Author POV
Satu minggu yang lalu...
Seorang gadis yang dikenal sebagai ketua kelas teladan dikelasnya itu sedang sibuk membereskan formulir data teman-teman sekelasnya.
Saat hari sudah sore ia pulang dan menunggu bis di halte sendirian. Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tepat didepannya. Seorang namja keluar dari mobil tersebut lalu menghampiri gadis itu.
"Sehunnie, Kau ternyata" sapa gadis itu.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, ikutlah denganku Han Mel-ah"
"Ne. Aku senang ada yang akan mengantarku pulang hehe..."
"Tentu aku akan mengantarmu setelah itu"
Mereka memasuki mobil Sehun. Namja berambut agak pirang itu kini mengemudikan mobilnya ke sebuah taman. Setelah sampai keduanya menapaki taman dengan jalan kaki sambil mengobrol.
"Kau mau membicarakan apa?" tanya Go Han Mel.
Sehun menghembuskan nafas lalu mengalirkan degup jantungnya. Sementara sang gadis hanya tersenyum memandang wajah gerogi Sehun.
"Go Han Mel, bolehkah aku dekat denganmu?" Tanya Sehun sebelum ke inti pembicaraan.
"Tentu saja. Kau anak teman eomma dan teman sekolahku juga. Aku senang bisa lebih dekat denganmu. Aneh sekali pertanyaan mu itu"
"Saranghae Han Mel-ah"
Sehun mengatakan kalimat sakral itu begitu cepat. Bagai sebuah kilatan cahaya yang datang tak terduga. Kedua mata Go Han Mel masih menatap manik mata Sehun. Ia masih tak percaya mendengar penuturan dari Sehun.
"Sehunnie apa kau..."
"Ne. Aku ingin kau menjadi pacarku. Jawab saja apakah kau mau atau tidak. Aku akan menerima jawabanmu"
Go Han Mel menundukkan kepalanya. Kedua tangannya memegang erat rok sekolahnya. Ia benar-benar bingung harus menjawab apa.
"Bolehkah aku jawab nanti? Aku sungguh masih belum mengenali perasaanku padamu"
Sehun tersenyum, kedua tangannya meluruhkan pegangan Han Mel.
"Aku akan menunggumu satu minggu lagi Han Mel-ah"
"Ne"
***
Sungguh berisik sekali telinga Go Han Mel. Bukan karena suara gaduh dari sekitarnya. Tapi suara dari detak jantungnya, suara dari perutnya juga. Salahkan Sehun yang meminta jawaban saat jam istirahat begini. Membuat perut gadis itu mengadakan konser dadakan.
Go Han Mel memandang kedua tangannya yang dipegang Sehun. Apa mungkin namja itu tak merasakan getaran tubuh Han Mel. Demi EXO, saat ini Han Mel sedang ingin berteriak.
"Aku sangat menantikan jawabanmu Han Mel-ah" tutur Sehun penuh penekanan.
Go Han Mel mendongakkan kepalanya. Berusaha menatap mata Sehun lebih dalam. Sehun terlihat sangat manis dengan senyumnya saat ini. Harusnya Han Mel langsung jawab iya. Entahlah, seolah hatinya belum memberikan restu.
"Aku..."
Duk!
Kata-kata gadis cantik itu terhenti karena sebuah bola melayang hampir mengenai dirinya. Untung saja Sehun buru-buru menarik Go Han Mel ke arahnya. Bola tersebut malah mengenai sebuah pohon besar di belakang mereka.
Go Han Mel melepas tangannya dan berbalik melihat siapa pelakunya.
"Lempar bolanya" teriak si pemilik bola.
"Kau. Kenapa kau main bola di taman huh? Sekolah kita punya lapangan. Apa kau tidak tahu dimana lapangan nya" cercah Han Mel dengan bola ditangannya yang masih ia pegang erat.
Sehun mendekati Han Mel saat melihat pemilik bolanya seakan marah dan mendekati gadis itu.
"Siapa kau beraninya bilang begitu. Aku Sunbae. Bebas melakukan apapun"
Go Han Mel mendengus, sejurus kemudian bola yang dipegangnya dilemparkan hingga mengenai perut Sunbae itu.
"Chanyeol sunbae maafkan dia" kata Sehun merasa tak enak pada seniornya.
Go Han Mel memandang Sehun. Kenapa Sehun malah membela Chanyeol. Apakah dia melupakan jawaban Go Han Mel? harusnya ia membela gadis itu.
Go Han Mel mengurungkan niatnya memberikan jawaban pada Sehun.
"Dia tidak pantas mendapatkan maaf dariku" Kata Chanyeol dengan nada sinisnya.
"Aku juga tidak sudi meminta maaf padamu. Aku tidak bersalah. Kau yang seharusnya meminta maaf padaku" setelah mengatakan itu, Go Han Mel beranjak dari sana. Ia telah meluapkan seluruh amarahnya. Melupakan hari indahnya. Melupakan pernyataan cinta Sehun.
***
KIM SIS KAE POV
Perut ku sudah tak bisa di kompromi lagi. Kaki panjangku menuntun pergi ke Kantin. Biarkan saja Xiumin begitu karena aku masih begini. Meski galau, makan adalah hobby Ku.
Apa yang terjadi dengan sekolah ini. Kenapa jarak antara kelasku dan kantin semakin jauh saja. Atau apakah kakiku mulai lemas dan tak sanggup berjalan.
Mungkin karena sekarang aku berjalan sendiri. Mungkin karena sekarang aku sedang lapar. Mungkin juga karena sekarang aku sedang memikirkannya.
Sesampainya di Kantin aku segera mengambil makanan dan menempati salah satu kursi dekat jendela. Makan sambil memandang pemandangan sangatlah menyenangkan bagiku.
"Kenapa dengan makanan ini?" gumamku.
"Anniyo. Lidahku sedang tak bersahabat"
setelah makanan aku habiskan. Saat akan melewati pintu keluar, tiba-tiba seorang petugas kantin menghentikan ku. Ia memberikan sebuah kertas yang dilipat. Aku membukanya sambil berjalan.
16.00 di Taman dekat rumahmu
aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Tidak ada seorangpun yang mungkin penulis dari surat ini. Aku kembali berjalan dan masuk ke dalam kelas.
ketika aku sudah duduk di tempatku, Go Han Mel datang dengan menghentakkan kakinya keras-keras. Ada apa lagi dengannya?
Pasti...karena...
"Yakh! Kenapa si tinggi itu harus ada disana dan mengganggu saja. Aish..."
"Chanyeol Sunbae?" tanyaku memastikan.
"Ne" jawab Go Han Mel lantang.
"Bukankah kau dari toilet?"
"Benar. Aku bertemu dengannya dijalan. Dia melempar bola sembarangan. Dia membuat aku tidak bisa menjawab---"
"Menjawab apa?"
"Hmm..."
Go Han Mel menyibakkan rambutnya ke belakang. Ia menggigit bibir bawahnya. Ada apa dengannya?
"Ah..lupakan"
Go Han Mel mengakhiri pembicaraannya dan memilih membuka buku paketnya. Aneh sekali dia saat ini.
Aku kembali melihat selembar kertas yang aku dapat dari kantin tadi. Sebenarnya siapa yang ingin menemuiku. Bagaimana jika itu seorang psikopat?
Aku menggelengkan kepalaku sangat kuat. Tidak ingin berfikir yang macam-macam lagi. Lagipula aku harus menyiapkan pelajaran selanjutnya.
Setelah beberapa menit kemudian Ms.Angel akhirnya datang dengan membawa tabletnya.
***
Bagaimanapun aku memikirkannya memang harusnya aku datang kesana. Masih ada beberapa menit sebelum jam empat seperti perjanjian disurat itu.
Aku bersiap-siap pergi dengan memakai atasan pink dan dipadukan rok lumayan panjang. Rambutku aku ikat setengah supaya terlihat rapih.
Aku memperhatikan wajahku didepan cermin. Sudah cukup, aku harus pergi sekarang.
Aku turun dari kamarku dan mendapati eomma sedang membaca majalahnya sendirian di sofa ruang tengah.
"Eomma aku keluar sebentar ada janji"
Eomma menutup majalahnya dan melihatku sambil tersenyum.
"Ketemu siapa sih rapi banget?"
Goda eomma.
"Entah. Oh, iya eomma sendiri? Lay oppa kemana?" tanyaku mendadak mencari kakakku.
"Kakakmu lagi main ke rumah temen-temennya. Mumpung masih di Seoul katanya" jawab Eomma.
"Bye eomma"
"Ne. Hati-hati Honey" teriak eomma saat aku keluar rumah. Aku segera melangkah menuju taman.
Tak butuh waktu lama untuk sampai disana. Setelah sampai aku memutuskan untuk menunggu dan duduk diayunan.
Ada sepasang kekasih sepertinya sedang asik berselfi. Sementara aku sendirian.
Aku mengayunkan badanku pelan-pelan. Sambil memperhatikan sekeliling mencari seseorang yang ingin menemuiku.
Aku yakin mengayunkan badanku pelan-pelan. Tapi kenapa malah semakin cepat?
Aku menolehkan kepalaku kebelakang. Mendapati sosok yang selama ini aku rindukan. Ia tersenyum begitu manis dihadapanku. Apakah ini mimpi?
"Kau lama menunggu?mian" katanya. Lalu mengambil tempat duduk disampingku. Ia pun sama, suka mengayunkan badannya pelan-pelan.
Aku tersenyum melihat ia sudah baikan sekarang. Aku senang sekali.
"Kau yang memintaku datang kesini?"
"Ne"
"Umin-ah, Aku senang kau kembali seperti ini"
Xiumin mengangkat sudut bibirnya. Terlihat begitu manis. Demi EXO, aku tak bisa berkedip sedikitpun.
"Mungkin karena aku dapat bunga setiap hari"
Aku terkekeh mendengar jawaban Xiumin. Sepertinya dia sedang menyindirku.
"Umin suka?"
"Nomu nomu joahae" jawabnya bersemangat.
"Bunganya memang indah aku yakin kalo umin pasti suka"
"Ne. Nan Joahae Sis Kae- yah"
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc