Xiumin POV
Tubuhku masih menegang menatap manik milik namja yang mengendarai sepeda dilorong-lorong kelas. Aku tidak habis fikir dengan sikap gilanya itu. Sepertinya dunia hanya miliknya sendiri hingga apapun yang ia inginkan bisa dilakukan dengan bebas.
Aku menghampirinya selangkah lebih dekat. Dia tersenyum tipis dengan wajah sinis masih menjadi ciri khas diwajahnya.
"Kamu gila ya? Kalo mau main sepeda dilapangan sana. Lihat! karena ulah kamu seseorang jadi terluka"
Dia menyentuh sepedanya dan mendirikannya. Lalu kembali menaikinya. Siap pergi setelah mengatakan sesuatu yang membuat aku merasa sangat kesal padanya.
"Gila? Benar aku gila dan nggak ada yang ngingetin supaya aku nggak nyakitin siapa-siapa. Jadi bebas dong" dia berlalu dari hadapanku. Kai!
Pandanganku akhirnya beralih ke Rye Hyun. Dia meringis meratapi luka di lututnya. Aku mengulurkan tanganku dan membantunya berdiri.
"Neo gwenchana?"
"Ne Xiumin. Ini hanya luka kecil" jawabnya santai. Tapi raut mukanya berbeda dengan jawabannya. Aku yakin dia merasa kesakitan.
"Ayo ke UKS" aku menggenggam tangannya. Dia menatapku beberapa detik sebelum berjalan ke UKS bersamaku.
Sesampainya di UKS dia duduk di tepi ranjang. Aku meminta Dokter Yoon untuk mengobati luka Rye Hyun, sementara itu aku keluar membeli air mineral untuk Rye Hyun.
Aku melihat Suho berjalan cepat menuju kelas.
"Suho!" dia berhenti tepat setelah aku memanggil namanya.
"Waeyo?"
"Rye hyun ada di UKS, dia jatuh"
"Mwo? baiklah sekarang aku akan kesana"
Aku segera memberikan air mineral kepada Suho.
"Sepertinya bel masuk sudah berbunyi. Aku harus menuju ke kelas. Bisa kau saja yang menemani adikmu itu?" pintaku. Bukannya aku enggan menemani Rye Hyun. Hanya saja ada beberapa alasan menurutku. Pertama, aku merasa sangat bersalah pada gadis itu karena kelakuan Kai. Kedua, biarlah hubungan Suho dan Rye Hyun bisa semakin erat. Karena aku yakin gadis itu pasti merindukan perhatian kakaknya.
"Ne. Palliwa ku lihat Ms.Anne sudah berjalan ke kelas. Biar aku yang menemani Rye Hyun. Aku kan Ketos bisa izin nanti. Gomawo Xiumin-ah"
Aku mengangguk dan pergi meninggalakannya. Aku berlari untuk bisa sampai k ekelas lebih dulu sebelum Ms.Anne. Takut kena hukum oleh guru killer satu itu.
***
Author POV
Suho membuka pintu UKS sepelan mungkin. Namun seseorang didalam sana sudah mengetahui ada yang masuk. Lelaki itu tersenyum menghampiri adiknya. Ia mengulurkan air mineral dan langsung disambut oleh Rye Hyun.
"Xiumin dimana?" tanya Rye hyun karena seharusnya Xiumin lah yang menemaninya.
"Rye Hyun-ah. Mian selalu saja oppa menjadi orang kedua setelah Xiumin yang mengetahui keadaanmu" kata Suho menjelaskan.
"Aku tanya dimana Xiumin, Oppa?" Suho diam. Rye Hyun memegang bahu kakaknya lalu tersenyum.
"Oppa. Jangan pernah berfikir bahwa kau adalah orang kedua. Kau akan selamanya menjadi orang pertama yang selalu tahu keadaan adiknya. Tapi..." Rye hyun tidak melanjutkan kalimatnya. Tatapannya pun berubah menjadi haru.
Suho duduk tepat disamping adiknya.
"Kau marah?" itu Suho bertanya dengan nada sedikit rendah.
Rye Hyun menggeleng. Gadis bermarga Kim itu meneguk air mineral yang diberikan suho.
"Aku hanya rindu Suho oppa memperhatikanku. Aku malu harus selalu dijaga Xiumin. Pulang bersamanya. Padahalkan aku punya kakak. Oppa bisakah kita seperti dulu? Tak apa jika aku ikut pulang sore denganmu, asalkan kau pulang denganku" Suho tersenyum. Pasalnya karena hari ini ia baru menyadari adiknya memang tidak pernah marah padanya. Dan barusan adalah kalimat terpanjang yang pernah diucapkan adiknya.
"Tentu. Mian Rye Hyun-ah mulai sekarang kita akan selalu bersama. Oh, iya hari ini tidak ada rapat osis jadi kita bisa pulang seperti biasa. Kau mau kemana?"
"Pulang"
Suho terkekeh dengan jawaban polos dari adiknya. Dia mengusap kepala adiknya penuh kasih.
"Bukan Rye Hyun. Hmm...bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
"Oh....Ne oppa aku ingin melihat Namsan bersamamu seperti waktu kita kecil" Rye Hyun sangat antusias.
"Haruskah kita mengajak Xiumin?" Suho menggoda adiknya.
"Tak usah. Hari ini aku ingin berkencan denganmu"
"Nanti kita dikira pacaran lagi" sanggah Suho yang dihadiahi pukulan kecil dari adiknya.
Mereka tak menyadari ada Dokter Yoon juga didalam ruangan tersebut sedang memperhatikan percakapan manis antara kakak beradik.
Bel pulang berbunyi mengalun memperingatkan siswa-siswi segera meninggalkan sekolah.
Suho membantu Rye hyun berdiri. Mengeratkan pegangan tangannya supaya adiknya bisa berjalan leluasa.
"Gwenchana?" sekali lagi Rye hyun bahagia melihat raut khawatir kakaknya.
"Ne oppa. Palli palli palli aku sudah tidak sabar berkencan denganmu"
"Arrasheo"
Mereka berjalan hingga ke parkiran. Sesekali banyak pasang mata yang menyaksikan kedekatan Rye Hyun dan Suho. Bahkan tak jarang beranggapan bahwa mereka sepasang kekasih.
Tidak jauh dari barisan mobil yang terparkir. Seorang namja tersenyum hangat melihat mereka berdua kembali akrab. Namja itu Xiumin. Orang yang selama ini mau menjaga Rye Hyun seperti adiknya sendiri demi sahabatnya Suho.
***
Kaki kanan gadis itu terus menendang kerikil-kerikil kecil. Dijadikannya pelampiasan kekesalannya. Entah kenapa rasanya saat ini ia sedang menggendong tas berisi batu berkilo-kilogram. Dampak yang muncul akibat ulangan Fisika hari ini. Sementara temannya hanya setia menemani disampingnya tanpa sedikitpun ingin berkata.
"Aww"
Sis kae mendongak ia mendapati seorang namja tinggi sedang mendengus kesakitan mengusap kepalanya. Sepetinya salah satu kerikil yang ditendangnya mengenai kepala orang.
Sis Kae berlari sembunyi dibalik mobil. Ia mengenal lelaki itu. Dia senior yang selalu bersama Xiumin. Sepertinya Sis Kae lupa ia meninggalkan Go Han Mel sendiri. Sepertinya Go Han Mel menjadi tuduhan tersangka dan sepertinya ini takdir awal pertemuan mereka.
"Kamu!" namja itu menunjuk Go Han Mel. Gadis itu melihat sekitarnya. God! Dimana Sis Kae?
"Bukan aku. Pelakunya sudah pergi" katanya memberanikan diri menyatakan kebenaran.
"Jelas-jelas kau yang ada disini" Chanyeol tidak mau mengalah.
"Bukan aku. Aku berkata jujur. Percayalah" nada bicara Han Mel naik satu oktaf.
Chanyeol melangkah mendekati Go Han Mel.
"Kau mau apa?" tanya gadis itu ketakutan.
"Membalasmu"
Takk!
"Aahhh...sakit" Go Han Mel meraung kesakitan. Chanyeol membalas dengan menjitak kepalanya. Sungguh sakit sekali tangan besar miliknya memukul kepala.
Tanpa memperdulikan raungan Han Mel dia pergi meninggalkan yeoja itu sendiri.
"Awas kau. Ishh....eomma sakit"
***

Alunan musik dari petikan gitar mengisi ruangan tengah rumah Xiumin. Seperti biasa waktunya dengan sahabatnya mengisi sore hari.
Nyaman rasanya bersama dengan Chen dan Baekhyun. Itulah yang dirasakan Xiumin.
"Kau tidak mengantar Rye Hyun?" Chen mulai angkat bicara.
"Dia bersama kakaknya hari ini"
Jawab Xiumin.
Baekhyun mengambil ponselnya yang dirasa bergetar. Ada notifikasi masuk dari akun instagramnya.
"Daebak ! Suho sedang ke namsan . Ayo kita susul guys"
"Sudahlah Byun. Kita disini saja. Kalo ada kau disana suasana manis kakak-beradik itu rusak karenamu" Chen berargumen.
"Kau ini selalu saja begitu"
"Dasar kau Byun. Aku tau kau masih penasaran dengan adik Suho kan?" dia chen.
"Andwae. Hanya sedikit heheh"
Sementara kedua temannya sedang berdebat. Xiumin malah mengingat kembali kejadian di parkiran sekolah.
"Kau sedang apa disini?" Xiumin ikut berjongkok disamping Sis Kae. Gadis itu menoleh dan jari telunjuknya menyentuh bibirnya memberitahu Xiumin untuk diam. Xiumin pun paham bahwa Sis Kae sedang bersembunyi.
"Kau kan yang menendang kerikil itu?" tuduh Xiumin. Sis Kae nyengir kuda.
"Heheh....kau harus merahasiakannya"
"Geurae"
"Umin. Tak apa kita disini?" Sis Kae sedikit cemas.
"Tak akan ada yang tau. Tokoh utama wanita"
"Hahah....oh iya ini drama. Dan kita sedang bersembunyi. Harus sembunyi. Tokoh utama pria"
"Sampai kapan kita disini?"
"Sampai si tinggi itu pergi dari Han Mel"
"Kau takut pada Chanyeol?"
"Hah? nega? Sedikit lah. Dia mengerikan jika sedang marah"
"Benar. Lebih baik kau sembunyi Sis Kae-yah atau kau akan dimakan olehnya nanti"
"Hahahaha...."
"Hahahah...."
Xiumin tertawa
Sis kae tertawa
Dan keduanya merasa betah sembunyi dibalik mobil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai...chigu masih bersama cerita my brother falling in love nih...yuks voment setelah baca atau sebelum baca...
Salam author