Ini epilog part terpanjang deh wkwkw ....
Makasih yang udah baca cerita ini sampai selesai...
Terimakasih yg sudah vote dan komen....
Author cintaaahh...kalian..
Byee......
Baby bu xiang rang ni zou oh no..
Suo yi wo liu yan lei
chuan xi bu ting chui xiong kou oh no....
yin wei wo xin tong
ji yi tian mei mo bu diao
suo yi bu xiang li kai
qing ni wo zhu wo de shou
bu yao zou oh oh....
(Lay---monodrama)
Lantunan gitar yang dipetik begitu selaras dengan suara merdu dari Lay. Kini seisi ruangan ikut merasa tersentuh dengan penampilan menawan Lay. Meski banyak yang tidak mengerti arti liriknya.
Sis Kae kini bisa tersenyum lebar. Pasalnya dirinya habis kena marah Han Mel sang ketua osis. Bukan salahnya tidak bisa membawa bintang tamu. Si artisnya saja yang mendadak membatalkan kontrak.
Gadis itu menunduk saja kala Han Mel menghampirinya dengan wajah merah padam.
"Bagaimana bisa Wanna One diganti dengan Lay Oppa?" Han Mel tidak pernah tahu saja kalau kakak Sis Kae adalah yang terbaik. Saat tidak tahu apa-apa Sis Kae untung teringat kakaknya.
"Wah....Handsome"
"Oppa..."
Sorakan dari para penonton di malam prom night begitu terpesona pada Lay. Sis Kae beruntung kakaknya datang tepat waktu. Biar saja wanna one tidak hadir yang penting Sis Kae tidak disalahkan. Toh, Lay Oppa pun jadi.
Gadis itu beralih menatap Xiumin dan kawan-kawan yang tengah bersiap-siap. Sis Kae tidak bisa diam melihat Xiumin dengan pakaian panggungnya. Benar-benar tampan.
"Sis Kae, siapkan mic tambahan untuk Suho Sunbae. Palli.." teriak Han Mel yang segera berlalu darinya. Han Mel benar-benar terlihat sibuk. Sis Kae hanya bisa menghela napas saja. Menyesal sih menyesal ikut menjadi anggota osis.
Gadis itu memegang mic dan menuju tempat Xiumin dan kawan-kawannya.
"Suho Sunbae..ini mic nya. Dicek menyala tidak?"
"Iyaa. Thanks ya"
Sis Kae tersenyum kemudian tangannya merasakan sesuatu yang dingin. Ia melihat tangan kekar mencengkeram telapak tangannya. Begitu mendongak ia mendapati Xiumin tengah menggigiti bibir bawahnya.
"Umin...gwenchana?"
Xiumin menggelengkan kepala dan menyentuh tangan Sis Kae yang lain. Ia menangkupkan wajahnya sendiri dengan kedua tangan Sis Kae. Gadis itu merasakan permukaan wajah kekasihnya begitu dingin.
"Kau...cemas karena akan naik panggung ya?" kekeh Sis Kae.
"Benar...oh...aku sangat takut. Eotteohge?"
"Tutup matamu dan bayangkan kau akan bernyanyi untukku. Hanya untukku, itu saja. Kau kan sering menyanyikan lagu untukku" Sis Kae mengerlingkan matanya.
"Kau harus nonton didepan nanti. Okee.."
"Pasti. Kan pacarku tampil"
***
Dengan balutan dress merah mudanya Rye Hyun tampak terlihat cantik berada didepan panggung hanya untuk menyaksikan penampilan seseorang. Gadis itu melihat kakaknya tengah menari dan menyanyi bersama Xiumin. Namja yang selama ini istimewa baginya.
Modu barabojiman nareul barabongeon anya
Ladies and Gentleman!
Modu neoreul bojanha yeogiseo gajang balgeun neol
Ladies and Gentleman! Tell me about it, shining star!~~~
Tapi, sepertinya ada yang kurang. Ada sosok lain yang ingin Rye Hyun lihat. Bukan Xiumin, tapi.....Baekhyun.
Rye Hyun melongokkan kepalanya ke seluruh penjuru dan tidak menemukan Baekhyun disana. Saat dilihatnya Sis Kae berada tak jauh darinya ia pun menghampirinya.
"Sis Kae..."
"Ne?"
"Baekhyun ko nggak ada?"
"Apa?" Ternyata Sis Kae tidak mendengar. Karena memang suasana sangat meriah dan mereka berdiri tepat didepan panggung.
"Tidak ada" Rye Hyun menyerah dan memilih menjauh dari kerumunan. Ia menghampiri Irene yang sedang duduk sendirian.
"Irene" Harus seberapa kencang Rye Hyun teriak. Apa semua telinga sedang tidak ingin diganggu.
"Irene"
Irene menoleh kala Rye Hyun menepuk bahunya.
"Wae?"
"Park Nopi dimana?"
"Itu...dia disana katanya mau melihat Sehun"
Irene menunjuk kerumunan didepan panggung. Dan kembali fokus menyaksikan penampilan Suho. Rye Hyun bahkan melihat gerakan bibir sahabatnya yang memuji sang Kakak. Irene senang bisa melihat Suho. Tapi, Rye Hyun?
Saat nama geng Xiumin dipanggil, Rye Hyun antusias menyeruak kedalam kerumunan dan berusaha sampai didepan agar bisa melihat seseorang. Bukankah itu Xiumin? Rye Hyun masih menyukainya kan karena Xiumin selalu ada untuknya. Tapi, setelah menyadari Baekhyun tidak ikut tampil entah kenapa ada sesuatu yang beda. Rye Hyun sedikit merasa kosong?
Ah, gadis itu menepis pemikirannya. Dia juga telah mengatakan bahwa hatinya kosong. Lalu, kenapa harus merasakan itu kala Baekhyun tidak ada.
"Katakan padaku kalau kau sudah mencintaiku"
Cinta? Apa Rye Hyun mulai mencintai Baekhyun? Gadis itu kembali mengedarkan pandangan ke penjuru tempat. Harusnya ada Baekhyun. Ini kan pesta kelulusan mereka. Jauh-jauh hari Baekhyun juga mengajak Rye Hyun untuk pergi ke prom night bersama.
Kamu dimana Baekhyun?
"Wow...tadi itu penampilan luar biasa dari sunbae-sunbae most wanted disekolah kita ya" terdengar suara seorang pemandu acara menghentikan hingar bingar musik.
"Bener banget, Yeri. Kau harus tahu nih ya diantara mereka ada salah satu Sunbae kita juga yang malam ini akan pergi ke Jepang nih"
"Oh ya? Hmm...pemenang beasiswa kuliah di Jepang kan? aku tahu banget dong. Siapa yang gak kenal Sunbae itu"
Rye Hyun merasa dihantam sesuatu yang besar tepat diulu hati. Kenapa ia malah memikirkan Baekhyun. Tidak mungkin.
"Rye Hyun, kau kenapa?" Irene yang sedari tadi memanggil-manggil nama sahabatnya itu akhirnya berhasil menyadarkan lamunan Rye Hyun.
Gadis itu menggeleng. Tidak ada yang dipikirkan Rye Hyun. Hanya Baekhyun kan? Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin.
"Irene aku---"
Mata Rye Hyun berkaca-kaca dan cairan bening menghalangi pandangannya. Ada apa dengan dirinya.
"Rye Hyun-ah...waeyo?"
"Tidak apa-apa"
"Benar? Tapi kenapa kau menangis?"
"Tidak apa-apa"
Tangan Rye Hyun tergerak menyeka air matanya. Ia mengalihkan pandangan pada Suho yang menghampiri mereka.
"Hai..." sapa Suho. Ia duduk disebelah Rye Hyun tapi pandangan fokus pada Irene.
"Dansa yuk?---" Suho diam sejenak sedangkan Irene dan Rye Hyun memandangi nya. Kalimat Suho yang menggantung ditengah-tengah membuat mereka bingung siapa yang diajak.
"Rye Hyun. Dansa dengan Oppa?"
Rye Hyun menggapai telapak tangan Kakaknya dan berjalan menuju lantai dansa. Kini suara alunan musik romantis mengalun.
"Biar pun telat tapi jawaban itu perlu, Rye Hyun-ah"
"Katakan padaku kalau kau sudah mencintaiku"
Kalimat Baekhyun terus berputar di kepala Rye Hyun. Sedangkan gadis itu terus menepis perasaannya. Kendati demikian, ia tetap berusaha mencari keberadaan Baekhyun.
Rye Hyun berhenti bergerak. Ia menghempas tangannya dari Suho. Ada hal yang jauh lebih penting dan harus ia selesaikan.
"Oppa... aku harus pergi"
Suho mencekal pergelangan tangan adiknya yang baru melangkah satu kaki.
"Kau mau kemana?"
Tiba-tiba Suho panik saat Rye Hyun berbalik dan wajahnya penuh air mata.
"Aku mencintai Baekhyun. Aku menyukainya, Oppa. Baekhyun..
...Dia pergi kan? Yang mendapat beasiswa Jepang itu Baekhyun kan?"
"Aku harus menyusulnya" Rye Hyun menghempas tangannya dan berlari keluar. Dia segera mencari taxi.
Rye Hyun gelisah dan terus meminta pada supir taxi agar mempercepat lajunya. Mungkin Rye Hyun terlambat tapi dia harus mengatakan itu pada Baekhyun.
Tunggu aku Baekhyun...
***
Dimainkannya sebuah kalung silver dengan bandul berbentuk payung. Sesekali juga Baekhyun menengok ke belakang. Bersama Jisung dan kedua orangtuanya, Baekhyun akan berangkat ke Jepang.
"Ayo, Hyung. Eomma dan Appa sudah berangkat" ujar Jisung menarik tangan kakaknya. Dia membawa koper ditangan kirinya.
Langkah Baekhyun gontai mengikuti Jisung didepannya. Bukankah Baekhyun sudah menunggu gadis itu lama? Kini saatnya ia menyerah tentang perasaannya. Baekhyun memasukkan kalung yang dimainkannya kedalam saku mantelnya.
Ditariknya pasti koper berwarna abu-abu miliknya. Terdengar langkah kaki tergesa dan Baekhyun menengok kan kepalanya. Dia pikir, gadis itu datang.
Baekhyun menggeleng dan melangkah kembali. Sudah sampai didepan pintu keberangkatan. Tiba-tiba tangannya dicekal, Baekhyun berbalik dan tubuhnya tertarik kedepan.
"Baekhyun! Kau mau kemana?"
"Rye Hyun..." Dipandanginya gadis didepannya itu. Rye Hyun cantik sekali. Baekhyun tersenyum karena melihat Rye Hyun.
Gadis itu menghapus jejak air mata di pipi nya.
"Baekhyun!" bentak Rye Hyun. Dan sudah dua kali gadis itu memanggil namanya dengan bentakan.
"Ini prom night. Kau mau pergi? Apa kau lupa. Kau yang mengajakku pergi bersama ke acara itu. Lalu untuk apa aku datang kesana kalau kau tidak datang" isakan kecil meluncur kembali. Dia akhirnya bisa mengeluarkan semua emosinya didepan Baekhyun.
"Mianhe Rye Hyun-ah. Aku akan pergi"
"Kenapa Baekhyun? Kenapa kau pergi? Dengarkan aku, aku sudah mencintaimu, Baekhyun. Aku menyukaimu. Aku tidak mau kau pergi" Rye Hyun menarik tangan kanan Baekhyun. Dia menahan namja itu agar tidak pergi darinya.
"Kalau kau mencintaiku, kau mau kan menungguku?"
"Wae?"
Baekhyun mengulum bibirnya. Ia mengusap telapak tangan Rye Hyun dan mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya.
"Kau memang bukan yang pertama mengisi hatiku. Tapi, akhirnya adalah kau"
Baekhyun memasang kan kalung tersebut dileher Rye Hyun. Dia tersenyum bahagia. Kalung yang sudah lama ia akan berikan pada Na Ri kini melingkar indah pada gadis didepannya.
"Kau...menyebut gadis itu lagi?" rajuk Rye Hyun.
"Gadis itu namanya Na Ri. Kau cemburu?" goda Baekhyun.
Rye Hyun menggeleng tapi bibirnya mengerucut. Lucu sekali, bisa-bisa Baekhyun merengek pada orang tuanya untuk tidak jadi pergi saja.
"Baekhyun...kenapa kau pergi? Katakan alasan mu. Aku akan memutuskan apa aku harus menahanmu atau tidak"
Rye Hyun berkata lirih dengan menunduk dan menatap bandul payung dilehernya.
"Eomma...Ini adalah keinginannya. Ia ingin aku dan Jisung melanjutkan pendidikan disana. Eomma tidak mau jauh dariku. Appa juga sedang mengurus bisnisnya"
Jauh diluar dugaan Baekhyun yang berfikir gadis itu akan menahannya. Tapi, kini Rye Hyun tersenyum. Sangat lebar malah.
"Pergilah Baekhyun"
"Eh?"
"Jika itu keinginan kedua orangtua mu. Aku juga mendukungmu. Toh, di Jepang tidak akan ada gadis cantik sepertiku" Rye Hyun mengedipkan sebelah matanya.
Baekhyun merengkuh tubuh Rye Hyun kedalam pelukannya. Ia bahagia sekali sejak gadis itu bilang cinta. Penantian Baekhyun bahkan belum berakhir. Kini dia harus kembali menunggu agar bisa bersama Rye Hyun.
"Baekhyun...ada ibumu" ujar Rye Hyun masih dengan posisinya. Ia melihat Nyonya Byun tengah tersenyum melihat adegan pelukan putranya. Rye Hyun tersenyum kikuk.
"Biarkan saja. Aku harus menyalurkan rasa senangku, Pacarku sayang..." Baekhyun mengelus puncak kepala Rye Hyun. Gadis itu mencelos. Ada perasaan aneh didadanya. Mendadak Rye Hyun suka panggilan itu.
"Baekhyun...jangan lupakan aku ya?" pinta Rye Hyun.
"Tidak akan. Aku mencintaimu Rye Hyun"
"Aku juga"
Beberapa menit kemudian mereka terpaksa melerai pelukan itu. Baekhyun melihat jam tangannya menunjukkan waktu keberangkatan. Diusapnya surai coklat milik gadisnya.
"Aku pergi ya"
Baekhyun berbalik dan berjalan meninggalkan Rye Hyun. Gadis itu melihat punggung Baekhyun menjauhinya. Tiba-tiba Baekhyun berbalik dan menghampirinya.
Dicengkeramnya bahu Rye Hyun. Nafas Baekhyun memburu. Ia mengikis jarak dengan Rye Hyun dan menangkup wajah gadis itu.
Cup!
Rye Hyun menutup matanya saat merasakan sesuatu yang lembab menyentuh bibirnya. Tangannya mengepal kuat. Ini pertama kalinya Rye Hyun dicium.
"Aku ingin mengesahkan milikku" Baekhyun mengelap bibir Rye Hyun. Pipi gadis itu merona.
"Aku akan pergi Rye Hyun"
"Hmm"
Baekhyun berjalan mundur. Dia berbalik saat Rye Hyun melambaikan tangan dan pintu tertutup. Sudah tidak terlihat lagi Baekhyun disana. Mata Rye Hyun perih. Ia meremas kalung nya. Kalung peninggalan Baekhyun.
"Rye Hyun-ah...!" tiba-tiba Suho datang dan Rye Hyun langsung memeluk Kakaknya. Dia juga pergi bersama Irene. Gadis itu bingung melihat Rye Hyun menangis.
"Oppa...Baekhyun pergi. Dia sudah pergi...Huwaa...Bagaimana aku?harusnya aku menahannya tadi. Oppa...."
"Baekhyun...hiks..."
***
Kai melepas mic nya membebaskan diri dari rasa gerah. Penampilannya cukup menguras tenaga. Karena tidak hadirnya Wanna One mengharuskan dia menambah lagu dari perjanjian awal. Itupun Sis Kae harus memohon-mohon dahulu.
Gadis itu....ah, jika Kai harus mengingatnya jujur masih ada rasa pada Sis Kae. Ia bahkan sering menggoda kakaknya.
Tepatnya kemarin, saat Sis Kae sedang berbincang dengan para member Wanna One. Xiumin menatap penuh cemburu pada Sis Kae. Sampai tiba dirumah pun masih tidak mau bicara.
"Hyung...kalau putus bilang padaku. Aku akan menjadi pengganti mu" kata Kai jika hubungan Xiumin dan Sis Kae sedang tidak baik.
"Kai aku duluan ya"
"Eh, Hun. Im Jaeyong beneran tidak datang ke sini?"
Sehun mengangguk. Bahkan, tadi pagi gadis itu menghubunginya karena sedang tidak enak badan. Membuat Kai iri saja. Gadis yang diincarnya malah menyukai Sehun.
"Kenapa mencarinya? kau saja belum bisa move on"
"Bagaimana mau move on. Sis Kae selalu datang ke rumah"
Sehun menepuk-nepuk bahu Kai menenangkan.
"Ya sudah. Duluan ya. Kalau cari aku di dance floor" Pamit Sehun.
Kai menghempaskan diri di kursi depan meja rias. Ia memperhatikan penampilannya yang begitu tampan. Memakai make up membuat pesonanya semakin keluar. Tidak jarang banyak yang menyerukan namanya.
"Aduh..." suara pekikan seseorang menyadarkan lamunan Kai. Dia beranjak dan membantu gadis itu berdiri.
"Yeri...hati-hati" ujar Kai.
Gadis itu mengelus lututnya yang sedikit memar. Kai bahkan membantu gadis itu duduk ditempatnya.
"Sudah selesai kah acaranya?" tanya Kai.
"Sudah"
"Kau mau kemana? terburu-buru gitu sampai jatuh segala"
Yeri terkekeh sembari menyembunyikan rambutnya kebelakang telinga. Dia juga merasa konyol.
"Aku kesal karena ditolak minta foto dengan Luhan Oppa"
"Oppa?" alis Kai terangkat mengulang kembali kata Oppa yang menurutnya aneh.
"Dia sepupuku. Ibuku bilang aku harus berfoto dengannya karena hari ini dia sangat tampan. Luhan Oppa mengerjaiku. Aku sampai kesal dan berjalan terburu-buru.
Dia pikir dia siapa. Uh...andai saja Wanna One hadir. Aku akan berfoto dengan Bae Jinyoung biar dia tau rasa. Kau tau Kai, dia itu biasa saja. Lihat dirimu! Kau jauh lebih tampan darinya"
"Tampan?" Kai mendadak salah tingkah. Dia jarang sekali dibilang tampan oleh Yeri. Bahkan saat pertama kali berkenalan pun.
"Yeri....bilang aku tampan?" perjelas Kai karena gadis itu tidak juga menyahuti.
"Kalau dibanding Luhan Oppa. Dia kan cantik, nah kau tampan" Yeri lalu tersenyum canggung. Dia takut Kai menangkap sinyal-sinyal kode.
Tapi, Kai mengangguk. Ternyata dia hanya begitu percaya diri hingga lupa diri.
"Aku tidak menyangka kita bakal seakrab ini ya?" tampaknya Yeri harus mencari topik lain supaya Kai tidak diam begitu.
"Diam Yeri! Mulai sekarang kita bukan teman" Kai ngambek. Dia sakit hati gara-gara dibandingkan dengan Luhan yang cantik.
"Yakh! Kukira selama ini kita teman, Kai" Gadis itu akan berdiri. Tapi ada rasa ngilu di lutut nya.
"Aww--"
"Yakh! Duduk saja kau mau kemana?" Kai tanggap langsung menangkap Yeri. Kini posisi mereka hampir berpelukan karena Kai menarik gadis itu.
"Mau dansa. Ayo dansa denganku" Yeri menatap tulus pada Kai. Meskipun sering melemparkan kode-kode. Tapi, Kai tidak pernah menatap kearahnya.
"Oke lah. Daripada aku kelihatan jomblo nya"
Kai menuntun Yeri berjalan keluar pintu menuju dance floor dibawah panggung. Dia juga melihat kakaknya tengah berdansa dengan Sis Kae.
Bisakah kau melihat aku saja Kai Aku dekat, tidak jauh seperti Sis Kae.
***
Han Mel melihat pemandangan yang membuat hatinya kembali sakit. Penampakan sepasang kekasih yang tengah berdansa. Han Mel menatap penampilannya dari ujung kaki. Sehun pasti akan memilih Park Nopi. Lihat saja! gadis itu sangat cantik dengan dress hitamnya. Berbeda dengan Han Mel yang memakai pakaian panitia.
Gadis itu menghela napas. Dia berjalan keluar dari gedung dan duduk ditaman. Oh, iya nomong-ngomong prom night ini diadakan diaula sekolah yang disulap jadi tempat yang indah.
"Masih cemburu?" tanya Chanyeol yang tiba-tiba sudah ada disamping Han Mel. Gadis itu mendengus. Dia juga tidak tahu tentang perasaannya. Sedikit-sedikit berhasil move on.Sedikit-sedikit baper. Aneh...
"Mau tau rahasia?" tanya Chanyeol lagi karena tidak Dijawab juga Chanyeol langsung membuka suaranya.
"Aku bermimpi menjadi seorang pangeran"
Han Mel melirik Chanyeol. Rupanya dia tertarik mendengar cerita itu.
"Kau tahu siapa putrinya?"
Han Mel menggeleng. Mana dia tahu, itukan mimpi orang lain.
"Kau. Itu kau Go Han Mel. Anehnya aku menembak Sehun yang merebut dirimu. Tapi, kau malah menangis karena dia mati"
Mata Han Mel melebar. Dua tahun yang lalu. Saat masih kelas sepuluh, dia juga bermimpi hal itu. Kenapa mimpi mereka sama.
"Aku juga bermimpi hal itu"
Han Mel tidak bisa menyembunyikan antusiasnya.
"Oh..iya? Jangan ngarang"
"Anni. Aku benar-benar bermimpi itu. Kau terlihat tampan memakai setelan prince tapi sayang kau membawa senapan"
"Wah...berarti kita bermimpi hal yang sama. Kau bilang apa tadi? aku tampan?"
Han Mel segera mengulum bibir dan memukul lengan Chanyeol.
"Aku memuji Park Chanyeol di mimpi ku. Bukan Chanyeol Sunbae di hadapan ku. mengerti?"
Gadis itu selalu saja membuat Chanyeol gemas. Tingkahnya yang lucu mengharuskan Chanyeol berusaha lebih keras. Biar saja hari ini Han Mel masih belum melupakan Sehun. Tidak ada yang tahu bagaimana endingnya kan.
"Kau tidak berdansa?" tanya Han Mel.
"Pasangannya disini. Gimana mau dansa"
Baiklah, sebaiknya Han Mel diam saja. Daripada Chanyeol mengatakan sesuatu yang membuat perutnya aneh lagi.
***
Xiumin POV
Pernah berperan drama? Ternyata itu berat sekali. Yang mudah mungkin hanya dilakukan para aktor profesional. Untuk ku, seorang siswa SMA yang sekarang sudah berumur sembilan belas urusan drama rumit sekali.
Cinta. Satu kata yang artinya beragam setiap orang. Bagiku apa ya?Cinta. Hanya kata yang terdiri dari lima huruf. Cinta adalah dia.Seseorang yang membuat aku bahagia. Seseorang yang sekarang ada dihadapanku. Dia melingkarkan tangannya ke leher ku. Sembari tersenyum lebar. Cantik sekali.
Cinta adalah Kim Sis Kae.
"Sis Kae...menikah yuk?"
"Eh?" Gadis itu mengerutkan keningnya. Dia pasti bingung. Aku saja yang mengatakannya juga bingung. Otomatis keluar sendiri dari mulutku.
"Aku takut kau dilamar orang. Apalagi saingan ku adik sendiri"
"Hahah....kau harus lamar aku dengan rumah mewah"
"Tenang saja" kekeh ku.
Kuusap surai coklat Sis Kae. Gadis itu memelukku sambil berjingkat-jingkat.
Bahagia. Sama seperti cinta artinya pasti banyak. Tapi, bahagia itu bagiku cukup sederhana. Bahagia tidak perlu mewah.
Bahagia itu kita.
Aku, Kim Min Seok seorang remaja sembilan belas tahun yang lebih suka dipanggil Xiumin menyatakan drama selesai dengan Happy Ending.
"Umin" bisik Sis Kae. Dia melerai pelukanku dan menarik tangannya. Dia mengacungkan jari kelingking didepan wajahku.
"Ayo berjanji satu kali lagi"
"Untuk apa?"
"Untuk saling bersama selamanya"
Aku mengangguk dan mengaitkan kelingking ku dengannya.
---END---