Loading...
Logo TinLit
Read Story - Unending Love (End)
MENU
About Us  

Seperti hari-hari biasaku di mansion ini, bangun tidur, Chas menyiapkan air untukku mandi, lalu turun ke ruang makan dan sarapan bersama Axel, pergi ke halaman belakang atau ke perpustakaan untuk membaca buku. Lalu seperti beberapa hari lalu saat Paman Axel datang berkunjung, suara ketukan pintu terdengar dan aku bergegas membukanya, aku cukup khawatir jika di balik pintu tersebut ada Paman Axel dan segera memarahiku seperti dulu.

Lalu kemudian yang kutemui adalah seorang wanita berparas cantik dengan gaun khas dunia ini sedang memandangiku.

“Halo,” sapaku.

“Oh, maafkan aku yang kurang sopan, apa benar ini kediaman Tuan Easter?” tanyanya lembut.

“Iya, tapi Ax— maksudku Tuan Easter sedang tidak ada di rumah sekarang.”

Hampir saja aku menyebut nama Axel sembarangan. Lalu wanita itu sedikit kebingungan.

“Ada perlu apa ya?” tanyaku. “Mungkin aku bisa membantu.”

“Anu, aku ingin bertemu Tuan Easter dan memintanya untuk membatalkan perjodohan kami.”

“Hah?!”

Aku terkejut bahwa wanita di hadapanku ini, cantik, anggun, berkelas, dan yang lebih penting, dia seorang vampir, ternyata orang yang akan dijodohkan dengan Axel. Ada sedikit rasa minder ketika kini aku memandangi wanita satu ini.

“Ah, maaf aku tadi cukup terkejut. Maksudku, mungkin kau mau menunggu sampai Ax— maksudku Tuang Easter pulang? Aku bisa buatkan teh.”

“Terima kasih banyak.”

Terlihat wanita ini sangat senang ketika aku mengajaknya masuk dan menawarkan secangkir teh padanya.

Kemudian aku meminta Chas untuk membawakanku teh dan beberapa cemilan untuk menemani wanita itu di ruang tamu yang baru pertama kali aku masuki juga. Tak lama setelah itu, aku kembali memandangi wanita anggun di hadapanku. Jika semua vampir pria di dunia ini terlihat sangat elegan bak seorang pangeran, maka vampir wanitanya tak kalah anggun seperti Nyonya Aurora yang pernah kutemui saat acara perayaan di istana.

“Aku hampir lupa, perkenalkan namaku Elena, panggil saja Elen,” kataku mengulurkan tangan.

Wanita itu terkejut mendengar namaku, lalu ia meraih tanganku dengan tangan pucat dan dinginnya itu.

“Kau Nona Elena yang sering dibicarakan Ayahku? Aku sangat senang sekali bertemu denganmu. Perkenalkan namaku Victoria Van Zendwick.”

“Nona Victoria,” kataku.

“Panggil aku Victory saja. Sebenarnya aku ingin bertemu denganmu, selama ini keluargaku sangat melarangku untuk berinteraksi dengan para manusia yang tinggal di wilayah Timur. Aku senang ketika Tuan Easter memiliki kekasih seorang manusia.”

“Kekasih?! Tunggu! Kupikir kau salah paham, aku hanya menumpang di sini, tidak lebih.”

Bahkan untuk memperkenalkan Axel sebagai teman rasanya kurang pas saja mengingat hubungan kami tidak seakrab itu. Apa ya julukan untuk hubungan kami? Dokter dan pasien? Pemilik rumah dan penyewa? Aku tak yakin.

“Tapi Tuan Easter membawamu ke perayaan istana beberapa hari lalu? Setahuku, Tuan Easter tidak pernah mau berurusan dengan seorang wanita manapun, kaulah satu-satunya, Elena.”

Sudah kubilang saat itu Axel memaksaku ikut dengannya, entah dengan alasan apa. Tapi aku tak mungkin menceritakannya pada wanita yang baru kukenal ini.

“Saranku, kau jangan terlalu menganggap bahwa Tuan Easter adalah orang yang penuh misteri.”

Dibandingkan dengan itu, menurutku Axel hanya orang yang selalu memutar-mutar banyak hal hanya untuk mengatakan satu kalimat sederhana. Sejauh ini, yang dikatakannya selalu berputar-putar padahal maksud yang kutangkap tidak serumit itu. Mungkin Axel hanya kurang mampu mengatakan sesuatu secara sederhana saja. Ah! Intinya pria itu membingungkan! Cukup!

Setelahnya kami membicarakan hal lain, tidak lagi berkaitan dengan Axel ataupun diriku, atau hubungan kami berdua. Dari yang kutangkap, wanita ini sangat bersemangat jika berkaitan dengan manusia, ia ingin tahu segala hal tentang duniaku, aku tak keberatan, lagipula tidak memerlukan keahlian khusus untuk menerangkan kehidupanku saat di London dulu.

“Aku selalu penasaran dengan Hari Valentine, kudengar mereka merayakan di musim salju, bukankah salju itu begitu dingin? Kenapa mereka harus merayakannya di saat cuaca sedang tidak mendukung?”

Valentine ya, beberapa hari lagi hari kasih sayang itu tiba. Selama hidupku, aku tak pernah merayakan hari kasih sayang, walaupun beberapa orang misterius sengaja menyimpan bunga atau coklat di atas meja saat sekolah dulu, aku tidak tertarik mengambil satu pun dari mereka.

“Mungkin menurut mereka salju itu romantis, musim dingin adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan pada orang-orang yang mereka sayangi, agar suasananya menjadi lebih hangat.”

Tapi Valentine hanya satu hari di mana aku mengingat-ingat kenangan bersama ibuku yang meninggal di hari tersebut.

“Pasti menyenangkan bisa mengungkapkan perasaan melalui sebatang coklat dan setangkai bunga.”

“Ya, menyenangkan.”

“Kau pernah mendapatkannya, Elena?”

“Hm? Sesekali, dan cukup menyenangkan. Kenapa kau tidak coba saja menyatakan perasaanmu pada seseorang yang kau kagumi. Lewat seikat bunga?”

“Hahaha … Ayahku pasti merasa aneh jika aku melakukan hal itu.”

“Ibumu?”

“Ibuku sudah lama meninggal.”

Aku merasa bersalah menanyakan hal tersebut dengan nada biasa seperti tadi.

“Maaf.”

“Tak masalah, itu hanya cerita lama. Ngomong-ngomong, orang tua Elena bagaimana? Elena kan tinggal di sini sekarang?”

“Ibuku juga sudah lama meninggal, dan bisa dibilang ayahku membuangku. Jadi, tempat ini adalah pilihan terakhir untukku bisa bertahan hidup.”

Victory menggenggam tanganku, wajahnya terlihat sedih.

“Kau pasti bukan sekedar wanita biasa Elena. Kau pasti sangat kuat sekali.”

Aku tersenyum mendengar kalimat semangat yang dilontarkannya.

“Terima kasih, Victory.”

Sambil menyesap teh dan menghabiskan hari itu, aku dan Victoria saling berbagi cerita tentang kehidupan kami masing-masing, tentang pertanyaan-pertanyaannya soal kehidupan para manusia, dan bagaimana rasanya tinggal di dunia empat musim. Tak banyak yang kutanyakan soal dunia vampir padanya, selain Grine ataupun Chas yang sering menceritakannya padaku, buku-buku di perpustakaan pun menjadi referensi tambahan agar aku mengenal lebih banyak tentang dunia ini.

“Elena, bisakah sesekali aku menemuimu? Aku tahu kedai-kedai teh enak di dunia vampir. Aku senang berbincang-bincang denganmu.”

“Baiklah, aku juga senang bisa punya teman mengobrol di sini.”

“Aku pasti akan menunjukkan dunia vampir yang tak kalah menyenangkan dari duniamu. Akan kupastikan kau betah berlama-lama di sini.”

“Dan kupastikan kau akan segera pergi dari rumahku.”

Suara dingin, sinis, intimidatif dan sarkas khas Axel membuat kami berdua menoleh padanya. Axel sudah berdiri di sampingku. Entah bagaimana kehadirannya bisa tiba-tiba tanpa aku ketahui sebelumnya.

“Axel,” seruku.

Lalu kulirik sekilas Victoria yang cukup terkejut ketika aku memanggil nama Axel dengan santainya.

“Anu, bukan, maksudku Tuan Easter.”

“Kau ini sedang apa?” Axel memandangiku keheranan.

Kemudian Victoria bangkit dan sedikit menunduk pada Axel yang ada dihadapannya.

“Maafkan saya Tuan Easter sudah kurang ajar masuk ke dalam kediamanmu tanpa izin terlebih dahulu.”

“Cepat pergi!”

Aku dengan cepat bangkit dan menyikut pria di sampingku ini. Axel terlihat tak bergeming.

“Kau ini tidak sopan sekali. Aku yang mengajaknya masuk, dia jauh-jauh dari daerah Timur untuk menemuimu. Oh ya, kau bilang akan menemui Axel, Victory.”

“Tidak perlu, Elena. Sepertinya tanpa membicarakan kedatanganku pun, Tuan Easter pasti akan membantuku untuk membatalkan pertunangan kami berdua. Ditambah aku semakin yakin ketika bertemu denganmu. Sepertinya aku harus segera pamit, aku tidak ingin mengganggu kalian berdua.”

Victoria kembali membungkuk sejenak di hadapan Axel lalu tersenyum padaku.

“Terima kasih untuk teh dan ceritanya, Elena. Lain kali aku ingin bertemu dan berbincang lagi denganmu.”

“Tidak ada lain kali dan jangan pernah menginjakkan kakimu kemari lagi.”

“Hei!!!”

Victoria lalu pamit dan keluar dari ruang tamu, ditemani salah seorang pelayan yang ternyata sejak tadi menungguku di luar ruangan.

“Bisa tidak kau sedikit menghilangkan sifat galakmu itu?”

Kemudian aku menyusul Victoria dan menemaninya hingga pintu keluar. Aku jadi merasa bersalah padanya ketika si pemilik rumah yang galaknya melebihi anjing penjaga itu datang mengganggu kami berdua.

“Victory, maafkan Axel, dia cukup galak untuk ukuran pemilik rumah.”

“Tidak, Elena. Tuan Easter memang seperti itu, lagipula memang tidak sopan ketika pemilik rumah menemukan orang asing di dalam rumahnya.”

“Tolong jangan di masukan ke dalam hati, lain kali kita bisa bertemu di luar saja. Tak perlu mendengar ocehannya.”

Victoria terkekeh mendengar penuturanku, jauh dari yang aku ramalkan.

“Tuan Easter terkenal sebagai bangsawan paling mempesona di kalangan para gadis di sini, terutama kedekatannya dengan Raja Leonhard. Ditambah perangainya yang dingin dan misterius itu, Tuan Easter semakin digemari oleh gadis-gadis di sini. Lalu ketika ada gadis lain yang sanggup melelehkan pertahanan Tuan Easter, kuyakin gadis itu punya tempat spesial untuk Tuan Easter.”

Aku tidak bisa menyangkal ucapan Victoria, bagaimana ya? Pria dingin, kejam, tajam, sarkas, dan sedikit cabul itu memang cukup digandrungi perempuan-perempuan yang hadir saat pesta perayaan di istana, tapi sepertinya Victoria keliru jika ada seseorang yang bisa menempati tempat spesial di kehidupan pria itu.

“Terima kasih untuk tehnya Elena, lain kali aku janji akan mengajakmu pergi ke kedai yang aku rekomendasikan. Dan kuharap kau bisa bertahan lama dengan Tuan Easter. Aku pasti mendukung kalian berdua.”

“Sudah kubilang hubungan kami tidak ada yang perlu dipertanyakan. Terima kasih juga sudah menemaniku seharian ini.”

 

****

 

Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada pria di hadapanku ini sejak Victoria pamit dari mansionnya, pria itu terlihat lebih dingin dari sebelumnya. Apa masalah di desa belum juga tuntas hingga membuat mood-nya terlihat begitu buruk?

“Bicara padaku, sejak Victoria pulang, kau sepertinya tengah merajuk padaku?”

“Apa maksudmu?”

“Tuh! Kata-kata yang keluar dari mulutmu lebih dingin dari biasanya. Sekarang kau mulai mencoba marah padaku?”

“Untuk apa aku marah padamu? Dan aku tidak sepertimu yang selalu memulai pertengkaran.”

Aku menyerah!

“Baiklah, aku yang salah, aku memang selalu memulai keributan di sini. Baiklah, baiklah. Maafkan aku.”

Axel lalu bangkit dan meninggalkan piring makanannya yang masih tersisa setengahnya. Baru saja dua langkah ia pergi, secara tiba-tiba Axel muncul dengan kepulan asapnya dan muncul di sampingku lalu menatapku tajam seperti biasanya.

“Jangan pernah akrab dengan orang-orang di luar mansion ini. Kau tidak akan pernah tahu betapa berbahayanya mereka.”

Aku menghela napasku. Jengah dengan setiap perkataan Axel yang sebenarnya hal itu juga tertuju untuknya juga.

“Kenapa?! Kau juga akan menghalangiku dari orang-orang yang hanya ingin berteman denganku?”

“Aku tak suka siapapun mendekatimu dengan alasan apapun, berinteraksi dengan banyak orang hanya akan menimbulkan kemungkinan besar kau dilukai oleh mereka. Seperti yang dilakukan ayahmu dan para pengganggu yang menculikmu dulu. Tolong jangan buat aku melihatmu menangis karena terluka oleh orang lain lagi.”

DEG!

DEG!

DEG!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • ShiYiCha

    Whoaa ... Seruu ini. Aku suka😍. Minim typo juga. Liked

    Comment on chapter #1 Hari Perjumpaan
  • cintikus

    @YantiRY Hai, makasih ya udah membaca tulisanku. Chapter-chapter selanjutnya sudah siap menanti :)

    Comment on chapter #1 Hari Perjumpaan
  • YantiRY

    Like. Ditunggu chapter2 berikutnya.

    Comment on chapter #1 Hari Perjumpaan
Similar Tags
Luka di Atas Luka
451      303     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
Campus Love Story
8706      1970     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Vampire Chain
2022      827     4     
Fantasy
Duniaku, Arianne Vryl Berthold adalah suatu berkah yang penuhi cahaya. Namun, takdir berkata lain kepadaku. Cahaya yang kulihat berubah menjadi gelap tanpa akhir. Tragedi yang tanpa ampun itu menelan semua orang-orang yang kusayangi lima belas tahun yang lalu. Tragedi dalam kerajaan tempat keluargaku mengabdi ini telah mengubah kehidupanku menjadi mimpi buruk tanpa akhir. Setelah lima bel...
Tentang Hati Yang Patah
517      382     0     
Short Story
Aku takut untuk terbangun, karena yang aku lihat bukan lagi kamu. Aku takut untuk memejam, karena saat terpejam aku tak ingin terbangun. Aku takut kepada kamu, karena segala ketakutanku.bersumber dari kamu. Aku takut akan kesepian, karena saat sepi aku merasa kehilangan. Aku takut akan kegelapan, karena saat gelap aku kehilangan harapan. Aku takut akan kehangatan, karena wajahmu yang a...
Wilted Flower
346      264     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Thantophobia
1434      801     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Teman Berbagi
3693      1359     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Kumpulan Quotes Random Ruth
2121      1117     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
Cinta tanpa kepercayaan
516      387     0     
Short Story
ketika sebuah kepercayaan tak lagi ada dalam hubungan antara dua orang saling yang mencintai
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
5773      1915     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...