Author POV
Benarkah jika sekarang Han Mel harus terus bersembunyi-sembunyi jika akan bertemu Sehun?Harus berbohong juga pada Sis Kae. Setiap kali Sehun meminta Han Mel untuk menemuinya pasti gadis itu akan merasa bersalah pada Sis Kae. Ia harus meninggalkan sahabatnya sendiri diluar.
Han Mel sendiri tidak bisa membohongi perasaannya, jika sudah bertemu Sehun hatinya langsung berbunga-bunga dan ada sebuah kebahagiaan disana.
Han Mel juga sama seperti remaja kebanyakan yang sedikit punya anggapan bahwa cinta perlu diutamakan.
Han Mel menemukan Sehun tengah berdiri membelakanginya. Mereka berjanji bertemu di rooftop sekolah dan Sehun sudah menunggu Han Mel dari beberapa menit yang lalu. Gadis itu kemudian berdeham dan membuat Sehun berbalik badan lalu mendekatinya dengan senyuman mengembang cerah diwajahnya. Itu saja membuat Han Mel seakan tak berdaya dibuatnya, mungkinkah ini yang membuat kebohongannya terus saja dilakukan?
"Oh...kau sudah datang" Sehun menarik kekasihnya, mengajaknya berdiri ditepi pagar yang terletak paling ujung.
Kedua tangan Han Mel menggenggam erat besi pagar tersebut dengan pandangan yang seolah tidak ingin melihat wajah Sehun.
"Kau ingin aku datang kesini sendiri. Waeyo? ada hal yang penting?" percayalah Han Mel hanya sedang mencoba memandang kearah lain. Toh, setiap pembicaraan tak harus saling tatap muka.
"Kenapa Kau membuang muka? kau marah padaku? hmm...Han Mel katakan"
Satu tangan Sehun menyentuh tangan Han Mel yang begitu dingin. Sehun pikir Han Mel sedang menahan rasa gugup karena tidak tahu harus berkata apa padanya. Sehun pikir Han Mel mendengar desas-desus tentangnya dan Park Nopi. Sehun pikir ia harus siap jika suatu saat nanti Han Mel pasti tahu rahasianya.
Jangan terlalu banyak pemikiran aneh dibayangkan karena hanya akan menimbulkan kegelisahan.
"Kau kemana kemarin Sehunnie?" gadis itu berkata begitu lirih hingga Sehun pikir mungkin saja dia sedang menahan tangis.
"Mianhee...Han Mel-ah. Aku memang brengsek membuat janji dan berani membatalkannya begitu saja tanpa memberitahumu. Pukul saja aku supaya kau dapat memaafkanku" akhirnya Han Mel mendongakkan kepalanya menatap wajah memelas Sehun yang sedang memejamkan matanya beranggapan Han Mel siap melayangkan tinju diwajah rupawannya.
"Kau ingin aku pukul....heheh" Han Mel terkekeh kemudian. Pernah Han Mel menghitung kencan yang batalnya dan itu sudah terjadi beberapa kali. Waktu itu saat dirinya menunggu Sehun disebuah restauran dan Han Mel harus menerima kesialan karena bertemu dengan si tinggi menyebalkan itu--yang namanya tidak ingin Han Mel ingat--kedua, kemarin sepulang sekolah dan yang membuat Han Mel kesal karena ia sudah berbohong pada Sis Kae--sungguh kebohongan yang sia-sia.
"Kau pasti akan masuk rumah sakit karena pukulanku. Pikirkan dulu itu sebelum nekat Sehunnie~"
"Itu lebih baik menurutku Han Mel, daripada aku tidak mendapat maaf darimu"
"Tapi aku tidak ingin melukai pacarku"
Sehun mengerlingkan matanya mendengar penuturan Han Mel yang begitu manis terdengar ditelinganya.
"Kau sungguh mencintaiku?" pertanyaan apa itu yang membuat perut Han Mel langsung melilit tak karuan.
"Entah"
"Huh? kau tidak langsung bilang iya"
Han Mel diam saja namun mulutnya bergetar menahan tawanya agar tidak meledak.
"Katakan kau mencitaiku"
"Sirheo!" Tolak Han Mel tegas.
"Baik" Sehun menyilangkan kedua lengannya didepan dada bidangnya dan siap melangkah mendekati Han Mel.
"Bersiaplah Sehunni akan menyerangmu Han Mel" Sehun berlari mengejar Han Mel dan karena itu terjadi sangat tiba-tiba dengan tempat yang sempit, Han Mel akhirnya tertangkap oleh Sehun dan dengan antusias Sehun menggelitiki pinggang Han Mel. Tawa mereka berhamburan namun tidak diketahui siapapun. Biarlah seperti ini saja. Berdua dengan tawa dan kasih sayang.
"Sehun berhenti...geli tau"
"Katakan Kalau kau mencintaiku. Katakan Han Mel, maka aku akan berhenti" pinta Sehun dengan tangan yang lihai menggelitiki perut Han Mel.
"Baiklah" Han Mel menyerah
"Aku mencitaimu Sehunnie~"
"Apa? aku tidak dengar" rupanya Sehun sedang ingin memainkan Han Mel.
"AKU MENCINTAIMU SEHUNNI~~SARANGHAE..." teriak Han Mel menyerah karena sudah tidak tahan terus digelitiki begitu.
Mereka berdua duduk dibawah dengan nafas yang masih menderu akibat berlarian.
"Pulang sekolah denganku. Aku akan membayar kencan yang kemarin batal" kata Sehun
"Kau jangan membatalkannya lagi. Aku akan marah nanti" sahut Han Mel.
"Mian. Aku janji tidak akan melakukannya lagi" setidaknya sekarang tidak karena Park Nopi sedang sibuk dengan keluarganya. Tapi Sehun tidak tahu nanti.
"Aku menjemputmu di rumah saja ya?"
Ini yang membuat Han Mel kecewa. Tentang hubungannya dengan Sehun yang dirahasiakan. Andai saja Han Mel bisa memaksa Sehun, tapi sudahlah sepertinya mustahil. Han Mel begitu luluh pada cinta.
"Biasanya juga begitukan? Aku akan menunggumu Sehunnie~"
"Gomawo Han Mel-ah"
Go Han Mel mengangguk saja sebagai jawaban. Tanpa sadar kepalanya mendarat di bahu Sehun. Tangan Sehun mulai mengelus rambut Han Mel. Mereka diam sejenak meski mendengar bel masuk berbunyi.
...
Begitu bel pulang berbunyi, Han Mel langsung berdiri dan memakai tas nya dipunggung kemudian siap berlari sebelum panggilan dari Sis Kae menginterupsinya.
Han Mel berbalik dan siap menjawab alasan apapun agar ia bisa pergi dengan Sehun hari ini.
Sis Kae yang berlari kecil menghampiri Han Mel kembali merasakan hal aneh terhadap sahabatnya itu. Meskipun dia tidak berani mengatakan langsung pada Han Mel. Lagipula apa salahnya percaya pada Go Han Mel, merekakan sahabatan.
Belum sempat Sis Kae mengatakan satu katapun, Go Han Mel langsung bicara seolah enggan menyita waktunya hanya untuk mengobrol sebentar.
"Aku sedang buru-buru. Annyeong Sis Kae-yah"
Han Mel aneh. Dia benar-benar aneh. Dia menyembunyikan sesuatu.Sis Kae marah. Dia kecewa dan hancur. Tapi, sebersit pemikiran yang aneh itu hilang karena baginya kepercayaan adalah hal utama.
Setelah berdiri cukup lama di depan kelas, Sis Kae melangkah keluar gedung sekolah dengan bersenandung kecil. Bersenandung merupakan hal menyenangkan bagi gadis itu untuk melupakan sesuatu terlebih yang buruk.
"Kim Sis Kae"
Sis Kae melihat kearah depan seorang namja tengah berlari kecil menghampirinya.
"Wae, Sunbae?"
"Kau tidak bercanda soal teror itu kan?"
"Oh...Baekhyun sunbae mianhee. Aku juga tidak mengerti kenapa Kai berbohong. Tapi, aku sungguh-sungguh mendengar sendiri dari Kai dia takut akan terjadi teror dise..."
"Hei...hei..sudah. Aku percaya padamu. Aku hanya ingin mengatakan terima kasih. Syukurnya tidak terjadi apapun hari ini. Itu sudah sangat cukup bagiku"
"Sama-sama sunbae"
"Kau ternyata banyak bicara juga ya" gerutu Baekhyun pelan. Tangannya sibuk mengambil sesuatu didalam tasnya. Setelah menemukan benda itu, Baekhyun menyerahkannya pada Sis Kae.
"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Sis Kae.
Baekhyun menggeleng sebelum Sis Kae meraih novelnya.
"Aku tidak mengatakan apapun. Novelmu judulnya bagus sekali. Cukup membuat teman-temanku curiga pada kita. Kau tahu aku diledek karenamu. Tapi, tidak papa anggap saja ini sebagai strategi agar tidak ada yang curiga"
Sis Kae memutar bola matanya,dari kanan kekiri atau kiri kekanan. Bahkan atas kebawah atau bawah keatas. Sis Kae bingung dengan yang dikatakan Baekhyun.
"Maksudmu?"
"Sudah lupakan saja. Oh, iya kau mau pulang kan?"
"Ne.."
"Pulang saja denganku ya. Hari ini aku bawa motor"
Entah kenapa Sis Kae jadi memikirkan seseorang. Ia takut orang itu akan salah paham lagi padanya.
"Tapi..."
"Sudahlah ayoo ikut saja. Daripada Kau pulang sendirian" Baekhyun langsung menarik Sis Kae dan membawanya menuju parkiran.
Selama perjalanan Baekhyun terus saja berbicara seakan Sis Kae mengerti apa yang dikatakannya. Jujur saja, sebenarnya suara Baekhyun begitu jelas. Hanya saja Sis Kae tidak tahu dia membicarakan apa.
"Aku benci sendirian. Bagaikan melupakan dia dari dalam hatimu, itu sulit sekali. Makanya aku benci. Dan Kau seharusnya mengiyakan ajakanku. Aku tidak suka penolakan"
Mereka sampai di perkiran dan tanpa sengaja, ternyata disana ada Chen dan Xiumin sedang berada didalam mobil Xiumin. Mereka rupanya menunggu Baekhyun.
"Yakh Baekhyun! Kenapa kau lama sekali? cepat masuk" teriak Chen yang sudah menjulurkan lehernya dari dalam mobil.
Xiumin bertemu pandang dengan Sis Kae. Apa yang ditakuti gadis itu benar-benar terjadi. Orang itu melihatnya dengan Baekhyun.
"Hari ini aku bawa motor. Apa aku belum cerita pada kalian?"
Jawab Baekhyun menghampiri Chen.
Mata Chen menyapu bersih motor Baekhyun yang berwarna hijau.
"Waw....Daebak. Keren"
Tiba-tiba Xiumin melihat Baekhyun dengan tatapan tidak suka.
"Itu motor Jisung. Dasar tukang perebut"
Kenapa kata 'perebut' begitu mengganjal terdengar ditelinga Sis Kae. Apa karena otaknya yang lemot atau Xiumin benar-benar marah.
"MinSeok diam! Kau melukaiku"
"Panggil aku Xiumin"
Baekhyun terkekeh melihat wajah serius Xiumin. Karena kelakuannya yang akan marah jika dipanggil MinSeok.
Baekhyun menaiki motornya dan menyalakan mesinnya siap untuk melaju. Namun, Sis Kae malah masih tak bergeming ditempatnya.
"Hei...Sis Kae. Ayo naik" ajak Baekhyun.
"Udah punya yeoja aja belaga pake motor Byun...Byun..." Chen sebenarnya salut ada yang dekat dengan sahabatnya. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda.
Belum sempat Sis Kae naik keatas motor Baekhyun, suara seseorang menginterupsinya. Suara yang sangat dia hapal itu sedang berbicara dengan seseorang diseberang telepon.
"Oh. Rye Hyun-ah. Waeyo?" Xiumin sengaja memperbesar suaranya untuk memanasi Sis Kae. Jika Sis Kae selingkuh dengan Baekhyun. Maka Xiumin punya Rye Hyun. Meskipun Xiumin tahu, statusnya dengan Sis Kae saja belum jelas. Tapi Sis Kae miliknya. Sis Kae punya Umin.
"Aku tidak punya acara. Oh..nonton, baiklah aku akan menjemputmu sore ini. Bye..."
Xiumin meletakkan ponselnya diatas dasbor mobil.
"Wah...semua kawanku sudah ada pasangannya. OMG! Mazz Chen terciduk" celoteh Chen.
"Sabuk pengaman Chen, kita akan berangkat" Xiumin menoleh sekilas kearah Baekhyun untuk berpamitan.
"Hati-hati bawa anak orang Byun. Duluan ya"
"Ne...uri Umin" jawab Baekhyun.
Sis Kae akhirnya naik ke motor Baekhyun dan menaruh tasnya diantara dirinya dan Baekhyun.
Tanpa aba-aba Baekhyun langsung melajukan motornya membelah siapa pun yang menghalangi jalannya.
Sepanjang perjalanan pikiran Sis Kae masih tentang hal yang sama.Umin-nya dan MelMel.
Kalian aneh...atau aku yang jahat...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bagaimana pendapat kalian untuk part ini??
Jawab di kolom komentar guys..
Peluk jauh
BabyXiumin