Bagai diserang petir aku menatap wanita perebut Woojin dimasa depan kini berada di depanku. Mengapa wanita ini ada di sini,apakah Woojin sudah lama mengenal wanita ini tetapi tidak pernah menceritakannya padaku,semua pertanyaan itu mengalir di otakku.
“Hoi,Lu,melamun aja. Kenapa?”,tanya Nadin berbisik padaku
“Nad,wanita itu”
“Siapa dia? Lala?”
“Bukan,dia Yerin”
“Yerin!”,teriak Nadin kaget dan otomatis Yerin menoleh pada kami berdua
“Nae”,jawab Yerin sambil tersenyum
“Sorry”,ujarku
“Ohya,kenalin ini Yerin,dia teman masa kecilku. Yerin ini tamu dari Indonesia”,sahut Woojin yang berdiri di depan kami sambil memperkenalkan wanita itu
“Yerin,sejak kapan Woojin oppa punya teman-teman dari Indonesia”,ujar Yerin dengan nada manja dan itu membuatku benci mendengarnya
“Wah,Yerin bisa bicara Bahasa Indonesia?”,tanya Nadin
“Iya,Woojin oppa yang mengajariku”
“Oh,pantas aja,kalau boleh tau kalian berdua pacaran?”,tanya Nadin hati-hati
“Tidak Nadin,Yerin ini sudah saya anggap sebagai adik sendiri,iya khan?”
“Iya,aku hanya adik angkatnya Woojin oppa”
“Ah,syukurlah kalian tidak pacaran”,ujarku dengan nada keras tanpa aku sadari dan Woojin langsung menatap ke arahku dan otomatis aku menunduk menahan malu
“Kalau begitu kita pergi sekarang”,ujar Nadin mengalihkan pembicaraan
“Mau pada kemana?”
“Mau makan siang,kalau mau Yerin ikut aja”
“Nggak ah,makasih aku harus kerja part time hari ini”
“Yerin,oppa pergi dulu ya”
“Iya oppa,hati-hati”
Akhirnya kami sampai di restoran untuk makan siang. Di dalam restoran lagi-lagi Nadin yang banyak ngobrol dengan Woojin dan entah mengapa bibir ini seperti susah terbuka untuk bicara.
“Ohya,kalau boleh tau Lulu ini orangnya pendiam ya”,ujar Woojin tiba-tiba sambil menatap wajahku dan sontak aku hampir keselek
“Ah,nggak juga,aslinya dia orangnya rame mungkin karena belum kenal aja,iya khan Lu?”
“Iya,ohya Woojin sudah punya pacar?”,tanyaku hati-hati
“Sudah”,jawabnya dan tentu saja aku tidak kaget mendengarnya,karena pasti saat ini dia dan Lala sudah berpacaran
“Wah,selamat,kalau boleh tau pacarnya orang Korea?”,tanya Nadin mancing
“Bukan,dia Mahasiswi Indonesia yang berkuliah di salah satu universitas swasta di sini”
“Lala bukan?”,tanyaku keceplosan dan sontak Woojin kaget
“Kalian kenal Lala?”
“Ah,tentu saja tidak,Lulu mah asal bicara aja,iya khan Lu?”
“Oh,yah begitulah”,ujarku agak terpaksa
“Berhubung kita sudah beres makan,saya permisi duluan ya,soalnya ada yang harus dikerjakan,nggak apa-apakan?”
“Nggak apa-apa,tapi nanti kita bisa bertemu lagi khan kalau ada yang kurang”,sahut Nadin
“Tentu saja boleh”,ujar Woojin sambil tersenyum
“Tunggu!”,ujarku menahannya
“Iya,ada apa?”,sahut Woojin membalikkan badannya
“Aku punya sesuatu buat kamu”,ujarku sambil mengeluarkan bola dari tasku yang aku simpan dari tadi
“Bola?!”,ujar Woojin kaget
“Iya,kamu suka bermain sepak bola khan? Ini aku khusus beli buat kamu”,sahutku dan itu membuat Woojin menatap mataku
“Lulu tau darimana saya suka bermain sepak bola?”,tanya Woojin heran seperti tidak percaya
“Hehehe,Lulu ini asal nebak aja,bukan begitu Lu”,ujar Nadin menyenggol tanganku
“Simpan bola ini baik-baik ya,ini kado dari aku”,sahutku. Hanya itu yang keluar dari mulutku saat ini
“Iya,makasih banyak”,sahut Woojin dan dia pun meninggalkanku
Setelah kepergian Woojin aku dan Nadin masih berada di restoran ini
“Loe gila Lu,ngapain tuh bola dikasih sekarang”
“Gua udah nggak tahan lagi Nad,gua nggak tau harus bicara apa sama Woojin”
“Iya,gua tau,tapi seharusnya loe tahan dulu. Ya udah,sekarang kita balik ke hotel dulu”
Kemudian aku dan Nadin keluar dari restoran dan ketika di jalan dari kejauhan aku melihat Woojin sedang menggandeng tangan seorang perempuan. Saking penasarannya aku mengejar mereka dan Nadin yang berada di belakangku kaget dan berusaha menyusulku.
“Woojin!!!”,teriakku,tetapi sepertinya usahaku sia-sia karena dia tidak mendengarnya
“Lulu!”,ujar Nadin ngos-ngosan mengejarku
“Nadin”
“Loe ngapain lagi sih?”
“Tadi gua liat Woojin lagi menggandeng tangan perempuan dan gua tau perempuan itu pasti Lala”
“Ya Tuhan Lu,terus kalau loe berhasil ngejar Woojin tadi,loe mau ngomong apa?”
“Entahlah”
“Udahlah,hayu balik ke hotel”,ujar Nadin sambil menarik tanganku
Di dalam kamar hotel aku masih melamun memikirkan Woojin yang sedang menggandeng tangan perempuan tadi,aku sangat yakin perempuan itu pasti Lala walaupun aku tidak melihat wajahnya.
“Melamun lagi,masih mikirin soal tadi?”,tanya Nadin
“Iya Nad,gua sangat yakin itu pasti Lala”
“Iya,gimana kalau kita makan dulu,Lucas tadi nelpon kalau dia nunggu kita di restoran”
“Gua nggak nafsu makan Nad,loe aja nemuin Lucas”
“Ya udah,nanti gua bungkusin bawa buat loe ya”
“Iya,boleh”
Setelah kepergian Nadin,aku memutuskan pergi ke kampusnya Lala. Aku sangat penasaran dengan yang aku liat tadi. Dengan memakai taksi aku pergi menuju ke kampusnya Lala. Sesampainya di kampusnya Lala,aku segera mencari lokasi tempat jurusannya Lala dan membutuhkan waktu lama aku menemukannya karena kampusnya sangat luas. Sesampainya disana aku seperti melihat sosok Woojin sedang duduk di taman tepat di depan ruangan jurusannya Lala sambil memainkan bola yang tadi aku kasih
“Woojin”,sapaku nekad
“Lulu”,ujar Woojin kaget
“Woojin oppa”,sahut seorang wanita memanggil dan saat aku menengok Lala sudah berdiri disana
“Udah beres kuliahnya?”,sahut Woojin
“Iya,udah beres”,sahut Lala dengan suara manja dan langsung menggandeng tangan Woojin. Ingin rasanya aku memisahkan mereka
“Ohya Lu,kenalin ini Lala pacar saya dan La,ini Lulu tamu dari Indonesia yang tadi aku ceritain tadi”
“Hai,senang banget ketemu sama orang Indonesia,aku Lala”,sahut Lala tersenyum manis mengulurkan tangannya. Aku tahu dari dulu Lala orangnya sangat ramah
“Hai juga,aku Lulu”
“Ohya,Lulu ada apa kesini?”,tanya Woojin
“Itu,anu”,ujarku terbata tidak tau harus bicara apa
“Lulu mau kuliah disini?”,tanya Lala
“Hah? Iya iya,Lala tau aja”
“Tau dong,aku dulu juga sama pas pertama kali kesini,bingung harus kemana. Lulu rencana mau ambil jurusan apa?”
“Belum tau”
“Ya udah gini aja,ini nomor telpon aku,kalau ada apa-apa telpon aja,nanti aku pasti bantu”
“Makasih”
“Lu,kita duluan ya”,ujar Woojin
“Iya”
Aku hanya bisa menatap kepergian Lala dan Woojin dari hadapanku. Mereka bergandengan tangan dengan mesranya,sekali-kali Lala menaruh kepalanya di bahunya Woojin dan Woojin tersenyum mesra. Aku dapat melihat dengan jelas kalau Woojin saat ini sangat mencintai Lala dan begitupula sebaliknya. Apakah salah aku balik kembali ke masa ini dan lagi-lagi aku berencana memisahkan mereka.