"Sejauh mana hubungan kalian?"
Kata Park Nopi menajamkan tatapannya. Han Mel tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya diam saja. Pikirannya masih mencoba menghentikan hal-hal negatif yang selama ini selalu muncul jika mengingat Sehun.
Sehun sering membatalkan janji,kadang-kadang suka nggak pernah kasih kabar juga, bahkan Sehun meminta Han Mel merahasiakan hubungan. Apa semua itu adalah kenyataan bahwa Han Mel hanya simpanan?
"Harga diri kamu udah hilang ya?" Park Nopi tersenyum miris.
Seisi kelas yang kini memperhatikan mereka mulai berdesas-desus mengomentari Han Mel. Mereka berfikir omongan Park Nopi keterlaluan, tapi tak sedikit juga yang beranggapan bahwa Han Mel lah yang salah. Itu karena Han Mel tidak juga segera membuka suara untuk membela diri. Sis Kae geram melihat Han Mel membiarkan dirinya sendiri dihina-hina seperti itu.
"Tidak tahu diri, gadis sombong, aneh" Park Nopi mengangkat tangannya dan hendak melayangkan sebuah tamparan.namun sudah terlebih dahulu ditampis oleh Sis Kae.
"Jangan berani menyentuh nya, Sunbae. Semua tau kau senior disini. Tapi nggak seenaknya juga
Berteriak nggak jelas di kelas kita" Sis Kae berusaha berani membentak seniornya itu. Ia tidak tega melihat Han Mel diperlakukan tidak sopan. Sis Kae sangat mengerti bagaimana rasanya dibohongi. Bukankah Sis Kae juga merasakan hal itu saat tahu Han Mel membohonginya?
"Siapa kau malah berani ikut campur?" tanya Park Nopi.
"Tidak penting, Sunbae!" Sis Kae menyalang kepada Park Nopi. Tidak perduli ia berlaku tidak sopan atau kurang ajar. Itu semua tidak akan sebanding dengan apa yang telah senior itu lakukan saat ini.
"Apa kau tau rasanya tidak tau apapun? apa kau tau rasanya dibentak-bentak seperti itu? kurasa kau tidak pernah merasakannya"
Park Nopi diam ditanya seperti itu. Apalagi oleh seorang hoobae.Akan ditaruh dimana nanti mukanya? Penonton yang tadi ikut membela Park Nopi, seketika mengetahui alur ceritanya. Bahkan seluruh teman sekelas Sis Kae menatap kasihan pada Han Mel.
"Kenapa tidak kau tanyakan pada Sehun mu itu. Jika kau malah meluapkan semuanya pada Han Mel, itu berarti kau tidak percaya pada Sehun mu. Sunbae, pernahkah kau diminta untuk merahasiakan sesuatu? pernahkah kau bahkan diam hanya karena kau suka?"
Air mata Han Mel sudah menetes sejak pertama kali Sis Kae bersuara. Gadis itu, Han Mel tahu Sis Kae sangat luar biasa baginya. Dia sangat menyesal membohongi Sis Kae.
"Pergi sendiri dari sini atau kau menunggu kami mengusirmu"
Park Nopi memutar badannya dan menghentak-hentakkan kakinya meninggalkan kelas Sis Kae. Semua kembali ke aktivitas masing-masing. Takut ditatap oleh Sis Kae. Mereka jadi berfikir Sis Kae si gadis lugu berubah menyeramkan.
OMG! kenapa tiba-tiba Sis Kae merasa kepanasan? ia ingin sekali mencari angin. Tapi tangannya tiba-tiba saja ditahan oleh Han Mel. Sis Kae berbalik dan mendapati gadis itu tengah terisak.
"Kau...kenapa kau membantuku?" tanya Han Mel. Apa Sis Kae masih sebaik itu hingga harus membantu orang yang sudah mencampakkannya? Han Mel pasti berfikir Sis Kae masih peduli.
Memang benar Sis Kae kasihan melihat Han Mel dibentak-bentak atas kesalahan yang setengah ia lakukan. Setengah karena Han Mel sudah berani menyukai Sehun. Berarti dia juga salah.
Tangan Sis Kae terangkat dan menyentuh pegangan Han Mel. Sepelan mungkin Sis Kae melerainya. Maaf Han Mel, Sis Kae masih ingat bagaimana kau juga membohonginya.
"Sekarang kau tahu, Go Han Mel. Bagaimana rasanya dibohongi. Sesakit itu kan?"
Sis Kae melanjutkan rencananya keluar kelas. Kenapa Sis Kae mengabaikan bel masuk?
"Han Mel Gwenchana?" Seseorang dari berbagai sisi kini mengerubunginya. Setelah melihat Sis Kae meninggalkan Han Mel, teman-teman sekelasnya merasa iba pada ketua kelas mereka. Namun, ditanya oleh teman sebanyak itu tidaklah membuatnya tenang. Han Mel hanya membutuhkan kalimat itu dari Sis Kae, sahabatnya. Itu saja sudah cukup.
***
Kai mendorong tubuh Sehun hingga punggung sahabatnya itu menyentuh dinding toilet. Kai tidak berniat memukul Sehun. Ayolah...Kai tidak mungkin sekejam itu pada kawannya. Kai hanya sedang berusaha menyembunyikan Sehun dari amukan kedua wanitanya. Kurang baik apa lagi Kai ini?
Kai tersenyum sinis sambil melepaskan cengkeramannya pada kerah kemeja Sehun.
"Bagaimana bisa Tuhan membuat aku si super keren harus berkawan dengan Sehun si pecundang"
Mungkin jika bukan Sehun, orang itu akan langsung meledak dibilang pecundang oleh Kai. Tapi ini Sehun,si peternak kuda poni. Menurut Kai,dirinya keren sekali. Sedangkan Sehun tidak sebanding dengan dirinya.Karena Sehun berani mempermainkan wanita seenak jidat nya.
"Sekarang aku harus bagaimana Kai?"
Haruskah Kai menjawab pertanyaan itu? Sehun saja bingung lalu bagaimana dengan Kai. Kalau Sehun berani memulai semuanya. Harusnya dia juga berani menyelesaikan ini. Dia kan tahu peringai Park Nopi.
"Aku tidak ingin Park Nopi memutuskan ku"
"Segitu Cintanya kamu sama dia? lalu kenapa kau malah membiarkan Han Mel masuk ke dalam hidupmu. Kalau akhirnya kau malah memilih si Park itu. Wah...kau benar-benar luar biasa"
Sehun tersenyum sekilas. Semua hingar-bingar, desas-desus dan keributan yang merebak diluar sana tidak membuat Sehun gentar sedikitpun. Ia pasti tahu hari ini akan terjadi. Hari dimana kebohongannya terungkap.
"Aku hanya ingin mencari kesenangan sebelum Park Nopi kembali"
"Ah jinjja? Kutukan apa yang menimpaku Tuhan...aku tidak sanggup berkawan dengan ular"
Sehun menampilkan bayangannya dicermin. Kedua tangan nya sibuk membenarkan dasinya. Sedangkan Kai sedang membasuh tangannya.
Tiba-tiba seseorang yang keluar dari dalam toilet membicarakan sesuatu sambil mencuci tangannya seperti Kai.
"Ular saja belum cukup sebagai perumpamaan. Ganti dengan Anj*ng"
Sebelum keluar orang itu tersenyum pada Kai dan Sehun yang tentu saja melongo saat itu juga. Kalimat senior tadi begitu menyakiti telinga Sehun.
"Apa dia balas dendam karena aku menabrak mobilnya waktu itu?" tanya Sehun pada dirinya sendiri.
"Hah?"
***
Kim Sis Kae POV
Apa kau tau rasanya tidak tahu apapun?
Pernahkah kau diam hanya karena kau suka?
Ternyata aku punya bakat luar biasa selain berperan drama. Membohongi diri sendiri. Apa aku memang sehebat itu? Menanyakan apakah mereka pernah mengalami hal seperti ku.
Nyatanya semua yang aku katakan adalah curahan hatiku sendiri. Han Mel salah menganggap aku membelanya. Aku juga salah mengacuhkan Han Mel.
Aku sadar sekarang, semua yang hanya disembunyikan tidak pernah sepenting apapun. Itu juga kenapa Umin hanya menyembunyikan diriku hanya karena teman-temannya atau karena aku tidak sepenting itu.
Air mataku kenapa harus luruh disaat seperti ini. Lalu bagaimana aku lari jika jalannya susah. Semua salah Han Mel,salah Umin, salah taldir, salah Baekhyun Sunbae yang menyebar gosip, salah Sehun. Aku tidak ingin menyalahkan diriku. Aku hanya menyetujui perjanjian Umin. Apa aku salah?
Aku berjongkok disamping tanaman samping sekolah. Dengan tas yang masih aku gendong aku menumpahkan semua air mataku tanpa suara. Rasanya sakit sekali, dadaku sesak dan nafasku jadi tidak beraturan.
Eomma aku ingin mengakhiri semua ini. Tolong aku eomma !!
Sebuah tangan tiba-tiba saja terulur didepanku. Sebuah sapu tangan putih menyapaku pertama kali. Aku hendak meraihnya, namun tangan itu lebih dulu membantuku bangkit.
Dia tersenyum padaku. Dia memang gila. Masih bisa tersenyum saat aku sedang sedih.
Dia mengulurkan kembali sapu tangan itu dan mengelapnya dipipiku. Apa yang sedang dia lakukan?
"Mau bolos bersamaku hari ini?"
Aku merebut sapu tangan darinya dan segera mengelap wajahku hingga kering. Terima kasih Tuhan. Karena membuat pria ini muncul saat ini. Pertama kalinya aku merasa Kai muncul diwaktu yang tepat.
Aku mengangguk dan meraih sebelah tangannya. Aku percayakan pada Kai bahwa dia pasti bisa membawa aku keluar dari sekolah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc