Coklat untuk Amel
Amel memandang ponselnya dengan wajah berkerut. Sudah beberapa hari ini ponsel itu tidak berdering. Padahal Amel berharap ponsel itu berbunyi dan memperlihatkan apa yang sedang ditunggunya. Joni kekasihnya sudah tidak menghubunginya selama beberapa hari ini. Terakhir kali mereka bertemu, pemuda itu berkata bahwa dia akan sangat sibuk beberapa hari kedepan.
Amel tidak tahu jika kesibukkan itu akan membuat keduanya hilang komunikasi seperti ini. Padahal selama menjalin hubungan beberapa bulan ini, tidak pernah sekalipun Joni lupa memberi kabar padanya meski dalam kondisi sesibuk apapun. Joni pasti akan menyempatkan waktu hanya sekedar untuk mengirimkan sebuah pesan untuknya.
Kenapa pemuda itu berubah? Amel tahu kalau belakangan ini hubungan mereka bisa dibilang terasa hambar. Keadaan keduanya yang sibuk dengan urusan masing-masing membuat komunikasi di antara mereka terputus. Hubungan mereka juga sudah cukup lama dan dia bisa memaklumi itu jika kekasihnya merasa bosan.
Karena uring-uringan beberapa hari ini, teman-teman Amel mengajaknya untuk makan di kedai ice cream yang baru buka di dekat sekolahnya. Mungkin dengan begitu Amel bisa sedikit terhibur dan melupakan pacarnya yang tidak menghubungi.
“Lihat aku dapat coklat dari pacarku.”
Salah satu temannya mengeluarkan sebuah bungkusan berwarna merah muda dari tas sekolahnya. “Memangnya hari ini kamu ulang tahun?” Amel bertanya pada temannya. “Loh Mel masa kamu lupa ini hari apa?” Temannya menatap Amel dengan pandangan tidak percaya.
“Ini hari apa?” Amel masih bingung dengan arah pembicaraan teman-temannya. “Oh iya Mel ini tadi ada yang nitip ini sama aku.” Teman Amel memberikan sebuah kertas pada Amel. Gadis itu lalu membaca isinya. Ternyata itu adalah sebuah pesan untuk mengajaknya bertemu sepulang sekolah.
Tanpa menunggu lama lagi Amel langsung beranjak dari tempat duduknya. Pesan itu menyuruhnya untuk pergi ke aula sekolah pada jam pulang sekolah, sedangkan jam pulang sekolah sudah berakhir sejak tadi.
Amel sampai di aula yang kosong dan menemukan sebuah kotak coklat di tengah aula. Dia mengambilnya dan membaca surat yang ada di dekat coklat itu. “Ini kan?” Amel tersenyum ketika membaca surat itu. Tiba-tiba dia merasakan sebuah pelukan di belakangnya.
Amel tidak perlu berbalik, karena dia tahu sosok itu adalah kekasihnya. “Happy valentine sayang, maaf yah karena jarang menghubungimu belakangan ini.” Sebuah bisikkan terdengar di telinganya. “Makasih sayang, i love you.” Amel berbalik dan memeluk Joni, dia sampai lupa kalau hari ini adalah hari valentine.
TAMAT