Keringat ini begitu membuatku muak, mengapa harus ada kelainan penyakit seperti ini dalam diriku?
Faktanya aku tak pernah berekspektasi untuk menjadi salah satu dari sekian juta umat manusia yang mengidap penyakit langka ini.
Dan mengapa hanya Igo yang mampu mengobati sakit ini?
Sekarang harus bagaimana lagi aku menyembuhkan keringat aneh ini, pori-pori sialan yang membuatku harus terus menerus mengonsumsi obat-obatan dari pihak medis demi mengurangi kadar stres yang aku alami agar keringat yang aku keluarkan sedikit berkurang.
Tak pernah ada yang tahu apa yang aku alami tiga tahun terkahir ini, aku mengidap penyakit hematidrosis dimana seseorang akan mengeluarkan keringat yang tak biasa seperti yang aku alami ini, keringat darah yang selalu keluar disaat aku merasakan stres berat akan beban hidup.
Aku rindu Igo, aku rindu sosoknya yang dapat menjadi obat ampuh untukku.
Haruskah aku menentang garis kehidupanku sendiri hanya untuk membuktikan bahwa aku sangat membutuhkan keberadaan Igo sebagai obat penawar penyakit sialanku ini.
Tidakkah Tuhan selalu memberikan sebuah penyakit beserta penawarnya?
Tidakkah Ia pula yang mengatakan bahwa takkan ada ujian hidup bagi setiap umatNya tanpa adanya jalan keluar di dunia ini.
Cukup obat-obatan itu saja yang bisa menertawakanku dengan segala penyakit konyol ini, tak perlu alur kisah cintaku--yang sangat memilukan ini--juga menertawakanku diatas kebahagiaannya dalam menjalin jalan cinta yang lain untukku.
Rasanya Tuhan tak pernah mau berpihak padaku, aku harus menjauh dan memutuskan hubungan dengan Igo setelah mengetahui bahwa masa lalu buruk yang telah dialami oleh saudaraku adalah Igo.
Aku yang tak tahu bahwa Igo adalah pelaku pelecehan seksual yang dialami oleh Mina--adikku.
Setidaknya semesta mengerti
Mengapa gadis kecil itu tak lagi menjadi gadis periang seperti dulu
Setidaknya semesta juga mengetahui
Jika ia tak lagi berpihak pada gadis kecil itu
Ia tahu bagaimana dunia bekerja
Semesta tahu bahwa dunia tak pernah berpihak pada gadis kecil itu