Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kamu, Laut, dan Mencoba untuk Melupakannya
MENU
About Us  

Kau pergi menjauh meninggalkan hiruk-pikuk kota yang membisingkan telinga, yang membuat hatimu semakin kacau. Di depan hamparan luas samudra kau duduk memeluk lutut, mempersilahkan indra pendengaranmu merasakan deburan ombak yang memecah batuan atau suara burung laut yang memanggil pasangannya seakan-akan mengejekmu yang duduk sendirian di sana.

Pikiranmu mulai melayang jauh. Mengingat kembali kalimat tajam yang dilontarkannya kepadamu tanpa memedulikan perasaanmu. Tanpa memberikan kesempatan kepadamu untuk menyampaikan beberapa kata. Ia mengucapkan kalimat perpisahan yang tak masuk akal, bahkan sampai saat ini pun kau masih tidak mengerti.

Kau masih sayang padanya. Hal itu terbukti saat kau masih memeluk erat fotonya dalam dekapanmu. Bahkan saat kau mencoba untuk melemparnya ke arah laut pun, foto itu akan kembali kepadamu. Tentu saja karena angin laut yang kencang dan membujukmu seraya tak ingin memberikan kesempatan padamu untuk melupakannya.

Hatimu sekacau ombak di samudra. Tak ada satu pun yang dapat  membuat hatimu tenang, meskipun jika ada yang mencoba menghiburmu, kau hanya akan mendengarnya sebagai ejekan. Tak ada yang dapat menghiburmu selain dirinya.

Namun kau tahu, dia tidak akan kembali. Dia pergi dan datang sesuka hatinya, seperti badai di tengah lautan sana. Dan kau terbujuk rayuan manisnya. Yang mengatakan bahwa ia akan hidup bersama denganmu hingga akhir hayat kalian. Namun saat ini hal itu hanya seperti tulisan di atas pasir pantai yang hilang terhapus ombak dalam sekejap mata.

Kamu hanya mengatakan pada hati kecilmu bahwa dia masih menjadi milikmu. Kau tak tega jika nanti hati kecilmu terluka mengingat kenyataan pahit itu. Kamu tanpa sadar telah membohongi dirimu sendiri, sehingga tak ada air mata yang keluar.

Padahal ia tahu, jika kau sangat mencintainya melebihi apapun di dunia ini. Kau rela memberikan segala yang kau miliki kepadanya tanpa berpikir dua kali. Kau mencari-cari kesalah apa yang telah kau perbuat di masa lalu. Namun, sampai detik ini pun kau tak dapat menemukannya.

Kau berdiri dengan cepat dan menendang pasir pantai yang bercampur dengan serpihan batu karang. Kau sangat kesal. Kau tiba-tiba marah dan berteriak tidak jelas. Kini, hati kecilmu sudah mengetahui kenyataan pahitnya. Bendungan air matamu sudah tak dapat di tahan lagi. Kau menangis meraung-raung.

Apa yang salah pada dirimu? Kau terus saja mencarinya hingga ke memori paling dalam dalam otakmu. Tak ada satu pun jawaban yang dapat kau temukan. Yang dapat memuaskan hatimu tidak dapat kaujumpai. 

Kau mulai berandai-andai. Jika saja kau memperlakukan dia dengan cara yang berbeda, apa dia akan kembali kepadamu? Jika kau merubah sikapmu, apa dia akan kembali kepadamu? Kau mulai berpikir seperti itu. Padahal kau masih belum menemukan jawaban mengapa dia meninggalkanmu.

Kau mulai menyalahkan dirimu. Menyalahkan segala hal yang telah terjadi kepada dirimu sendiri. Bau alga yang hidup di permukaan laut tak dapat menghiburmu, meskipun banyak orang berkata jika bau itu dapat membuatmu candu dan mengalihkanmu dari segala hal yang ada dalam pikiranmu.

Yang dapat kau lakukan saat ini hanyalah mencoba untuk melangkah ke depan, tanpa menoleh ke belakang secara terus-menerus. Jangan membencinya, anggap saja dia bagian dari masa lalumu yang berharga. Sekarang, kau sebaiknya pulang dari tempat yang biasanya kau habiskan dengan dia dulu. 

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kisah Belum Usai
276      234     0     
Short Story
Lisanku memanggilmu sebagai seorang teman, tetapi tidak dengan hatiku. Aku tahu akan ada dua jawaban, bahagia atau justru patah hati yang menghampiri.
Menggenggam Harapan
413      281     0     
Short Story
Sampai kapanpun, dua hati yang tak pernah jujur akan perasaannya satu sama lain, berarti pemiliknya hanyalah menggenggam perasaan, menggenggam harapan.
Coklat untuk Amel
236      199     1     
Short Story
Amel sedang uring-uringan karena sang kekasih tidak ada kabar. HIngga sebuah surat datang dan membuat mereka bertemu
Lara Merindu
230      192     2     
Short Story
Aku kembali hanya menatap punggungmu yang dengan mudah kutemukan diantara kerumunan para siswa pada pintu gerbang pulang. Aku kembali menghembuskan nafas lega, tatkala tubuhmu sudah memasuki angkot yang memang mangkal didepan sekolahmu. Seperti hari-hari kemarin, aku mengikuti angkot yang kau tumpangi dengan motorku. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, meskipun aku telah meremukkan...
Bersyukurlah
435      304     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
Samudra
397      289     3     
Short Story
Semesta, bolehkah aku memohon. Kembalikan Samudra kepadaku, aku merindukannya.
Sampai Kita Bertemu Nanti
239      200     1     
Short Story
Aku sering berpikir bahwa perpisahan adalah salah satu hal yang menyakitkan. Namun, setelah kualami, perpisahan adala salah satu proses perubahan yang membuat kita tetap hidup. Maka, inilah perpisahanku.
Kamu&Dia
270      211     0     
Short Story
Ku kira judul kisahnya adalah aku dan kamu, tapi nyatanya adalah kamu dan dia.
Penenun Nasib
968      571     14     
Short Story
Hari kasih saya tak terbatas untuk sepasang kekasih. Hari kasih sayang berhak termiliki siapapun yang mengagungkan cinta. Kupersembahkan kisah ini untukmu, wahai pemintal mimpiku ... (True Story)
BUMI TANPA MENTARI
558      354     3     
Short Story
Bumi menanti Mentari kembali. Dia berjanji takkan membiarkan gadis itu berjuang sendiri lagi.