Happy Reading β€
Xiumin keluar dari mobil BMW miliknya sembari menenteng buket bunga yang sesekali ia hirup aromanya. Dari sana, bayangan senyum kekasihnya ikut merekah seperti kelopak dari bunga-bunga ditangannya. Hawa dingin tidak sekalipun membuat ia lelah menunggu. Merapatkan mantel pastelnya, namja mungil itu terlihat sangat manis. Tak jarang yang berbisik-bisik mengaguminya.
Sebenarnya Xiumin bisa saja menunggu didalam mobil dan keluar kala melihat Sis Kae. Tapi, ia sungguh ingin direpotkan. Ia ingin membuat Sis Kae berlarian menghambur kearahnya.
"Umin..." gadis itu berlari dari depan gedung sekolahnya. Mengabaikan temannya, Go Han Mel yang tengah bercerita. Gadis itu memeluk Xiumin dengan erat menyalurkan rasa rindunya. Momen seperti ini sangat langka terjadi. Mengingat betapa sibuk nya Xiumin sejak menjadi mahasiswa.
"Kau sangat merindukan aku?"
Sis Kae melerai pelukannya dan merebut buket bunga dari tangan Xiumin. Kemudian dia menggeleng kuat.
"Bukan rindu. Aku mencintaimu"
Sontak saja Xiumin mengacak rambut Sis Kae. Gadis itu selalu membuat jantungnya berlomba. Sedikit-sedikit gombal atau merayu.
"Aku sangat mencintaimu. Aku ingin segera melamarmu"
Sis Kae malah tersipu malu. Akibat ulahnya sendiri yang pertama merayu Xiumin membuat pipinya bersemu merah.
"Cie...cie...Untung sekarang aku bukan ketua osis lagi. Kalau masih, sudah aku catat namamu, Sis Kae" cibir Han Mel. Karena jalannya lambat, gadis itu baru saja sampai didepan Sis Kae. Ia berniat mengganggu sahabatnya yang tengah berpacaran.
"Hyung~~~~"
Sis Kae sampai harus berdiri disisi Xiumin saat mendengar teriakan milik Kai. Namja itu berlarian entah karena apa. Dengan jas sekolah yang disampirkan ke pundak, Kai segera membuka pintu mobil kakaknya dan bersembunyi di Sana.
"Umin, apa kau yakin Kai itu waras?"
Xiumin mengedikkan bahunya sembari tersenyum. Adiknya memang super absurd. Pantas saja banyak yang tidak mengira kalau mereka bersaudara.
"Sis Kae, Han Mel. Kalian melihat Kai?" tanya Yeri yang tiba-tiba sudah ada dihadapan mereka.
"Dia itu di--aww" Han Mel merasakan kakinya diinjak sesuatu atau sebuah kaki lain. Ternyata milik Sis Kae.
"Kai sudah pergi. Kearah sana,cepat kau kejar dia. Sebelum jauh" potong Sis Kae. Han Mel sudah memicingkan matanya.
"Ne. Aku akan mengejarnya. Gomawo" ujar Yeri sebelum berlari menurut arah yang ditunjuk Sis Kae.
"Hehe....aku hanya menyelamatkan adik iparku" kekeh Sis Kae beralasan. Xiumin yang tadinya akan cemburu kembali berwajah cerah mendengar alasan itu.
"Ayo pulang Umin" Gadis itu segera melingkarkan tangannya di lengan Xiumin. Dia tidak bisa tidak menggelayut manja dilengan kekar kekasihnya.
"Han Mel ikut?" tawar Xiumin merasa tidak enak kalau harus meninggalkan Han Mel seorang diri.
Gadis itu menggeleng,
"Tidak, Sunbae. Aku mau mampir dulu soalnya. Tidak apa-apa kalian duluan saja"
"Ya sudah. Kami duluan" kata Xiumin.
Sis Kae memandangi wajah sahabatnya itu. Dia kira Han Mel berbohong. Bukan karena tidak enak. Han Mel memang benar-benar ingin mampir ke suatu tempat.
"Bye...MelMel"
***
Dari sebuah pertemuan masa kecil, hingga dipisahkan waktu.Dan terdampar akibat drama dan teror. Disinilah akhirnya sekarang, Sis Kae dapat dengan bebas menemui Xiumin. Sekalipun kekasihnya itu sedang sibuk. Bahkan hanya untuk bisa menemuinya, Sis Kae harus pintar-pintar mencari alasan. Ia pernah berpura-pura meminjam soal-soal tahun lalu milik Xiumin.Padahal ia jarang mempelajarinya. Itu pun kalau sedang bersama Han Mel.
Selama tiga hari ini gadis itu tidak bisa bertemu Xiumin. Kekasihnya juga melewatkan pesan dari nya. Terakhir kali bertemu kencan mereka batal karena Kai. Sis Kae sepertinya salah sudah berlaku baik pada Kai.
"Ahjumma Bin" Sis Kae menepuk bahu pelayan di rumah Xiumin sedikit mengagetkannya. Perempuan yang sudah terlihat tua itu mencubit pipi Sis Kae yang sudah menjahilinya.
"Nona Sis Kae selalu saja mengagetkan "
"Hmm..."
"---Mencari Umin..." Kata Ahjumma Bin menirukan nada bicara Sis Kae. Bukannya terdengar imut, malah seperti tikus terjepit. Sis Kae sampai harus menahan tawa. Bagaimanapun Ahjumma Bin jauh lebih tua dari nya.
"Hehe...ko tua? Eh...tau, maksudnya"
"Emang Ahjumma tua, Non. Tapi, Xiumin belum pulang kuliah. Sepertinya harus pulang malam lagi"
Raut wajah ceria Sis Kae berubah mendung. Padahal dia berniat modus dengan ancang-ancang meminta Xiumin mengajarkan dia untuk ujian percobaan nanti. Tapi, niatnya sedang ditolak oleh Tuhan.
"Jangan sedih. Mau jalan sama aku aja?" suara khas itu. Sis Kae harus mengingat untuk tidak sering-sering berlaku baik pada Kai. Dia suka merusak suasana.
Ahjumma Bin segera berlalu saat Kai memintanya masuk. Mau tidak mau perempuan paruh baya itu segera memenuhi keinginan Kai, tuan muda nya.
"Tidak usah"
***
Sis Kae memperhatikan penjelasan Han Mel dengan serius. Dia tidak sedang modus atau berhayal sesuatu lagi. Kali ini benar-benar serius. Ia mantap akan memperbaiki nilainya agar bisa masuk ke universitas tempat Xiumin kuliah. Meskipun niatnya setelah itu adalah bisa berpuas diri bertemu kekasihnya.
"Jadi raja selanjutnya yang memerintah Joseon adalah ini---" Han Mel menunjuk sebaris nama yang ada di pilihan A.
"Oh...aku paham" Sis Kae menarik buku catatan Han Mel dan menyalinnya dibuku catatan miliknya.
"Yang ini pasti jawabannya C. Benar kan?"
Han Mel mengangguk bangga. Sis Kae benar-benar sedang serius belajar kali ini. Apa karena kelasnya sepi? Mereka menggunakan jam makan siang untuk belajar.
"Kau sudah tau akan kuliah dimana?" tanya Han Mel penasaran. Tentu saja Sis Kae mengangguk. Satu nama universitas sudah ia tentukan. Bukan karena tempatnya bagus. Memang sih, Xiumin masuk ke sana karena kecerdasannya. Makanya Sis Kae harus belajar mati-matian agar bisa menyusul Xiumin.
"Ingin menyusul Xiumin Sunbae?" tuduh Han Mel.
"Tentu saja"
Han Mel menoyor kepala Sis Kae tidak tanggung-tanggung. Untung saja mood Sis Kae sedang baik. Ditoyor pelan segitu tidak berarti sama sekali.
"Kau tetap mengejar beasiswa london itu?"
Han Mel mengangguk antusias. Semua usahanya demi bisa kuliah di negeri Inggris sudah benar-benar ditahap akhir. Jabatan ketua osis juga ia emban semata-mata untuk menambah sertifikat.
"Aku yakin kau pasti bisa"
"Kau memang sahabat terbaik ku, Sis Kae-yah"
"Tapi, bukan karena ingin jauh dari Sehun kan?"
Nama itu lagi? Sudah dua tahun berlalu tapi, jika kembali terdengar membuat sebagian perasaan aneh bermunculan. Rindu, misalnya.
"Yakh! Jangan sebut nama itu. Justru aku ingin jauh-jauh dari Chanyeol Sunbae. Aku heran, kenapa dia tidak sesibuk Umin mu"
"Chanyeol Sunbae benar-benar menyukaimu" gumam Sis Kae. Ia pernah mendengar cerita Xiumin bahwa Chanyeol membelikan gaun khusus untuk Han Mel agar terlihat cantik di pesta ulang tahunnya. Tapi, Han Mel malah memakai gaun lain. Belum lagi, waktu yang selalu Chanyeol sisihkan untuk Han Mel. Sis Kae yakin Chanyeol bersungguh-sungguh.
"Lanjutkan tugasmu" elak Han Mel dengan topik lain.
***
Ini hari minggu dan Sis Kae kembali menarik selimut yang sedang disingkup seseorang. Pasti ibunya.
"ah...Eomma...Aku masih mengantuk. Semalam aku belajar dirumah Han Mel. Biarkan aku bangun sendiri..." gadis itu menggeliat kesisi lain. Bahkan memeluk bantal guling nya kemudian diapit diantara kaki.
Hari minggu adalah kebebasan.
"Ah...Eomma..." Sis Kae menarik selimutnya karena lagi-lagi disingkup. Ia sedang bermimpi indah. Mimpi bertemu Xiumin. Sudah beberapa hari tidak melihat wajah Xiumin. Meskipun didalam mimpi ini adalah kesempatan emas baginya berjumpa sang kekasih.
"Sis Kae...ayo bangun. Kau membuat Umin-mu menunggu"
Umin?
Secepat kilat Sis Kae menyibak selimutnya. Ia melebarkan matanya dengan wajah bantal khas orang bangun tidur. Ditatapnya tidak percaya bahwa Xiumin didepan mata. Namja yang selama beberapa hari susah ditemui itu.
"Umin~~~" Sis Kae memeluk leher Xiumin begitu keras dan cepat. Untungnya Xiumin duduk ditepian ranjang. Mereka terjatuh ditempat tidur dengan Sis Kae menindih tubuhnya.
Sis Kae memang bidadari bagi Xiumin. Meskipun dengan wajah lusuhnya. Dia masih terlihat cantik dan wangi. Xiumin dan Sis Kae saling berpandangan untuk waktu yang lama.
"Kau...merindukan aku tidak?" tanya Sis Kae melayangkan modusnya.
"Bukan rindu. Aku mencintaimu" balas Xiumin meniru kalimat gadis itu beberapa minggu yang lalu.
Sis Kae jadi cengengesan sendiri mendengarnya dari Xiumin. Mereka masih bisa mengobrol meskipun posisi nya tidak baik dilihat oleh mata.Apa efek rindu begitu kuat?
"Yakh! Sedang apa kalian pagi-pagi?"
Teriakan kuat milik Lay merusak momen romantis Sis Kae dan Xiumin. Keduanya segera mengubah posisi menjadi berdiri.
"Oppa. Kami tidak sengaja.Tadi Umin terjatuh" bela Sis Kae. Untuk membenarkannya Xiumin mengangguk juga.
"Tidak percaya~~~" Lay dengan nada nya. Dasar penyanyi dadakan--batin Sis Kae.
"Oppa. Kau harus percaya pada adikmu" Sis Kae melirik Xiumin yang malah mengangguk saja setiap kali Sis Kae berusaha menjelaskan.
"Yakh! Umin. Bantu aku jelaskan"
Xiumin menarik senyumnya sebelum membuka mulut.
"Aku akan menikahi Sis Kae setelah dia lulus SMA"
"Mworago?!!" kaget Sis Kae dan Lay berbarengan. Bahkan ada Lee Han Sis beserta suaminya yang tidak sengaja lewat kamar putrinya dan mendengar kalimat Xiumin. Namja itu tersenyum bangga karena berhasil mengutarakan maksudnya di minggu pagi itu.
***
Sis Kae membayangkan bagaimana nanti ia memakai gaun sepanjang lima meter. Menggandeng telapak tangan ayahnya untuk membuat langkahnya benar sebelum mencapai calon suaminya. Ia akan memastikan buket bunga yang ia lempar mengenai Oppa nya, Kim Lay.
Jantung gadis itu masih berdebum sejak Xiumin mengatakan akan mengajaknya menikah muda setelah lulus SMA. Dia juga akan berusaha membuat Sis Kae mencapai cita-citanya. Xiumin mengatakan janji-janji itu didepan keluarga Sis Kae.
"Tunggu disini" pinta Xiumin. Dia berlari menuju suatu toko yang terlihat ramai pengunjung. Sis Kae tersenyum samar-samar terus berkhayal tentang pernikahan. Rasanya.......................mendebarkan.
Ia memperhatikan sepasang sneakers hijau yang senada dengan milik Xiumin membalut kakinya. Namja itu sengaja membelikan sesuatu yang sepasang dan ingin memamerkannya dengan berjalan-jalan.
"Ini..." Sis Kae mendongak saat mendengar suara Xiumin. Dia menemukan kekasihnya mengulurkan sebuah liontin.
"Coba lihat" Xiumin membuka bandul liontinnya dan menunjukkan foto dirinya dengan Xiumin di masing-masing sisi.
"Aku....ingin kau menyimpannya"
Sis Kae meraih liontin tersebut dan memasang kan nya dileher. Gadis itu mengangkat alisnya meminta pendapat Xiumin. Namja itu tidak menunjuk nya dengan kata-kata melainkan....
Cup!
Sis Kae terlonjak merasakan sesuatu yang lembab menyentuh pipinya. Untuk sesaat dunia disekitarnya berhenti. Dunia hanya miliknya seorang. Wajahnya sudah semerah apa dia tidak peduli.
"Mi-Mianhe..." kata Xiumin terbata.Ia pikir Sis Kae akan marah. Karena gadis itu hanya diam.
Tidak tahu saja betapa gugupnya Sis Kae. Untuk pertama kalinya seseorang menciumnya.
"Kau marah? Maaf...aku menciummu karena tidak bisa mengontrol diri" ungkap Xiumin.
"Kenapa tidak cium bibir?"
"Eh?" Xiumin kaget. Sungguh! Sis Kae berkata se-vulgar itu di depan nya. Apa ini lampu hijau?
"Tunggu saat kita menikah"
.
.
.
.
.
.
.
Annyeong.........Aku datang dengan bonus part Sis Kae dan Umin. Sudah lama ya...
Nanti aku juga bakal bikin khusus.
- Rye Hyun dan Baekhyun
- Han Mel dan Chanyeol
- Park Nopi dan Sehun
- Suho dan Irene
- Kai dan Yeri+Jaeyong
Nah....itu dia ...kira-kira bakal kaya gimana ya??? Ditunggu silahkan....
Tapi jangan lupa Vote dan Komentarnya.....
Salam hangat penuh cinta...
ππ