Embun di pagi hari membuat kabut di sekeliling rumahku, jarak pandang yang buram udara dingin yang masih berhembus kencang firasatku mengatakan akan turun hujan yang deras. Gumpalan awan hitam yang memenuhi langit seolah berkata langit sedang bersedih sang awan pun menyembunyikan senyum sang mentari, saatku mulai menatap jendela firasatku pun benar hujan turun dengan derasnya, tetesan air hujan membasahi jendela kamarku. Jika boleh jujur sebenarnya aku benci hujan. Aku membenci hujan bukan tanpa sebab, hujan yang turun selalu mengingatkanku akan janji yang tak pernah ia tepati. Sebenarnya aku sadar betul dengan janji yang ia buat hanya untuk menghiburku saat ia hendak pergi untuk meninggalkanku selamanya. Oh...tuhan betapa menyedihkannya diriku yang tidak pernah rela melepas kepergiannya. semakinku mengingat dirinya semakin sakit hati ini karena merindukannya, aku mulai memalingkan wajahku dari jendela mataku terpaku pada kalender di kamarku, oh... ternyata besok hari itu. Hari dimana ia pergi, dengan membawa janji palsunya. Sambil meletakkan kalender aku menghelanafas sebenarnya aku bisa saja menemuinya akan tetapi aku tidak siap untuk mengiklaskannya pergi, meski waktu sudah berlalu lama tapi ingatan tentang dirinya masih sangat terasa. Aku kasihan pada dirinya yang tak bisa pergi dengan tenang karna diriku. Aku pun hanya termenung melihat hujan sambil berpikir mungkin inilah waktunya untuk mengiklaskannya pergi besok aku harus menemuinya untuk menyampaikan selamat tinggal. Hari pun berlalu, matahari bersinar samar, ia tampak malu karna tertutup gumpalan awan hitam rintik hujan berjatuhan. Aku beranjak keluar dari rumah mempersiapkan diri untuk bertemu dengannya yang terakhir kali, walau ragu aku terus melangkah menuju tempatnya beristirahat tak lupa aku membeli sebuah rangkaian bunga di dekat rumahku. Sesampainya di sana aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat aku terus meracuni pikiranku sendiri mengatakan bahwa dia masih hidup walau kenyataan sudah terlihat jelas bahwa ia telah pergi untuk selama-lamanya. Dengan berat hati Aku memberikan rangkaian bunga di atas nisannya sambil berkata "Hai, maafkan aku baru datang. Pasti kamu sedih karna aku tak pernah datang, maafkan aku karena tak sanggup menerima kenyataan bahwa kau telah pergi dariku. Aku pun kecewa karena kau tak menepati janjimu kalau kau akan sembuh dari penyakitmu dan akan terus bersamaku, tapi sekarang aku sadar aku harus mulai mengiklaskan dirimu pergi, maafkan aku yang selalu menuntut agar kau selalu bersamaku. Semoga kamu tenang disana." Aku pun berlalu pergi dengan mata yang sedikit sebab, saat aku berjalan dari belakang ada yang menepuk pundakku. Seorang pria yang memakai payung wajahnya tertutup oleh pagung. "Jangan menangis. Kalau kamu masih menangis aku akan datang membawa hujan untukmu jika kamu tersenyum matahari akan bersinar menerangi langkah kakimu yang baru." Kata pria itu Sambil memberiku sebuah coklat yang di atasnya bertuliskan tersenyumlah dari Key. Aku yang tak percaya dengan apa yang ku terima, siapakah pria ini? Tidak mungkin dia Key. Key sudah meninggal lalu siapa pria itu?. Aku pun tersentak dan mencari pria itu, dia hilang bersama dengan hembusan angin mungkinkah benar pria itu adalah Key yang ingin memeberi salam terakhir padaku?. Aku hanya bisa menangis sendu mungkin benar aku harus merelakannya pergi supaya dia bisa tenang disana.
BUMI TANPA MENTARI
552
350
3
Short Story
Bumi menanti Mentari kembali. Dia berjanji takkan membiarkan gadis itu berjuang sendiri lagi.
Things Take Time
532
319
4
Short Story
×× Semesta Gakuen⚛Series ××
Semuanya butuh waktu hanyalah omong kosong!
Semua sudah terlambat. Aku terlalu bertele-tele menghamburkan waktu yang tersisa. Tak ada harapan kembali benang merah itu untukku.
⛱
• Unit Blue
Short Story
Cerita ini ditunjukan untuk mengikuti Valentine's Day FF Writting Challenge of Tinlit.
Note: Jika menemukan ilustrasi yang sama secara seb...
Asa dan Ara
430
313
1
Short Story
Menunggu ataupun meninggalkan itu sama-sama menyakitkan. Tapi, lebih menyakitkan saat tak mampu memilih antara menunggu atau meninggalkan
Candamu Sakitku
543
305
2
Short Story
Meski bercanda, mengejek, mencela, itu bagian dari hari-hariku bersama Mas Alif, hatiku berkata lain. Setiap candanya membuat aku tersipu dan berbunga. Namun, begitu cepat pula berubah menjadi sakit dan luka.
Secret story : ketika akhir cerita tak sesuai keinginan kita.
1560
921
19
Short Story
Baca ceritanya dan temukan kejutannya. Enjoyyyyyyyyyy.
300 Ribu
508
329
0
Short Story
Yoga bimbang. Dengan uang 300 ribu dari ibu kosnya, jaminannya ia harus mencoblos pasangan capres nomor 3 itu, maka ia bisa mentraktir kekasihnya.
Politikus adalah pembohong. Tetapi, apakah Yoga akan tahan godaan dari uang itu?
Asa Menggenggam Kata
587
320
2
Short Story
Kalbuku tersayat, mengenang kesalahan yang tak dapat kuperbaiki. Hatiku bimbang, kemana kaki harus melangkah?
Friday Night Murder
472
324
10
Short Story
Menceritakan malam valentine mencekam seorang lelaki yang sedang mengunjungi sang kekasih di rumahnya. Sang kekasih pun galau menghadapi kenyataan yang ada.
Kenangan
418
296
4
Short Story
Lala adalah seorang gadis yang mempunyai kenangan sangat pahit dimana kekasih yang sangat dia cintai meninggal dalam sebuah kecelakaan.Semenjak kejadian itu Lala berubah dari gadis periang menjadi gadis pemurung.Bahkan Lala memutuskan untuk tinggal di desa bersama neneknya daripada tinggal di kota.Dengan bantuan neneknya Lala memulai menulis karena memang hobinya adalah menulis.Bagaimana kisah La...