Suara riuh dan sesak memenuhi seisi kantin, jam istirahat menjadikan kantin beralih fungsi menjadi medan perang bagi para siswa. Tapi bukan kantinlah yang akan kita bahas saat ini, tepat beberapa meter dibelakang kantin terlihat tiga orang siswa yang mengerubungi seorang siswi bertubuh mungil. Siswi tersebut duduk diatas meja lama yang sudah tidak terpakai dengan tiga siswa yang berdiri mengelilinginya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Tenang.
Ini bukan bullying apalagi kasus asusila. Bahkan Jika diperhatikan lebih dekat dapat dilihat bahwa gadis itu adalah Carramello, tokoh utama kita di chapter lalu. Dan diantara tiga siswa tersebut berdiri pula Reno, yang juga muncul di chapter lalu. Namun, siapa dua orang siswa lainnya? Dan apa yang mereka lakukan dibelakang kantin dengan posisi yang mengundang kesalah pahaman para pembaca? Astaga.
"APA YANG SALAH KALO GUE SUKA COWOK!? GUE JUGA MASIH CEWEK!" Suara cempreng Carra berdenging menusuk gendang telinga ketiga siswa dihadapannya.
okey. Sekarang kalian tau siapa bos disini. Yup! Carra lah yang menjadi peran antagonis di situasi ini.
"Bukan gitu ra, cuma lo kan ga pernah suka cowok sebelumnya" Siswa berperawakan bongsor didepannya mencoba menjawab teriakan Carra.
"TERUS?" Carra masih belum bisa mengontrol nada bicaranya.
"Ya bisa aja lo ternyata di pelet atau di guna-guna kan ra, Please kalo ada apa-apa tuh cerita"
"YA ALLAH OJIK!BADAN LO DOANG GEDE, OTAK LO SEGEDE PILUS" Carra tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh ojik- siswa didepannya.
Okey. Jadi siapakah si ojik ini?
Cowok dengan badan bongsor tapi dengan otak sebesar pilus itu bernama Zikri Bima Ananta. Biasa dipanggil ojik. Selain badannya yang tinggi dengan postur tegap, dia tidak punya hal lain yang bisa dibanggakan dari dirinya. Otak? Sedikit dibawah rata-rata. Lalu kenapa dia bisa masuk kelas Bakat Istimewa? Karena kemampuan olahraganya yang memang dapat diakui. Namun, sebenarnya banyak yang percaya ia masuk kelas BI karena Ayahnya adalah seorang kepala sekolah. Sungguh tuduhan yang kejam dan tidak berasal, namun sayang sekali tuduhan itu benar.
Lanjut.
"Menurut gue aneh aja Mel, lo baru kenal dia dua minggu. Dan dia udah berani nembak lo." Kali ini Reno yang membuka suara.
"Tapi Ren, bagus dong kalo cepet. Biar gak cinta datang terlambat~" Carra berdiri dan bernaynyi tepat dihadapan Reno kemudian emngakhirinya dengan senyuman mengejek.
Reno mati kutu.
Sebelumnya, kita belum mengenal terlalu dalam Reno, maka marilah berkenalan. Reno Dhimas White. Bule blasteran perth-jawa ini punya wajah yang aduhai sangat tampan nan menggoda iman. Selain cakep, Reno juga pinter, walau gak sepinter Carramello maupun Gilang. Tapi tenang, kecerdasannha masih jauh diatas Ojik. Satu satunya masalah yang ia hadapai saat ini adalah cinta datang terlambat~ . Tepat seperti yang dinyanyikan oleh Carra. Ia terlambat menyadari rasa sukanya terhadap anak ips yang memang mengejarnya selama ini. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Baru menyadari perasaannya, si gadis ips sudah pindah sekolah ke Jepang.
Lanjut.
Carra mengamati ketiga cowok dihadapannya, Ojik yang jelas cuma punya otak sekecil pilus, Reno yang gagal move on tapi sok ngasih wejangan, dan Gilang.
"Jadi, apa alasan lo nentang keputusan gue buat pacaran?" Carra bertanya pada Gilang yang berdiri tidak perduli dihadapannya.
"Gue ga nentang tuh. Ge-Er sih lo."
"Terus ngapain lo kesini?"
"Ya mereka kesini, gue pikir bakal asik liatin lo marahin ni bocah berdua" Gilang berjalan mendekati Carra dan duduk disebelahnya. "Tapi saran dari gue, daripada lo sama si Ips ga jelas itu, siapa namanya?"
"Reyhan"
"Nah itu. Mending lo sama gue." Gilang merangkul Carra dan mencoba menariknya dalam pelukannya.
Namun naas, usaha mendapatkan hati Carra berakhir dengan satu tamparan pipi kanan dari Carra, satu jentikan didahi oleh Reno,dan satu tepukan keras dipunggung oleh Ojik.
Gilang Pramudya Ananta. Meskipun tidak blasteran seperti Reno, namun tingkat ketampanannya hampir tidak bercela.selain itu, ia juga anak dari dokter bedah ternama di kota dan merupakan seorang pemain basket. Tampan, punya banyak duit, dan cerdas, hampir sempurna. Hanya ada satu yang menjadi cela besar dari hidup Gilang, yakni kelakuan abnormal dan kecintaannya pada Carramello. Ia sudah ditolak puluhan kali oleh Carra, namun bukan Gilang jika langsung menyerah. Karena itulah ia mendekati Carra dengan taktik baru, yakni mecoba bersahabat dengannya. Karena memang sudah ajdi rahasia umum bahwa Carra sangat gampang bergaul dan memang bersahabat dengan para siswa.
"Najis" Carra melepas pegangan tangan dari gilang dan berjalan meninggalkan teman-temannya. Yang kemudian diikuti oleh Ojik, dan Reno. Meninggalkan Gilang yang masih mengumpat dibagian belakang karena kesal dengan perlakuan teman temannya.