Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pilihan
MENU
About Us  

Seorang gadis duduk di teras sebuah gedung kesenian di kampusnya, ia terus melihat layar gawai dan mengotak-atiknya malas. 


"Kemana sih si Harun..?" gumamnya kesal. 
Tak beberapa lama ia menggerutu, laki-laki yang ia tunggu datang dan menyapanya. 


"maaf lama ya Ci.. " ia tersenyum mencoba menutupi rasa bersalahnya "ada hal yang tiba-tiba harus aku kerjakan di rumah"


Suci hanya menggeleng mencoba menghilangkan kekesalannya, toh Harun sudah ada di hadapannya saat ini, itu yang terpenting. 


"yuk," ajak Harun. 


"hemm.. " gadis itu mengangguk dan beranjak. 
Hari ini mereka akan pergi untuk mencari cincin pertunangan mereka yang akan diadakan lusa di rumah Suci. 


***


Cincin sudah dibeli, kini Harun mengantar Suci pulang ke rumahnya. Seperti biasa Harun pamit pada orangtua Suci, mereka seperti sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Harun bahkan sangat menunggu karena memang hanya laki-laki itu yang mampu mengendalikan emosi Suci yang terkadang tempramental itu. 


"Salam ke ayah ibu kamu ya.." ucap mama Suci senang. Harun hanya mengangguk. 


"pamit pak, bu.." Harun mencium tangan orangtua gadisnya itu. Suci izin mengantar Harun sampai ke depan rumah. 


**


"Makasih Run, hari ini aku seneng.." Suci tersenyum, ia memeluk lelakinya hangat. 


"iya sama-sama Ci.. Aku pamit ya.." ia melepaskan pelukan gadis itu pelan. Suci mengangguk.


Ia berlalu dengan cepat, segera setelah sampai di perempatan jalan ia menghubungi sebuah nama di gawainya. Bintang.


"coba deh liat langitnya.." langsung dia mengakhiri panggilannya dan memacu motornya cepat hingga ia sampai di sebuah rumah, disana seorang gadis menyambutnya dengan hangat.

"ada apa kesini..?" tanyanya, setelah ia mempersilahkan masuk dan mengobrol.


"Bi, apa yang kamu rasain ke aku..?" 
Gadis yang dipanggil Bintang itu diam, ia menatap heran lelaki yang duduk di sampingnya. 


"kenapa?  Ada apa? Apa yang terjadi Run?" selidiknya. 


"tolong Bi, jawab saja pertanyaanku.." Harun menggenggam tangan Bintang dan menatapnya.


"kamu kan tahu, aku sayang kamu.." jawabnya. 


Harun mengangguk, ia mencoba tersenyum dalam bimbangnya. Kini dalam hatinya ada dua orang gadis yang tak bisa ia tinggalkan begitu saja. Gadis satu tak bisa hidup tanpanya dan sangat terobsesi untuk menikah dengannya, dan gadis satunya lagi gadis polos yang begitu menyayanginya. Keduanya punya tempat yang kuat, namun ia mulai lelah dengan sikap Suci yang seakan mengekangnya, ia ingin bebas. Dan Bintang adalah gadis baru yang ia harap mampu mengisi hatinya yang mulai jenuh terhadap Suci. Tapi pertunangan akan segera dilaksanakan lusa, ia tak bisa begitu saja lari. 


"Run..?" Bintang menepuk pundak Harun, menyadarkannya dari lamunan panjangnya. 


"Bi.. Aku dekat sama seseorang.." Harun menatap Bintang, berharap ia akan mengerti apa yang ia rasakan.


"aku tahu Run.. Suci kan?" jawabnya. Harun mengangguk. "apa yang akan kamu lakukan?"


"aku ingin bersamamu Bi.." Harun memeluk Bintang erat, "tapi aku gak bisa ninggalin Suci, dia butuh aku.."


Bintang menelan ludahnya "ikutin kata hatimu Run.." jawabnya berat "aku gakkan minta kamu buat milih aku, aku sadar dia lebih dulu masuk dalam kehidupanmu dan dia sangat mencintaimu.." Airmata itu jatuh tanpa permisi, Bintang menangis. 


"kenapa nangis?" kaget Harun, ia menyeka airmatanya dan menenangkan. 


"aku sayang kamu.. " bisiknya dalam. Harun hanya mengangguk lalu mengecup Bintang hangat. 


'maaf, Bintang..'

Tags: ffwc2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tell to The Wind
604      344     5     
Short Story
Kau tahu lagu April milik Fiersa Besari? Aku baru mendengarnya malam ini, yang secara acak diputar oleh pemilik kafe. Dan entah mengapa, terasa begitu menyakitkan.... Mengapa bisa seperti itu? Karena sepertinya, lagu itu merepresentasikan apa yang sedang kurasakan.
Ngaku Gak, Ya?
1565      732     18     
Short Story
Ketika gosip antara Siera dengan Jono semakin mencuat, haruskhah dia mengaku pada Ardi bahwa semua itu hanyalah karena ada rahasia antara mereka?
Search My Couple
569      326     5     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
The Second Lady?
465      338     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Semut dan Coklatnya
744      436     4     
Short Story
Aku prajurit dan ia ratunya. Apakah aku harus melawan takdir untuk bisa memilikinya?
365 Hari, Aku Bertanya pada Kalian?
625      397     3     
Short Story
Aku akan menceritakan kisahku pada kalian semua. Tidak, tidak. Aku tidak meminta belas kasihan kalian. Wanita seperti ku tidak perlu dikasihani oleh kalian. Karena setelah mendengar ceritaku ini, mungkin kalian akan memberiku kalimat penyemangat yang terdengar basi dan empat menit kemudian kalian sudah melupakanku. Jadi, aku tidak perlu itu semua. Aku hanya ingin bertanya kepada kalian, Apak...
Cinta Dalam Diam
416      286     3     
Short Story
Cinta dalam diam memang cinta paling tulus, karna tak mengharapkan balasan atas perasannya.
Angan di Atas Awan
1008      485     6     
Short Story
Mimpi adalah angan, manakala takdir tak merestui. Vanya hanya bisa mendekap sendu, di antara kegembiraan dua insan yang bersatu. Dan ikhlas, semudah itukah kata terucap?
Dia
654      413     12     
Short Story
Dialah perasaan itu. Dia,dia,dia aku.
Secret Love Song
383      274     1     
Short Story
Cinta tidak untuk dijalani dengan cara saling menyakiti. Tetapi yang lazim terjadi, ia tumbuh melalui sesuatu yang terkadang sulit dipahami oleh hati. Seperti yang kami alami.