Loading...
Logo TinLit
Read Story - About Us
MENU
About Us  

Daun-daun kering berterbangan terkena angin yang cukup kencang itu. Swan berada di kantin kampus sambil melamun dan merasakan kulitnya terkena angin dingin.

Seminggu lebih, dia tidak mendapat kabar dari Isla. Swan juga tidak menghubunginya membiarkan Isla untuk sendiri dulu.

Swan jadi teringat awal pertemuannya dengan Isla. Mereka berdua sekampus, hanya saja Isla jurusan sastra inggris sedangkan Swan mengambil jurusan desain komunikasi visual bisa disebut (DKV).

Tiga tahun lalu awal pertemuan mereka, dimana Swan menemukan Isla sedang menangis kecopetan dompet di stasiun kereta bawah tanah. Swan tidak tega melihat Isla menangis kehilangan dompetnya.

Tidak tega ya? Malah sekarang membuatnya menangis, bukan karena kehilangan dompet, tapi karenaku.

"Kau ngapain? Daritadi muter-muterin jarimu di atas minuman kalengmu"

Swan melihat Bill teman akrabnya duduk di sebelah dengan membuka laptopnya berlogo pineapple itu.

"Mikirin Mora ya? Atau Isla?" Tebak Bill dengan tertawa.

"Aku masih cinta dengan dua perempuan itu" Swan melihat taman kampus depannya.

"Tidak semua pria tampan sepertimu rakus Swan"

"Bukan masalah rakus Bill, hatiku mengatakan untuk tidak meninggalkan mereka berdua"

"Dari sini merasa paling disakiti Isla, kau jahat sekali. Ingatlah Mamamu, maka kau akan ingat mereka berdua, kau sama sekali tidak tegas" Bill merasa kasihan dengan Isla dan Mora mencintai seorang pria yang tidak tegas.

"Tapi gimanapun Isla lah yang paling sakit, karenamu Swan. Dan, kalau aku suruh milih lebih baik Isla dari Mora yang manja" imbuh Bill

Swan menghela nafasnya dengan berat "Kau tak tahu perasaanku Bill"

"Tentu saja aku tidak tahu, karena hatimu ada di tubuhmu sendiri mana mungkin hatimu di tubuhku" 

"Nggak lucu Bill" ucap Swan datar.

"Aku nggak bilang lucu, pikiranmu aja perlu dilurusin. Jangan ada penyesalan dengan apa yang kau perbuat Swan. Karena dunia itu tiap tingkah laku dan perbuatan kita, akan ada timbal-baliknya"

Seperti inilah Bill memiliki sisi dewasa dan tegas, walaupun Bill sering sekali dibilang ramah banyak yang mengidolakannya, dia berhati-hati pada perempuan agar tidak menyakiti perempuan. Menyakiti perempuan sama saja menyakiti seorang ibu menurutnya. Makanya Swan suka nyaman tiap kali ada masalah bercerita pada Bill, walaupun kata-kata Bill pedas Swan menerimanya.

"Aku rasa memang harus berubah"

"Dari zaman nenekku lahir sampai punya cucu kayak aku, kau nggak ada perubahan"

Swan tertawa karena ucapan Bill. "Aku jalani kayak gini dulu Bill, perlahan saja dan saat itulah aku menentukan salah satu dari mereka"

"Memang Isla mau sama kau lagi? Kalau dia punya cowok lain gimana?"

"Memang aku pilih Isla?"

"Kau pilih anak manja itu?" Bill tidak habis pikir dengan tingkah laku Swan.

"Nggak tahulah, aku pusing mau pulang ada ujian ntar"

"Tumben mikirin ujian biasanya kabur" ejek Bill.

"Mau lulus Bill, nilaiku E nanti nggak lulus yudisium dan balik kuliah lagi"

"Yah gapapa, ortumu kan kaya dan manatahu ntar ketemu adik kelas bisa kau jadikan cewek ketigamu"

"Kau menyindirku ya?"

Bill tertawa.

"Pikirkan perasaan mereka Swan"

"Aku akan menemui Mora"

Bill mengerut keningnya. "Ngapain?"

"Entahlah, dia minta aku temani ke apartementnya"

Bill sangat kesal dengan Swan. "Ckckck, aku ngomong tadi kayak nggak guna"

"Aku mau ngomong Bill, makanya kesana"

"Ngomong atau menemaninya tidur?"

"Urusin saja kehidupanmu!"

Bill semakin menertawakan Swan yang kesal.

"Serahmu Swan"

Swan merasa bahwa dirinya memang jahat, tapi dia tidak tega untuk menolak Mora.

¤¤¤

Isla menggenaikan syal pink sambil berjalan menuju caffe, ada janji dengan temannya.

*Dingin sekali, ngapain nggak pake mantel saja*

Dia menggosok kedua tangan berkali-kali agar terasa hangat. Mulut mengeluarkan uap dan memang 17 derajat cuaca hari ini.

Isla menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, pasalnya caffe yang akan dia datangin, ada Swan dan Mora baru masuk ke dalam.

Dia memutar arah dengan meremat tali tasnya berjalan lagi ke apartement.

Kenapa dia ada di sini? Merusak suasana hatiku?

Hatinya terasa semakin sakit dan perih, menahan untuk tidak menangis, nyatanya menangis lagi.

"Kau memang brengsek Swan!"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • yurriansan

    aku udah baca ceritamu sampai chapter 4 . Awalnya aku pikir ini bakalan cerita cinta segitiga ala-ala sinetron gitu, tapi ternyata nggak. ini beda dan suka juga lho dengan karakter yang ada dalam cerita ceritamu. tadi ada typo sedikit sih pas aku baca.
    semangat buat lanjutin....
    Oh iya kamu juga boleh lho kasih saran ke ceritaku aku tunggu ya kritik dan saran mu terimakasih.

    Comment on chapter 03
Similar Tags
Campus Love Story
8309      1900     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
My Upside Down World
371      266     0     
Short Story
When a perfect girl finds out that life isn't so perfect after all.
Wannable's Dream
40228      5950     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Between Earth and Sky
1972      569     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...
Dia & Cokelat
581      411     3     
Short Story
Masa-masa masuk kuliah akan menjadi hal yang menyenangkan bagi gue. Gue akan terbebas dari segala peraturan semasa SMA dulu dan cerita gue dimulai dengan masa-masa awal gue di MOS, lalu berbagai pertemuan aneh gue dengan seorang pria berkulit cokelat itu sampai insiden jari kelingking gue yang selalu membutuhkan cokelat. Memang aneh!
LUCID DREAM
493      354     2     
Short Story
aku mengalami lucid dream, pada saat aku tidur dengan keadaan tidak sadar tapi aku sadar ketika aku sudah berada di dunia alam sadar atau di dunia mimpi. aku bertemu orang yang tidak dikenal, aku menyebutnya dia itu orang misterius karena dia sering hadir di tempat aku berada (di dalam mimpi bukan di luar nyata nya)
Kompilasi Frustasi
4216      1243     3     
Inspirational
Sebuah kompilasi frustasi.
A - Z
3024      1032     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
MAHAR UNTUK FATIMAH
560      417     2     
Short Story
Cerita tentang perjuangan cinta seorang pria dengan menciptakan sebuah buku khusus untuk wanita tersebut demi membuktikan bahwa dia sangat mencintainya.
Why Joe
1279      658     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...