannya sendiri. menurut Tami semua yang terjadi rasanya tidak masuk akal. Tami mulai kesulitan untuk mempercayai semuanya tapi ia melihat langsung apa yang terjadi pada Alyea selama ini ditambah lagi ia memiliki Wilma yang ujarnya bisa melihat hantu. Tami mencoba mempercayainya tapi pikirannya tetap tidak bisa menerima hal itu meski jelas-jelas ia melihat dan terkadang merasakan sesuatu yang Tami pun masih menganggap hal itu memang benar adanya atau sugesti karena pikirannya selalu disuapi oleh kejadian aneh yang selama ini dialaminya karena berteman dengan Wilma ataupun Alyea.
Harsa hanya diam memperhatikan mereka bertiga. Harsa hanya menyakini pasti ada pesan dibalik semua kejadian yang menimpa Alyea. Harsa yang sebelumnya sibuk dengan teman-temannya kini justru sibuk dengan Alyea. Harsa yang biasanya bertemu dengan Wilma sesekali sekarang lebih sering, bahkan untuk menyapa Tami terkesan mustahil untuknya namun kali ini justru Harsa sering sekali bertemu dengannya.
"Alyea apa kau bisa jujur padaku?" Wilma semagkin gregetan terus menerus mempertanyakan hal itu dimanapun mereka berada.
"Jujur" Alyea mengerutkan keningnya. "Jujur tentang apa?"
"Sebenarnya apa saja yang kau lihat dari semua yang kau alami selama ini" tegas Wilma mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Alyea
"Apa maksudmu?" Alyea terus berjalan tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Wilma.
"Kau tidak perlu berbohong lagi Alyea" Ucap Tami menambahkan seakan memihak pada Wilma dan ingin mengetahui kenyataanya.
"Dia bukannya berbohong tapi ia belum mengerti" angguk Harsa.
Wilma langsung melirik kearah Harsa, “Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau selalu mengikuti kami?”
Harsa membalas dengan wajah yang datar, ia tidak menyangka jika Wilma akan mengatakan hal yang memalukan didepan Tami dan Alyea sedangkan menurut Harsa yang ia lakukan bukanlah hal yang salah. Ia hanya ingin membantu dan ingin tahu. “Memangnya apa yang salah denganku?”
“Tidak ada yang salah juga sich” ujar Wilma seperti bunglon. “Entah mengapa semenjak kedatanganmu Alyea, aku seperti mendapatkan sesuatu yang hilang dariku. Dulu aku juga seperti itu, aku pikir semua yang terlihat berbeda dari ayah dan ibuku adalah tokoh dalam film. Karena yang aku tahu mereka itu berbeda-beda. Lucu, unik, cantik, seram, manis dan lainnya. Ternyata mereka semua hanyalah bayangan kehidupan lain dalam mata batinku. Aku mengadu dan menangis tapi orang menganggapku orang gila yang butuh perhatian dari mereka karena orang tuaku yang selalu sibuk bekerja. Aku memang butuh perhatian karena aku bingung dengan semua yang kulihat. Sampai saat ini pun tidak ada seorangpun yang bisa menerima diriku. Akhirnya Aku hanya bisa membisu dalam ketakutan”.
"Dulu Aku juga menginginkan kekuatan seperti yang ada difilm superheroes, sepertinya menyenangkan punya kekuatan bisa melakukan apapun" ujar Harsa. “Tapi aku tidak mau jika kekuatanku itu seperti kalian”.
“Dasar kau korban film, kau pasti akan menyiksa orang lebih banyak lagi” ujar Wilma.
“Kalaupun aku gunakan untuk menolong, pasti akhirnya aku akan tetap menjadi orang jahat karena orang tidak bisa menerima perbedaan itu” jawab Harsa yakin.
"Aku tidak menyangka si tukang pukul mempunyai pemikiran lurus seperti itu. Aneh..." ucap Tami. "Asyik akhirnya aku punya bahan untuk tulisanku"
"Kau ini selalu mengambil keuntungan" jutek Wilma.
"Realistis saja Wilma jika ada kesempatan. Memangnya kenapa? Ada makna dalam sebuah kisah" balas Tami.
“Penting tidak penting kau pasti tulis” bentak Wilma.
“Ini adalah versiku. Setiap langkah adalah sejarah” bela Tami membenarkan dirinya sendiri.
"Memangnya apa yang ingin kau tulis" ujar Alyea.
"Apapun itu. Banyak orang yang menyukai sesuatu seperti yang dikatakan oleh Harsa bahkan banyak orang sampai menciptakan jauh dari pemikiran dan kemampuannya sendiri, jika kenyataanya didunia ini terjadi, justru hampir semua orang tidak bisa menerima itu" ungkap Tami.
Angguk mereka semua.
"Dulu aku dianggap sebagai jelmaan iblis oleh ibuku" ungkap Alyea yang sebelumnya tidak pernah ia katakan pada siapapun dan pastinya mengejutkan mereka bertiga.
Harsa, Wilma dan Tami terkejut tidak percaya dengan ucapan Alyea. Meski Wilma pernah merasakan hal seperti itu tapi ia tidak pernah di anggap iblis oleh orang tuanya mungkin karena selalu sibuk dengan tulisan dan kertas. Harsa tidak menyangka kisah yang dialami teman barunya semakin dalam dan gelap saja.
"Bagaimana bisa?" Tami merasa bersalah telah berkata untuk menuliskan cerita mereka.
"Biasa saja Tami dengan wajahmu. Aku tidak apa-apa" Alyea tersenyum. "Jika kisah yang kau tulis bermamfaat untuk orang lain mengapa tidak?"
Angguk Tami masih terdiam dan menutup bukunya.
"Tapi mengapa ibumu sampai menganggap kau itu... " tanya Wilma yang tidak sanggup mengucapkan yang dikatakan Alyea.
"Ketika itu aku rasa ibuku sudah lelah menghadapi diriku dan orang lain yang melihatku dengan aneh" cerita Alyea.
"Memangnya ibumu harus berkata seperti itu" Harsa tidak menyangka jika ibu Alyea yang selama ia temui bisa mengatakan hal yang menakutkan seperti itu.
"Ya. Ibuku pernah mengatakan hal itu. Ibuku sering marah, memukulku bahkan sampai tidak menganggapku anaknya dan saat itu yang kulihat dari ibuku sama seperti ibuku melihatku sangat seram dan gelap. Hanya saja ketika itu aku tidak mengerti apa itu iblis tapi aku menganggap ibuku adalah monster" ujar Alyea langsung duduk nyempil diantara mereka bertiga.
"Ibumu baik sekali padamu?" tanya Harsa.
"Aku tidak menyalahkan ibuku jika ibu menganggapku seperti itu. ibuku pasti lelah menghadapiku dari dulu bahkan sekarang aku masih belum bisa meringankan beban ibuku malah aku justru bertambah parah saja. Kini aku mengerti mengapa ibuku bersikap seperti itu. Karena tidak mudah menanggapi semua yang orang katakan dan lihat dariku. Dan aku senang karena ibuku tidak menyerah padaku. Meski aku sering dimarahi tapi sebenarnya ibuku menyayangiku" ungkap Alyea.
Mereka semua terdiam tenggelam mendengar kisah Alyea. Kisah Alyea mengahanyutkan mereka dengan cerita yang hangat, sedih dan menakutkan. Mereka berempat tidak menghiraukan apapun yang ada disekitarnya. Orang-orang yang sibuk berlalu lalang bak seperti rumput bergoyang. Kendaraan Hilir mudik yang tidak ada hentinya dan asap kendaraan yang seolah seperti hembusan angin. Mereka dengan tenang duduk dekat trotoar jalan benar-benar terhanyut dalam gelombang kisah Alyea selama hidupnya. Wilma tidak menyangka rasa sakit yang ia terima selama ini tidak lebih sakit dari Alyea padahal Alyea hanya melihat tiga orang sedangkan Wilma bisa melihat dan mendengar apapun yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Tami juga tidak menyangka meski ia sering membaca berita, novel, artikel atau apapun itu tapi tidak sedramatis Alyea sedangkan Harsa hanya menopang dagu melihat wajah Alyea yang membendung air dipelupuk matanya.
Nyali Tami seketika menciut mendengar kisah tragis yang dialami oleh Alyea. Ia tidak menyangka kehidupannya sedalam itu jika memang kenyatannya seperti itu. selama ini Tami melihat kedua orang tua Alyea tidak ada tanda-tanda jika semua yang dikatkan Alyea adalah benar. Sifat atraktif Tami tidak sama seperti sebelumnya yang banyak bicara dan pertanyaan yang tidak pernah hilang dari benaknya. Tami kini benar-benar menyimak entah karena ia penasaran atau otaknnya sedang berkecambuk antara ucapan dan kenyataan yang dilihatnya.
Alyea menceritakan secara detail kehidupannya yang paling membahagiakan ataupun menyedihkan bahkan sekarat. Wilma mengerutkan keningnya serius mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh Alyea. Itulah Alyea anak yang pernah dianggap ibunya seperti jelmaan iblis karena tingkah lakunya dan perkataannya yang aneh dan hal itu menyakitkan bagi Alyea. Sudah pasti bagi sang ibu hal itu tidak kalah menyakitkannya apalagi ketika orang lain menganggapnya seperti hal yang menakutkan dan aneh. Alyea yang sering sekali melihat 3 pelindungnya tidak henti-hentinya mengatakan hal itu pada ibunya yang jelas-jelas sudah memasang wajah kesal dan marah setiap kali mendengarnya. Meski Alyea kecewa terhadap sikap sang ibu, namun Alyea bersyukur karena sang ibu tidak menyerah padanya.
Alyea juga bersyukur sudah merasa nyaman dengan kehidupan baru di lingkungannya ataupun teman-temannya. Bahkan ia tidak sungkan untuk menceritakan tentang ibunya. Setalah sekian lama berteman dengan mereka Alyea menyadari banyak masalah yang dihadapi teman-temannya juga dan bagi mereka itu sangat berat meski tidak bagiku karena bagiku masalahku yang paling berat. Banyak cara orang-orang dalam menghadapi masalahnya termasuk Alyea. Alyea sangat bersyukur karena keberadan teman-temannya memberikan dukungan dan sifat ibu semakin bertambah baik meski diwajahnya terlihat kekhawatiran.
"Tapi Alyea aku penasaran dengan dirimu. Sebenarnya apa yang membuatmu berubah hampir setiap bulannya setelah bulan purnama ketiga tepatnya?" tanya Wilma.
"Tidak biasa kau penasaran selama itu Wilma?" ucap Tami aneh sembari meledek. “Memangnya ada apa dengan hari itu?”
"Entahlah aku juga tidak tahu, bulan purnama atau tidaknya. Yang jelas dulu pertama kali aku merasakan tubuhku panas dan aku seperti terhimpit diantara bebatuan membuatku sulit bernafas dan bergerak. Namun semakin lama aku merasakan kesedihan, ketakutan, kebencian dan keputus asaan"
"Akhirnya kau merasakan sifat yang terpendam dalam diri Wilma?" canda Harsa.
Pletakkk... Wilma memukul kepala Harsa. "Diam kau...?"
"Akhir-akhir ini aku pun merasakan rasa sakit dan luka yang berbekas padaku. Lihatlah..." Alyea menunjukan luka seperti cakaran hewan untuk kedua kalinya yang masih belum kering.
Mereka semua terkejut dengan kejadian yang menimpa Alyea. Luka itu terlalu tajam. Harsa, Wilma dan Alyea sibuk memandangi luka yang masih jelas terrlihat merah karena darahnya belum kering. Tami hanya diam terenyuh melihat pemandangan ketiga temannya yang mulai aneh dimatanya. Semenjak kedatangan Alyea mereka berempat memang tiba-tiba menjadi dekat. Wilma memang teman Tami yang paling dekat dengannya dan selalu mengikuti Tami dalam kesehariannya sepeti ekor cicak yang meskipun putus tapi tidak lama akan kembali lagi. Harsa, dari dulu memang tidak dekat dengan Tami meskipun Harsa dekat dengan Wilma. Karena hanya Wilma, siswi yang berani melawan Harsa.
Kedatangan Alyea tidak menampik begitu banyak cerita dari kisah-kisah yang menarik perhatian Tami. Tami memang sudah mendengar dan mengetahuinya sejak lama jika Wilma itu bisa melihat sesuatu yang mungkin di anggap orang sesuatu yang konyol dan aneh. Tami menyadari dan mempercayai begitu banyak keanehan yang terjadi didunia ini, Misteri segitiga bermuda, atlantis, benda besar yang bisa berpindah sendiri dan apapun itu termasuk Wilma. Tami juga mendengar banyak orang indigo didunia ini salah satunya bisa melihat hal seperti Wilma. Tapi dalam lubuk hati Tami masih belum bisa menerima itu semua. Baik itu misteri ataupun magis.
Selama ini Tami berteman dengan Wilma bukan karena kemampuan Wilma ataupun yang dimiliki oleh Wilma. Tami tidak ingin berteman dikarenakan kelebihan atau kekurangan yang ada pada diri manusia itu tapi karena Tami senang bergaul, mencoba sesuatu yang baru dan khususnya Tami suka sesuatu yang bersifat klasik. Ia suka belajar dan mempelajari apapun itu. Meski kebalikan dengan sifat Wilma tapi Wilma memiliki hal yang bisa dipelajari oleh Tami dan ia juga memiliki kepribadian unik yang membuat alis Tami turun naik setiap kali Wilma bertindak atau membuka mulut.
Kini Wilma sibuk sendiri dan berpindah profesi seperti Tami yang suka mengutil, mengendap dan lain sebagainya untuk mendapatkan keinginannya. Padahal dulu ketika Tami sedang melakukan pengintaian, Wilma dengan santainya berdiri dan berjalan tegak lurus yang membuat Tami dimarahi karena ketahuan sedang mengikuti seseorang, karena tingkah Wilmalah pengintaian itu menjadi pertama dan terakir. Tami senang dengan Wilma yang sekarang yang mulai bisa berpikir menggunakan otaknya yang selalu masa bodoh menghadapi segalanya. Tapi Tami tidak mengerti mengapa harus sesuatu yang astral dan tidak terlihat oleh semua orang. Hal itu membingungkannya mungkin 1 berbanding 100 juta orang atau 1 milyar orang yang bisa melakukan hal itu, dan Tami pun tidak tahu bagaimana cara membuktikannya dan untuk memulihkan kepercayaan untuk dirinya sendiri.
Tidak pernah sekalipun Wilma mengatakan atau melakukan hal yang aneh kepada Tami yang berhubungan dengan kemampuannya. Dan itu membuat Tami merasa nyaman. Dan Tamipun bukannya tidak ingin membantu tapi karena ia memang tidak bisa melakukannya. Semua kejadian belakangan ini membuat Tami geleng-geleng kepala. Selama ini Tami mengenal Wilma tidak ada satupun kejadian aneh yang terjadi pada mereka berdua ataupun terjadi pada Wilma seperti yang terjadi pada Alyea sekarang. Wilmapun tidak mengatakan sesuatu yang menakutkan pada Tami jika memang kenyataannya Wilma bisa melihat hantu apapun.
Tami mencoba untuk berpikir positif tapi hatinya tidak bisa menerima semua itu. Tami mencoba merumuskan setiap inci kejadian demi kejadian yang telah dialaminya bersama Alyea dimulai dari kedatangannya ke desa dan sebab akibat mengapa Alyea datang kedesa terpencil ini. mengapa harus desa ini yang dipilih oleh Alyea. Berbeda dengan Wilma yang pindah ke desa ini dikarenakan ada asisten rumah tangganya yang berasal dari desa ini. Selama Alyea membuat sebuah cerita, tidak pernah sekalipun pikirannya berkobar seperti ini. Alyea kini menjadi sosok unik yang menjadi perhatiannya dan harus dicari tahu kebenarannya. Alyea kini menjadi titik focus Tami untuk mengungkap setiap kejadian. Tami masih bisa mentolerir jika Alyea mempunyai suatu kelainan penyakit, tapi Tami berpikir ulang tentang penyakit itu karena orang tua Alyea seolah-olah percaya dengan semua tindakan dan ucapan Alyea Wilma. Terlintas dalam pikirannya jika keluarga Agra gila meski hatinya lagi-lagi tidak menerima hal itu.