SIERA cewek populer di sekolah. Memiliki paras yang cantik, pintar dan dikenal baik. Namun ada gosip tentangnya dengan Jono, siswa satu kelasnya yang cupu dan tidak punya kawan.
John Oktara, itulah nama aslinya. Namun, teman-teman lebih suka menyebutnya dengan nama Jono. Karena, nama John tidak cocok dengan tampangnya yang cupu dan dipenuhi bintik-bintik jerawat.
Tulisan "Sierra love Jono", terlihat jelas di kamar mandi sekolah. Membuat dirinya merasa kesal, tapi tak tahu harus marah pada siapa.
"Hei, Siera, mana Jono?" ledek salah satu siswa kelas F.
Siera mengabaikannya, dia tetap melanjutkan langkah kakinya di koridor sekolah menuju gerbang depan. Sialnya lagi, hari ini tiga orang temannya harus pulang belakangan, karena mereka ada tugas kelompok. Serius, deh, masa sampai ada gosip gua sama Jono, batinnya.
Siera mendesah. Kedekatan antara dirinya dengan Jono, terjadi karena satu sebab. Ini yang membuat Siera galau. Mengaku atau tidak, keduanya tetap membuat Sierra dalam "masalah".
Baru saja Siera, memikirkan soal Jono, tiba-tiba dia melihat sekumpulan anak nakal mengerjai Jono, di belakang sekolah. Mereka memasukkan kodok ke dalam celana OSIS Jono.
Siera menggeram. Dia berlari kearah Jono dan mengusir mereka yang mengganggu Jono.
" Wow romantis banget," ujar Sahril, si perundung Jono.
"Pacarnya Jono yang cantik datang membela," dia tergelak diikuti teman-teman yang lainnya.
Siera memberengut, tapi dia tidak mempedulikan mereka. Fokusnya adalah menolong Jono, bukan mendengarkan ocehan mereka.
"Gua jadi iri sama lo, Jon, bisa dapetin Siera. Mau dong, bagi tipsnya,"Doni meledek.
“Siera dan Jono!" mereka meledek lagi.
Siera terdiam dia biarkan mereka semua dalam prasangka masing-masing. Dia hanya perlu membantu Jono.
"Lo, gak apa-apa, Jon?” tanya Siera.
“Gak apa-apa,” jawabnya sambil meringis.
Doni mulai lancang. Dia menyentuh bahu Siera. "Ngapajn, sih, ngurusin dia," bujuknya pada Siera.
Siera menepis tangan Doni. "Lo semua tau, digosipin dekat dengan Jono itu lebih baik, daripada bergaul dengan kalian."
Sahril menarik Jono kebelakang. "Ya ela, Ra, cowok kaya kerupuk, dibelain!"
Jono yang lemah, pasrah saja diperlakukan bagaimana pun.
Srrt! Yodi melempar tas Jono.
"Kalian keterlaluan!" geram Siera.
"Karena kita nggal suka Jono deket sama lo!" Doni menukas.
Siera mendorong mereka sekuatvtenaga agar melepas Jono. Namun, itu justru membuat mereka semakin girang.
"Ngapai kalian!" teriak seseorang.
Siera menoleh, rupanya itu Ardi yang bicara.
Siera terkesiap, mulutnya ternganga dia tak tahu harus berkata apa pada Ardi. Cowok cool, pintar dan yang lastinya dia sukai, mendekat ke arahnya.
Ardi, dengan wajah dinginnya menatap pada Yodi, Sahril dan Doni.
"Sudah selesai gangginya?"
"Kita iseng doang," jawab Doni.
"Ardi tersenyum tipis. "Seandainya, mengamhajar kalian itu bisa bikin gua tambah pinter, pasti udah gua lakuin."
"Sombog!" Sahril tersulut.
"Udah lah, jangan ribut," Yodi meredam. "Kita nggak ada urusan sama Ardi. Lagian, kalau kita ribut sama dia. Semua guru pasti membelanya."
Doni sepakat dengan Yodi. Mereka enggan cari masalah dengan Ardi.
"Kapan-kapan, gua bakal buat perhitungan!" ucap Sahril sebelum pergi.
"Gua setia menunggu," jawab Ardi enteng.
Ardi membantu Jono untuk bangun dan mengambilkan tas Jono yang tersempar lumayan jauh.
“Inii,” katanya menyerahkan tas pada Jono. “Lo, kalau di dekat cewek cantik, jangan lemah!" ucap Ardi singkat. Sekilas Siera melihat Ardi, ingin sekali dia katakan yang sebenarnya.
Siera berterima kasih pada Ardi. Pujaan hati Siera itu hanya menarik sedikit sudut bibirnya, lalu melenggang pergi.
“Lo gak perlu lakuin ini,” ucap Jono setelah Ardi menghilang.
“Gak apa kok, Jon, memang mereka juga yang keterlaluan.”
“Tapi gara-gara ini, lo jadi dikatain deket dengan gua.”
“Gak apa-apa. Makasih, ya udah mau nyimpan rahasia gua yang malu-maluin itu, sampai sekarang.”
“Gua gak akan bongkarin, kok. Meskipun lo gak belain, gua bakalan tetap jaga rahasia ini .”
Siera mengeluarkan tawa kecil. Ada rahasia diantara mereka. Sebuah rahasia yang membuat dka jadi dekat dengan Jono.
Dimulai dari dua minggu lalu. Waktu itu, Siera merasa tak enak badan. Meski begitu, dia tetap sekolah. Karena, hari itu ada pelajaran matematika.
Pada saat jam olahraga, Siera merasakan perut bergejolak. Alih-alih istirahat di UKS, dia justru memilih pergi ke kelas. Siera merasakan panas di dalam perutnya, sebuah gas berbau busuk keluar tanpa ia sadari.
Saat itu Siera pikir semua akan aman, sampai akhirnya dia sadar kalau ada Jono yang masuk ke kelas untuk mengambil botol minum. Ketika Siera mau meminta maaf dan mengiba supaya Jono jangan bilang siapa-siapa, tiba-tiba Ruri dan Mala masuk ke dalam kelas.
Hoek! Mereka mual karena bau yang ada di dalam kelas .Jono yang masih berdiri disamping bangkunya langsung mereka tuduh. Sebenarnya Siera mau jelaskan, tapi berhubung Ardi sudah masuk, dia urungkan niatnya.
Tidak mungkin dia katakan saat itu juga, itu memalukan. Meskipun teman-teman yang lain membuli Jono, dia tidak mengatakan sama sekali bahwa bukan dia “pelakunya.”
Siera menghela nafas. Sepanjang jalan dia berpikir, apakah dia perlu mengaku pada Ardi, kalau sebenarnya dia melindungi Jono karena peristiwa waktu itu. Dia menyukai Ardi, bukan Jono.
Siera melihat Jono yang ada di sampingnya. Jika ini sinetron atau film mungkin suatu saat Jono akan jadi ganteng. Namun, ini kenyataan. Dan, Siera tidak bisa menemukan sisi ganteng Jono dari mana.
bagus ceritanya kak yuri, jika berkenan tolong Like ceritaku juga ya https://tinlit.com/read-story/1436/2575
terima kasih , smoga sukses selalu :)