Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Author POV

 

"Apakah sebenarnya hubungan kita Umin?"

 

"Entah gimana kamu menilainya, bagiku kau adalah cinta pertamaku hingga sekarang Sis Kae-yah"

 

Malam itu setelah menjawab pertanyaan dari Sis Kae tidak ada lagi pembicaraan yang terjadi. Baik Sis Kae maupun Xiumin tidak tahu harus berkata apa. Xiumin terus saja berperang dengan perasaan dan otaknya. Secara teknis namja itu memang belum meminta Sis Kae menjadi pacarnya atau sebut saja nembak, dan itulah yang Sis Kae maksud. Jika Xiumin belum menembak Sis Kae, itu berarti hubungan mereka masih hanya sebatas teman sejak kecil. Berbeda bukan?

 

Xiumin jadi tidak bisa tidur malam ini. Ia bingung, padahal biasanya jika sudah menyentuh bantal dia akan langsung mengantuk. Tapi malam ini aneh.

 

Sudah pukul dua dan Xiumin masih terjaga. Kedua matanya sejak tadi hanya memperhatikan jarum jam.

 

"Aggrrhhh..." Xiumin membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap dengan wajah yang sengaja ia tenggelamkan diantara bantalnya.
"Harusnya aku nembak Sis Kae. Aku ingin menjadikannya milikku. Seharusnya aku melakukan itu"

 

"Kapan ya?"

 

"Secepatnya"

 

Seulas senyum terbit dibibir Xiumin membuat pipinya yang chubby menjadi sangat menggemaskan. Ia merasa amat bahagia meski baru memikirkan rencananya menembak Sis Kae.

 

***

 

Keesokan harinya digerbang sekolah ada yang sedikit berbeda. Normalnya yang berjaga disana hanya Suho dan anggota osisnya. Hari ini tidak normal, disana ada Kai menyelinap diantara Suho dan Luhan.

 

"Hei kau tidak pakai dasi. Catat sunbae " teriak Kai menunjuk salah seorang murid.

 

"Pagi Broo" begitu melihat teman sekelasnya Kai ber-high five.

 

Luhan terlihat menggelengkan kepalanya menyaksikan aksi Kai yang jarang terjadi. Sementara itu Suho hanya terkekeh.

 

"Sebenarnya kenapa kau ikut menjaga gerbang seperti ini? huh?mau jadi anggota osis juga?" tanya Luhan setelah menepuk bahu Kai.

 

"Nega? anggota osis? hahaha....gila dong aku" dengan bangganya Kai malah berkacak pinggang.

 

"Oh..jadi kau pikir anggota osis itu orang gila?" Luhan menjadi tertantang oleh kata-kata Kai.

 

"Aku tidak bilang begitu" Kai membuang mukanya melihat kearah gadis yang sedang berjalan memasuki area sekolah.
"Hai Seulgi...you look so beautiful"

 

"Yang gila itu kamu Kai"
Luhan geram menghadapi Kai, jika saja Suho tidak mencegahnya sudah dipastikan tangannya menjitak Kai.

 

Sudah hampir bel tapi seseorang yang sedang Kai tunggu belum juga muncul. Sebenarnya Kai sudah bosan berdiri diantara orang-orang rajin ini. Terlebih lagi, bagaimana jika gerbang ditutup sebelum dirinya sempat membolos. Oh..malapetaka.

 

"Berapa lama lagi gerbang ditutup sunbae?" tanya Kai pada Suho.

 

"Tiga menit lagi"

 

Kai mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sedang memikirkan seseorang yang ditunggunya.sudah sejak pagi ia menunggu didepan gerbang sampai rela berdiri dengan para osis hanya untuk menunggu gadis itu. Kai curiga apakah dia tidak masuk sekolah? apakah dia terlambat?

 

"Loh, Kai ngapain kamu disini?"

 

Kai tersadar dari lamunan mendengar kalimat itu. Sehun menghampirinya dan menjabat tangannya.

 

"Ada urusan" singkat Kai.

 

Sehun akhirnya memilih melenggang seorang diri memasuki gedung sekolahnya.
Tadinya ia ingin mengajak Kai, tapi seperti yang dikatakan sahabatnya itu, sedang ada urusan itu berarti Kai tidak bisa diganggu.

 

"Sepuluh detik lagi Han. Setelah itu tutup gerbangnya" aku Suho.

 

"Okee" sahut Luhan memegang besi gerbang.

 

Kai jadi was-was, ia kembali melihat jauh kedepan jalanan. Ada seseorang tengah berlari-lari kecil. Sedikit menyipitkan matanya Kai berhasil menangkap seseorang itu.

 

Luhan sudah bertindak akan menutup rapat gerbang sekolah. Namun, dicegah oleh tangan kekar Kai. Terjadilah aksi saling tarik-menarik pagar besi.
Hingga akhirnya gadis itu berhasil masuk.

 

Kai menggamit lengan gadis itu begitu tangannya membiarkan Luhan menutup gerbang.


"Thanks sunbae" Kai berlalu menarik Sis Kae berjalan memasuki gedung sekolah.
Lagi-lagi, Suho dan Luhan hanya bisa berdecak sambil geleng-geleng kepala.

***

Sesampainya ditempat yang dirasa sudah sepi Kai berhenti berjalan dan melepaskan tangan Sis Kae. Gadis itu melihat pergelangan tangannya yang merah akibat ditarik Kai dan dirinya berusaha memberontak.

"Mianhee, sakit ya?"

Sis Kae tidak ingin membalas Kai. Ia memilih diam dan menunggu apa yang ingin dikatakan Kai. Jika perasaannya benar, Kai sedang ingin memberitahukan sesuatu. Seperti sebelum-sebelumnya itu.

"Ikutlah membolos denganku, Ne" ujar Kai memohon-mohon. Tentu saja Sis Kae tidak akan mau.

"Kau gila ya? Bagaimana bisa kau mengajak keburukan pada orang lain"

"Bolos bukan sesuatu yang buruk. Aku hanya memintamu melakukannya sekali ini saja"

"Aku tidak mau Kai"

Kai menyibakkan rambut depannya. Ia bingung harus dengan cara apa supaya Sis Kae mau ikut bersamanya.

"Kalau tidak ada yang ingin dikatakan, aku akan pergi ke kelas"

"Baiklah aku tidak akan memaksamu" setelah mengatakan kalimat itu Kai pergi meninggalkan Sis Kae dengan segala kebingungannya. Kali ini Kai tidak memberitahu apa yang akan terjadi. Bagaimana jika sesuatu yang buruk akan terjadi hari ini.

Sis Kae harus meminta kejelasan.

"Kai" didepan sana Kai berhenti dan berbalik menghadap Sis Kae.

"Wae??"

Aduh, Bagaimana Sis Kae menanyakan ini?

"Kau...hmm...kau jadi bolos hari ini?"

Kai menyunggingkan senyumnya sekilas. Ia melangkah mendekati Sis Kae kembali. Wajah gadis itu terlihat lucu jika sedang gugup seperti itu. Andai dia sudah menjadi milik Kai.

"Kalau kau menemaniku" ujar Kai merasa Sis Kae mulai peduli padanya hingga harus bertanya hal itu.
"Anni. Aku tidak akan bolos hari ini. Setidaknya aku harus tau kau aman"

Sis Kae masih belum mengerti kenapa Kai tidak langsung memberitahunya seperti kemarin. Bagaimana nanti ia akan memberitahu Baekhyun.

"Ayo aku antar kau ke kelas"

Sis Kae menuruti perintah Kai. Ia berjalan beriringan dengan Kai menuju kelas. Ini karena pikirannya masih mencoba menebak apa yang akan terjadi. Ia memang harus segera memberitahu Baekhyun soal ini. Setidaknya, Baekhyun bisa mencaritahu kelanjutannya.

Saat didepan kelas Sis Kae. Mereka berhenti dan saling memandang satu sama lain. Sis Kae menatap Kai penuh tanda tanya, sedangkan Kai memandang gadis didepannya dengan kekaguman.

"Kenapa masih memandangiku? aku tau aku ganteng"

Sis Kae langsung masuk kedalam kelas dan mengabaikan kata-kata Kai. Disana ia langsung disambut Go Han Mel yang merasa keanehan melihat Sis Kae baru masuk kekelas.

"Kau terlambat?" tanya Han Mel.

Sis Kae meletakkan tasnya di gantungan meja. Ia menggaruki kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu Han Mel" Sis Kae rasa ia harus bercerita tentang Kai, tentang kerjasamanya dengan Baekhyun pada sahabatnya itu. Sis Kae tidak sanggup berfikir sendirian.

"Mwo?"

"Aku dan Baekhyun sunbae sebenarnya sedang menyelidiki pelaku teror sekolah, Han Mel"

Mulut Han Mel terbuka lebar terkejut mendengar pengakuan Sis Kae.

"Mian, Aku baru cerita. Dan hari ini, Kai bersikap aneh. Aku yakin dia tau sesuatu. Tapi aku tidak tau apa itu?aku ingin segera memberitahukan ini pada Baekhyun sunbae. Tapi apa yang harus aku katakan padanya?" Sis Kae kembali menunduk merasa terbebani dengan ini semua.

Tangan Go Han Mel mengelus pundak Sis Kae. Memberikan kekuatan pada gadis itu dengan keberadaannya. Ia juga mencoba meyakinkan Sis Kae bahwa ia tidak salah telah bercerita dengan Han Mel.

"Katakan saja pada Baekhyun sunbae supaya dia bisa berhati-hati untuk hari ini. Mungkin saja Kai sendiri belum tau akan terjadi apa?"

"Kau seakan berpikir bukan Kai pelakunya?" Go Han Mel mengangguk yakin ditanya oleh Sis Kae.

Sis Kae bingung dan merasa semakin kalut. Kedua partner nya berpendapat bahwa Kai bukan pelaku sebenarnya. Baekhyun pasti tahu sesuatu.

"Bagaimana caranya aku memberitahu Baekhyun sunbae?"

"Kau tidak punya nomor telfonnya ?"

Han Mel benar lagi, kenapa Sis Kae tidak bertukar kontak dengan Baekhyun. Membuat kerjasamanya jadi kurang saja.

Sis Kae menggeleng lemah dengan wajah yang semakin menampakkan kekhwatiran.

"Kau ini bagaimana?" Han Mel melirik jam ditangannya dan mencoba berfikir sesuatu.
"Kita ke kelasnya saja Sis Kae"

"Alasannya apa?"

"Bilang saja kau ingin mengembalikkan bukunya"

Sis Kae tersenyum lega mendengar ide Han Mel. Tanpa menunggu lama ia pun mengambil sebuah buku didalam tasnya. Sebuah novel yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu sebelum kakaknya pergi ke Cina.

"Bagaimana kalau Ms.Angel datang ke kelas kita?"

"Ck! Sis Kae. Kau lupa siapa temanmu ini?"

Sis Kae memutar bola matanya. Apa maksud Han Mel?

"Aku ketua kelas" alis Han Mel naik turun.

Sis Kae terkekeh dan merekapun segera bangkit dari tempat duduk masing-masing lalu Han Mel menghampiri temannya yang duduk dibaris paling depan.

"Jika Ms.Angel datang, katakan aku sedang ke ruang guru melihat absensi kelas. Gomawo"
Yang ditanya hanya mengangguk.

Mereka segera keluar kelas dan mencari kelas Baekhyun. Sis Kae benar-benar bersyukur punya sahabat seperti Go Han Mel.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku punya pengumuman guys...nih aku baru bikin ff baru judulnya "Annyeong Jimin"
Siapa tahu pada suka mampir aja.

Tbc.😁

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pertualangan Titin dan Opa
3563      1361     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Glad to Meet You
315      242     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...
love like you
458      326     1     
Short Story
Mendadak Halal
8243      2249     1     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
Antara Jarak Dan Waktu
15121      2496     3     
Romance
Meski antara jarak dan waktu yang telah memisahkan kita namun hati ini selalu menyatu.Kekuatan cinta mampu mengalahkan segalanya.Miyomi bersyukur selamat dari maut atas pembunuhan sang mantan yang gila.Meskipun Zea dan Miyomi 8 tahun menghilang terpisah namun kekuatan cinta sejati yang akan mempertemukan dan mempersatukan mereka kembali.Antara Jarak Dan Waktu biarkan bicara dalam bisu.
Invisible
742      465     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"
Dont Expect Me
522      394     0     
Short Story
Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai harapan lebih padaku. Percuma, jika kamu mempunyai harapan padaku. Karena....pada akhirnya aku akan pergi.
Shut Up, I'm a Princess
991      576     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Selepas patah
207      169     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Angan di Atas Awan
1002      481     6     
Short Story
Mimpi adalah angan, manakala takdir tak merestui. Vanya hanya bisa mendekap sendu, di antara kegembiraan dua insan yang bersatu. Dan ikhlas, semudah itukah kata terucap?